• Tidak ada hasil yang ditemukan

× × × × × × × 0

TOTAL 9 6 7 5 7 6 6

Sumber : Frank E. Bird dalam teori Loss Causation Model (Sklet, 2002) dikutip dari skripsi Helliyanti P.

Keterangan :

: Melakukan Perilaku Tidak Aman × : Tidak Melakukan Perilaku Tidak Aman R : Informan/Pekerja

R1 : Informan/Pekerja 1 R2 : Informan/Pekerja 2, dst.

Perilaku tidak aman oleh pekerja pengrajin perabot rumah tangga di toko Mulia Rattan jalan Gatot Subroto No. 350 Medan, dari 7 pekerja sebagai informan, ada 3 perilaku tidak aman dimana semua informan melakukannya yaitu gagal dalam memberi peringatan, gagal dalam mengamankan dan tidak menggunakan APD dengan benar. Dari 7 informan, sebanyak 5 informan yang melakukan perilaku penempatan yang tidak tepat dan posisi atau sikap tubuh yang salah. Dari 7 informan, sebanyak 3 informan yang melakukan perilaku bekerja dengan kecepatan berbahaya dan perilaku berkelakar atau bersenda gurau. Dari 7 informan, sebanyak 2 informan yang melakukan perilaku membuat alat pengaman tidak berfungsi, perilaku menghilangkan alat pengaman, perilaku pengisian yang tidak sesuai dan cara mengangkat yang salah. Dari 7 informan, sebanyak 1 informan yang melakukan perilaku menggunakan peralatan yang rusak. Dari 7 informan, tidak ada informan yang melakukan perilaku melakukan pekerjaan

tanpa wewenang, menggunakan peralatan yang tidak sesuai, memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi dan bekerja dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan.

a. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan I

Pada informan I berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan I ini sebagai pembuat kerangka perabot.

Akan tetapi, informan I melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan. Alasannya karena fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Informan I juga diketahui melakukan perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan. Alasannya karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/ peralatan/ sekitar tempat kerja. Selain itu, informan I juga melakukan perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya. Hal ini dapat dilihat pada saat informan I mengikis rotan menggunakan pisau dengan cepat tanpa takut tangan terluka/tersayat.

Dari hasil observasi, informan I tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5, yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi dengan alasan tidak memiliki alat pengaman. Dan juga tidak melakukan perilaku tidak aman ke-6, yaitu menghilangkan alat pengaman dengan alasan tidak pernah diberi alat pengaman. Begitu juga perilaku tidak aman ke-7 dan 8, informan I tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang rusak dengan alasan

peralatan-peralatan dalam keadaan cukup baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8, yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai dengan alasan peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan.

Akan tetapi diketahui kemudian bahwa informan I melakukan perilaku tidak aman pada perilaku tidak aman ke-9, 10, 11, 12 dan 13. Pada perilaku tidak aman ke-9, diketahui bahwa informan I melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara dilokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan. Melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai dengan alasannya mengangkat bahan-bahan pembuatan kerangka perabot terlalu banyak untuk menghemat waktu. Kemudian melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat, dapat dilihat ketika informan I menaruh peralatan di sembarang tempat, rotan yang akan dikerjakan dan yang sudah diselesaikan juga sembarang tempat, demikian juga penempatan sampah, pekerja membuang di sembarang tempat, sehingga berserakan. Melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah seperti pada saat pekerja mengangkat kerangka rotan dengan cara memikul pada sebelah bahu dan hanya menggunakan 1 tangan. Terakhir diketahui bahwa informan I melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah. Ini dikarenakan kursi yang dipakai terlalu rendah sehingga pekerja terlalu membungkuk.

Informan I tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Akan tetapi informan I diketahui melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja mengakui sesekali melakukannya, tergantung banyak tidaknya pekerjaan. Pada perilaku tidak aman ke-16 diketahui bahwa informan I tidak melakukan perilaku tidak aman ini, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, hanya saja informan I diketahui merokok pada saat melakukan pekerjaan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan I diketahui melakukan 9 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

b. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan II

Pada informan II berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang dengan alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan tugas masing-masing, dimana tugas Informan II ini sama dengan Informan I, yaitu sebagai pembuat kerangka perabot.

Kemudian diketahui bahwa informan II melakukan perilaku tidak aman ke-2, 3 dan 4. Pada perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, informan II beralasan fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan, informan II beralasan karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja. Pada perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan

berbahaya, dapat dilihat ketika sedang memakai bor dan menggergaji dengan sembarangan tanpa memperdulikan resiko, misalnya terkena tangan.

Dari hasil observasi juga diketahui bahwa informan II tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5, 6, 7 dan 8. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5, yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi dengan alasan tidak memiliki alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-6, yaitu menghilangkan alat pengaman dengan alasan tidak pernah diberi alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang rusak. Informan II mengakui bahwa menggunakan peralatan yang cukup baik. Tidak melakukan perilku tidak aman ke-8, yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai. Alasannya, peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan.

Melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara dilokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat dengan membuang sampah di sembarang tempat. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja mengakui sudah melakukan hal yang tepat, yaitu mengangkat kerangka rotan dengan cara kedua tangan di depan.

Melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah yaitu terlalu membungkuk ketika sedang bekerja. Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi.

Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja hanya fokus melakukan pekerjaannya ketika bekerja, tidak memperdulikan sekitar. Bersenda gurau dilakukan ketika saat istirahat saja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, hanya saja informan II diketahui merokok pada saat melakukan pekerjaan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan II diketahui melakukan 6 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

c. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan III

Pada informan III berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan III ini sebagai penganyam dan reparasi perabot pelanggan yang rusak. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan. Alasannya karena fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan. Alasannya karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja.

Hasil observasi juga menunjukkan bahwa informan III tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4, 5, dan 6. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya. Pekerja melakukannya dengan cukup hati-hati. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5, yaitu membuat alat

pengaman tidak berfungsi dengan alasan tidak memiliki alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-6, yaitu menghilangkan alat pengaman dengan alasan tidak pernah diberi alat pengaman.

Melakukan perilaku tidak aman ke-7 yaitu menggunakan peralatan yang rusak, misalnya menggunakan obeng yang tumpul. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8 yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai, karena peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan. Melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara di lokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan.

Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Melakukan perilaku tidak aman ke-11 yaitu penempatan yang tidak tepat, dengan menaruh peralatan dan serpihan di sembarang tempat. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja mengakui hanya mengangkat kursi kecil yang telah selesai dikerjakan. Melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah. Ini dikarenakan kursi yang dipakai terlalu rendah sehingga pekerja terlalu membungkuk ketika bekerja.

Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja mengakui sesekali melakukannya, yaitu bercanda sambil benyanyi sambil bekerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau

obat-obatan, hanya saja informan III diketahui merokok pada saat melakukan pekerjaan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan III diketahui melakukan 7 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

d. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan IV

Pada informan IV berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan IV ini sebagai penganyam. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan karena fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan. Alasannya karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja.

Dari hasil observasi juga diketahui bahwa informan IV tidak melakukan perilaku tidak aman 4, 5, 6, 7 dan 8. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4 yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya, sebab pekerja melakukannya dengan hati-hati. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5 yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi, dengan alasan tidak memiliki alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-6 yaitu menghilangkan alat pengaman, karena tidak pernah diberi alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang rusak karena sudah menggunakan peralatan dengan kondisi baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8 yaitu

menggunakan peralatan yang tidak sesuai dengan alasan peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan.

Melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara dilokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan hanya memakai sandal. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat. Pekerja menaruh peralatan dan serpihan di sembarang tempat. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja mengakui sudah melakukan cara yang benar misalnya ketika mengangkat kursi kecil yang telah selesai dikerjakan.

Melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah. Ini dikarenakan kursi yang dipakai terlalu rendah sehingga pekerja terlalu membungkuk bahkan terkadang mengangkat kalinya sebelah ke kursi tempat duduknya pada saat sedang bekerja. Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja mengakui hanya fokus ketika sedang bekerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, hanya saja informan IV diketahui merokok pada saat melakukan pekerjaan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan IV diketahui melakukan 5 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

e. Hasil Obervasi Perilaku Tidak Aman pada Informan V

Pada informan V berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan V ini sebagai penganyam dan reparasi perabot pelanggan yang rusak. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan dengan alasan karena fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3 yaitu gagal dalam mengamankan, karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja.

Dari hasil observasi diketahui juga bahwa informan V tidak melakukan perilaku tidak aman 4, 5, 6, 7 dan 8. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4 yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya, sebab pekerja melakukannya dengan cukup hati-hati. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-5 yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi, dengan alasan tidak memiliki alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-6 yaitu menghilangkan alat pengaman, sebab tidak pernah diberi alat pengaman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang cukup baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8, yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai, karena peralatan yang

digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan.

Melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara dilokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Melakukan perilaku tidak aman ke-11 yaitu penempatan yang tidak tepat, sebab pekerja menaruh peralatan dengan tepat hanya saja serpihan di sembarang tempat. Melakukan perilaku tidak aman ke-12 yaitu cara mengangkat yang salah, karena pekerja sering mengangkat kursi panjang yang telah selesai dikerjakan di kepalanya.

Melakukan perilaku tidak aman ke-13 yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah, dikarenakan kursi yang dipakai terlalu rendah sehingga pekerja terlalu membungkuk ketika sedang bekerja. Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja, pekerja hanya benyanyi dan bersiul sambil bekerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan V diketahui melakukan 7 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

f. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan VI

Pada informan VI berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan VI ini sebagai penganyam. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, karena fokus pada pekerjaan masing-masing atau pribadi, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3 yaitu gagal dalam mengamankan, karena tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya sebab informan VI melakukannya dengan cukup hati-hati.

Melakukan perilaku tidak aman ke-5 yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi, dengan alasan apabila informan VI memakai sarung tangan ketika bekerja, pekerjaan menjadi tidak cepat. Melakukan perilaku tidak aman ke-6, yaitu menghilangkan alat pengaman. Informan VI mengakui pernah diberi alat pengaman tetapi karena teledor dan membuat alat pengaman tidak penting, akhirnya alat pengaman hilang. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang rusak tetapi menggunakan peralatan kerja yang cukup baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8 yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai, sebab peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan. Melakukan perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya tidak

menggunakan sarung tangan, masker dan sepatu, sementara di lokasi kerja banyak serpihan kayu dan paku berserakan.

Hasil observasi kepada informan VI juga menunjukkan tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10, 11, 12, 13 dan 14. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai, pekerja mengakui sudah melakukan yang sesuai, yaitu tidak mengangkat beban yang berlebihan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat sebab pekerja menyusun peralatan dengan rapi dan sering menyapu serpihan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja menggunakan katrol ketika mengangkat/menurunkan barang dari atau ke lantai 2 toko. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah sebab pekerja selalu menstel kursi atau alat kerja lainnya yang dipakai, sehingga selalu sesuai dengan tubuh pekerja. Tidak pernah melakukan perilaku tidak aman ke-14, yaitu memperbaiki peralatan yang sedang beroperasi. Pekerja tidak menggunakan mesin kecuali staples.

Melakukan perilaku tidak aman ke-15, yaitu berkelakar atau bersenda gurau saat bekerja. Pekerja mengakui sesekali melakukannya, yaitu bercerita hal-hal lucu dengan teman. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-16, yaitu bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, hanya saja informan VI diketahui merokok pada saat melakukan pekerjaan.

Dari hasil observasi ditemukan bahwa secara keseluruhan informan VI diketahui melakukan 6 perilaku tidak aman dari total 16 perilaku tidak aman yang diobservasi.

g. Hasil Observasi Perilaku Tidak Aman pada Informan VII

Pada informan VII berdasarkan hasil observasi, tidak melakukan perilaku tidak aman ke-1, yaitu pekerjaan tanpa wewenang. Alasannya karena sudah bekerja sesuai dengan keahlian atau tugas pokok masing-masing, dimana tugas informan VII ini sebagai penganyam.

Dari hasil observasi diketahui juga bahwa informan VII melakukan perilaku tidak aman ke- 2, 3, 4, 5 dan 6. Melakukan perilaku tidak aman ke-2 yaitu gagal dalam memberi peringatan, karena fokus pada pekerjaan masing-masing, sehingga tidak memperhatikan yang lainnya. Melakukan perilaku tidak aman ke-3, yaitu gagal dalam mengamankan, dengan alasan tidak ada pengumuman yang mudah dibaca yang ditempelkan pada mesin/peralatan/sekitar tempat kerja. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-4, yaitu bekerja dengan kecepatan berbahaya sebab pekerja menggunakan staples dengan sangat cepat dan tampak kurang hati-hati. Melakukan perilaku tidak aman ke-5 yaitu membuat alat pengaman tidak berfungsi, sebab menurut pekerja menggunakan alat pengaman justru akan memperlambat pekerjaannya. Melakukan perilaku tidak aman ke-6 yaitu menghilangkan alat pengaman. Pekerja mengakui bahwa pernah diberikan alat pengaman berupa sarung tangan dan masker, tetapi pekerja malah menghilangkannya.

Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-7, yaitu menggunakan peralatan yang cukup baik. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-8 yaitu menggunakan peralatan yang tidak sesuai, dengan alasan peralatan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya, akan tetapi cukup untuk setiap jenis pekerjaan. Melakukan

perilaku tidak aman ke-9, yaitu tidak menggunakan APD dengan benar, misalnya hanya menggunakan selotip pada jari-jari untuk menghindari agar tidak terluka. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-10 yaitu pengisian yang tidak sesuai. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-11, yaitu penempatan yang tidak tepat. Pekerja menaruh peralatan di tempatnya dan serpihan dibuang tidak di sembarang tempat.

Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-12, yaitu cara mengangkat yang salah. Pekerja mengakui hanya mengangkat kursi kecil yang telah selesai dikerjakan. Tidak melakukan perilaku tidak aman ke-13, yaitu posisi atau sikap tubuh yang salah. Pekerja menggunakan alat kerja yang sesuai dengan postur

Dokumen terkait