• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

A. Kajian Teori

4. Belajar dan Hasil Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun dalam keluarganya sendiri. Oleh karena itu, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru21.

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar diantaranya yaitu22:

1) Skinner

Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

2) Chaplin

Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

20

Faiz,.Ibid,.h.37. 21

Siti Mutoharoh,.Op.cit,.h.21. 22

Muhibbin Syah,Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2013), Cet ke-18, h.21

3) Hintzman

Dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

4) Wittig

Dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

5) Reber

Pertama belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya23. Menurut Mustamin bahwa hasil belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi, yaitu mengukur dan menilai dalam hal ini adalah menilai hasil kinerja siswa. Dengan mengukur hasil belajar, maka guru dapat mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang diajarkan dan dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum24.

Hasil belajar dapat diijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menuju kepada suatu perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input proses hasil belajar dapat dengan jelas bahwa hasil merupakan akibat perubahan oleh proses. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah

23

Anna Fauziah,Op.cit,. h.1. 24

Nurcholis, Implementasi Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasl Belajar Siswa Pada Penarikan Kesimpulan Logika Matematika, Jurnal. Palu, 2013. h.32.

perilakunya dibanding sebelumnya. Hubungan ini digambarkan pada Gambar 2.1 berikut25:

Gambar 2.1 Hubungan Siklus Hasil Belajar

Sistem Pendidikan Nasional merumuskan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu26:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan (ingatan), pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evalauasi.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif27.

Ranah psikologis siswa yang terpenting ialah ranah kognitif. Ranah yang berkedudukan di otak ini, dalam perspektif psikologi kognitif ialah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah lainnya, yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotorik (karsa). Bruner menyebut pandangan tentang belajar atau

25

Nana Sudjana,Peningkatan Hasil dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008). cet. ke-14, h.2

26

Ibid.,h.22 27

Siti Mutoharoh,.Op.cit,.h. 23.

Tujuan Intruksional

pertumbuhan kognitif sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip, yaitu pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model tentang kenyataan yang dibangunnya, dan kedua model-model pembelajaran semacam itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang bersangkutan28.

Persepsi seseorang tentang suatu peristiwa merupakan suatu proses konstruktif. Dalam proses ini orang itu menyusun suatu hipotesis dengan mengubungkan data inderanya pada model yang telah disusunnya tentang alam, lalu menguji hipotesisnya terhadap sifat-sifat tambahan dari peristiwa itu29

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu30:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar.

Menurut Gagne belajar dapat didiefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman, Gagne membagi tiga perilaku yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu31:

1) Perubahan Perilaku

Untuk mengukur belajar, kita dapat membandingkan cara organisme itu berperilaku pada waktu 1 dengan waktu 2 dalam suasana yang serupa. Bila perilaku dalam suasana serupa itu berbeda untuk kedua waktu itu, maka kita dapat berkesimpulan bahwa telah terjadi belajar.

28

Ratna Willis Dahar,.Op.cit,.h.101. 29

Ibid

30

Muhibbin Syah.,opcit.,h.129 31

2) Perilaku Terbuka 3) Belajar dan Pengalaman

Dengan menerapkan Model guided discovery learning diasumsikan dapat membantu siswa menjadi lebih otonom, dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri. Siswa akan mempunyai motivasi didalam dirinya (motivasi intrinsic) ketika mereka belajar dengan menemukan sesuatu sendiri, bukan hanya dengan mendengar tentang sesuatu hal32.

5. Konsep Gerak Melingkar Beraturan

a. Karakteristik Konsep Gerak Melingkar Beraturan

Karakteristik dari konsep gerak melingkar beraturan ini berupa pemahaman, aplikasi dan perhitungan dari soal-soal cerita yang membutuhkan pemahaman konsep dan kemampuan mengkonstruk pengetahuan lama dan pengetahuan baru sehingga hasil belajar para siswa meningkat.

b. KI/KD Konsep Gerak Melingkar Beraturan

KI1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI3: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

32

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya

1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

4.5 Menyajikan ide/gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

c. Peta Konsep

Gambar 2.2 Peta Konsep Gerak Melingkar Beraturan

Gambar 2.2 di atas adalah peta konsep yang bertujuan sebagai acuan pembelajaran gerak melingkar beraturan.

d. Materi Gerak Melingkar Beraturan 1) Besaran pada Gerak Melingkar

Pada Gambar 2.3 di bawah ini merupakan salah satu aplikasi gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari:

Berubah Tetap

GERAK MELINGKAR

Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB)

Periode dan frekuensi

Kecepatan Sudut danKelajuan Linear Percepatan Sentripetal Hubungan Roda-roda: Seporos ( a= b) Dihubungankan rantai (Va=Vb) Bersinggungan (Va=Vb) Analogi Gerak GMB dan GLB GMBB dan GLBB

Gambar 2.3 Contoh Aplikasi GMB di Kehidupan Sehari-hari

Seperti halnya pada gerak lurus, pada gerak melingkar juga terdapat beberapa besaran yang menjadi fokus pembahasan. Beberapa besaran tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Frekuensi dan Periode

Frekuensi (f) suatu benda yang bergerak melingkar beraturan dapat didefinisikan sebagai banyaknya putaran yang dilakukan oleh suatu benda per satuan waktu. Secara umum, jika dalam waktu t sekon sebuah benda berputar sebanyak n kali, frekuensi putaran benda dituliskan seperti berikut33:

=

………..………..…………(2.1)

keterangan:

f = frekuensi putaran benda (Hz)

n = banyaknya putaran yang dilakukan benda dalam satuan waktu t t = lamanya benda berputar (s)

Periode (T) putaran suatu benda didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan benda untuk menempuh satu putaran. Dapat dikatakan bahwa periode kebalikan dari frekuensi sehingga hubungan keduanya dapat dituliskan sebagai berikut34:

= =

………..(2.2)

Keterangan:

33

I Made Astra, Hilman Setiawan,FISIKA untuk SMA dan MA kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Piranti,2013), h.70

34

T = periode putaran benda (s) f = Frekuensi benda berputar (s)

n = banyaknya putaran yang dilakukan dalam selang waktu t

b) Kecepatan Sudut dan Kelajuan Linier

Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai perubahan posisi sudut benda yang bergerak melingkar tiap satuan waktu. Kecepatan sudut disebut juga dengan kecepatan anguler dan disimbolkan ω. Dari definisi di atas dapat diperoleh perumusan berikut:

=

...(2.3) Keterangan:

ω = kecepatan sudut (rad/s) Δ θ = perubahan sudut (rad) Δ t = selang waktu (s)

Kecepatan sudut sering disebut juga frekuensi sudut. Nama ini diambil karena ω memiliki kaitan dengan f. Kaitan itu dapat ditentukan dengan melihat gerak satu lingkaran penuh. Perubahan posisi sudut pada gerak satu lingkaran penuh adalah Δ θ = 2π dan waktunya satu periode T sehingga kecepatan sudutnya memenuhi persamaan berikut35:

=

...(2.4)

=

...(2.5) Kecepatan sudut dapat juga memiliki satuan putaran/sekon dan rpm. rpm = rotasi per menit. Dalam persoalan gerak melingkar, kita lebih lazim menggunakan satuan radian (rad) untuk sudut dibandingkan derajat (o). Hubungan antara keduanya, yaitu sudut satu putaran36:

1putaran = 2π rad, 1 rad =

,

1 rpm =

/ ,

1 putar/sekon = 2π rad/s

35

ibid,.h.72 36

Kecepatan linier (v) didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh per satuan waktu37.

=

………..………(2.6)

Untuk satu putaran penuh, jarak yang ditempuh benda merupakan keliling lingkaran, sedangkan waktu yang diperlukan merupakan periode putaran sehingga untuk satu putaran38:

s = 2π, maka

=

………..………..(2.7)

v = ω.r

……...………..………..(2.8)

c) Percepatan Sentripetal

Benda yang bergerak dengan kelajuan konstan mendapat percepatan yang besarnya konstan dan arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan benda, maka benda akan bergerak melingkar beraturan. Percepatan yang arahnya selalu tegak lurus dengan kecepatan inilah yang disebut dengan percepatan sentripetal39.

Percepatan sentripetal mengubah arah kecepatan, tetapi tidak mengubah besar kecepatan benda, untuk mencari besarnya percepatan sentripetal maka perhatikan Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Vektor Kecepatan Gerak Melingkar Beraturan

Dari Gambar 2.4 di atas dapat kita simpulkan bahwa kecepatan linear selalu berubah karena arahnya yang berubah, tetapi besarnya kecepatan selalu sama. Jika suatu benda bergerak melingkar dengan kelajuan v membentuk

37

Ari Damari, Sri Handayani. Fisika kelas X. BSE Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta:2009. h.102.

38

Ibid. 39

lingkaran berjari-jari r maka besar percepatan sentripetal yang dialami benda adalah40:

=

………..…….(2.9)

Keterangan:

asp= besar percepatan sentripetal (m/s2 )

v= kelajuan linier (m/s) r = jari-jari lingkaran (m)

2) Pengertian Gerak Melingkar Beraturan

Suatu benda mengalami gerak melingkar beraturan apabila kelajuan liniernya konstan (tetap). Jadi, dalam hal ini besar kecepatannya selalu konstan, sedangkan arah kecepatannya selalu berubah41.

Sifat Gerak Melingkar Beraturan (GMB)

Sifat pertama GMB adalah bentuk lintasannya yang melingkar kedua dapat dilihat kecepatannya. Disebut beraturan karena kecepatan sudutnya yang teratur atau tetap. Berarti percepatan sudutnya nol (α=0). Dari penjelasan di atas dapat dituliskan sifat-sifat gerak melingkar beraturan sebagai berikut42:

a) Lintasannya berbentuk lingkaran

b) Frekuensi putaran, periode putaraan, kecepatan sudut, kelajuan linier, dan besar percepatan sentripetal semua konstan (tetap)

c) Vektor kecepatan linier dan vektor percepatan sentripetalnya senantiasa berubah (karena arahnya senantiasa berubah)

d) Kecepatan liniernya selalu tegak lurus dengan percepatan sentripetal dimana arah percepatan sentripetalnya selalu menuju pusat lingkaran, dan arah kecepatan linier selalu menyinggung lingkaran.

Hubungan Roda-roda

Gambar 2.5 di bawah ini merupakan contoh aplikasi roda berhubungan43:

α = 0 dan ω = tetap

40

ibid,. h.72. 41

Ari Damari,.Ibid,. h.106. 42

I Made,.Op.cit,. h.75 43

Gambar 2.5 Rantai Sepeda

Bagaimanakah hubungan roda-roda yang ada pada gambar di atas. Gir belakang dan roda memiliki pusat yang sama (ω sama) hubungan seperti ini disebutroda sepusat. Hubungan kedua adalah gir belakang dan gir depan. Kedua gir itu terhalang dengan tali (rantai) sehingga berputar bersama dengan kecepatan linier titik yang bersinggungan sama (v sama). Hubungan seperti ini disebut roda bersinggungan44.

Dari penjelasan di atas dapat dipertegas bahwa pada dasarnya hubungan roda-roda ada dua jenis dan memenuhi hubungan berikut45:

a) Hubungan Roda-Roda yang Seporos

.

44

Ari Damari,.Op.cit,. h.106. 45

b) Hubungan Roda-Roda yang Bersinggungan

c) Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai

Dokumen terkait