• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

2.2 Bisnis Ritel

2.2.1 Bauran Pemasaran Ritel

Pemasaran retail atau eceran adalah segala kegiatan jual-beli yang bertujuan menjual produk dalam skala relatif kecil kepada konsumen akhir. Bisnis retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir. Pemasaran ritel merupakan mata rantai terakhir dalam suatu saluran pemasaran. Buran pemasaran ritel adalah kombinasi faktor-faktor : pasar, produk, harga, lokasi, promosi ketersediaan, kelengkapan , tata-letak, dan pelayanan.

a. Pasar

Bisnis retail biasanya menawarkan berbagai produk untuk kebutuhan masyarakat konsumen. Penawaran berbagai macam produk, tak lain untuk memberikan kepuasan kepada para konsumenya. Tetapi tidaklah mudah untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan semua konsumennya. Maka para peritel harus bisa membagi-bagi pasar, mengindentifikasi dan menyusun profil kelompok pembeli yang lebih mungkin, membutuhkan produk yang berbeda-beda. Sejumlah segment pasar dapat diiindetifikasi dengan mengamati perbedaan demografis, psikografis dan perilaku pembeli. Pemilihan segment target pasar, penentuan format ritel, pengembangan keunggulan bersaing akan mengurangi tingkat kompetisi. Peritel harus dapat menentukan segment pasar yang paling berpeluang menjadi pasar sasarannya. Selain itu juga

perlu diperhatikan pasar sasaran sekitar bisnis ritel berada. Bisa memilih kelas ekonomi konsumen menengah kebawah atau menengah keatas. b. Produk

Bisnis ritel akan dipandu oleh konsep produk, dan berpendapat konsumen akan menyukai produk yang menawarkan fitur yang bermutu dengan harga terjangkau. Para peritel akan menawarkan produk yang berkwalitas dan memperbaiki dari waktu ke waktu. Peritel harus harus mampu menjaga kontinyunitas produk yang ditawarkan. Produk merupakan unsur yang paling penting, oleh karena itu peritel akan berusaha memenuhi para konsumen melalui produk. Produk akan berkaitan erat terhadap bebrapa hal , yaitu : mutu, merk, kemasan, daya tahan, manfaat, spesifik, estetika, inovasi, dan warna. Kwalitas produk dalam hal binis retail perlu menjadikan perhatian penting, jangan sampai terjadi kwalitas yang ada dibawah standar dari harga standar yang telah ditentukan. Untuk jenis produk yang sudah ber merk ataupun yang umum, kwalitas harus standard sesuai dengan merknya, hindarkan kwalitas yang tidak baik , karena akan mengecewakan pihak konsumen. c. Lokasi

Lokasi bisnis retail akan mempengaruhi kecepatan bisnis berkembang, memudahkan para konsumen menghampirinya, mengenalnya , dan membeli produknya. Pemilihan lokasi dapat disuaikan jenis produk ritel yang akan perjual-belikan. Tetapi untuk memilih lokasi yang baik dan strategis tidaklah mudah, karena akan berkaitan investasi yang tinggi. Pemilihan lokasi akan sangat

mempengaruhi tingkat kesuksesan pada bisnis retail. Lokasi dalam bisnis retail akan ikut menentukan potensi pasar. Lokasi yang strategis akan menentukan kelangsungan hidup, perkembangan ,dan ketahanan bersaing.

d. Harga

Harga dari produk berhubungan erat dengan kwalitasnya, kepercayaan, fanatisne, produsen, purna jual, kemasan, Penetapan harga harus tepat dan wajar serta dapat memberikan keuntungan diinginkan. Harga produk yang pantas akan menjadi salah satu dipertimbangan oleh konsumen membelinya. Peritel yang cerdas, tidak menetapkan harga lebih tinggi dari para pesaingannya, untuk produk yang sama. Minimal dengan harga yang sama atau kalau bisa dengan harga lebih rendah. Dalam hal ini pemilihan margin harus baik dan benar , dalam arti dibuat skala margin tertentu. Misal produk yang sangat laku ditetapkan margin dengan prosentase rendah. Produk yang lakunya sedang ditetapkan dengan prosentase margin sedang. Produk agak lambat, ditetapkan prosentase margin tinggi. Tetapi dalam penetuan margin harus sipertimbangkan harga yang wajar pada umumnya.

e. Kelengkapan Produk

Kelengkapan produk menjadi pertimbangan bagi konsumen untuk mengujungi bisnis ritel. Makin lengkap produk yang ditawarkan makin menarik bagi konsumen. Kalau bisnis retail jenis umum, dalam arti bahwa produk yang diwarkan jenisnya bermacam-macam, seperti mini market, super market dan toserba, maka diusahakan sebisa mungkin

memenuhi apapun kebutuhan para konsumen, sehingga jenis produk yang ditawarkan selengkap mungkin.. Tetapi kalau jenis bisnis retail sudah dipilih menyediakan produk khusus atau fokus pada jenis tertentu, maka produk khusus tersebut harus lengkap dan fokus dalan jenis yang telah dipilih. Misalkan produk yang ditawarkan jenis khusus dan fokus, stationery maka segala macan produk stationery harus tersedia.

f. Ketersediaan Stok

Ketersediaan stok adalah ketersediaan jumlah barang yang relative cukup, dalam arti bahwa kecukupan bagi konsumen/pembeli yang akan membutuhkan/membeli dalam jumlah banyak. Hal ini menjadikan pertimbangan bagi konsumen jika akan pergi ketempat toko/retail, apakah jumlah barang cukup memadai jika akan berbelanja banyak ketemapat tersebut. Ketersediaan memang bisa menjadi kendala dengan kecukupan modal dan gudang serta manajemen stok. Memang untuk produk yang harganya relative mahal ketersediaan tidak harus dipenuhi mengingat modal menjadi yang paling penting.

g. Promosi

Banyak bisnis ritel telah buka tetapi tidak melakukan promosi, padahal promosi akan menentukan tingkat keberhasilan bisnis retail. Sudah menjadi keharusan untuk peritel melakukan promosi, meskipun binisnya telah sukses, apalagi kalau belum sukses. Untuk melakukan promosi, hal yang perlu diperhatikan adalah : tujuan melakukan promosi, bagaimana promosi dilakukan, mengukur keberhasilan promosi yang dilakukan. Tujuan promosi dalam bisnis ritel untuk meningkatkan

volume penjualan. Margin secara prosen kecil tetapi kalau omset besar, maka pendapat keuntungan akan besar. Promosi dapat dilakukan melalui media masa, dilakukan secara langsung kepada konsumen, diskon khusus bagi konsumen, potongan kupon, program hdiah, sampel secara gratis, demo suatu produk, pameran, kalender, lomba dsb.

Umumnya promosi dinilai berhasil jika penjualan selama periode promosi meningkat, tetapi seringkali dilupakan apakah peningkatan penjulan tersebut mampu menutupi biaya-biaya tambahan yang timbul akibat promosi yang dilakukan. Secara umum efektifitas promosi dapat diukur melalui meningkatnya pejualan dan keuntungan.

Promosi yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan perusahaan dan diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh kegiatan promosi ini. Produk yang ditawarkan dalam bnisnis ritel tidak mungkin dapat dikenal seluruhnya oleh konsumen/ pembeli. Oleh karena itu, pemasar harus mengenalkan produknya kepada konsumen melalui kegiatan promosi.

Promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi pemasaran yang diterapkan dalam bnisnis. Promosi adalah salah satu cara untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis. Produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui kegunaannya, dan keunggulannya.

h. Pelayanan

Pelayanan yang baik kepada konsumen adalah hal yang sangat penting, jadikan pembeli raja, jadilah pelayan yang baik untuk mencari

keuntungan. Etika pelayanan dengan standard yang baku , misal dengan: sambut, senyum, sapa, terimakasih. Sehingga menjadikan kosumen merasa dihargai ketika berbelanja dan akan senang datang berbelanja kembali. Pelayanan konsumen dapat pula dilakukan dengan penyediaan fasilitas, seperti penitipan barang, pengaduan konsumen, kemudahan pembayaran, kemudahan pencarian barang, penempatan pramuniaga yang tersebar disekitar area, keamanan dan tempat parkir yang memadai. i. Tata Letak Produk

Tata letak etalase dan interior dalam bisnis ritel toko adalah suatu hal yang perlu perhatian khusus, karena harys disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, luas area, sistem pelayanan, dan pasar konsumen. Tata-letak dan enterior yang efektif dan bagus dapat menarik para pengunjung bisnis retail. Penempatan etalase ataupun gondola harus direncanakan dengan matang, dengan memperhatikan akses konsumen , kemudaahan pencarian barang, dan keamanan. Pengelompokan dan penempatan barang yang sejenis, informasi etiket harga, informasi lain yang berkaitan produk perlu dibuat sebaik atau seindah mungkin , sehingga memudahkan konsumen mencarinya.

Ritel dengan sistem terbuka lebih rumit dalan hal penataan produk dibandingkan sistem tertutup. Biasanya sistem terbuka pemilihan etalase dan gondola harus lebih bagus, karena akan dihadapkan langsung dengan konsumen. Ritel dengan sistem tertutup penempatan etalase dan gondola cukup menyesuaikan dengan jenis barang dan luas area. Ritel sistem tertutup biasanya untuk ritel yang mempunyai luas tempat yang

relative kecil, dengan jenis produk yang ditawarkan tidak luas dan konsumen perlu dilayani secara langsung.

Dokumen terkait