• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Responden

a. Jenis Kelamin Mahasiswa

Tabel 4.2

Deskripsi Jenis Kelamin Mahasiswa

No. Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1. Perempuan 39 40,2

2. Laki-laki 58 59,8

Total 97 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 39 orang (40,2%), dan mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 58 orang (59,8%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki.

b. Umur Mahasiswa

Tabel 4.3

Deskripsi Umur Mahasiswa

No. Umur Mahasiswa Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1. Kurang dari15 tahun 0 0 2. 16 tahun – 18 tahun 11 11,3 3. 19 tahun – 21 tahun 19 19,6 4. 22 tahun – 24 tahun 28 28,9 5. 25 tahun – 27 tahun 21 21,6 6. 28 tahun – 30 tahun 14 14,4 7. Lebih dari 30 tahun 4 4,1

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa tidak ada mahasiswa dengan umur kurang dari 15 tahun (0%), mahasiswa yang berumur antara 16 tahun – 18 tahun berjumlah 11 orang (11,3%), mahasiswa yang berumur 19 tahun – 21 tahun berjumlah 19 orang (19,6%), mahasiswa yang berumur 22 tahun – 24 tahun berjumlah 28 orang (28,9%), mahasiswa yang berumur 25 tahun – 27 tahun berjumlah 21 orang (21,6%), dan mahasiswa yang berumur 28 tahun – 30 tahun berjumlah 4 orang (4,1%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berumur antara 22 tahun – 24 tahun yang sedang menempuh kuliah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

c. Pemondokan di Yogyakarta

Tabel 4.4

Deskripsi Pemondokan di Yogyakarta

No. Pemondokan Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1. Asrama 35 36,1

2. Kost 38 39,2

3. Kontrakan 14 14,4

4. Rumah orang tua 8 8,2

5. Lain-lain 2 2,1

Total 97 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang memilih pemondokan di asrama sebanyak 35 oramg (36,1%), kost sebanyak 38 orang (39,2%), kontrakan sebanyak 14 orang (14,4%), rumah

orang tua sebanyak 8 orang (8,2%) dan lain-lain sebanyak 2 orang (2,1%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bertempat tinggal di asrama dan kos-kosan.

d. Asal Daerah dari Papua

Tabel 4.5

Deskripsi Asal Daerah dari Papua

No. Asal Daerah Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1. Wamena 12 12,4 2. Jayapura 8 8,2 3. Biak 8 8,2 4. Serui 9 9,3 5. Nabire 14 14,4 6. Paniai 5 5,2 7. Manokwari 8 8,2 8. Sorong 11 11,3 9. Fak-fak 11 11,3 10. Merauke 11 11,3 Total 97 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang berasal dari Wamena sebanyak 12 orang (12,4%), Jayapura sebanyak 8 orang (8,2%), Biak sebanyak 8 orang (8,2%), Serui sebanyak 9 orang (9,3%), Nabire sebanyak 14 orang (14,4%), Paniai sebanyak 5 orang (5,2%), Manokwari sebanyak 8 orang (8,2%), Sorong sebanyak 11 orang (11,3%), Fak-fak sebanyak 11 orang (11,3%), dan Merauke sebanyak 11

orang (11,3%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berasal dari Nabire.

e. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tabel 4.6

Deskripsi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

No. IPK Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1. 0,00 – 0,50 0 0,0 2. 0,51 – 1,00 0 0,0 3. 1,01 – 1,50 0 0,0 4. 1,51 – 2,00 3 3,1 5. 2,01 – 2,50 55 56,7 6. 2,51 – 3,00 33 34,0 7. 3,01 – 3,50 6 6,2 8. 3,51 – 4,00 0 0 Total 97 100

Berdasarkan tabel deskriptif di atas dapat diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki IPK antara 0,00 sampai dengan 1,50 adalah tidak ada (0,0%), mahasiswa yang memiliki IPK 1,51 – 2,00 sebanyak 3 orang (3,1%), mahasiswa yang memiliki IPK 2,01 – 2,50 sebanyak 55 orang (56,7%), mahasiswa yang memiliki IPK 2,51 – 3,00 sebanyak 33 orang (34,0%), mahasiswa yang memiliki IPK 3,01 – 3,50 sebanyak 6 orang (6,2%), dan mahasiswa yang memiliki IPK 3,51 – 4,00 tidak ada (0,0%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki IPK antara 2,01 sampai dengan 2,50.

2. Deskripsi Data a. Motivasi Belajar

Berdasarkan data tentang motivasi belajar yang diolah dengan bantuan

SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk motivasi belajar adalah 45, dan skor data terendah untuk motivasi belajar adalah 17. Dari hasil perhitungan data tentang variabel motivasi belajar dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean motivasi belajar = 31,18, median motivasi belajar = 30,00, modus motivasi belajar = 27, dan standar deviasi motivasi mengajar = 7,577 (Lampiran 5, halaman 96). Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel motivasi belajar mahasiswa berdasarkan PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157 – 160):

Tabel 4.7

Kategori dan Interpretasi Variabel Motivasi Belajar

No. Interval Frek. Frek.

Relatif (%) Interpretasi 1. ≤ 45 46 47,4 Sangat Rendah 2. 46 – 55 27 27,8 Rendah 3. 56 – 65 17 17,5 Sedang 4. 66 – 80 7 7,2 Tinggi 5. 81 – 100 0 0 Sangat Tinggi Total 97 100

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa tidak ada mahasiswa atau 0% yang terkategorikan memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 7 orang mahasiswa atau 7,2% yang terkategorikan memiliki motivasi belajar

tinggi, 17 orang mahasiswa atau 17,5% yang terkategorikan memiliki motivasi belajar sedang, 27 orang mahasiswa atau 27,8% yang terkategorikan memiliki motivasi belajar rendah, dan 46 orang mahasiswa atau 47,4% yang terkategorikan memiliki motivasi belajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki motivasi belajar yang terkategorikan sangat rendah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean motivasi belajar = 31,18, median motivasi belajar = 30,00, modus motivasi belajar = 27, dan standar deviasi motivasi belajar = 7,577.

b. Tingkat Penyesuaian Diri

Berdasarkan data tentang tingkat penyesuaian diri yang diolah dengan bantuan SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk tingkat penyesuaian diri adalah 32, dan skor data terendah untuk tingkat penyesuaian diri adalah 11. Dari hasil perhitungan data tentang variabel tingkat penyesuaian diri dengan menggunakan SPSS for Windows

versi 15 diperoleh nilai mean tingkat penyesuaian diri = 21,68, median tingkat penyesuaian diri = 21,00, modus tingkat penyesuaian diri = 16, dan standar deviasi tingkat penyesuaian diri = 5,769 (Lampiran 5, halaman 96). Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel tingkat penyesuaian diri mahasiswa berdasarkan PAP Tipe II (Masidjo, 1995:157 – 160):

Tabel 4.8

Kategori dan Interpretasi Variabel Tingkat Penyesuaian Diri

No. Interval Frek. Frek.

Relatif (%) Interpretasi 1. ≤ 45 27 27,8 Sangat Rendah 2. 46 – 55 14 14,4 Rendah 3. 56 – 65 18 18,6 Sedang 4. 66 – 80 24 24,7 Tinggi 5. 81 - 100 14 14,4 Sangat Tinggi Total 97 100

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 14 orang mahasiswa atau 14,4% yang terkategorikan memiliki tingkat penyesuaian diri sangat tinggi, 24 orang mahasiswa atau 24,7% yang terkategorikan memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi, 18 orang mahasiswa atau 18,6% yang terkategorikan memiliki tingkat penyesuaian diri sedang, 14 orang mahasiswa atau 14,4% yang terkategorikan memiliki tingkat penyesuaian diri rendah, dan 27 orang mahasiswa atau 27,8% yang terkategorikan memiliki tingkat penyesuaian sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki tingkat penyesuaian diri yang terkategorikan sangat rendah. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean tingkat penyesuaian diri = 21,68, median tingkat penyesuaian diri = 21,00, modus tingkat penyesuaian diri = 16, dan standar deviasi tingkat penyesuaian diri = 5,769.

c. Prestasi Belajar

Berdasarkan data tentang prestasi belajar yang diolah dengan bantuan

SPSS for Windows versi 15 diketahui bahwa skor data tertinggi untuk prestasi belajar adalah 3,30, dan skor data terendah untuk prestasi belajar adalah 1,99. Dari hasil perhitungan data tentang variabel prestasi belajar dengan menggunakan SPSS for Windows versi 15 diperoleh nilai mean prestasi belajar = 2,4833, median prestasi belajar = 2,4500, modus prestasi belajar = 2,15, dan standar deviasi prestasi belajar = 0,30182. (Lampiran 5, halaman 96). Berikut ini disajikan tabel kategori dan interpretasi variabel prestasi belajar mahasiswa berdasarkan PAP Tipe II (Masidjo, 1995: 157 – 160):

Tabel 4.9

Kategori dan Interpretasi Variabel Prestasi Belajar

No. Interval Frek. Frek.

Relatif (%) Interpretasi 1. ≤ 45 0 0,0 Sangat Rendah 2. 46 – 55 22 22,7 Rendah 3. 56 – 65 44 45,4 Sedang 4. 66 – 80 30 30,9 Tinggi 5. 81 - 100 1 1,0 Sangat Tinggi Total 97 100

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa ada 1 orang mahasiswa atau 1,0% yang terkategorikan memiliki prestasi belajar sangat tinggi, 30 orang mahasiswa atau 30,9% yang terkategorikan memiliki prestasi belajar tinggi, 44 orang mahasiswa atau 45,4% yang terkategorikan memiliki

prestasi belajar sedang, 22 orang mahasiswa atau 22,7% yang terkategorikan memiliki prestasi belajar rendah, dan 0 orang mahasiswa atau 0% yang terkategorikan memiliki prestasi belajar sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki prestasi belajar yang terkategorikan sedang. Hal ini didukung oleh hasil perhitungan mean prestasi belajar = 2,4833, median prestasi belajar = 2,4500, modus pretasi belajar = 2,15, dan standar deviasi pretasi belajar = 0,30182.

Dokumen terkait