• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi belajar dan tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh motivasi belajar dan tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa : studi kasus mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta

Agustinus Degei Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa; (2) pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Agustus 2008. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.873 orang. Jumlah sampel adalah 97 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linear sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa (r = 0,687; ρ = 0,000 < α = 0,050); (2) ada pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa (r = 0,421; ρ = 0,000 < α

(2)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION AND THE LEVEL OF SELF-ADAPTATION TOWARDS THE STUDENTS’ LEARNING

ACHIEVEMENT

A Case of Study towards the Papuan Students in Yogyakarta Special Province

Agustinus Degei Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The research aims to know: (1) the influence of learning motivation towards the students’ learning achievement; (2) the influence of their level of self-adaptation towards their learning achievement.

The research was carried out in August 2008 in Yogyakarta Special Province, in which the Papuan University students are the samples. The population of the research consists of 1.873 students. The samples consist of 97 students. The writer uses the technique of proportional random sampling. The technique of collecting data is questionnaire. The technique of analyzing data applies the education model of the simple linear regression.

(3)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

AGUSTINUS DEGEI 011334112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

B

B

B

e

e

e

Y

Y

Y

o

o

o

u

u

u

r

r

r

s

s

s

e

e

e

l

l

l

f

f

f

J

J

J

a

a

a

d

d

d

i

i

i

l

l

l

a

a

a

h

h

h

D

D

D

i

i

i

r

r

r

i

i

i

m

m

m

u

u

u

S

S

S

e

e

e

n

n

n

d

d

d

i

i

i

r

r

r

i

i

i

Persembahan:

S

S

e

e

m

m

u

u

a

a

k

k

u

u

p

p

e

e

r

r

s

s

e

e

m

m

b

b

a

a

h

h

k

k

a

a

n

n

u

u

n

n

t

t

u

u

k

k

-

-

M

M

u

u

d

d

a

a

n

n

u

u

n

n

t

t

u

u

k

k

T

T

a

a

n

n

a

a

h

h

P

P

a

a

p

p

u

u

a

a

s

(7)
(8)

vi

ABSTRAK

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

Studi Kasus Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta

Agustinus Degei Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa; (2) pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Agustus 2008. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.873 orang. Jumlah sampel adalah 97 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik

proportional random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan model persamaan regresi linear sederhana.

(9)

vii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING MOTIVATION AND THE LEVEL OF SELF-ADAPTATION TOWARDS THE STUDENTS’ LEARNING

ACHIEVEMENT

A Case of Study towards the Papuan Students in Yogyakarta Special Province

Agustinus Degei Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

The research aims to know: (1) the influence of learning motivation towards the students’ learning achievement; (2) the influence of their level of self-adaptation towards their learning achievement.

The research was carried out in August 2008 in Yogyakarta Special Province, in which the Papuan University students are the samples. The population of the research consists of 1.873 students. The samples consist of 97 students. The writer uses the technique of proportional random sampling. The technique of collecting data is questionnaire. The technique of analyzing data applies the education model of the simple linear regression.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

berkat rahmat dan lindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN TINGKAT

PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA”,

studi kasus pada mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulisan skripsi

ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, khususnya Pendidikan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat selesai tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan

hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak

(11)

ix

4. Bapak S. Widanarto P., S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing, yang dengan

sabar selalu memberikan bimbingan, petunjuk, dukungan, dan masukan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya, dan

Fakultas KIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta umumnya, yang telah

membimbing, mendidik, dan bekerjasama dengan baik selama penulis belajar di

kampus tercinta ini.

6. Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada

pemondokan mahasiswa-mahasiswi Papua yang sedang kuliah di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

7. Teman-teman mahasiswa-mahasiswi Papua se-DIY yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian dalam penulisan skripsi

ini.

8. Kedua orang tua tercinta (Bapak dan Ibu), terima kasih karena dengan cintanya

aku bisa ada di dunia ini.

9. Romo Gandhi, Romo Ari dan Romo In (Serikat Jesus) yang telah menjadi

sahabat, saudara dan sekaligus menjadi orang tua angkat selama studi di

Yogyakarta. Ad Maiorem Dei Gloriam.

10.Kakakku Engelberth Primus dan adikku Simon Petrus (SPD), terima kasih karena

(12)

x

11.Sahabat-sahabatku PAK 2001 antara lain: Pak Tri, Simon Supada, Yohanes Iman

yang akan ketemu lagi di Tanah Papua, Koco, Paijo dan Paijem. Terima kasih

karena bisa menjadi tempat untuk bertukar pikiran tentang studi dan wawasan

tentang kebudayaan Jawa.

12.Teman-teman kosku yang seperti saudaraku sendiri, Ndaru alias Irex (Solo) yang

dengan filosofi “Hiduplah dengan cinta dan kasih, seperti ajaran-Nya ” dan

“Teman adalah saudara dan saudara adalah teman”, Dimas (Jakarta) dengan

filosofi “Semua hal, ada sebab dan akibatnya”, Iwan dengan filosofi “Semua

hal, ada saatnya”, Andi (Papua) dan Niko (Klaten) dengan filosofi “Cinta untuk

semua orang”. Terima kasih karena filosofinya menjadi inspirasi saya.

13.Teman-teman Kolese Le Cocq d’Armandville. Terima kasih atas segala

dukungannya, mari kita bangun Papua dengan pendidikan.

14.Teman-teman IMPIKO di Lesehan UGM Pringwulung yang selalu hadir dengan

humor-humor segar dan diskusi-diskusinya yang tajam dan kritis.

15.Shinta Lola yang memberikan perhatian dan kesabarannya.

16.Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan

pelayanan yang luar biasa, baik dalam peminjaman buku dan skripsi serta mau

menerima masukan-masukan dari saya dengan jiwa besar.

17.Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma baik dari cleaning service, Tukang

Taman/Kebun, Tukang Parkir, Satpam sampai dengan Dekenat dan Rektorat.

(13)

xi

18.Akhirnya, kampus tercinta Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

memberi penulis ruang dan waktu untuk belajar dan mengembangkan diri.

19.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

secara langsung maupun tidak langsung berupa apapun kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 18 Oktober 2008

Penulis,

(14)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : AGUSTINUS DEGEI

Nomor Mahasiswa : 011334112

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Motivasi Belajar dan Tingkat Penyesuaian Diri Terhadap Prestasi Belajar; Studi Kasus Mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta.

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 1 Desember 2008

Yang menyatakan,

(15)

xii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Motivasi Belajar ... 9

1. Motivasi ... 9

2. Belajar ... 14

3. Motivasi Belajar ... 18

B. Penyesuaian Diri ... 20

(16)

xiii

2. Masalah-Masalah yang Menghambat Penyesuaian Diri ... 21

C. Prestasi Belajar ... 23

D. Kerangka Berpikir ... 25

E. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

1. Tempat Penelitian ... 27

2. Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 27

1. Subyek Penelitian ... 27

2. Obyek Penelitian ... 28

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 28

3. Teknik Penarikan Sampel ... 29

E. Operasionalisasi Variabel ... 29

1. Variabel Penelitian ... 29

2. Defisini Operasional ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 30

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 30

1. Instrumen Penelitian ... 30

2. Pengembangan Instrumen ... 31

3. Validitas Instrumen ... 33

a. Validitas Instrumen Motivasi Belajar ... 33

b. Validitas Instrumen Tingkat Penyesuaian Diri ... 35

(17)

xiv

H. Teknik Analisis Data... 38

1. Uji Normalitas ... 38

2. Uji Linieritas ... 41

3. Uji Hipotesis ... 42

a. Pengujian Hipotesis I ... 42

1). Menyusun Hipotesis ... 42

2). Menentukan Uji Statistik ... 43

3). Pengambilan Keputusan ... 44

b. Pengujian Hipotesis II ... 45

1). Menyusun Hipotesis ... 45

2). Menentukan Uji Statistik ... 45

3). Pengembilan Keputusan ... 46

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 49

1. Deskripsi Responden ... 49

a. Jenis Kelamin Mahasiswa ... 49

b. Umur Mahasiswa ... 49

c. Pemondokan di Yogyakarta ... 50

d. Asal Daerah dari Papua ... 51

e. Indeks Prestasi Kumulatif ... 52

2. Deskripsi Data ... 53

a. Motivasi Belajar ... 53

b. Tingkat Penyesuaian Diri ... 54

c. Prestasi Belajar ... 56

B. Analisis Data ... 57

1. Uji Prasyarat Analisis ... 57

a. Uji Normalitas ... 57

(18)

xv

2. Pengujian Hipotesis ... 59

a. Pengujian hipotesis I ... 59

b. Pengujian hipotesis II ... 61

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

1. Pengaruh motivasi belajar terhaap prestasi belajar mahasiswa ... 63

2. Pengaruh tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa ... 65

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Keterbatasan ... 68

C. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 31

Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 34

Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Penyesuaian Diri ... 35

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 37

Tabel 3.5 Interpretasi ... 41

Tabel 4.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ... 48

Tabel 4.2 Deskripsi Jenis Kelamin Mahasiswa ... 49

Tabel 4.3 Deskripsi Umur Mahasiswa ... 49

Tabel 4.4 Deskripsi Pemondokan di Yogyakarta ... 50

Tabel 4.5 Deskripsi Asal Daerah dari Papua ... 51

Tabel 4.6 Deskripsi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ... 52

Tabel 4.7 Kategori dan Interpretasi Variabel Motivasi Belajar ... 53

Tabel 4.8 Kategori dan Interpretasi Variabel Tingkat Penyesuaian Diri ... 55

Tabel 4.9 Kategori dan Interpretasi Variabel Prestasi Belajar ... 56

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 58

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 73

Lampiran 2 Output Validitas dan Reliabilitas Motivasi Belajar ... 76

Lampiran 3 Output Validitas dan Reliabilitas Tingkat Penyesuaian Diri ... 79

Lampiran 4 Output Data Utama ... 82

Lampiran 5 Output Deskripsi Data ... 96

Lampiran 6 Output Uji Normalitas ... 98

Lampiran 7 Output Uji Linieritas ... 99

Lampiran 8 Output Uji Hipotesis (Regresi Linear Sederhana) ... 102

Lampiran 9 Tabel r ... 104

Lampiran 10 Tabel Sifnifikansi D maksimum ... 105

Lampiran 11 Tabel t ... 106

Lampiran 12 Tabel F ... 107

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini semakin meningkat dari tahun ke tahun. Laju perkembangan pendidikan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah. Pemerintah sejak dini telah berusaha memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, melalui lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan. Peningkatan kualitas pendidikan ini bagi bangsa Indonesia merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Pada dasarnya pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah berorientasi pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya seperti yang tertuang di dalam GBHN. GBHN menempatkan bidang pendidikan yang beraneka ragam, dari tingkat yang sederhana sampai pada tingkat yang paling kompleks (Soelaiman, 1992:1-3).

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan segenap potensi yang melekat di dalam dirinya yaitu cipta, rasa, karsa, moral dan keterampilan yang pada waktu kelahirannya belum dipolakan dengan baik dan benar (Driyakara : 1986). Pendidikan nasional bangsa Indonesia tertuang di dalam Undang Undang Nomor 2 Tahun 1989 yang di dalamnya dijelaskan tentang sistem pendidikan nasional bangsa Indonesia. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

(22)

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Pengembangan manusia Indonesia seutuhnya adalah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang mantap serta rasa tanggung jawab besar terhadap masyarakat dan bangsa (Hadari Nawawi dan Mimi Martini : 1994)

Pada dasarnya pendidikan mempunyai manfaat yang sangat besar bagi manusia. Adapun manfaat pendidikan bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, menghantarkan manusia menuju pada perubahan sosial melalui proses interaksi sosial, dan untuk memenuhi tuntutan kejiwaan manusia karena pendidikan baru berakhir sesudah manusia itu mati (Muri Yusuf : 1982). Dengan adanya pendidikan, maka setiap manusia dapat melampaui kedewasaan fisiknya dengan baik. Kedewasaan fisik yang melekat di dalam diri setiap manusia inilah yang akan menghantarkan manusia mencapai taraf keberhasilan dalam bersosialisasi dengan lingkungan di mana dia berada. (Mardiatmaja : 1986).

(23)

tetangga sekitar ASEAN (Kompas, 14 April 2004). Hal ini tidak terlepas dari ketidakseriusan pemerintah dalam menerapkan sistem pendidikan yang cocok di Indonesia. Kurikulum pendidikan di Indonesia sering diganti. Muncul anggapan bahwa ganti menteri maka akan ganti pula kurikulum. Maka kita tidak perlu kaget bila sekarang mutu pendidikan kita tertinggal jauh dari negara-negara tetangga kita.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini pemerintah Indonesia telah berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan kehidupan rakyat Indonesia dengan penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia dari masyarakat perkotaan sampai masyarakat pedesaan di berbagai pelosok tanah air.

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin Syah : 1995). Tujuan dari penyelenggaraan pendidikan adalah untuk memajukan kehidupan setiap warga negara Indonesia. Menurut Masidjo (1991 : 10), tujuan pendidikan nasional adalah:

(24)

Pendidikan dapat berjalan lancar apabila manusia mau belajar secara sungguh-sungguh dan hal itu dapat dicapai bila seseorang memiliki motivasi yaitu suatu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang diinginkan dari kegiatan belajarnya. Motivasi yang ada pada diri seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sarana dan fasilitas belajar, keuangan keluarga, lingkungan sekolah, pergaulan dan lingakungan tempat tinggal.

Pelaksanaan pendidikan dapat berjalan melalui jalur formal ataupun non formal. Jalur formal adalah pendidikan melalui tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum (SMU) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta dapat dilanjutkan dengan menempuh kuliah di tingkat Perguruan Tinggi. Sementara jalur pendidikan non formal, pemerintah menyelenggarakan pendidikan melalui program Kejar Paket A, B dan C sehingga tujuan untuk memajukan pendidikan Indonesia tercapai.

(25)

kapitalisasi menuntut sumber daya manusia handal yang mampu berkompetisi dengan tantangan era globalisasi ini.

Hal ini tentunya mendorong pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah mencari sekolah dan perguruan tinggi yang bagus dan bermutu dari segi kualitas. Maka pasti akan dipilih adalah daerah Jawa yang dianggap memiliki Perguruan-perguruan Tinggi yang bagus dan berkualitas dengan sarana prasarana yang mendukung. Tidak ketinggalan banyak pelajar dari ujung timur Indonesia, Papua yang selama ini tidak mendapat perhatian dalam segala bidang termasuk pendidikan datang mencari ilmu di daerah Jawa.

(26)

menempuh kuliah di Jawa khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta yang akan berpengaruh terhadap proses perkuliahannya.

Salah satu realita yang sering terjadi di lapangan berdasarkan data dari Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua, bahwa setiap tahun data mahasiswa yang datang ke Daerah Istimewa Yogyakarta lebih banyak jumlahnya daripada mahasiswa yang pulang ke Papua dengan membawa ijazah sarjana. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya adalah lamanya proses perkuliahan yang dilalului oleh seorang mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh motivasi belajar dan tingkat penyesuaian diri mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan.

Pada saat seseorang memasuki lingkungan yang baru ia diharapkan dapat menyesuaiakan diri dengan lingkungan yang baru tersebut, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Penyesuaian diri seorang calon mahasiswa dan mahasiswa di lingkungan yang baru menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Mahasiswa perlu memiliki berbagai keterampilan yang berkaitan dengan proses penyesuaian diri. Keterampilan itu antara lain adalah keterampilan menjalankan tata tertib dan adat-istiadat yang berlaku di daerah tersebut. Juga keterampilan menjalin relasi dengan masyarakat sekitarnya.

B. Batasan Masalah

(27)

mempengaruhi kegiatan belajar mahasiswa dan hal itu perpengaruh pada pencapaian hasil study. Dalam penelitian ini permasalahan dibatasi pada faktor motivasi dan tingkat penyesuaian diri mahasiswa terhadap prestasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa Papua terhadap prestasi belajar?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara tingkat penyesuaian diri mahasiswa Papua terhadap prestasi belajar?

D. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Papua.

(28)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah:

1. Memberikan sumbangan pemikiran penulisan ilmiah yang diharapkan dapat berguna untuk meningkatkan kualitas prestasi belajar mahasiswa Papua. 2. Sebagai bahan informasi dan refleksi bagi mahasiswa Papua dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar.

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar 1. Motifasi

Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari kata motif tersebut

dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang yang

menyebabkan seseorang itu bertindak untuk mencapai tujuan.

Menurut Mc. Donald seperti dikutip Sardiman, motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan (Sardiman, 1986:73).

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa motivasi merupakan suatu hal yang

kompleks yang mana dalam diri seseorang terjadi perubahan energi yang

kemudian mempengaruhi perasaan dan emosi yang kemudian bertindak

melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 1986:73). Dalam

mengerjakan sesuatu, seseorang perlu memiliki motivasi karena dengan

motivasi yang kuat hasil pekerjaannya akan sesuai dengan keinginannya.

(30)

Motivasi dapat pula diartikan sebagai suatu tenaga dorongan atau

alasan kemauan dari dalam yang menyebabkan seseorang berbuat atau

bertindak yang mengarah ke tujuan yang hendak dicapai. Manusia berbuat

atau bertindak sesuatu karena adanya motivasi tertentu yang bekerja dalam

diri orang itu dalam mencapai tujuan. Jadi dalam segala perbuatan terdapat di

satu pihak daya yang mendorong dan di lain pihak tujuan yang dicapai

(Pasaribu dan Simanjuntak, 1983:52).

Motivasi yang ada pada setiap diri seseorang itu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. (Sardiman, 1986 : 82-83)

Motivasi tidak bisa lepas dari kebutuhan, karena seseorang yang

melakukan sesuatu sedikit atau banyak ada kebutuhan dalam dirinya yang

(31)

tujuan dari perbuatan orang tersebut. Motivasi sangat penting bagi seseorang

dalam usahanya untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhannnya.

Tanpa motivasi maka suatu tindakan tidak akan bisa menghasilkan suatu hal

seperti yang diinginkan.

Kegiatan manusia tidak akan lepas dari kebutuhan. Kebutuhan itu

timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak sesuai atau rasa

ketegangan yang menuntut suatu kepuasan (Ngalim Purwanto, 1984:69).

Dalam hal ini ada beberapa kebutuhan yang selalu ingin dipenuhi, yaitu:

kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan

sebagainya; kebutuhan akan cinta dan kasih: kasih, rasa diterima dalam suatu

masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, kelompok); dan kebutuhan

untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha

mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi

(Sardiman, 1986:80).

Kebutuhan manusia seperti tersebut di atas setiap saat dapat berubah.

Begitu pula motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan, tentu juga akan

berubah sesuai dengan keinginan manusia.

Motivasi yang ada dalam diri seseorang dapat juga dibedakan menjadi

tiga golongan, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motif-motif yang

(32)

tubuh, seperti: lapar, haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan

bergerak dan beristirahat/tidur.

2. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong (emergency

motives), yaitu motif-motif yang timbul jika situasi menuntut

timbulnya tindakan yang cepat seperti motif berusaha melarikan

diri dari bahaya, berkelahi, mengejar dan berusaha.

3. Motif obyektif, yaitu motif yang diarahkan/ditujukan ke suatu

obyek atau tujuan tertentu dan timbul karena adanya dorongan dari

dalam diri seseorang, seperti motif menyelidiki, menggunakan

lingkungan.

Sementara itu menurut Frandsen, jenis-jenis motif ada tiga, yaitu:

a. Cognitive motives (daya penggerak pikiran);

Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada di dalam diri manusia dan biasanya berujud proses dan produk mental. Jenis motif seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual.

b. Self – expression (ungapan diri);

Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Untuk ini memang diperlukan kreatifitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang itu ada keinginan untuk aktualisasi diri.

c. Self – enchancement (pengembangan diri);

Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.

(33)

Motivasi juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik

dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman,

1986:88-89). Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, maka ia akan

membaca buku tanpa ada yang menyuruh. Motivasi ini merupakan motivasi

atau keinginan yang muncul dari dalam diri seseorang untuk melakukan

tindakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya

karena adanya perangsang dari luar (Sardiman. 1986:90). Sebagai contoh

seseorang belajar karena akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai yang

baik sehingga dipuji oleh orang tuanya.

Motivasi instrinsik dan ekstrinsik sangat berpengaruh dalam

pencapaian tujuan dari suatu kegiatan seseorang. Meskipun motivasi intrinsik

lebih baik dari motivasi ekstrinsik tetapi motivasi dapat dipakai, misalnya

guru memberi pujian terhadap prestasi siswanya asalkan berdasarkan prestasi

yang nyata.

Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

motivasi adalah dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertindak sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Tindakan itu bisa menerima ataupun

menolak. Apabila ia menerima maka ia akan melakukan kegiatan itu dengan

(34)

2. Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan, misalnya membaca, menulis, mengamati dan

mendengarkan. Dalam pengertian luas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan

psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sementara itu dalam

pengertian sempit belajar dapat diartikan sebagai usaha penguasaan materi

ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya

kepribadian seutuhnya (Sardiman, 1986:22-23).

Menurut Morgan, seperti dikutip Singgih D. Gunarso, belajar dapat

dirumuskan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku

sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu (Singgih D. Gunarso,

1984:23). Dapat dikatakan bahwa setiap tingkah laku yang seseorang

perlihatkan merupakan hasil dari orang itu mempelajari baik mengenai

pelajaran-pelajaran sekolah maupun tentang nilai-nilai sosial di masyarakat.

Sementara itu menurut Slamento belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya (Slamento, 1988:2).

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat

latihan dan pengalaman (Oemar Hamalik; 1990:189). Menurut Gage yang

dikutip oleh Ratna Wilis Dahar belajar dapat didefinisikan sebagai proses

(35)

(Ratna Wilis Dahar; 1989:11). Belajar merupakan bagian dari hidup manusia

yang terjadi seumur hidup dan dalam waktu yang tidak ditentukan. Hasil yang

diperoleh dari belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri

siswa yang dapat dilihat dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung terus menerus. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka

ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis

(Slamento; 1988:3). Kecakapan menulis yang ia miliki tersebut akan terus

berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya lebih baik. Jadi belajar

merupakan hasil perkembangan antara sesuatu yang dipelajari dan

orang-orang yang mempelajari untuk memperoleh pengetahuan.

Kegiatan belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan meliputi:

1. Faktor Jasmaniah

Faktor ini ada dua, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan

merupakan faktor yang penting dalam kegiatan belajar karena bila

kesehatan seseorang terganggu maka kegiatan belajar orang tersebut juga

terganggu. Karena itu seseorang perlu mengusahakan kesehatan badannya

terjamin sehingga ia dapat belajar dengan baik. Sementara itu cacat tubuh

(36)

bisa mengikuti kegiatan belajar. Karena itu bagi anak-anak cacat

disediakan sekolah khusus sehingga ia dapat belajar dengan lebih baik.

2. Faktor Psikologis

Faktor ini meliputi intelegensi, perhatian, minat, motif, bakat, kematangan

dan kelelahan. Faktor psikologis sangat berpengaruh bagi kelangsungan

kegiatan belajar. Bila psikologis seseorang dalam keadaan baik misalnya

ia tidak lelah atau ia tertarik untuk belajar maka ia dapat belajar dengan

baik dan dapat mencapai hasil belajar yang tinggi.

Faktor yang kedua adalah faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari

luar individu, yang meliputi:

1. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara

orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga

dan keadaan ekonomi keluarga (Slamento; 1988:62). Orang tua yang tidak

memperhatikan pendidikan anak atau orang tua yang mendidik anaknya

dengan memanjakan anaknya adalah cara yang salah. Dalam hal ini

bimbingan sangat diperlukan dan keterlibatan orang tua sangat

menentukan. Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak juga

(37)

2. Faktor Sekolah

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa dengan

siswa, hubungan guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan

waktu, serta keadaan gedung.

3. Faktor Masyarakat

Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Semuanya itu berpengaruh

terhadap belajar anak.

Tujuan dari kegiatan belajar adalah pengumpulan pengetahuan,

penanaman konsep dan kecakapan serta pembentukan sikap dan perbuatan

(Winarno Surakhmand; 1973:61). Dari uraian tujuan belajar di atas menurut

Benyamin Bloom hasil belajar itu meliputi: (1) Kognitif, yang meliputi

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisa, sintesa dan evaluasi; (2)

Afektif, yang meliputi penerimaan, partisipasi, penilaian atau penentuan sikap,

organisasi dan pembentukan pola hidup; (3) Psikomotorik, yang meliputi

persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang kompleks, penyesuaian

pola gerakan dan kreatifitas (Masidjo; 1991:13-14).

Pencapaian pengetahuan dalam kegiatan belajar ditandai dengan

kemampuan berpikir. Dengan memiliki kemampuan berpikir maka akan

menambah pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam usaha menambah

pengetahuan yang telah dimiliki. Dalam usaha menambah pengetahuan bisa

(38)

pengetahuan. Untuk menanamkan konsep, perlu dimiliki keterampilan, baik

keterampilan jasmani maupun rohani. Keterampilan jasmaniah adalah

keterampilan-keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan

menitikberatkan pada keterampilan gerak dan penampilan dari anggota tubuh

seseorang yang sedang belajar (Sardiman; 1986:29). Sedangkan keterampilan

rohani menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan berpikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan suatu masalah dengan mencari jawaban cepat

dan tepat.

Dalam menanamkan sikap peran seorang guru sangat penting. Untuk

itu dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak

lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model

(Sardiman; 1986:29). Untuk menanamkan sikap dan perilaku yang baik maka

guru juga harus bersikap dan berperilaku yang baik supaya dapat dicontoh

oleh para siswanya.

3. Motivasi Belajar

Untuk mencapai tujuan belajar maka seseorang perlu memiliki

motivasi belajar sehingga ia mau belajar dengan sungguh-sungguh demi

perkembangan dirinya. Motivasi dalam hal ini meliputi dua hal yaitu

mengetahui apa yang akan dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut

(39)

Motivasi sangat penting dalam hal kegiatan belajar. Menurut

Sardiman, motivasi berfungsi:

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi, guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan kegiatan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus tentau akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. (Sardiman; 1986:84-85).

Motivasi belajar sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri

siswa yanga menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar

tersebut dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang

dikehendaki oleh siswa tercapai W.S Winkel; 1984:27). Motivasi sangat

diperlukan dalam proses belajar karena dengan memiliki motivasi belajar

seseorang akan mengikuti kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh untuk

mencapai tujuan belajar itu.

Dari beberapa uraian di atas, maka motivasi belajar dapat diartikan

sebagai dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong seseorang

tersebut mau melakukan kegiatan belajar. Dari kegiatan belajar tersebut maka

akan tampak hasil belajar yang berupa terjadinya perubahan-perubahan

(40)

manusia, baik penambahan ilmu pengetahuan juga keterampilan, perubahan

watak, sikap, minat dan penyesuaian dirinya.

B. Penyesuaian Diri

Setiap individu diharapkan dapat mengadakan penyesuaian diri terhadap

diri sendiri dan lingkungan, karena pada dasarnya hidup manusia tidak lepas dari

bantuan, dukungan dan kerja sama dengan orang lain. Dalam berhubungan

dengan orang lain, seseorang perlu menyesuaikan diri terhadap lingkungan

tempat tinggalnya. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh seseorang bertujuan

untuk memenuhi harapan dan tuntutan dari orang lain yang ada di sekitarnya.

Seseorang yang mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik dianggap dapat

melakukan penyesuaian sosial terhadap lingkungan. Setiap individu diharapkan

memberikan reaksi yang tepat terhadap peristiwa yang dialaminya, mengatur

emosi, sikap dan tindakannya agar selanjutnya ia dapat mengembangkan dirinya.

Menurut Gerungan, penyesuaian diri sebagai suatu usaha dan kemampuan

individu dalam mengikuti tuntutan perubahan sosial di sekitarnya (A. Mappiere;

1982:156). Penyesuaian adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan diri

(Gerungan W.A; 1986:55).

1. Penyesuaian Sosial

Manusia selalu membutuhkan bantuan dan pertolongan dari orang

(41)

sosial yang ada. Hubungan yang dilakukan manusia dalam penyesuaian

sosialnya adalah hubungan timbal balik dan saling melengkapi. Hurlock

(1991) menjelaskan, “penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang

untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap

kelompok pada khususnya”.

2. Masalah-Masalah yang Menghambat Penyesuaian Diri

Menurut Kusumanto Kusumanegoro (2005) perilaku tidak hanya

tergantung pada dorongan motivasi diri, banyak hambatan dan halangan di

sekitar kita baik yang eksternal (luar diri kita) maupun internal (dalam diri

kita). Jika suatu dorongan atau keinginan manusia dihambat atau dihalangi,

akan timbul stres. Stres dapat dianggap sebagai suatu keharusan untuk

menyesuaikan diri, yang dibebankan pada individu. Keadaan, yang

merupakan kekuatan atau keharusan untuk menyesuaikan diri, dianggap

sebagai stressor yang dapat bersifat internal atau eksternal; biasanya tidak

hanya satu stressor saja yang membebani individu tetapi beberapa stressor

sekaligus. Sikap menyerang (attack), menarik diri (withdrawal) dan sepakat

berdamai (compromise) merupakan tindakan-tindakan yang dapat dianggap

langsung (direct) untuk menghadapi stres, dengan berbuat sesuatu sehingga

situasi aslinya dapat di "lunak"kan (modify) atau di "ubah" (change). Reaksi

menyerang (attack), reaksi agresi (mendobrak atau menyerang) atau reaksi

(42)

mencapai kepuasan. Banyak organisme bertindak agresif saat menjumpai

halangan; yang paling sering ialah tindakan memperkuat emosi yang

menjelma menjadi sikap permusuhan. Tetapi hanya sejumlah kecil situasi

stres saja yang dapat diatasi dengan cara demikian. Jika serangan langsung

tidak berhasil, dan frustasi tetap berlangsung, maka frustrasi, rasa tidak

senang dan rasa sakit hati dapat dihubungkan dengan berbagai pribadi atau

objek tertentu. Mereka itu kemudian dapat dijadikan sasaran dan sebab dari

frustasi dan blokade yang dialaminya. Dengan demikian, maka reaksi agresif

(yang semula hanya bersifat aktivitas yang bertambah dan serangan langsung)

kemudian diperkuat menjadi rasa benci. Sikap yang semula hanya berupa

keinginan menyerang dapat ditambah dengan kecenderungan merusak

(destroy). Jika individu merasa diperlakukan tidak adil, tidak disukai, atau

tidak diberi kesempatan maju seperti orang lain (yang dianggap sama dengan

dia), maka ia dapat menaikkan tegangan permusuhan, yang kemudian

menjadi perilaku delinquent (melawan hukum). Pencurian, perampokan,

perusakan, pembakaran, perilaku seksual yang melawan hukum, dan

penyerangan fisik terhadap orang-orang tertentu seringkali merupakan pola

perilaku pembangkang (defiant behavior).

Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap

orang selama tinggal dan hidup bersama orang lain. Seseorang dilahirkan

(43)

ada yang kurang pandai dalam penyesuaian diri. Hal ini ditegaskan oleh

Soetoe (1982:62), bahwa:

Tidak ada anak yang dilahirkan dengan sifat pandai menyesuaikan diri atau tidak pandai menyesuaikan diri. Kemampuan seseorang untuk dapat menyesuaikan diri secara fisik, mental dan emosional sering kali dipengaruhi, diarahkan oleh lingkungan tempat ia merasakan dan mengalami perkembangan kemampuannya untuk menyesuaikan diri.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa

penyesuaian diri merupakan suatu kebutuhan agar seseorang dapat berhasil untuk

menyesuaikan diri dengan orang lain dan terhadap kelompok serta lingkungan,

sehingga mampu mengikuti tuntutan perubahan sosial di sekitarnya. Jadi,

penyesuaian diri mahasiswa terhadap lingkungan adalah kebutuhan mahasiswa

untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, baik teman, tata nilai

budaya dan kehidupan kesehariannya.

C. Prestasi Belajar

Tingkat kemampuan siswa dalam proses belajar dapat diketahui dari

prestasi belajarnya. Prestasi belajar adalah hasil perubahan kemampuan siswa,

yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunaryo; 1993:10).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai suatu

hasil yang telah dicapai oleh siswa di dalam kegiatan belajar (Poerwodarminto;

1983:360). Prestasi belajar selalu berhubungan erat dengan evaluasi atau

(44)

terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan di dalam sebuah lembaga

pendidikan (Sudjana; 1990:3).

Menurut Winkel, evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat diartikan

sebagai penentu sampai seberapa jauh sesuatu itu menjadi berharga, bermutu,

atau bernilai (Winkel; 1987:313).

Sejalan dengan pengertian di atas, maka evaluasi/penilaian berfungsi

sebagai:

1. Alat mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. Dimana dengan

adanya fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan

tujuan instruksional.

2. Umpan balik (feed back) bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan

dilakukan dalam hal tujuan instruksional, dimana di dalamnya meliputi

kegiatan belajar siswa, strategi belajar guru dan lain-lainnya.

3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tuanya.

Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar

siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang

dicapainya.

Maka dengan kata lain, terdapat hubungan yang erat antara

evaluasi/penilaian dan prestasi belalar. Karena dengan adanya evaluasi/penilaian

yang dilakukan maka dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang

(45)

D. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar yang diperoleh mahasiswa dipengaruhi oleh motivasi

mahasiswa dalam belajar. Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam diri

mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar. Selain sebagai daya penggerak

motivasi juga berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat tingkah laku

mahasiswa. Motivasi yang mendorong mahasiswa untuk belajar terbagai menjadi

dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Mahasiswa yang belajar atas kemauannya sendiri akan melakukan

kegiatan secara sungguh-sungguh. Kegiatan belajar dalam hal ini meliputi belajar

di kampus, perpustakaan, kos/kontrakan. Mahasiswa dengan sukarela mau belajar

untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Sedangkan mahasiswa yang belajar atas

dorongan dari luar diri mahasiswa tidak akan belajar sunguh-sunguh. Sebagai

contoh mahasiswa belajar karena ada tugas dari dosen atau karena akan ada ujian.

Motivasi sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai

hasil belajar yang baik, karena motivasi diperlukan untuk membangun dan

meningkatkan keinginan para mahasiswa untuk lebih tekun dalam belajar.

Penyesuaian diri mahasiswa juga diperlukan dalam mengikuti proses

perkuliahan di tempat baru. Penyesuaian diri termasuk pada lingkungan tempat

tinggal, lingkungan tempat belajar atau kuliah. Penyesuaian diri yang baik akan

membuat mahasiswa menjadi nyaman dalam belajar sedangkan penyesuaian diri

(46)

siapapun di tempat baru, sehingga proses perkuliahan yang sedang dijalani akan

terganggu dan hal ini berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat

diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa Papua

terhadap prestasi belajar.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara tingkat penyesuaian diri mahasiswa

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu suatu penelitian

yang mendalam mengenai unit sosial tertentu yang menghasilkan gambaran yang

berlaku untuk jangka waktu tertentu, karena mengumpulkan data dan analisis data

yang dilakukan pada waktu tertentu. Studi kasus pada dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di pemondokan seperti asrama-asrama,

kos-kosan dan kontrakan-kontrakan yang dihuni oleh mahasiswa-mahasiswi yang

berasal dari Papua dan sedang menempuh kuliah di Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2008.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek menurut Suharsimi (1990:130) adalah benda, hal atau orang

tempat variabel penelitian melekat. Mereka berperan sebagai pemberi

(48)

informasi yang berhubungan dengan obyek penelitian. Subyek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah motivasi, penyesuaian diri dan

prestasi belajar.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari,

manusia, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Wasito,

1997:49)

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Papua yang ada di

Dearah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 1.873 orang, yang terdiri dari

Wamena 215 orang, Jayapura 132 orang, Biak 134 orang, Serui 158 orang,

Nabire 253 orang, Paniai 82 orang, Manokwari 138 orang, Sorong 192 orang,

Fak-fak 197 orang, Timika 182 orang dan Merauke 190 orang.

2. Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan menurut pendapat

Suharsimi (2006:134) yang menyatakan bahwa apabila populasi lebih dari

100, maka jumlah yang diambil sebanyak 10% - 15%. Dalam penelitian ini,

(49)

a. Peneliti memiliki keterbatasan dalam waktu, tenaga dan dana.

b. Wilayah pengamatan relatif sempit yaitu wilayah Daerah Istimewa

Yogyakarta.

c. Risiko yang harus ditanggung peneliti kecil.

3. Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 5% dari jumlah

populasi sebesar 1873 yakni 94 sampel. Untuk mengantisipasi kekurangan

pengembalian sampel, maka kuesioner disebar berjumlah 97 dan semuanya

kembali.

E. Operasionalisasi Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu motivasi

belajar dengan tingkat penyesuaian diri, dan satu variabel terikat yaitu

prestasi belajar mahasiswa.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari ketiga variabel di atas adalah:

a. Motivasi belajar diartikan keinginan dalam diri mahasiswa untuk secara

aktif mengikuti kegiatan belajar baik di kampus dan perpustakaan dan

juga di asrama atau pemondokan.

b. Penyesuaian diri diartikan sebagai suatu usaha dan kemampuan

(50)

c. Prestasi belajar yang dimaksud adalah hasil dari kegiatan belajar yang

berupa IPK dari transkrip nilai mahasiwa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kuantitatif angka dipakai sebagai data yang digunakan

untuk alat ukur penelitian. Untuk memperoleh data penelitian ini digunakan

instrumen berupa kuesioner dan dokumentasi. Untuk memperoleh data motivasi

belajar dan tingkat penyesuaian diri digunakan kuesioner dengan skala Likert

dengan skor berurutan 5,4,3,2 dan 1. Sedangkan untuk memperoleh data prestasi

belajar mahasiswa digunakan dokumentasi berupa nilai IPK dari transkrip nilai

semester ganjil pada tahun akademik 2007/2008. Pengumpulan data dilaksanakan

selama 1 minggu dari tanggal 2 sampai dengan 8 Agustus 2008.

G. Teknik Pengujian Istrumen

1. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini alat pengukur data memakai kuesioner yang

berisi pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban. Data yang diperoleh

dinamakan data interval. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data

yang satu dengan yang lain, jadi interval artinya jarak (Arikunto; 2003:360).

Untuk mendapatkan data yang dapat dipercaya dan

(51)

Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dilakukan uji coba alat

pengukur data.

2. Pengembangan Instrumen

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner

NOMOR BUTIR VARIABEL SUB

VARIABEL

SUB SUB

VARIABEL INDIKATOR

+ -

Motivasi Belajar

Instrinsik Motivasi dari

diri sendiri

• Jadwal belajar

• Mencatat hal-hal yang penting • Senang dan tidak bosan

mendengarkan penjelasan dosen • Merasa malu bertanya pada

teman

• Keinginan untuk mencapai cita-cita dengan belajar

• Pantang menyerah terhadap soal yang sulit

• Merasa cukup pandai dalam mata kuliah di kampus • Senang bila bila dosen

memberikan soal yang sulit • Berupaya untuk mengerjakan

semua soal/PR dari dosen • Bertanya tentang materi yang

tidak dimengerti

• Menyimak dengan seksama penjelasan dari dosen

• Berusaha datang ke kampus tiap hari

• Membaca dan memahami buku

mata kuliah

• Mengabaikan tugas-tugas kampus

• Kegiatan kuliah di kampus hanya untuk memperoleh ijazah • Menyukai rutinitas kegiatan

kuliah di kampus

1 2 3 4 5,6,7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 16 17

Ekstrinsik Motivasi dari

luar diri

• Tertantang melihat teman lain berprestasi

• Dukungan dosen dalam belajar

19

(52)

Penyesuaian Diri

Penyesuain Sosial

Di kampus • Merasa tersaingi bila teman memakai pakaian lebih baik dari saya

• Merasa iri dan rendah diri bila melihat teman yang cakep • Berteman dengan semua orang

tanpa memandang status dan budaya

• Tidak menyukai kegiatan keorganisasian

• Lebih suka menyendiri di kampus

• Membagi kegembiraan saya bersama teman-teman • Bersikap kasar dan membuat

teman menjauhi saya

• Membenci teman yang mengejek saya 4 8 2 3 6 7 18 19

Di luar

kampus

• Membeli pakaian baru yang sedang ‘trend’

• Menghabiskan waktu luang dengan berkumpul bersama-sama teman

• Mematuhi aturan-aturan dalam kelompok

• Mudah bergaul dengan siapa saja • Tertarik berkumpul dengan

orang-orang yang belum dikenal • Menghindari acara-acara yang

diikuti banyak orang

• Membantu orang lain dengan tulus

• Sopan terhadap orang yang lebih tua

• Menghormati kepentingan pribadi teman dekat

• Sulit bergaul dengan teman yang berjenis kelamin lain

• Berusaha terlibat dalam urusan pribadi orang lain

• Mudah gugup bila berbicara di hadapan banyak orang

(53)

3. Validitas Instrumen

Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen

yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur (Arikunto;

1989:359). Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim, validitas berkenaan dengan

ketepatan alat ukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-betul

mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto; 1989:219). Validitas

instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dari soal yang akan dipakai,

maka perlu dilakukan uji coba. Teknik yang dipakai untuk mengetahui

validitas tiap soal adalah dengan rumus korelasi product moment dengan

angka kasar, yaitu:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N xy r

rxy = Korelasi product moment

N = Jumlah responden X = Nilai setiap item variabel Y = Nilai total variabel

a. Validitas Instrumen Motivasi Belajar

Uji validitas untuk tiap item bertujuan untuk mengetahui dukungan

setiap item terhadap skor total. Hasil uji coba validitas instrumen motivasi

belajar dengan soal 20 butir ada 13 butir soal yang valid sedangkan 7 butir

soal gugur yaitu soal nomor 1, 4, 15, 16, 17, 18 dan 20.

Untuk mengetahui validitas instrumen (kuesioner) terlebih dahulu

(54)

validitas dicari koefisien validitas yang diperoleh dengan jalan

mengkorelasikan skor yang ada dengan skor total. Setiap item pertanyaan

dalam kuesioner dikatakan valid apabila rhitung lebih besar daripada rtabel,

dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Uji validitas menggunakan

sejumlah sampel berukuran n = 45 dan 20 item kuesioner yang dijawab

oleh responden dengan dk = n-2 (dk = 45-2 = 43), sehingga r tabel (0,05;43)

= 0,196. Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak maka

ketentuanya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,179 0,196 Tidak Valid

2 0,321 0,196 Valid 3 0,256 0,196 Valid

4 -0,098 0,196 Tidak Valid

5 0,440 0,196 Valid 6 0,317 0,196 Valid 7 0,545 0,196 Valid 8 0,357 0,196 Valid 9 0,315 0,196 Valid 10 0,435 0,196 Valid 11 0,476 0,196 Valid 12 0,487 0,196 Valid 13 0,360 0,196 Valid 14 0,304 0,196 Valid

15 0,172 0,196 Tidak Valid

16 0,201 0,196 Tidak Valid

17 0,161 0,196 Tidak Valid

18 0,118 0,196 Tidak Valid

19 0,464 0,239 Valid

(55)

b. Validitas Instrumen Tingkat Penyesuaian Diri

Uji validitas untuk tiap item bertujuan untuk mengetahui dukungan

setiap item terhadap skor total. Hasil uji coba validitas instrumen

penyesuaian diri dengan soal 20 butir ada 7 butir soal yang valid

sedangkan 13 butir soal gugur yaitu soal nomor 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13,

14, 15, 17, 19 dan 20.

Untuk mengetahui validitas instrumen (kuesioner) terlebih dahulu

item instrumen di ujicobakan pada 45 responden. Dalam pengujian

validitas dicari koefisien validitas yang diperoleh dengan jalan

mengkorelasikan skor yang ada dengan skor total. Setiap item pertanyaan

dalam kuesioner dikatakan valid apabila rhitung lebih besar daripada rtabel,

dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Uji validitas menggunakan

sejumlah sampel berukuran n = 45 dan 20 item kuesioner yang dijawab

oleh responden dengan dk = n-2 (dk = 45-2 = 43), sehingga r tabel (0,05;43)

= 0,196. Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak maka

ketentuanya sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Penyesuaian Diri

No. Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,212 0,196 Valid 2 0,197 0,196 Valid 3 0,316 0,196 Valid

4 0,138 0,196 Tidak Valid

5 0,162 0,196 Tidak Valid

(56)

7 0,338 0,196 Valid

8 -0,141 0,196 Tidak Valid

9 0,090 0,196 Tidak Valid

10 0,137 0,196 Tidak Valid

11 0,156 0,196 Tidak Valid

12 -0,022 0,196 Tidak Valid

13 0,267 0,196 Tidak Valid

14 -0,111 0,196 Tidak Valid

15 -0,167 0,196 Tidak Valid

16 0,410 0,196 Valid

17 0,193 0,196 Tidak Valid

18 0,239 0,196 Valid

19 0,017 0,239 Tidak Valid

20 0,083 0,239 Tidak Valid

4. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berhubungan dengan hal kepercayaan. Reliabilitas alat

ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang

diukurnya (Sudjana; 1989:120). Pengujian reliabilitas digunakan rumus Alpha

Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Suharsimi Arikunto, 1990:236).





=

σ

σ

2 2

1

1

t b tt

k

k

r

Keterangan :

rtt = Reliabel instrumen yang dicari

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

σ

2

b = Jumlah varians butir

σ

2

t = Varians total

Besarnya r dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan

(57)

tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari

rtabel maka soal tersebut tidak reliabel.

Berikut ini interprestasi koefisien korelasi nilai r (Sugiyono; 2001:183)

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

Hasil perhitungan menunjukan bahwa koefisien alpha (rhitung) untuk

variabel motivasi belajar sebesar 0,781 dan koefisien alpha (rhitung) untuk

variabel penyesuaian diri sebesar 0,780. Harga rhitung selanjutnya

dibandingkan dengan harga rtabel sebesar 0,60. Mengingat nilai rhitung untuk

variabel motivasi belajar dan variabel penyesuaian diri berada pada taraf

0,60-0,799 maka dapat dikatakan bahwa variabel motivasi belajar dan variabel

penyesuaian diri ini mempunyai taraf reliabilitas kuat.

Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut

sudah dianggap memenuhi kedua persyaratan instrumen yang baik yaitu valid

dan reliabel, sehingga instrumen motivasi belajar dan penyesuaian diri dapat

(58)

H. Teknik Analisis Data

Berdasarkan pada permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan

maka untuk menguji hipotesis yang dinyatakan dalam variabel bebas dan terikat

digunakan Analisis Varians dua jalan. Analisis ini dapat menunjukkan secara

bersama-sama tingkat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar dan

tingkat penyesuaian diri terhadap prestasi belajar mahasiswa, serta interaksi

antara motivasi belajar dan tingkat penyesuaian diri yang mempengaruhi prestasi

belajar mahasiswa.

Teknik Analisis Varians ini harus memenuhi syarat:

l. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah melakukan pengujian terhadap normal tidaknya

sebaran data yang akan dianalisis. Untuk melakukan uji normalitas digunakan

uji Kolmogorov Smirnov yang statistik ujinya adalah:

Tolak Ho, terima HA jika D ≥ Da

Terima Ho tolak HA jika D < Da

Harga D tabel dicari dari (misalkan level signifikan: a = 0,05):

, 36 , 1 2 1 2 1 05 , 0 n n n n D + + = Keterangan:

(59)

Data Tidak Normal

Apabila data tidak berdistribusi normal maka uji statistis yang digunakan

adalah Chi Kuadrat, dengan rumus sebagai berikut :

(

)

2 2 =

h h o f f f χ

Keterangan: χ2 = menguji signifikasi perbedaan frekuensi yang diobservasi

f0 = frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

fh = frekuensi yang diharapkan

fh diperoleh dari rumus sebagai berikut

( )( )

N ng nk fh =

Keterangan: nk = jumlah kategori

ng = jumlah golongan

N = jumlah total

Untuk menemukan derajat kebebasan digunakan rumus: db = ( b – 1 ) ( k – 1 )

Harga Chi-kuadrat selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi-kuadrat yang

terdapat ditabel. Jika harga χ2 hitung < χ2 tabel, maka Ho diterima, jika harga

χ2

hitung > χ2 tabel, maka Ho ditolak.

Untuk memperoleh fh digunakan rumus:

baris jumlah seluruhnya jumlah kolom jumlah

fh= ×

a. Menemukan statistik uji χ2 dengan derajat kebebasannya df =

(baris-1)(kolom-1). Maka dengan baris sebanyak 10 dan kolom sebanyak 2,

(60)

hanya perlu menghitung 9 sel saja dan sel-sel yang lain akan terisi dengan

sendirinya.

b. Berdasar tabel fo dan fh yang ada dapat dihitung χ2 dengan derajat

signifikan 5% serta df =9, maka didapat kesimpulan sebagai berikut :

1) Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka Ho diterima.

2) Apabila χ2 hitung >χ2tabel, maka Ho ditolak.

Syarat-syarat Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut :

a. Chi-Kuadrat hanya dapat menunjukkan apakah korelasi antara dua gejala

atau lebih signifikan atau tidak.

b. Chi-Kuadrat dapat digunakan untuk menganalisa data yang berwujub

frekuensi.

c. Chi-Kuadratpaling tepat digunakan pada data yang diperoleh dari sampel

dan kategori-kategori yang terpisah satu sama lain.

d. Chi-Kuadratdapat digunakan untuk menilai data kualitatif

Besarnya pengaruh motivasi belajar dan penyesuaian diri terhadap prestasi

belajar, maka digunakan koofisien kontigensi dengan rumus sebagai berikut

(Suharsimi Arikunto,1989:232):

N KK

+ = 2 2

χ χ

Keterangan: KK = koefisien kontigensi

χ2

= harga Chi-kuadrat yang diperoleh

(61)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan

hasil KK dengan KKmaks. Rumus KKmaks (Sutrisno Hadi, 2000:357)

pembanding tersebut sebagai berikut :

k k KKmaks

1

− =

Keterangan: KKmaks = harga KK paling besar

k

= jumlah kolom

KKmaks merupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin dekat

jumlah KK mendekati KKmaks semakin besar tingkat pengaruh yang terjadi

yang telah dihitung dengan Chi-kuadrat.

Tabel 3.5 Interpretasi

No Harga Nilai koefisien Tingkat

Keterhandalan

1 KK maks ≥ 0,80 Sangat tinggi 2 KK maks 0,60 < 0,80 Tinggi 3 KK maks 0,40 < 0,60 Sedang 4 KK maks 0,20 < 0,40 Rendah 5 KK maks < 0,20 Sangat rendah

2. Uji Linearitas

Uji lineritas dilakukan dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

independen (X) mempunyai pengaruh yang linear terhadap variabel dependen

(Y). Untuk mengetahui linear tidaknya pengaruh tersebut dapat dilakukan

(62)

Ftabel, maka hipotesis model regresi linear ditolak, dan sebaliknya jika Fhitung <

Ftabel, maka hipotesis model regresi linear diterima. Artinya, semua variabel

independen (X) berhubungan secara linear dengan variabel dependen (Y).

Adapun rumus yang digunakan dalam uji lenearitas ini adalah:

F = 2

2

Se SΤ C

Keterangan:

F = Harga bilangan F untuk garis regresi

ST2c = Varians tuna cocok Se2 = Varians kekeliruan

3. Uji Hipotesis

Untuk keperluan pengujian hipotesis ini, digunakan uji statistik

inferensial, yaitu dengan menggunakan regresi sederhana karena didasarkan

pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan

satu variabel dependen. Kriteria penerimaan clan penolakan terhadap hipotesis

didasarkan pada taraf signifrkansi 5%. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan program SPSS.

a. Pengujian Hipotesis I

Untuk menguji hipotesis pertama digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho1 = Tidak ada

Gambar

Tabel r .......................................................................................
Tabel 3.1  Kisi-Kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar
Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Penyesuaian Diri
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya Pokja ULP akan mengadakan penilaian/evaluasi administrasi dan teknis terhadap surat penawaran yang memenuhi syarat/lengkap pada saat pembukaan penawaran, dan

Jika langkah selanjutnya adalah membangun sistem nyata dalam bahasa pemrograman generasi ketiga, produk prototipe harus dapat menyediakan pada anda sarana untuk mencetak semua

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN DAN PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prema Pradiksa (2011) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank Devisa Nasional yang

Berdirinya Persyarikatan Muhammadiyah di Jakarta Timur pada tahun 1963, telah memberi warna baru bagi kehidupan masyarakat Islam di wilayah tersebut, walau tidak

[r]

Dosen pembimbing praktikan adalah Drs.Sri yono,M si.Kualitas dari dosen pembimbing juga baik, dimana selalu memberikan pengarahan, kritik saran serta dukungan yang