• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1.5.1 Pengertian Gerak

Gerak (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi, gerak ( motor) ruang lingkupnya lebih luas dari pada psikomotor. Pengertian gerak dasar adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari yang meliputi gerak jalan, lari, lompat, lempar (Ma’mun, 2000:20).

Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. saputra (2000:20), kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Kemampuan lokomotor, digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti loncat dan lompat.

2) Kemampuan non lokomotor, dilakukan di tempat tanpa ada ruang gerak yang memadai, contoh mendorong, menarik, dll.

3) Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan kemampuan tangan dan kaki. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif antara lain melempar, memulkul, menendang dan memukul.

2.1.5.2 Konsep Gerak

Konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respon gerak, seperti menangkap, melempar, menunjuk pada pola gerak tertentu yang biasanya ditemui pada softball, kasti, basket, atletik dan sebagainya. Untuk mengenal label atau nama ini siswa akan dihadapkan pada keharusan memahami ciri, jenis, serta syarat yang harus dipenuhi agar gerak itu layak disebut sesuatu (Samsudin, 2008:27). Konsep gerak dalam pendidikan jasmani.

2.1.5.2.1 Rangkaian aksi

Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Istilah seperti keseimbangan berpindah tempat, memukul, menerima atau berputar adalah rangkaian aksi yang bersifat konsep, sebab aksinya dapat dilakukan dalam banyak cara dan dalam situasi yang berbeda. Seorang anak akan dapat membuat keseimbangan pada satu kaki, dua kaki, kedua tangan, atau kepala dan kedua lengan. Seorang anak dapat berpindah tempat dengan berlari, melompat, merangkak, atau mengguling dan berputar dengan menggunakan bagian tubuh yang berbeda (2008:27).

2.1.5.2.2 Kualitas gerak

Untuk melihat respons gerak adalah dengan mengorganisasikan ke dalam kualitas gerak yang ditunjukannya. Kualitas gerak merupakan kelompok respons yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari beberapa aspek, seperti aspek ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Aspek usaha menunjukan adanya kualitas waktu, bobot, ruang, dan aliran. Sedangkan aspek keterhubungan menggambarkan hadirnya kesesuaian, kerja sama, dan keterkaitan. Konsep kualitas gerak tadi berasal dari rumusan deskripsi analisis sistem gerak dari Rudolf Labanyang melihat bahwa pada dasarnya gerakan selalu berkisar di antara ketiga kualitas di atas. Dengan konsep kualitas, guru akan melihat bahwa siswa dapat melakukan gerak yang lambat, cepat, tiba-tiba atau diatur berkelanjutanmengikuti ketinggian, arah dan bidang tertentu (Samsudin, 2008:28).

2.1.5.2.3 Prinsip gerak

Prinsip gerak adalah pengelompokan konsep secara meluas yang memasukan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan efektivitas gerak. Gagasan tentang (1) hubungan antara pemindahan berat atau gerak lanjut dan penghasil daya, dan (2) pengaruh putaran cepat pada sudut naik suatu benda, juga ide yang dikaitkan dengan keseimbangan dan stabilitas, semuanya merupakan prinsip gerak yang menjadi isi utama dari pembelajaran ini, siswa akan belajar prinsip-prinsip mekanika gerak secara dini, yang berhubungan dengan titik berat badan serta sumber-sumber daya dan hukuman-hukuman yang menunjang dan sekaligus membatasinya.

2.1.5.2.4 Strategi gerak

Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Dalam konsep ini dimasukan gagasan tentang bagaimana memberikan operan pada penerima yang sedang bergerak, menyesuaikan langkah dalam tarikan baik sebagai pemimpin maupun yang mengikuti danmenetapkan diri secara defensif di antara bola dan gawang. Strategi gerak adalah kemampuan menyesuaikan gerak yang berhasil dilakukan seseorang ketika dirinya terlibat dalam kegiatan dengan orang lain (2008:28).

2.1.5.2.6 Pengaruh gerak

Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh pengalaman gerak pada perilaku. Pengaruh latihan yang keras pada jantung dan tipe latihan yang menghasilkan daya tahan, kekuatan, dan kelentukan merupakan konsep pengaruh gerak. Ketika suatu pengarah gerak menjadi sebuah konsep yang harus dipelajari, tujuannya adalah agar siswa mampu menerapkan konsep itu pada pengalaman baru (Samsudin, 2008:29).

2.1.5.2.7 Emosi gerak

Emosi atau jiwa gerak merupakan suatu pengelompokan khusus dari konsep yang berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia. Konsep emosi gerak dihubungkan dengan pengungkapan perasaan, kenikmatan gerak, kerja sama kelompok, perasaan yang menggambarkan mengapa orang bergerak, dan pengaruh gerak, dan pengaruh gerak dan emosi.

Ketika emosi gerakmenjadi sasaran utama pengajaran, tujuan guru adalah mengembangkan beberapa aspek perasaan, sikap, atau hubungan sosial yang akan beralih pada pengalaman gerak lain dan terutama pada perilaku siswa secara umum. Tujuan yang menetap dari program pendidikan jasmani adalah sikap yang positif terhadap semua kegiatan fisik dan pembelajaran. Emosi gerak sebagai materi khusus pembelajaran harus berlangsung melintasi fokus utama dari pembelajaran harus bersifat afektif dari pada bersifat psikomotor (2008: 29).

2.1.5.3 Belajar Gerak

Menurut Amung Ma’mun (2000:3), belajar gerak merupakan studi tentang proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak (motor skill). Keterampilan gerak sangat terikat dengan latihan dan pengalaman individu yang bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia.

Ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu :

1) Tahapan verbal kognitif, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula, mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagimana gerak itu dilakukan. Oleh karena itu, kemampuan verbal kognitif sangat mendominasi tahapan ini.

2) Tahapan gerak (motorik), fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai

peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri serta rasa percaya diri.

3) Tahapan otomatisasi, setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat. Peserta didik sudah menjadi lebih terampil dan setiap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien.

Pembelajaran gerak pada umumnya memiliki harapan dengan munculnya hasil tertentu, hasil tersebut biasanya adalah berupa penguasaan keterampilan. Keterampilan siswa yang tergambarkan dalam kemampuannya menyelesaikan tugas gerak tertentu akan terlihat mutunya dari seberapa jauh siswa tersebut mampu menampilkan tugas yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu. Semakin tinggi tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas gerak tersebut maka semakin baik keterampilan siswa tersebut (Amung Ma’mun, 2000:57).

Dokumen terkait