• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Selanjutnya bank adalah lembaga professional yang menghimpun keseluruhan surplus dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang defisit dana untuk berbagai tujuan. Fungsi bank ini disebut financial intermediary. Melalui penghimpunan dana, bank membayar bunga kepada nasabah penyimpan. Selanjutnya bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang defisit dana. Melalui penyaluran dana bank memperoleh pendapatan bunga. Menurut Budisantoso (2006:9) secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai Agent of Trust, Agent of development dan Agent of Service. Disamping fungsi-fungsi di atas, bank juga harus memperhatikan tujuan utama dari berdirinya suatu perusahaan dan tidak boleh meninggalkan tujuan-tujuan tersebut, karena pada dasarnya perusahaan adalah organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagi sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa untuk dijual dengan tujuan memperoleh laba.

Tujuan dari penilaian saham adalah untuk mengetahui apakah harga pasar suatu saham dinilai terlalu rendah (undervalued) atau terlalu tinggi (overvalued). Apabila nilai suatu saham dinilai terlalu tinggi maka saham tersebut layak untuk dijual. Sebaliknya jika harga suatu saham dinilai terlalu rendah (undervalued) maka saham tersebut layak untuk di beli. Naik turunnya harga saham perbankan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kondisi ekonomi, seperti terjadinya resesi. Selain dipengaruhi kondisi ekonomi secara umum, harga saham perbankan juga dipengaruhi persepsi pasar saat ini terhadap perusahaan juga prestasi yang diharapkan di masa depan. Studi empiris yang telah dilakukan menunjukkan harga saham dipengaruhi oleh ketersediaan informasi dalam masyarakat, dengan kata lain harga saham merefleksikan keseluruhan informasi yang tersedia dalam masyarakat. Oleh karena itu, jika para manajer tidak mengendalikan perusahaan secara efektif sesuai dengan potensi relatif dari aktiva yang dikuasainya, maka keadaan ini akan segera tampak dari harga saham yang cenderung menurun (Weston dan Copeland, 1999:7).

Tujuan utama perusahaan jangka pendek adalah menghasilkan laba sedangkan tujuan jangka panjang dari perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka menggambarkan semakin sejahtera pemiliknya. Nilai perusahaan adalah persepsi investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham. Semakin tinggi harga saham, semakin tinggi nilai perusahaaan.

Pentingnya nilai perusahaan membuat kreditur dan investor menjadi selektif dalam memberikan kredit maupun untuk berinvestasi. Nilai perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan membayar utangnya sehingga membuat kreditor tidak merasa khawatir dalam memberikan pinjaman. Nilai perusahaan juga memberikan sinyal positif kepada investor dalam menginvestasikan modal ke perusahan. Selain itu nilai perusahaan juga penting bagi perusahaan perbankan yang go public . Menjadi perusahaan perbankan yang go public berarti saham perusahaan yang diperdagangkan setiap saat dipengaruhi oleh valuasi terhadap nilai perusahaan. Penilaian terhadap kinerja perusahaan mempunyai dampak terhadap harga saham yang diperdagangkan.

Pada era globalisasi, dunia bisnis sektor perbankan mengalami perkembangan yang semakin kompleks dan pesat dengan kompetisi yang semakin ketat dan transparan. Hal tersebut menuntut perbankan untuk dapat bertahan di segala situasi yang dihadapi agar mampu bertahan terutama dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Globalisasi menciptakan lingkungan bisnis yang menuntut perlunya peninjauan kembali sistem manajemen yang digunakan perusahaan untuk dapat bertahan, sehingga perusahaan dituntut untuk selalu bisa meningkatkan nilai perusahaan.

Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang cukup menarik untuk diteliti karena kegiatan masyarakat yang tidak terlepas dari penggunaan jasa perbankan. Karena itu perusahaan perbankan merupakan salah satu lembaga yang penting bagi suatu negara. Di Indonesia sendiri sektor perbankan memiliki pangsa pasar yang besar dan memiliki peranan penting dalam sistem

perekonomian. Sejak krisis moneter tahun 1997, sektor perbankan mengalami berbagai gejolak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Terdapat 16 bank yang ditutup oleh pemerintah. Pada tahun 1999, 38 bank dilikuidasi, dan tahun 2004 Bank Dagang Bali dan Bank Aspac dilikuidasi. Tahun 2005, Bank Global ditutup. Tahun 2008 terjadi kasus Bank Century dan penutupan Bank Indover. Di tahun 2009 terjadi penutupan Bank IFI oleh pemerintah. Bank IFI ditutup karena ketidakmampuan membenahi masalah yang dihadapi. Secara umum masalah yang dihadapi oleh bank-bank tersebut adalah terjadinya kredit macet, likuiditas, kecukupan modal, penggelapan, rush dan faktor lainnya. Pada saat sekarang yang marak terjadi adalag fraud. Menurut Bank Indonesia dalam surat edaran Bank Indonesia no.13/28/DPNP, fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain yang terjadi di lingkungan bank dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank, nasabah atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoloeh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk fraud yang sering terjadi adalah penipuan, kecurangan, penggelapan asset, tindak pidana perbankan (tipibank), pembocoran informasi dan tindakan-tindakan lain yang dipersamakan dengan itu.

Perkembangan sektor perbankan yang semakin kompleks dan pesat. Hal ini dapat terlihat dari Laporan Perekonomian Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang menunjukkan jumlah peningkatan

pinjaman kepada masyarakat yang meningkat dari tahun 2011 sebesar Rp12,53. Triliun menjadi Rp.15,60 Triliun pada 2012 (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, 2014:16) Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan di sektor perbankan setelah krisis tahun 1998 dan 2008. Peningkatan pemberian pinjaman adalah usaha perbankan untuk memperoleh keuntungan melalui pendapatan bunga, komisi dan lainnya. Namun demikian semakin tinggi kompleksitas operasi perusahaan perbankan akan meningkatkan resiko bagi bank-bank umum.

Sekarang ini iklim perbankan mulai membaik. Setiap perusahaan berusaha menunjukkan performance terbaiknya sebagai lembaga yang terbaik. Selain itu, kemunculan bank asing di Indonesia semakin sering bermunculan, sehingga semakin mempertajam kompetisi. Untuk dapat bertahan bank harus dapat mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank dipengaruhi pada kemampuan bank dalam mengantisipasi setiap perubahan dan kemampuan bank dalam mempertahankan dan meningkatkan nilai perusahaan di mata masyarakat. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan secara global dan nasional. Perubahan tersebut mencakup perubahan di bidang kebijakan pemerintah, perubahan selera konsumen, teknologi informasi dan lainnya. Bank dalam memberikan jasanya harus dapat meningkatkan kualitas jasa-jasa yang diberikan. Bank harus beroperasi secara sehat sehingga kepentingan semua pihak dapat terjamin. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya nilai perusahaan sebagai aspek dalam penilaian dan pengambilan keputusan, sehingga diperlukan suatu kajian yang lebih pasti mengenai nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dinilai dari capital, risk profile, management, earning dan liquidity. Dari sisi capital, kinerja bank dilihat dari kemampuan bank dalam memenuhi kecukupan modal. Risk profile diartikan sebagai resiko inheren dan kualitas penerapan manajemen resiko dalam operasional perbankan. Earning menggambarkan Kinerja earning, sumber-sumber earning dan sustainability earning perbankan dan liquidity yang menggambarkan Kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan dana dengan segera dengan biaya-biaya yang sesuai.. Kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang dapat diukur dengan rasio keuangan. Kinerja keuangan mengukur tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola sumberdaya keuangan yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi kinerja perusahaan semakin tinggi nilai perusahaan.

Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menilai nilai perusahaan melalui harga suatu saham, yaitu metode pendekatan Price to Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV). Masing - masing pendekatan memiliki dasar penilaian yang berbeda sehingga investor dapat memilh metode mana yang diinginkan berdasarkan pertimbangan - pertimbangan tertentu.

Price to Book Value (PBV) adalah suatu metode penilaian saham yang digunakan untuk menilai harga suatu saham dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan (book value). Price to Book Value (PBV) merupakan alternative untuk menilai saham bagi perusahaan yang secara konsisten memberikan dividen kepada para pemegang saham. Besarnya dividen

menunjukkan bagaimana perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Price to Book Value (PBV) yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan book value perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Price to Book Value (PBV) adalah Rasio yang paling banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi, dimana pendekatan Price to Book Value (PBV) popular di kalangan para investor yamg kurang menyukai penilaian saham berdasarkan kemampuan menghasilkan laba karena nilai buku lebih sesuai dalam menilai suatu saham.

Secara umum kinerja bank umum dapat dilihat dari aspek capital, risk profile, management, earning dan liquidity. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah capital, risk profile, earning dan liquidity dimana hanya diambil variabel yang dapat diukur melalui rasio keuangan untuk digunakan dalam penelitian ini. Alasan untuk memilih variabel-variabel ini adalah berdasarkan pertimbangan bahwa semakin besar jumlah kredit yang diberikan bank kepada masyarakat semakin semakin kecil tingkat likuiditas bank, semakin rendah kecukupan modal bank dan semakin besar resiko kredit macet tetapi di lain sisi semakin besar jumlah kredit diharapkan akan memberikan return yang lebih tinggi. Keadaan ini dapat mempengaruhi penilaian investor dalam membuat keputusan investasi seiring dengan perubahan permintaan dan penawaran saham di pasar modal. Kinerja bank yang baik akan meningkatkan harga saham yang diikuti oleh meningkatnya nilai perusahaan.

Memaksimal nilai perusahaan dapat dicapai dengan memperhatikan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholder). Keseimbangan dalam pencapaian tujuan pemangku kepentingan dapat menjadikan perusahaan dinilai memiliki kinerja yang baik oleh investor. Kinerja perusahaan yang baik dapat meningkatkan permintaan saham. Apabila permintaan akan saham naik maka harga saham akan meningkat dan nilai perusahaan juga akan meningkat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh capital, risk profile, earning dan liquidity terhadap nilai perusahaan bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disamping itu masih adanya research gap antara penelitian-penelitian terdahulu. Variabel-variabel yang mengalami research gap antara lain Return on Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR). Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2013:63) dan Hidayat (2013:45) menemukan bahwa ROA berpengaruh positive terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Carningsih (2009:3) dan Pane (2004:86) menemukan bahwa ROA berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Srihayati dkk (2015:46) menemukan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negative terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian Kusuma dkk (2014) mennemukan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positive terhadap nilai perusahaan.

Maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pengaruh capital, risk profile , earning dan liquidity terhadap nilai perusahaan dengan

objek penelitian bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012 sampai dengan tahun 2014.

Dokumen terkait