• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : SEJARAH SINGKAT NEGARA LEBANON – ISRAEL

C. Latar Belakang Berdirinya Negara Israel

Jauh sebelum agama Islam lahir, agama Yahudi dengan negara Israel sebagai bangsanya, sudah berakar sejak ribuan tahun lalu. Bani Israel adalah keturunan dari Nabi Ibrahim, yang menikah dengan dua istri yang pertama Sarah dan kedua Siti Hajjar. Hajjar mempunyai anak bernama Ismail dan Sarah mempunyai anak yang bernama Ishak yang kelak menurunkan keturunan bangsa Israel.

Bani Israel di berikan kelebihan oleh Allah SWT berupa kecerdasan akal di bandingkan bangsa lain, akan tetapi bangsa ini selalu berkonfrontasi demi muwujudkan keinginannya. Bani Israel lalu mencaplok hak bangsa Kana’an atas tanah yang telah di berikan oleh Allah sebagai warisan di Yerusalem dan daerah sekitarnya, sebagaimana telah di terangkan kepada mereka melalui Musa28. Maka konsekuensi dari perebutan paksa Bani Israel diperangilah mereka oleh orang-orang bangsa Palestina, Kanaan, Armenia, Urdun, Amman dan Ma’rib.29. Hampir disetiap wilayah Timur Tengah dan Eropa bangsa Yahudi memiliki komunitas sendiri dan pada umumnya sangat menjaga keturunan murni ras mereka.

Nabi Daud memiliki putra yaitu Nabi Sulaiman yang meneruskan ajaran tentang ketuhanan, kepada Bani Israel akan tetapi sepeninggalan Nabi Musa, pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman, wilayah kerajaan Israel di perluas dari sungai Nil di selatan hingga Sungai Eufrat di Utara30. Negara Yahudi mengklaim batas wilayah teritorial tersebut dan menjadi sengketa global negara-negara Timur - Tengah pada umumnya.

28

Ibn Khaldun, Muqoddimah, (Jakarta:Pustaka Firdaus,2000),h,.282.

29

Ibid,.h.282.

30

Orang-orang Yahudi yang tinggal menetap di daerah Isfaham dan Irak dibawah kekuasaan Raja Persia yaitu Kayyanit, memulangkan Bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem. Akan tetapi dominasi kerajaan Romawi Barat atas wilayah Yerusalem berdampak pada imigrasi besar-besaran ke daerah Roma dan hanya sebagian kecil orang Yahudi yang menetap di daerah Yerusalem.

Periode Muhammad di tandai oleh ketidak percayaan orang Yahudi terhadap agama Islam. Umat Yahudi meyakini bahwa Nabi terakhir adalah dari golongan mereka sendiri akan tetapi keturunan Ismailiyah yaitu Muhammad yang menjadi nabi penutup umat manusia.

Bangsa Yahudi dalam perjalanan sejarahnya hingga pada abad 20 M mengalami keterusiran, bahkan dipindahkan secara paksa oleh pengusasa – penguasa setempat. Catatan yang memilukan ini memuncak dalam peristiwa

Holocus Nazi, yang menewaskan hampir enam juta orang Yahudi31. Keadaan buruk yang menimpa Yahudi menimbulkan simpati besar dari Amerika Serikat, yang mana pemerintahan AS tidak melarang untuk imigrasi Yahudi ke Palestina32. Dukungan Presiden AS ketika itu Rooselvelt hingga Pemerintahan Bush jr, memudahkan negara Israel mengambil kebijakan di Timur Tengah yang menguntungkan Yahudi.

Kerajaan Turki Usmani dibawah kepemimpinan Abdul al-Hamid II, mengalami kegoncangan dalam negeri33 dan intervensi asing dari Eropa34,

31

John J Mearsheimer dan Stephent M Walt, , Dahsyatnya Lobi Israel (Jakarta: Gramedia, 2010),h.486.

32Denis Richard dan J W Hunt, An Illustrated Histori of : Moderen Britanian 1783-1964,

(London: Longmans 1969).h. 316.

33

Pada tahun 1889, terjadi pemberontakan yang di lakukan Commitee on Union and

sehingga melemahkan kekuasaan dan mengalami kemunduran. Peristiwa tersebut di manfaatkan oleh tokoh Yahudi yaitu Theodore Hetzer, Mousye Levi dan Emanuael Kruezo datang kepada sultan Abdul Hamid II, pada tahun 1898 dengan membawa hadiah sebanyak 150 juta lira uang emas, dengan maksud agar di perkenankan orang Yahudi dibelahan dunia menetap dan bertempat tinggal di Palestina, akan tetapi rencana tersebut di tolak oleh Sultan.

Pada tahun 1901, tokoh Yahudi Theodore Hetzer ingin bertemu langsung dengan Sultan Abdul al-Hamid II untuk membahas hal yang sama, dengan penawaran baru dan lebih menguntungkan kerajaan Turki, isi butir tersebut adalah 1. Utang piutang antara kerajaan Turki Usmani dengan pemerintahan Inggris

sebesdar 23 juta Pound akan di tanggung oleh kaum Yahudi.

2. Kaum Yahudi menganggarkan sebesar 230 juta mark uang emas untuk membangun Angkatan Laut Turki Usmani yang moderen

3. Kaum Yahudi berencana akan membangun Universitas Usmaniyah di Yerusalem.

Maka kerajaan Usmaniyah harus memenuhi dua hal dari kaum Yahudi

1. Sultan Abdul al-Hamid II, tidak boleh melarang kaum Yahudi untuk tinggal dan berkunjung ke Palestina, dalam jangka waktu yang tidak ditentukan

34

Pada waktu kekuasaan Sultan Abdul Hammid II, kekuasaan Kerajaan Islam mulai melemah dan Kerajaan Eropa mulai bangkit dari keterpurukan, saat itu negara Prancis, Inggris, Rusia memiliki pasukan militer dan persenjataan modern yang kuat dan siap kapan saja untuk menyerang kerajaan Turki Usmani.

di Paris, Jenewa dan Kairo terhadap kebijakan Sultan Abdul Hamaid II, akhirnya memaksa Sultan untuk menumpasnya demi menstabilkan Kerajaan.

2. Sultan harus mengizinkan orang Yahudi untuk membangun tempat ibadah Yahudi bersebelahan dengan masjid Al-Quds di Yerusalem.

Namun, usaha kaum Yahudi tersebut ditolak oleh Sultan dan dipertegas oleh Tahsin Pasya di Istana Yaldazit, dengan demikian tanah Yerusalem saat itu masih milik umat Islam.

Kaum Yahudi pasca kegagalan meminta persetujuan kepada sultan Abdul al-Hamid II, memanfaatkan keberadaan organisasi Persatuan dan Kemajuan yang sebagian tokohnya merupakan orang-orang Yahudi dari berbagai agama dan idiologi, walaupun memiliki pandangan agama dan idiologi berbeda, mereka sepakat untuk membentuk negara Israel di palestina.

Pada saat itu, anggota organisasi Persatuan dan Kemajuan dikenal dengan Turki Usmani Muda atau young Turk. Organisasi tersebut memiliki hubungan yang kuat dengan kalangan erwira militer yang masuk dalam organisasi tersebut. Mereka berkeyakinan bahwa Kerajaan Turki hanya dapat dipertahankan bila mau mengadopsi peradaban Eropa tanpa perubahan dari sisi struktur35. Di sisi lain perspektif kedua tokoh tersebut sangat bertentangan dengan Sultan Abdul Hamid II dalam kebijakan pemerintahannya. Sultan Abdul Hammid II setelah membubarkan Parlemen dan hancurnya gerakan Usmani Muda, memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut36. Melalui salah satu tokoh Persatuan dan Kemajuan Mustafa Kemal Attatruk bersama simpatisanya berhasil menurunkan Sultan Abdul al-Hamid II dan mengganti pemerintahan Usmani menjadi negara Sekuler. Dukungan Eropa dan kaum Yahudi terhadap Mustafa Kemal Attatruk

35

Syafiq A Mugni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, (Jakarta:Logos,1997),h.141.

36

sebagai kepala pemerintahan, memudahkan Bani Israel untuk memiliki sebuah negara di Yerusalem, maka pada tahun 1920 negara Inggris mengadakan perjanjian dengan Turki yang di kenal perjanjian Luzon yang isinya sebagai berikut:

1. Turki Harus menghapus sisitim Khalifah Islamiyah.

2. Segera mungkin di bentuk negara sekuler Turki yang berdaulat.

3. undang sekuler harus di terapkan sebagai ganti dari Undang-undang Turki yang berasaskan Islam.

Dengan kesepakatan tersebut maka wilayah kerajaan usmani di persempit hanya tinggal wilayah Turki saja. Pada tahun 1925, negara Turki sekuler mengeluarkan undang-undang yang melarang umat Islam mengenakan pakaian muslim baik laki-laki maupun perempuan, dan hak waris antara laki dengan perempuan disamakan.

Setelah Mustafa kemal Ataturk berhasil mengubah negara Turki menjadi sekuler, baru negara – negara Eropa mengakui kedaulatan Turki seperti Inggris, Prancis, Rusia dan Amerika. Tentara Inggris yang berada di wilayah Turki secara berangsur-angsur di tarik kembali ke negaranya. Pasca berakhirnya kerajaan Islam yaitu Turki Usmani memudahkan kaum Yahudi untuk mendirikan negara di karenakan tekanan negara-negara Barat terhadap Turki dibawah rezim Mustafa Kemal Attatruk. Sebagaimana dijanjikan oleh pemerintahan Inggris dan Amerika Serikat kepada kaum Yahudi pada 2 November 1917, yaitu memberikan Palestina sebagai berdirinya negara Israel Raya.37 Dukungan orang-orang Amerika keturunan Yahudi semakin mempertegas keinginan mendirikan Israel yang

37

berdaulat. Organisasi Zionis Amerika Serikat bersidang di New York dan menghasilkan program Biltmore yang di ajukan oleh Davis Ben Gurion, ketua Komisi Eksekutif Agen Yahudi38 Adapun isi Program Biltmore adalah

1. Palestina di serahkan kepada kaum Yahudi untuk mendirikan negara Israel yang berdaulat

2. Pembentukan tentara militer Yahudi

3. Penolakan Naskah putih39 pada tahun 1939 dan warga Yahudi di seluruh dunia boleh berimigrasi ke Palestina dengan pengawasan negara Inggris. Keberhasilan lobi-lobi Zionis terhadap Kongres dan pemerintahan Amerika, sehingga pada waktu itu Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Rooselvet mengeluarkan keputusan untuk mendukung Program Biltmore dan menyetujui langkah – langkah orang Yahudi.

Tepat pada 14 Nei 1948, David Ben Gurion mengumumkan secara resmi berdirinya negara Israel berdaulat yang berpijak kepada Resolusi PBB no.181 sebagai legitimasinya. Beberapa saat setelah pengumuman negara tersebut, pemerintahan Amerika dan Rusia menyatakan pengakuan negara Israel yang berdaulat dan merdeka.

Kedudukan negara Israel di Timur Tengah menimbulkan problematika dan cendrung konfrontatif terhadap penduduk setempat. Lihat bangsa Palestina yang tertindas oleh rezim Israel dan invasi kota Gaza di tahun 2008. Tujuannya adalah untuk menggantikan penduduk pribumi dengan masyarakat pemukim baru.

38Bawono Kumoro, Hamas, (Jakarta:Mizan,2009),h.55.

39

Larangan imigrasi Yahudi di seluruh dunia, oleh pemerintahan Inggris untuk bermukim di Palestina. Pada saat itu, banyak korban orang Yahudi yang di bunuh dan diusir oleh pemerintahan Adolf Hitler, dan akhirnya mereka mengungsi sementara ke darerah Siprus dan Yordania.

Kesadaran akan sebuah negara merdeka dan berdaulat, tokoh-tokoh Zionis Yahudi mengadakan pertemuan akan hal tersebut. Sesudah organisasi-organisasi Zionis melakukan serangkaian kongres dunia di Bessel, Swiss, pada tahun 1897, agenda politik pembentukan negara Yahudi menjadi semakin bulat40. Kongres Bassel yang di ikuti oleh 204 delegasi Yahudi dari 16 negara telah menyususn program-program perwujudan agenda politik awal41. Theoder Hezell, ketua Organisasi Zionis Yahudi, memutuskan akan di bentuknya negara Yahudi di Palestina.

Pada 5 Juli 1950 pemerintah Israel mengeluarkan undang-undang baru. Dengan undang-undang ini, Israel harus mengakomodasi setiap oang Yahudi dari negara manapun yang setiap saat ingin pindah ke negara Israel42. Tetapi peraturan tersebut tidak berlaku bagi warga Palestina yang berdomisili di luar negeri. Dengan peraturan yang berlaku tersebut, membut Israel kelak meluaskan wilayahnya untuk pemukiman Yahudi bukan hanya Palestina. Di tahun 1967 Israel merebut Dataran Tinggi Golan milik Suriah dan mengusir warga delapan puluh ribu dari tempat tinggal mereka43. Ketegangan Suriah dengan pemerintah Israel, berlanjut hingga sekarang. Suriah memberi bantuan militer kepada Hizbullah terkait perang Juni tahun 2006. Suriah mempunyai komitmen untuk mengembalikan Dataran Tinggi Golan yang di kuasai oleh Israel, dengan membantu sejumlah kelompok garis keras di antaranya Hizbullah dan Hamas, terlebih lagi menghambat laju negara Israel untuk menguasai daerah Suriah Selatan seluruhnya.

40LIPI, Minoritas Muslim di Israel, (Jakarta:Pensil,2004),h.32

41

Ibid,h.32

42

Riza Sihbudi, Menyandera Timur Tengah, (Jakarta: Mizan, 2007),h. 322

43

Lihat John J Mearsheimer dan Stephen M Walt, Dahsyatnya Lobi Israel,

Lebanon merupakan daerah yang cukup staregis dan lahannya sangat subur. Insiden yang terjadi di negara tersebut dengan militer Israel membuat pertanyaan, alasan invasi beberapa kali yang menuai protes dan kecaman. Di bawah kepemimpinan perdana menteri Menachem Begin dan Menteri Pertahanan Ariel Sharon, Israel menyerbu di bulan juni 1982. Delapan belas tahun kemudian yaitu tahun 2000, Hizbullah memaksa militer Israel keluar dari zona wilayah Lebanon. Kepentingan-kepentingan para Zionis di Lebanon kembali ke kasus November 1918, mereka menunjukkan kepada para pejabat mandat Inggris bahwa mereka menginginkan perbatasan Utara Israel termasuk seluruh sungai Litani, yang pada saat itu seluruhnya terdapat di Lebanon44. Rencana tersebut sebagaimana yang di katakan Theoder Hezerl, bahwa negara Yahudi terbentang dari Mesir hingga Eufrat. Terlebih lagi adanya aliran air yang banyak memungkinkan konsumsi untuk warga Yahudi di sebelah Utara.

Dari rangkaian aksi agresi militer dan kebijakan Israel di Lebanon dapat di simpulkan kuatnya pemerintah Israel untuk mengontrol Lebanon secara keseluruhan dan berupaya melemahkan gerakan-gerakan radikal di Timur Tengah demi mencapai agendanya. Tujuan utama Israel dalam perang Lebanon kedua tahun 2006 adalah memberi pukulan telak yang membuat Hizbullah tidak membuat efektif lagi, sebagai sebuah kekuatan bersenjata45. Kita Kembali kasus Hamas di Palestina, sampai detik ini pemerintah Israel masih menganggap organisasi tersebut radikal dan menebar teror ke wilayah pendudukan Israel, padahal di balik itu semua negara Israel menginginkan tanah Palestina terutama kota suci Yerusalem.

44

Aguk Irawan, Rahasia Dendam Israel, (Jakarta:Kinza, 2009),h.179.

45

Dokumen terkait