• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

2. Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis, mengamati dan mendengarkan. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sementara itu dalam pengertian sempit belajar dapat diartikan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman, 1986:22-23).

Menurut Morgan, seperti dikutip Singgih D. Gunarso, belajar dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu (Singgih D. Gunarso, 1984:23). Dapat dikatakan bahwa setiap tingkah laku yang seseorang perlihatkan merupakan hasil dari orang itu mempelajari baik mengenai pelajaran-pelajaran sekolah maupun tentang nilai-nilai sosial di masyarakat. Sementara itu menurut Slamento belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slamento, 1988:2).

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik; 1990:189). Menurut Gage yang dikutip oleh Ratna Wilis Dahar belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman

(Ratna Wilis Dahar; 1989:11). Belajar merupakan bagian dari hidup manusia yang terjadi seumur hidup dan dalam waktu yang tidak ditentukan. Hasil yang diperoleh dari belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat dilihat dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung terus menerus. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis (Slamento; 1988:3). Kecakapan menulis yang ia miliki tersebut akan terus berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya lebih baik. Jadi belajar merupakan hasil perkembangan antara sesuatu yang dipelajari dan orang-orang yang mempelajari untuk memperoleh pengetahuan.

Kegiatan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu dan meliputi:

1. Faktor Jasmaniah

Faktor ini ada dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar karena bila kesehatan seseorang terganggu maka kegiatan belajar orang tersebut juga terganggu. Karena itu seseorang perlu mengusahakan kesehatan badannya terjamin sehingga ia dapat belajar dengan baik. Sementara itu cacat tubuh juga dapat mengganggu kegiatan belajar, misalnya ia buta maka ia tidak

bisa mengikuti kegiatan belajar. Karena itu bagi anak-anak cacat disediakan sekolah khusus sehingga ia dapat belajar dengan lebih baik. 2. Faktor Psikologis

Faktor ini meliputi intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat, kematangan dan kelelahan. Faktor psikologis sangat berpengaruh bagi kelangsungan kegiatan belajar. Bila psikologis seseorang dalam keadaan baik misalnya ia tidak lelah atau ia tertarik untuk belajar maka ia dapat belajar dengan baik dan dapat mencapai hasil belajar yang tinggi.

Faktor yang kedua adalah faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu, yang meliputi:

1. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga (Slamento; 1988:62). Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anak atau orang tua yang mendidik anaknya dengan memanjakan anaknya adalah cara yang salah. Dalam hal ini bimbingan sangat diperlukan dan keterlibatan orang tua sangat menentukan. Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak juga berpengaruh dalam belajar anak.

2. Faktor Sekolah

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa dengan siswa, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu, serta keadaan gedung.

3. Faktor Masyarakat

Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Semuanya itu berpengaruh terhadap belajar anak.

Tujuan dari kegiatan belajar adalah pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep dan kecakapan serta pembentukan sikap dan perbuatan (Winarno Surakhmand; 1973:61). Dari uraian tujuan belajar di atas menurut Benyamin Bloom hasil belajar itu meliputi: (1) Kognitif, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi; (2)

Afektif, yang meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup; (3) Psikomotorik, yang meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreatifitas (Masidjo; 1991:13-14).

Pencapaian pengetahuan dalam kegiatan belajar ditandai dengan kemampuan berpikir. Dengan memiliki kemampuan berpikir maka akan menambah pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam usaha menambah pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam usaha menambah pengetahuan bisa dilakukan dengan mengerjakan soal-soal atau membaca buku-buku

pengetahuan. Untuk menanamkan konsep, perlu dimiliki keterampilan, baik keterampilan jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada keterampilan gerak dan penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar (Sardiman; 1986:29). Sedangkan keterampilan rohani menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mencari jawaban cepat dan tepat.

Dalam menanamkan sikap peran seorang guru sangat penting. Untuk itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model (Sardiman; 1986:29). Untuk menanamkan sikap dan perilaku yang baik maka guru juga harus bersikap dan berperilaku yang baik supaya dapat dicontoh oleh para siswanya.

3. Motivasi Belajar

Untuk mencapai tujuan belajar maka seseorang perlu memiliki motivasi belajar sehingga ia mau belajar dengan sungguh-sungguh demi perkembangan dirinya. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut patut dipelajari (Sardiman; 1986:39).

Motivasi sangat penting dalam hal kegiatan belajar. Menurut Sardiman, motivasi berfungsi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi, guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan kegiatan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus tentau akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. (Sardiman; 1986:84-85).

Motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yanga menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar tersebut dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai W.S Winkel; 1984:27). Motivasi sangat diperlukan dalam proses belajar karena dengan memiliki motivasi belajar seseorang akan mengikuti kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan belajar itu.

Dari beberapa uraian di atas, maka motivasi belajar dapat diartikan sebagai dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang tersebut mau melakukan kegiatan belajar. Dari kegiatan belajar tersebut maka akan tampak hasil belajar yang berupa terjadinya perubahan-perubahan individu-individu yang belajar. Perubahan ini mencakup semua aspek diri

manusia, baik penambahan ilmu pengetahuan juga keterampilan, perubahan watak, sikap, minat dan penyesuaian dirinya.

Dokumen terkait