• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Belajar

2.1.1.1Pengertian Belajar

“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)” (Hamalik, 2001:27). Menurut pengertian yang telah

disebutkan, belajar merupakan sebuah proses yang dialami oleh seseorang dalam rangka memperoleh pengalaman sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Hamalik (2009) dalam bukunya Psikologi Belajar dan Mengajar menambahkan bahwa belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita.

Whittaker (dalam Djamarah, 2011:12) menjelaskan bahwa belajar merupakan sebuah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan maupun pengalaman. Pengertian belajar ini hampir sama dengan pengertian yang telah diungkapkan oleh Hamalik yaitu perubahan tingkah laku yang ditimbulkan melalui pengalaman. Sedangkan Djamarah (2011), menerangkan bahwa belajarar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan jiwa dan raga dalam rangka memperoleh perubahan tingkah laku yang disebabkan karena pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan yang menyangkut ketiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Winkel (2004), merumuskan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dengan adanya interasi manusia dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Namun ada beberapa perubahan yang bukan merupakan akibat dari belajar, misalnya perubahan akibat kelelahan fisik, perubahan akibat menggunakan otot, perubahan akibat penyakit atau trauma fisik, perubahan akibat pertumbuhan jasmani.

Berdasarkan pengertian beberapa para ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah kegiatan yang dilakukan manusia secara sadar dalam rangka memperoleh perubahan tingkah laku menjadi lebih baik melalui pengalamannya dengan individu lain maupun lingkungan.

2.1.1.2Ciri-Ciri Belajar

Ciri-ciri belajar menurut Djamarah (2011) adalah sebagai berikut : (1) Perubahan yang terjadi secara sadar : seseorang akan menyadari apabila terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut antara lain, pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, dan kebiasaannya bertambah. (2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional : perubahan yang terjadi dalam dirinya berlangsung secara terus menerus, contohnya apabila ada seorang anak yang belajar menulis maka semakin lama tulisannya akan semakin membaik. Siswa belajar menulis maka ia juga akan mempelajari kecakapan yang lain seperti dapat menulis surat, membuat cerita, dan lain-lain. (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif : perubahan yang terjadi akan semakin bertambah dan semakin

baik namun perubahan tersebut dapat terjadi apabila individu melakukan usaha untuk memperoleh perubahan dalam diri. (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara : perubahan yang terjadi akibat belajar bersifat tetap dan tidak akan berubah. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah : individu akan menetapkan sebuah tujuan sebelun ia belajar. Dengan belajar maka individu akan mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku : perubahan yang diperoleh individu setelah melalui proses belajar

Jadi, berdasarkan ciri-ciri di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua perubahan merupakan hasil dari belajar. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika mengalami perubahan tingkah laku tetapi perubahan tersebut bukan dikarenakan pertumbuhan fisik atau kedewasaan, bukan karena kelelahan, penyakit, pengaruh obat-obatan. Perubahan yang terjadi harus bersifat permanen, tahan lama, menetap dan tidak berlangsung sesaat.

2.1.1.3Prestasi Belajar

Kusumah dan Dwitagama (2009) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan seseorang yang dikembangkan oleh mata pelajaran tertentu sehingga memperoleh nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Nilai atau angka inilah yang disebut dengan prestasi belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) juga mengungkapkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah penguasaan terhadap pengetahuan atau keterampilan melalui mata pelajaran yang diberikan dalam proses pembelajaran, sehingga memperoleh hasil

akhir dalam bentuk nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru. Kedua pengertian mengenai prestasi belajar ini hampir sama bahwa prestasi belajar itu berupa pemahaman akan sebuah pengetahuan tang biasanya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar merupakan pengungkapan hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (Muhibbin, 2003:216).

Berdasarkan pengertian mengenai prestasi menurut para ahli, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah segala perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang biasanya dituangkan dalam bentuk angka/ nilai. Namun dalam penelitian ini lebih fokus pada prestasi belajar aspek kognitif.

2.1.1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010:54). Berikut ini penjelasan dari ketiga faktor yang mempengaruhi belajar :

2.1.1.4.1 Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern yang mempengaruhi belajar antara lain : (1) jasmaniah, keadaan tubuh individu yang sedang belajar misalnya kesehatan; (2) psikologis, yaitu potensi yang dimiliki siswa seperti inteligensi, perhatian, minat, dan bakat; (3) kelelahan, kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dari kondisi tubuhnya yang lemah sedangkan kelelahan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan.

2.1.1.4.2 Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi belajar yang berasal dari luar dirinya. Faktor ekstern dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) faktor keluarga, faktor keluarga seperti bagaimana cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasanan rumah, dan keadaan ekonomi keluarga tentu memberikan pengaruh bagi seseorang dalam belajar. (2) faktor sekolah, selain keluarga, sekolah juga memberikan pengaruh kepada seseorang dalam belajar misalnya saja metode guru dalam mengajar, kurikulum sekolah, relasi siswa dengan guru maupun siswa dengan sesama siswa, dan fasilitas sekolah. (3) faktor masyarakat, masyarakat tentu memberikan pengaruh bagi sesorang dalam belajar karena setiap individu selalu berada didalam masyarakat.

Dokumen terkait