• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37 – 42 minggu dan berat badannya 2500 – 4000 gram (Vivian Nanny. 2011 h; 1). Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu atau 28 hari sesudah kelahiran. Neonatus yaitu bayi baru lahir atau berumur 0 sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Masa neonatus terdiri dari neonatus dini yaitu 0 – 7 hari, dan neonatus lanjut yaitu bayi berusia 7 – 28 hari.

Berdasarkan definisi diatas, bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia aterm dan berat badan lahir 2500 – 4000 gram. Masa neonatus adalah masa usia 0 – 28 hari atau 1 bulan.

b. Adaptasi Bayi Baru Lahir

1) Perubahan sistem pernafasan

Menurut Vivian Nanny (2011; h. 12) ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan gerakan pernafasan pertama terjadi karena bebrapa hal berikut :

a) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi mekanik).

b) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi kimiawi).

c) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di dalam uterus (stimulasi sensorik).

d) Repleks deflasi Hering Breur

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain karena adanya surfaktan, juga karena adanya tarikan nafas dan pengeluaran nafas dengan merintih sehingga udara bisa tertahan di dalam.

2) Perubahan sistem sirkulasi

Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui

tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :

a) Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.

b) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbentuknya sistem pembuluh darah pru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah pru-paru-pru-paru). 3) Perubahan sistem termoregulasi

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut masuk kedalam lingkungan yang jauh lebih dingin. Mekanisme kehilangan panas pada bayi melalui cara-cara :

a) Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuholeh panas tubuh bayi

sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringka. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

b) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila diletakan diatas benda-benda tersebut.

c) Konveksi adalah kehilangan tubuh bayi melalui paparan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang lebih dingin akan mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. d) Radiasi adalah kehilangan panas bayi karena bayi

ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah daripada suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan langsung).

4) Perubahan sistem metabolisme

Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan

klem tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat 1 sampai 2 jam. Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : a) Melalui penggunaan ASI.

b) Melalui cadangan glikogen.

c) Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

5) Perubahan sistem gastrointestinal

Sebelum lahir bayi cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.

Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang kurang efisien dalam mempertahankan air dibandingkan orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius dari pada neonatus.

6) Perubahan sistem kekebalan tubuh

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberi kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami yang terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Kekebalan amlami meliputi :

a) Perlindungan kulit oleh kulit membran mukosa. b) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus. c) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.

Kekebalan alami juga disebabkan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.

c. Refleks pada Bayi Baru Lahir

Menurut Jenny J. S Sondakh (2013. h; 154 – 155) Tabel 2.1 Refleks pada Bayi Baru Lahir

Refleks Respons normal Respons abnormal

Rooting dan menelan

Bayi baru lahir menoleh kepala kearah stimulus, membuka mulut, dan mulai menghisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau puting.

Respon yang lemah atau tidak ada respons terjadi pada prematuritas, penurunan atau cedera neurologis atau depresi sistem sarap pusat (SSP). Menelan Bayi baru lahir menelan

berkoordinasi dengan mengisap bila cairan ditaruh di belakang lidah.

Muntah, batuk, atau regurfitasi cairan dapat terjadi;

kemungkinan dapat

berhubungan dengan sianosis sekunder karena prematuritas, defesit neurologis, atau cedera; terutama terlihat setelah laringoskopi.

Ekstrusi Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting.

Ekstrusi lidah secara kontinu atau menjulurkan lidah yang berulang-ulang terjadi pada kelainan SSP dan kejang. Moro Ekstensi simetris bilateral dan

abduksi seluruh ekstremitas, dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf C, diikuti dengan adduksi ekstremitas dan kembali ke fleksi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau jika bayi diletakkan terlentang pada permukaan datar.

Respons asimetris terlihat pada cedera saraf perifer (pleksus brakialis) atau fraktur klavikula atau fraktur tulang panjang lengan atau kaki.

Melangkah Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki disentuh pada permukaan rata.

Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP atau perifer atau fraktur tulang panjang kaki.

Merangkak Bayi akanberusaha merangkak ke depan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakan

telungkup pada permukaan datar.

Respons asimetris terlihat pada cedera saraf SSP dan

gangguan neurologis.

Tonik leher atau fencing

Ekstremitas pada satu sisi dimana saat kepala akan di tolehkan akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi di tolehkan ke satu sisi selagi beristirahat.

Respons persisten setelah bulan keempat dapat

menandakan cedera neurologis. Respons menetap tampak pada cedera SSP dan gangguan neurologis.

Terkejut Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapat gerakan mendadak atau suara keras.

Tidak adanya respons dapat menandakan defisit neurologis atau cedera. Tidak adanya respons secara lengkap dan konsisten terhadap bunyi keras dapat menandakan ketulian. Respons dapat menjadi tidak ada atau berkurang selama tidur malam.

Ekstensi silang Kaki bayi yang berlawanan akan fleksi dan kemudian ekstensi dengan cepat seolah-olah berusaha untuk memindahkan stimulus ke kaki yang lain bisa diletakkan terlentang; bayi akan mengekstensikan satu kaki sebagai respons terhadap stimulus pada telapak kaki.

Respons yang lemah atau tidak ada respons yang terlihat pada cedera serat perifer atau fraktur tulang panjang.

Glabellar “blink” Bayi akan berkedip bila dilakukan

4 atau 5 ketuk pertama pada batang hidung saat mata terbuka.

Terus berkedip dan gagal untuk berkedip menandakan

kemungkinan gangguan neurorologis

Palmar grasp Jari bayi akan melekuk di sekeliling benda seketika bila jari diletakkan di telapak kaki bayi.

Respons ini berkurang pada prematuritas. Asimetris terjadi pada kerusakan saraf perifer (pleksus brakialis) atau fraktur humerus. Tidak ada respon yang terjadi pada defisit neurologi yang berat.

Tanda babiskin Jari kaki bayi akan hiperekstensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari kaki bila satu sisi kaki digosok dari tumit ke atas melintasi bantalan kaki.

Tidak ada respons yang terjadi pada defisit SSP.

d. Perawatan Primer pada Bayi Baru Lahir 1) Perawatan bayi baru lahir usia 2 – 6 hari

Menurut Vivian Nanny (2011; h. 27 – 31) a) Minum

ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas

maupun kuantitasnya. Berikan ASI sesering mungkin yaitu setiap 2 – 3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), bergantian kanan dan kiri.

b) Defekasi (BAB)

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak adalah antara hari ketiga dan keenam. Feses transisi ( kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam.

c) Berkemih (BAK)

Fungsi ginjal bayi masih belum sempurna selama dua tahun pertama kehidupan. Biasanya terdapat urine dalam jumlah yang kecil pada kandung kemih bayi saat lahir, tetapi ada kemungkinan urine tersebut tidak dikeluarkan selama 12 – 24 jam. Berkemih sering terjadi setalah periode ini dengan frekuensi 6 – 10 kali sehari dengan warna urine yang pucat. Kondisi ini menunjukan masukan cairan yang cukup. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urine 15 – 16 ml/kg per hari.

d) Tidur

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayi tertidur sampai malam hari pada usia 3 bulan.

e) Kebersihan kulit

Kebersihan bayi kulit bener-bener perlu dijaga. Walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Sebaiknya sebelum memegang bayi harus mencuci tangan terlebih dahulu.

f) Keamanan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga keamanan bayi adalah tetap menjaganya. Selain itu juga perlu dihindari untuk memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersendak dan jangan menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi. g) Tanda-tanda bahaya

(1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit. (2) Terlalu hangat (>380 C) atau terlalu dingin (< 360 C). (3) Kulit bayi kering terutama 24 jam pertama, biru,

pucat, atau memar.

(4) Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan sering mengantuk.

(5) Tali pusat merah, berbau busuk dan berdarah. (6) Terdapat tanda-tanda infeksi.

(7) Tidak BAB dalam 3 hari dan tidak BAK dalam 24 jam. (8) Kejang.

h) Penyuluhan pada ibu dan keluarga sebelum bayi pulang (1) Perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat yaitu dengan cara membiarkan luka tali pusat terbuka dan membersihkan tali pusat, karena sesungguhnya alkohol, bedak, betadine tidak dianjurkan kali untuk perawatan tali pusat.

(2) Pemberian ASI (3) Jaga kehangatan bayi (4) Tanda-tanda bahaya

Jika muncul tanda bahaya, ajarkan ibu untuk memberikan pertolongan pertama sesuai kemampuan ibu, dan kemudian membawa bayinya ke pelayanan kesehatan untuk perawatan tindakan segera.

(5) Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan cara memasukkan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. (6) Perawatan harian/rutin

2) Perawatan bayi baru lahir usia 6 minggu pertama Menurut Vivian Nanny (2011; h. 36 - 38) a) Bonding attachment

Bonding attechment terjadi pada kala IV, ketika terjadi kontak antara ibu dan anak yang berada dalam ikatan kasih. Bonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antarindividu, pertemuan pertama kali antara orangtua dan anak. Sedangkan attechment adalah suatu perasaan penyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lainnya.

b) Tahap-tahap bonding attachment

(1) Perkenalan, dengan melakukan kontak mata, memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. (2) Keterikatan (bonding).

(3) Attechment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

c) Elemen-elemen bonding attachment (1) Sentuhan

Sentuhan atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.

(2) Kontak mata

Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.

(3) Suara

Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.

(4) Aroma

Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon terhadap aroma atau bau masing-masing.

(5) Hiburan

Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.

(6) Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiyah ibunya. Untuk itu`, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme sendiri (bioritme)

(7) Kontak dini

Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua dan anak. Keuntungan fisiologi yang dapat diperoleh dari kontak dini yaitu :

(a) Kadar prolaktin dan oksitosin meningkat. (b) Refleks menghisap dilakukan sedini mungkin. (c) Pembentukan kekebalan aktif dimulai.

(d) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak.

(8) Kehangatan tubuh

(9) Waktu pemberian kasih sayang (10) Stimulasi hormonal

d) Prinsif-prinsif dan upaya meningkatkan bonding attechment (1) Dilakukan dimenit pertama dan jam pertama.

(2) Orangtua merupakan orang yang pertama kali menyentuh bayinya.

(3) Adanya ikatan baik dan sistemik.

(4) Orangtua ikut terlibat dalam proses persalinan. (5) Persiapan sebelumnya.

(6) Cepat melakukan adaptasi.

(7) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberikan kehangatan pada bayi,

menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.

(8) Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama. (9) Penekanan pada hal-hal positif.

(10) Adanya bidan.

(11) Libatkan anggota keluarga lainnya.

(12) Pemberian informasi terhadap bonding attechment. e. Kunjungan Neonatus

Menurut Kemenkes RI 2014 kunjungan neonatus adalah sebagai berikut :

1) Pada usia 6 – 48 jam (kunjungan neonatal 1).

Tindakan yang dilakukan antara lain jaga kehangatan bayi, memberikn ASI eksklusif, penceghan infeksi, merawat tali pusat, berikan imunisasi Hb 0

2) Pada usia 3 – 7 hari (kunjungan neonatal 2).

Tindakan yang dilakukan antara lain menjaga tali pusat dalam keadaann kering dan bersih, memberikan ASI eksklusif, menjaga suhu tubuh bayi, pemeriksaan tanda bahaya, konseling ASI eksklusif dan pencegahan hipotermi

3) Pada usia 8 – 28 hari (kunjungan neonatal 3).

Tindakan yang dilakukan yaitu sama dngn kunjungan pada mur 3-7 hari hanyaa ditambahkanpemberian iimuunisasi BCG

D. Nifas

Dokumen terkait