• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa yang diajarkan oleh Guru yang tidak Menggunakan Media Poster Ikon

HASIL PENELITIAN

3. Hasil Belajar Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Siswa yang diajarkan oleh Guru yang tidak Menggunakan Media Poster Ikon

dalam

Kegiatan Belajar Mengajar (Kelas Kontrol)

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari 30 orang siswa yang dijadikan sampel pada kelas yang diajarkan oleh guru yang tidak menggunakan media poster ikon dalam kegiatan belajar mengajarnya diperoleh hasil belajar dcngan rentang nilai antara : 52 - 88, dengan rata-rata 64,5 dan simpangan baku 9,78.

Gambar 2

Diagram Batang Hasil Tes Matematika Siswa

Dari gambar tersebut di atas, dapat dilihat bahwa titik tertinggi terletak pada angka 60 dan 72, artinya banyaknya siswa yang mendapat angka 60 dan 72.

B. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji lilefors, pada = 0,05 dari hasil pengujian untuk hasil-hasil tes pada kelas eksperimen didapat Lhitung sebesar 0,1522 (lihat lamp.11) dan Ltabel untuk n = 30

pada taraf signifikan = 0,05 adalah 0,161. Sedangkan dari hasil tes matematika pada kelas kontrol didapat Lhitung sebesar 0,1472 ( lihat

lamp. 12 ) dan Ltabel untuk n - 30 pada taraf signifikan - 0,05 adalah

0,161, ternyata dari kedua hasil pengujian tersebut didapat Lhitung

lebih kecil dari Ltabel, sehingga hipotesis nol (Ho) dari pengujian

0 1 2 3 4 5 6 52 56 60 64 72 76 80 88

normalitas ini menyatakan data populasi berdistribusi normal diterima. Dengan demikian pengujian persyaratan analisis yaitu data berdistribusi normal telah terpenuhi.

2. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan uji fisher, Dari data yang diperoleh dikelompokkan menjadi 2 kelompok data, yakni data hasil-hasil tes Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media poster ikon dan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media poster ikon, dari hasil pengujian didapat Fhitung sebesar 1,037 (lihat

lamp. 13) dan Ftabel pada = 0,05 untuk f (na-1, nb-1) adalah F0,05 (29.29)

adalah 2,102. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Fhitung <

Ftabel, sehingga Ho (Hipotesis Nol) dari pengujian ini yang menyatakan

varians, dari masing-masing kelompok diterima. Dengan demikian uji persyaratan analisis data homogen telah terpenuhi.

C. Analisa dan Pembahasan

Diketahui uji hipotesis statistik pada penelitian ini adalah : Ho : µ =A µB

Hi : µ ≠A µB

Untuk Menguji hipotesis statistik di atas, maka diiakukan pengujian dengan menggunakan uji t Student, dengan perhitungan sebagai berikut : rumus mencari harga t hitung jika diketahui bahwa

2 2

r

x σ

σ = dari uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan adalah :

s y x hitung n n Y X t 1 1 + − = dengan S2 = 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 − + − + − y x y y x x n n S n S n

Dan dari data diperoleh sebagai berikut:

nx = 30 ny = 30 Sx2= 10,14 2 x S = 9,78 x = 73,8 y = 64,5 S = 58 78 , 9 ) 1 30 ( 14 , 10 ) 1 30 ( − + − S = 58 63 , 283 06 , 294 + S = 9,96

Sedangkan untuk mcngetahui harga ttabel dengan = 0,05 maka perlu diketahui terlebih dahulu nilai derajat kebebasan dengan rumus v = nx + ny - 2, dengan data yang diperoleh dari hasil belajar

persamaan dan pertidaksamaan linear didapat : v = 30 + 30 - 2 = 58 Sehingga harga ttabel dengan = 0,05 dan v = 58 pada tabel distribusi t adalah 1,671. Karena thitung > Wi (3,607 > 1,671), maka HO

ditolak pada taraf signifikan t = 0,05 dan derajat kebebasan v = 58. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media poster ikon dalam kegiatan belajar mengajar pada pokok bahasan persamaan dan pertidaksamaan linear dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Matematika memegang peranan yang penting dalani kehidupan, karena berbagai sendi kchidupan baik langsung ataupun tak langsung akan banyak memerlukan matematika. Maka sudah selayaknya matematika merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, dari jenjang pendidikan dasar, menengah atas atau bahkan pada perguruan tinggi. Namun berdasarkan survey yang dilakukan secara acak dari beberapa siswa SLTP dan SLTA 85% tidak menyukai matematika karena sulit, sehingga sampai saat sekarang ini masih banyak kalangan pelajar yang beranggapan bahwa matematika masih merupakan momok yang menakutkan dan merupakan pelajaran yang sulit.

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa

Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat komplek ini. Dan seorang baru dikatakan telah belajar jika orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan yang sebelumnya tidak dapat dilakukan ini. Dan seorang baru dikatakan telah belajar jika orang tersebut dapat melakukan beberapa kegiatan yang sebelumnya tidak dapat dilakukan, karena hampir semua kegiatan dalam matematika menghendaki belajar yang dapat didefinisikan dan diamati, maka topik-topik matematika dapat menjadi analisa hierarki Belajar merupakan interaktif dari siswa dalam lingkungannya sehingga dalam kegiatan belajar guru harus berupaya membangun suasana interaksi yang harmonis, interaksi tersebut akan dapat membawa pengaruh kuat pada perubahan-perubahan, sehingga perubahan yang terjadi relatif menetap dan berbekas pada diri siswa yang akan menjadi sikap dan pola perilakunya. Hasil belajar tidak hanya dimaksudkan untuk memperlihatkan kemampuan-kemampuan tetapi juga memberikan umpan balik bagi siswa maupun bagi guru

Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat ilmu tentang logika, bilangan serta terdapat konsep-konsep yang saling berhubungan dan dipresentasikan dengan bahasa simbolik. Obyek penelaahan matematika tidak sekadar kuantitas tetapi lebih menitik beratkan pada hubungan, pola, bentuk dan struktur serta konsepnya. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa matematika itu berkaitan dengan gagasan yang terstruktur dan hubungannya diatur secara logis.

Dengan demikian, dari beberapa penjelasan di atas, matematika dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu cara atau metode bagaimana seseorang melakukan proses belajar secara optimal untuk berpikir dan bernalar dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan bilangan dan kalkulasi secara sistematika sehingga siswa menjadi aktif, kreatif, dan mampu memecahkan permasalahan yang berhubungan tentang bilangan tersebut.

Fenomena di atas sampai pada saat ini masih kita lihat dan rasakan, karena dari kenyataan yang ada bahwa mata pelajaran matematika masih begitu menakutkan bagi scbagian siswa, hal ini terlihat dari hasil Try Out Pelajaran matematika dari beberapa sekolah SLTP hanya 5% yang lulus, padahal mata pelajaran ini merupakan salah satu mata pelajaran wajib nasional yang di ebtanaskan, dan apabiia mata pelajaran ini tidak lulus, maka siswa tersebut dinyatakan tidak lulus.

Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah sarana atau alat bantu yang menarik yang dapat menarik perhatian dan minat anak, karena anak cenderung akan tcrtarik apabila ada haJ lain yang tidak biasa, sarana tersebut misalnya berupa alat peraga, mungkin perlu dicarikan model atau cara yang dapat membangkitkan gairah anak untuk belajar matematika. Peneliti berharap dengan dilaksanakannya penelitian ini dapat membantu meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan siswa untuk memahami suatu permasalahan matematis, karena dalam pemecahan masalah matematis terdapat langkah-langkah yang terkadang hanya dapat dilakukan dengan logika. Dalam menghadapi masalah ini, peneliti tentu saja ingin melakukan perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya dalam upaya menuju ke arah tujuan matematika, fungsi matematika, serta kegunaan matematika. Maka penulis mencoba untuk menggunakan penelitian tindakan pada SMPN 142 Jakarta Barat Kelas VII) dengan judul penelitian "Pengaruh Penggunaan Media Poster Ikon terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa"

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap keefektifitasan media poster ikon didapat adanya perbedaan prestasi belajar siswa antara yang menggunakan media poster dengan yang tidak menggunakan media poster ikon, kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan media poster ikon mempunyai rata-rata 73,8 dan kelompok siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan media poster ikon hanya memperoleh rata-rata 64,5 dan dari penghitungan ternyata dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan alat bantu media poster ikon mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa.

Saran-saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada pengaruh penggunaan media poster ikon terhadap pengajaran matematika maka ada beberapa hal yang menjadi catatan atau menjadi sumbang saran bagi para pengelola dan pendidik serta orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan, diantaranya :

Hendaknya para pengelola pendidikan tidak hanya memikirkan faktor-faktor ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan pendidikan secara menyeluruh, hendaknya juga memikirkan bagaimana caranya agar

dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya khususnya pada bidang studi matematika yang menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan.

1. Hendaknya para pengelola pendidikan atau para kepala sekolah lebih

Dokumen terkait