• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 37-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-4000 gram dan panjang badan sekitar 48-50 cm cm. ( Sondakh, 2013 h.150 )

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. Berat badan lahir adalah berat badan neonatus pada saat kelahiran, berat badan lahir cukup adalah dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. (Muslihatun, 2010 h.2)

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Masa neonatal

adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia aterm 37 – 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram dan panjang badan sekitar 48 – 50 cm.

b. Fisiologis Bayi Baru Lahir 1) Sistem pernafasan

Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan

surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi atelektasis. (Muslihatun, 2010 h.12)

2) Suhu tubuh

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannya

a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke obyek lain melalui kontak langsung)

b) Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara)

c) Radiasi

Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 obyek yang mempunyai suhu berbeda)

d) Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara (pemindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap)

3) Metabolisme

Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapat susu kurang lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energi bayi 60% didapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat

4) Peredaran darah

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan tekanan

arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden

berobliterasi. Kejadian ini terjadi pada hari pertama kehidupan bayi baru lahir.

5) Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif lebih besar dan kalium karena ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa, ketidakseimbangan luas permukaan glomerulus dan volume tubulus proksimal, serta renal blood flow relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa

6) Imunoglobulin

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang, lamina propia ilium serta apendiks. Pada bayi baru lahir hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari ibu dapat melalui plasenta karena berat molukulnya kecil. Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta, reaksi imunologis dapat terjadi dengan pembentukan sel plasma dan antibodi gamma A, G dan M

7) Traktus digestivus

Traktus digestivus relatif lebih berat dan lebih panjang dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus, traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari mukopolisakarida

disebut mekonium. Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.

8) Hati

Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan morfologis,

yaitu kenaikan kadar protein serta penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang, walaupun memakan waktu agak lama. Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahir, daya

detoksifikasi hati pada neonatus juga belum sempurna. 9) Keseimbangan asam basa

Derajat keasaman (pH) darah pada waktu lahir rendah, karena glikoliisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telah mengkompensasi asidosis ini. (Muslihatun, 2011 h.12-19)

c. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika termasuk dalam kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram 2) Panjang badan bayi 48-50 cm

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm 4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm 5) Lingkar lengan atas 11-15 cm

6) Bunyi jantung dalam menit pertama ± 180 kali/menit, kemudian turun sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit

7) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali / menit disertai pernapasan cuping hidung, serta rintihan yang berlangsung 10-15 menit

8) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caseosa

9) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik 10) Kuku telah agak panjang dan lemas

11) Genitalia : testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora

telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan) 12) Refleks isap, menelan dan morro telah terbentuk

13) Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama. Mekonium memiliki karateristik hitam kehijauan dan lengket. (Sondakh, 2013 h.150)

d. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir 1) asfiksia

Pada bayi yang mengalami kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat dalam periode yang singkat. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung juga mulai menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apnu yang dikenal sebagai apnu primer.

(Prawirohardjo, 2010 h.347) 2) hipotermi

Suhu normal bayi lahir berkisar 36,50C – 37,50C. Gejala awal hipotermia

seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 320 C). Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh < 32 0 C. Untuk mengukur suhu hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 250 C. Disamping sebagai suatu gejala,

hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian.

3) Hipertermia

Lingkungan yang terlalu panas juga berbahaya bagi bayi. Keadaan ini terjadi bila bayi diletakkan di dekat api atau dalam ruangan yang panas. Penilaian hipertermia

(a) suhu tubuh bayi > 37,50 C

(b) frekuensi pernafasan bayi > 60/menit

(c) tanda-tanda dehidrasi yaitu berat badan menurun, turgor kulit kurang, banyaknya air kemih berkurang

Penanganan hipertermi bayi baru lahir :

(a) bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan suhu kamar 260 - 280 C

(b) tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai suhu bayi normal (jangan menggunakan air es)

(c) berikan cairan dekstrose : NaCl = 1:4 secara intravena sampai dehidrasi teratasi

(d) antibiotika diberikan apabila ada infeksi e. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

1) Saat lahir sampai dengan 5 jam (a) Pencegahan kehilangan panas

(b) Pemotongan dan perawatan tali pusat (c) Inisiasi menyusui dini

(d) Pencegahan perdarahan (e) Pencegahan infeksi mata (f) Pemberian imunisasi (g) Pemberian identitas

(h) Anamnesis dan pemeriksaan fisik (APN 2008 h.119) 2) Kunjungan neonatal pertama (6 sampai dengan 48 jam)

(a) Memastikan bayi dalam keadaan baik (b) Konseling tanda bahaya

(c) Konseling perawatan bayi baru lahir (d) Penjadwalan ulang kunjungan neonatus

3) Kunjungan neonatal kedua (hari ketiga sampai dengan 7 hari) (a) Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya (b) Menangani masalah pemberian ASI

(c) Menentukan masalah atau keluhan lain

(d) Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan jika diperlukan (e) Melakukan konseling bagi ibu

(f) Memberikan pelayanan tindak lanjut (Muslihatun, 2010 h.39) 4) Kunjungan neonatal ketiga (hari ke 8 sampai dengan 28 hari)

(a) Menanyakan kepada ibu masalah yang dihadapi oleh bayinya (b) Menangani masalah pemberian ASI

(c) Menentukan masalah atau keluhan lain

(d) Menentukan tindakan dan memberikan pengobatan jika diperlukan (e) Melakukan konseling bagi ibu

(f) Memberikan pelayanan tindak lanjut (Muslihatun, 2010 h.60) 4. Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. (Sofian, 2011 h.18)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium

yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi,

pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. (Nanny, 2011 h.1)

Masa nifas atau puerperium dimulai setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Prawirohardjo, 2009 h.356)

Dari uraian di atas, maka masa nifas dapat disimpulkan sebagai suatu proses pemulihan kembali mulai setelah kelahiran sampai alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil yang lamanya 6-8 minggu.

Puerperium berasal dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous

melahirkan. Jadi, puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

b. Fisiologis Masa Nifas

1) Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (berinvolusi) hingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil

2) Bekas implantasi uri : Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm, dan akhirnya pulih

3) Luka-luka pada jalan lahir jika tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari

4) Rasa nyeri, yang disebut after pains, (merian atau mules-mules) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pada ibu mengenai hal tersebut dan jika terlalu mengganggu, dapat diberikan obat-obat anti nyeri dan antimulas.

5) Lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina

dalam masa nifas (Sofian, 2011 h.87) (a) Lokhea rubra/merah

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke 4 masa post partum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo

(rambut bayi), dan mekonium.

(b) Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum

Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan pada hari 7 sampai 14 karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. (d) Lokhea alba/putih

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. (Sulistyawati, 2009 h.76)

(e) Lokhea parulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk (f) Lokiostasis

Lokhea tidak lancar keluarnya (Sofian, 2011 h.87) 6) Proses laktasi dan menyusui

Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteron menginduksi (membangkitkan) perkembangan alveolus dan duktus laktiferus di dalam

mammae (payudara), disamping menstimulasi (merangsang) produksi

kolostrum.

Namun demikian saat itu belum ada produksi ASI. Sesudah bayi dilahirkan, disusul kemudian terjadinya peristiwa penurunan kadar hormon estrogen. Penurunan kadar estrogen ini mendorong naiknya kadar prolaktin. Naiknya kadar prolaktin mendorong produksi ASI.

Pada kehamilan minggu ke enam belas mulai terjadi sedikit sekresi yang membuat saluran dalam buah dada tetap terbuka dan siap untuk fungsinya. Sesudah bayi lahir dan buah dada si ibu keluar sekret yang berupa cairan bening yang disebut kolostrum yang kaya protein, dan dikeluarkan 2-3 hari pertama ; kemudian air susu mengalir lebih lancar dan menjadi air susu yang pertama. Sebuah hormon dan lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu prolaktin adalah penting dalam merangsang pembentukan air susu. Keluarnya sekresi ini dikendalikan oleh hormon dan hipofisis bagian anterior dan kelenjar tiroid. Seorang ibu yang menyusui perlu mendapat rangsangan, terutama pada bayinya yang pertama, supaya susu keluar secara normal. Keluarnya tidak saja tergantung dari isapan si bayi, tetapi juga dari mekanisme di dalam

mammae yang dengan berkontraksi memeras air susu keluar dari alveoli

c. Tahapan Masa Nifas 1) Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial

Puerperium intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat

genitalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu 3) Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan. (Ari sulistyawati, 2009 h.5)

d. Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas 1) Perdarahan per vagina

Perdarahan per vagina / perdarahan post partum / post partum hemorargi / hemorargi post partum / PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500cc atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.

Hemorargi Post Partum Primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam 24 jam setelah kelahiran.

2) Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia yang terjadi pada setiap saat ruptur membran atau persalinan dan 42 hari setelah persalinan atau abortus.

3) Kelainan payudara (a) bendungan air susu

Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal,

payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. keadaan ini yang disebut dengan bendungan air susu atau

“caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu.

(b) mastitis

Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau

keempat. bendungan yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa menggigil atau gejala rigor yang sebenarnya, yang diikuti oleh kenaikan suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.

e. Asuhan Kebidanan Masa Nifas

1) kunjungan pertama waktu 6-8 jam setelah persalinan tujuan :

(a) mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri

(b) mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan : rujuk bila perdarahan berlanjut

(c) memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

(d) pemberian ASI awal

(e) memberi supervisi kepada ibu bagaimana teknik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

(f) menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada bidan atau petugas lain yang membantu melahirkan, maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama. (Suherni, 2009 h.3)

2) kunjungan kedua waktu 6 hari setelah persalinan tujuan :

(a) memastikan involusi uterus berjalan dengan normal

(b) evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

(c) memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat

(d) memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda adanya penyulit

(e) memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan pada bayi

3) kunjungan ketiga waktu 2 minggu setelah persalinan tujuan :

(b) memberikan dukungan mental dan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh ibu untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya merawat bayi dan dirinya

(c) memastikan tidak ada kesulitan dalam proses menyusui 4) kunjungan keempat waktu 6 minggu setelah persalinan

tujuan :

(a) menanyakan penyulit-penyulit yang ada

(b) memberikan konseling untuk KB secara dini (Suherni, 2009 h.3)

5. KB

a. Pengertian KB

Keluarga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Sofian, 2011 h.195)

Keluarga berencana ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. (Irianto, 2014 h.5)

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. (Handayani, 2010 h.28)

Dari uraian di atas, maka keluarga berencana dapat disimpulkan suatu usaha untuk mengatur jumlah kelahiran atau untuk menjarangkan kehamilan dengan mengatur banyaknya jumlah kelahiran pada keluarga dengan memakai alat kontrasepsi. Program KB bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia.

b. Tujuan KB 1) Tujuan umum

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk. (Irianto, 2014 h.7)

2) Tujuan khusus

(a) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi (b) Menurunkan jumlah angka kelahiran bayi

(c) Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran

c. Jenis KB

1. Metode kontrasepsi sederhana

Dokumen terkait