• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Keadaan pada achir tahun 1955 mengenai beasiswa ikatan dinas adalah sebagai berikut :

Tabel V.

Beasiswa Ikatan Dinas Kementerian P. P. 0 K. (pada achir tahun 1955)

M a tj a m b e a si sw a D ju m la h se lu ru h b e a si sw a I .D . F a k . T e h n ik F a k . P e rt a n ia n F a k . K e d o k te ra m F a k . E k o n o m i F a k . I. P .I .A . F a k . H u k u m P.P. 15/154 4524 758 355 722 314 152 798 P.P. 32/149 2021 213 75 176 262 20 1069 DJumlah 6545 971 430 898 576 172 1867

Sumber : Kementerian P.P. & K.

, , S t a t i s t i k 1 9 5 5

Tundjangan beasiswa fang dapat diberikan pada tiap mahasiswa adalah sangat kurang sehingga mengakibatkan sebagian besar mahasiswa dengan beasiswa ikatan dinas jang disampingnja djuga bekerdja.

Hal ini menghambat perkembangan peladjaran mereka.

b. Kebidjaksanaan mengenai pemberian beasiswa I.D. pertamatama harus sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan tenaga ahli dalam sektor-sektor fang mendapat prioritet didalam rentjana pembangunan. Dengan demikian perhatian terutama

da-lam pemberianibeasiswa ikatan dinas harus diberikan pada mahasiswa-mahasiswa fakultas-fakultas tehnik, pertanian dan kedokter-an dengkedokter-an tidak melupakkedokter-an djuruskedokter-an-djuruskedokter-an jkedokter-ang lain.

Agar supaja tundjangan ikatan dinas merupakan dorongan bagi mereka jang diharapkan mengisi lapangan-lapangan kerdja jang dibutuhkan negara, maka dipertimbangkan suatu sistim jang ber-beda-beda bagi pelbagai djurusan dan suatu sistim kenaikan djumlah beasiswa sesuai dengan tingkat peladjaran.

Karena Anggaran Belandja jang tersedia tidak bisa terlalu luas, maka untuk masa selandjutnja

sjarat-sjarat guna mendapat

beasis-wa perlu dipertinggi sehingga terbatas pada mereka

jang

Disamping itu hares diadakan bimbingan serta pengawasan beladjar jang lebih intensif terhadap mereka.

Karena terbatasnja beasiswa ikatan dinas jang mungkin dapat diberikan, maka dapat diusahakan turut sertanja pihak partikelir dan perusahaan-perusahaan dalam memberikan beasiswa-beasiswa tersebut.

2. Pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri.

a. Selama perkembangan pendidikan tinggi masih belum dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli dan belum adanja beberapa djurusan pendidikan tinggi tertentu guna pendidikan landjutan atau spesialisasi, maka pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri masih memegang peranan jang sangat panting.

b. Pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri pada waktu ini didjalankan atas dasar pengiriman oleh Pemerintah sendiri dan pengiriman dalam rangka bantuan luar negeri. Keadaan pada waktu ini mengenai pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri adalah sebagai berikut:

Djumlah tenaga-tenaga jang dikirim keluar negeri dengan beaja Pemerintah hingga achir tahun 1955 berdjumlah 242 orang diantaranja sedjumlah 141 orang untuk djurusan-djuru-san tehnik, pertanian dan kedokteran.

Djumlah tenaga-tenaga jang dikirim keluar negeri dalam rangka bantuan luar negeri mulai tanggal 1 Januari 1950 hingga tanggal 15 Januari 1956 berdjumlah 1179 orang dart antaranja 702 orang untuk lapangan tehnik.

Pada azasnja ada dua djenis sifat pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri, ialah :

1. Latihan singkat jakni, latihan jang lamanja kurang dari 2 tahun dan terutama dipergunakan untuk memperluas atau memperdalam pengetahuan dari seorang tenaga dalam lapangannja. Oleh Kementerian-Kementerian biasanja digunakan untuk upgrading tenaga-tenaga tersebut sehingga memperbaiki mutu pegawai.

2. Pendidikan djangka pandjang. Pendidikan jang lamanja 2 tahun atau lebih ditudjukan untuk mendapatkan keahlian.

c. Kebidjaksanaan pemerintah mengenai pengiriman

tenaga-tena-ga keluar negeri didasarkan pada kebutuhan akan

tenaga-te-naga ahli pada sektor-sektor jang mendapat prioritet dalam

Pengiriman keluar negeri hanja untuk djurusan-djurusan pela-djaran jang di Indonesia tidak ada atau jang di Indonesia masih terlalu rendah tingkatannja. Untuk kebutuhan-kebutuhan jang ber-sifat chusus, bagi djurusan-djurusan jang di Indonesia sudah ada, maka mereka jang telah taint beladjar dikirimkan untuk spesiali-sasi dalam lapangan-lapangan tertentu.

Untuk pelaksanaan Rentjana Pembangunan, antara lain untuk kebutuhan projek-projek besar dikemudian hari misalnja industri berat, harus diadakan persiapan bertahun-tahun. sebelum projek itu diselenggarakan, untuk mendidik tjukup ahli-ahli pada lapang-an-lapangan itu. Pendidikan sematjam ini hanja dapat diselengga-rakan diluar negeri dalam industri-industri jang bersangkutan.

Dalam hal demikian djika tidak tersedia bantuan-bantuan dari luar negeri, maka pemerintah harus menjediakan biaja setjukupnja untuk keperluan tersebut.

Pengiriman-pengiriman tersebut harus lebih ditudjukan pada pengiriman djangka pandjang jang memberikan pendidikan penuh dari pada latihan singkat jang biasanja hanja bertudjuan memper-luas pandangan dari tenaga-tenaga jang dikirim.

Mengenai pengiriman dalam rangka bantuan luar negeri pemerintah bukan hanja mendasarkan kepada tawaran-tawaran dari Iuar negeri, melainkan terutama mendasarkan pada usaha setjara aktif untuk mendapatkan fellowships dan scholarships dari badan atau negara manapun.

Sjarat-sjarat bagi tjalon-tjalon untuk dikirimkan keluar negeri hendaknja sedemikian rupa, sehingga sedikit banjak ada djaminan tentang bakat serta ketjakapan jang dikirim, misalnja bagi maha-siswa-mahasiswa telah harus menempuh satu atau dua udjian universitas dan sebagainja. Pengawasan serta saksi-saksi perlu dipegang teguh.

I. Pendidikan Masjarakat.

I. Disamping pendidikan jang diberikan dalam sekolah-seko-lah dan latihan-latihan kedjuruan diluar sekolah maka pendidikan masjarakat memegang peranan jang panting dalam mengusahakan timbulnja oto-aktivitet serta turut sertanja masjarakat merasakan pertanggungan djawab dalam usaha-usaha pemerintah terutama

dengan adanja rentjana pembangunan.

Pendidikan masjarakat meliputi antara lain usaha-usaha Pemberantasan Buta Huruf, Kursus-kursus Pengetahuan Umum dan Pendidikan Tenaga, Kursus-kursus Kewanitaan, Kepanduan, Pemuda, Perpustakaan Rakjat dan lain-lain.

2. Masaalah jang terutama dihadapi dalam pendidikan masja-rakat ialah pemberantasan buta huruf. Dari tahun 1951 hingga achir tahun 1 9 5 5 telah dapat diluluskan dari kursus-kursus P.B.H. sedjumlah 6.823.915 orang. Tudjuan pokok dari usaha pemberantasan buta huruf ialah mengusahakan:

a. kemampuan membatja dan menulis huruf latin terutama untuk orang-orang antara 1 3 - 4 5 tahun dalam waktu jang sesingkatsingkatnja. b. kemampuan untuk mempunjai pendidikan dasar

bagi orang-orang tersebut diatas.

c. mendjaga bagi mereka jang barn dapat membatja

dan menulis untuk tetap dapat

mempergunakannja dan memperkembangkannja. d. mendorong kegiatan-kegiatan jang datang dari

penduduk

sen-diri dalam lapangan pemberantasan buta huruf. e. membentuk dan mengembangkan tenaga-tenaga

pendidik di-desa-desa dengan melatih pengadjar-pengadjar pemberantasan buta huruf.

Perhatian utama harus diberikan kepada pemeliharaan dari mereka jang baru bisa membatja dan menulis supaja mereka tidak mendjadi buta huruf kembali. Ini dapat didjalankan antara lain dengan mengadakan perpustakaan-perpustakaan pengantar dan madjalah-madjalah rakjat,

kumpulan-kumpulan didesa jang mengusahakan

memperkembang pengetahuan mereka tentang membatja dan menulis, pengumuman-pengumuman didesa setjara tertulis dan sebagainja.

Usaha-usaha pemberantasan buta huruf ini dalam waktu jang akan datang perlu digerakkan dengan lebih giat lagi dan dapat dilaksanakan dalam rangka Pembangunan Masjarakat Desa.

3 . Demlkian pula usaha-usaha pendidikan masjarakat jang lain pelaksanaannja harus disesuaikan dengan adanja Rentjana Pembangunan Masjarakat Desa. Dengan begitu diusahakan terhin-darnja doubleures dalam usaha-usaha pemerintah.

4. Anggaran investasi jang dapat disediakan untuk Pendidikan Masjarakat berdjumlah 40 djuta rupiah dalam 5 tahun. Sebagian besar diperuntukkan bagi usaha pemberantasan buta huruf.

Lampiran dari Bab 12: Pendidikan.

Laporan dari Technical Education Survey Team. Pendahuluan.

Technical Education Survey Team dikirim ke Indonesia oleh Foreign Operations Administration jang sekarang mendjadi Inter-national Co- operation Administration dart Amerika Serikat atas permintaan Biro Perantjang Negara. Tugas umum Team itu adalah sebagai berikut:

„Tudjuan utama dari penjelidikan pendidikan tehnik, ialah mempeladjari rentjana peladjaran,

fasilitet-fasilitet dan

tjara-tjara mengadjar sekolah tehnik, begitu djuga fasilitet-fasilitet latihan tehnik jang lain berhubung dengan kebutuhan peme-rintah, industri, perdagangan, dunia perusahaan. keradjinan dan pertanian akan tenaga terlatih; dan mengadjukan usul-usul kepada pemerintah tentang bagaimana fasilitet-fasilitet jang berbagai-bagai itu dapat diperbaiki dan diarahkan untuk memenuhi dengan baik kebutuhan-kebutuhan pembangunan Indonesia”. Untuk memperoleh bahan-bahan guna laporan dan andjuranandjuran jang diberikan Team telah mengudjungi berbagai tempat pendidikan tehnik dan pertanian dart tingkatan landjutan pertama hingga jang bertingkat fakultas serta pula tempat-tempat latihan. kedjuruan dan keradjinan di Djawa, Sumatera dan Sulawesi.

Sepandjang laporan ini terdapat pandangan-pandangan dan andjuran-andjuran jang dapat dibagi atas dua djenis:

1. andjuran-andjuran jang dimaksudkan untuk dilaksanakan dalam djangka pandjang.

2. andjuran-andjuran untuk djangka pendek.

Adakalanja kedua djenis andjuran itu bertentanctan tampaknja, maka dalam hal itu diperlukan suatu rentjana peralihan. Misalnja diandjurkan dengan sangat perobahan sekolah-sekolah landjutan bertudjuan tunggal (single-purpose secondary schools) mendjadi satu deretan sekolah-sekolah landjutan jang luas lapangan peladjarannja (a single series of comprehensive high schools).

Disamping itu Team mengandjurkan suatu sistem jang memudahkan pemindahan langsung setjara timbal-balik dart para peladjar S.T.M. dan S.M.A dan supaia inspektur-inspektur daerah djuga bertanggung djawab atas S.T.M.

Sekolah menengah jang luas lapangan

peladjarannja

dimaksud-kan untuk dilaksanadimaksud-kan dalam djangka pandjang, sedangkan andjuran-andjuran lain dimaksudkan untuk dilaksanakan dalam djangka pendek.

Bab A.

Pengadjaran Klasikal dan Rentjana Peladjaran. I. Buku-buku peladjaran.

Dibagian lain diterangkan mengenai perhatian jang terlalu banjak ditumpahkan pada "lecture method". Mungkin sekali berhubungan dengan ini terdapat kekurangan buku-buku karena sukar diperdapat dan kurang dipergunakan.

Pekerdjaan-pekerdjaan bahan-bahan peladjaran jang tertulis atau jang sedang ditulis sering memperlihatkan duplikasi karena sedang disiapkan oleh pengadjar lainnja didaerah-daerah lainnja.

Oleh karena itu diandjurkan supaja:

1. Didirikan satu "clearing house" pusat guna menganalisa kebutuhan buku-buku peladjaran

dan mendorong para

peng-adjar menterdjemahkan buku-buku jang ada ataupun menulis jang baru, Salah satu funksi sekunder badan tersebut ialah mengkordinir kegiatan-kegiatan dari semua penterdjemah dan penulis, sehingga tidak akan timbul overproduksi dibeberapa lapangan sedangkan lapangan lainnja tidak diindahkan.

2. Dimana dalam buku peladjaran dipergunakan bahasa-bahasa asing, hendaknja diusahakan pemakaian bahasa Inggeris sadja, karena bahasa inilah jang setjara resmi mendjadi bahasa kedua. Pemakaian banjak bahasa dalam pengadjaran sebagaimana halnja sekarang dibeberapa sekolah, bagaimanapun djuga harus ditiadakan. Misal: disalah satu Lembaga Pendidikan Guru, diwadjibkan mempeladjari bahasa Djerman, karena buku peladjaran ilmu-alam ditulis dalam bahasa Djerman.

3. Kementerian-Kementerian jang bersangkutan hendaknja mengambil langkah-langkah semestinja guna memudahkan tjara mendapatkan buku-buku peladjaran — terutama buku-buku

peladjaran jang harus diimpor. Buku-buku ini dipergunakan untuk perpustakaan atau dipakai oleh pengadjar dan peladjar.

4. Buku-buku peladjaran sekarang supaja diselidiki apakah ada duplikasi dalam isinja pada mata peladjaran jang berlainan, dan kalau ada harus dihilangkan atau ditindjau kembali,

II. T j a r a kuliah.

Tjara mengadjar jang banjak dipakai di Indonesia ialah tjara

kuliah (lecture method). Tjara ini pada pokoknja menjuruh guru banjak bitfara. Demonstrasi-demonstrasi dalam peladjaran kebanjakan hanja menerangkan sesuatu hal dan djarang dipakai untuk mengadjarkan peladjar bagaimana is sendiri

harus

melaku-kan pertjobaan. itu. Demonstrasi-demonstrasi hendaknja diper-banjak lagi dalam peladjaran-peladjaran, dimana sipeladjar dapat memperhatikan sipengadjar melakukan suatu pekerdjaan dan se-sudah itu melakukan sendiri pekerdjaan jang serupa.

Selandjutnja turut sertanja peladjar, sebaiknja diperbanjak dengan tjara diskusi dan dengan pemakaian tehnik memetjahkan soal.

Baik sekali djika diadakan konperensi chusus mengenai tjara mengadjar sehingga semua pengadjar dapat menarik faedah dari padanja.

Dokumen terkait