• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.3 Belanja Daerah

Era otonomi daerah yang menitikberatkan peranan pemerintah daerah dalam mendorong kesejahteraan masyarakatnya ternyata telah menggeser paradigma pemikiran pembangunan yang selama ini diterapkan, yang awalnya terfokus di pusat kini daerah pun dapat sedikit lebih leluasa ikut andil dalam pembangunan daerah. Implikasi ini mengakibatkan adanya sharing of power dan sekaligus sharing of financial. Sharing of power bisa dicermati dengan adanya UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah, sedangkan sharing of financial dapat dicermati pada UU no.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah daerah (Prastiwi, 2008 : 30).

Pada ketentuan UU No.33 Tahun 2004 sendiri diatur beberapa aspek yang berkaitan dengan perimbangan keungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu yang diatur dalam ketentuan ini yaitu permasalahan belanja daerah. Menurut UU No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan daerah antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, Belanja Daerah dimaksudkan sebagai semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Dan rincianya bisa dibagi dalam dua bentuk yaitu berdasar sifat dan berdasar fungsinya. Berdasar sifat ekonominya belanja daerah terdiri atas belanja pegawai dan belanja barang, subsidi, hibah dan bantuan sosial. Sedangkan berdasar fungsinya belanja daerah terdiri dari belanja untuk pembangunan perumahan dan fasilitas umum, peningkatan kesehatan, pariwisata, budaya, agama, pendidikan serta perlindungan sosial (Prastiwi, 2008 : 30).

Pendapatan daerah yang diperoleh baik dari pendapatan asli daerah maupun dana perimbangan tentunya digunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai belanja daerah. Menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Berdasarkan struktur anggaran daerah, elemen-elemen yang termasuk dalam belanja daerah terdiri dari (Anonim, 2004 : 1) :

1. Belanja aparatur daerah

Adalah bagian belanja yang berupa Belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal / pembangunan yang dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik).

2. Belanja pelayanan publik

Adalah bagian belanja yang berupa : Belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal / pembangunan yang dialokasikan atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat, dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat (publik).

Baik belanja aparatur daerah maupun belanja pelayanan publik terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok belanja, yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modal / pembangunan (Anonim, 2004 : 1).

a. Belanja Administrasi Umum

Adalah belanja yang tidak langsung dialokasikan pada kegiatan non investasi (tidak menambah aset).

b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan

Adalah belanja langsung digunakan untuk membiayai kegiatan non investasi (tidak menambah aset).

c. Belanja Modal/Pembangunan

Adalah belanja langsung digunakan untuk membiayai kegiatan investasi (menambah aset). Belanja Modal / Pembangunan terdiri dari belanja modal tanah; belanja modal jalan dan jembatan; belanja modal bangunan air (irigasi); belanja modal instalasi; belanja modal jaringan; belanja modal bangunan gedung dan lain-lain.

Kelompok belanja administrasi umum dan belanja operasi pemeliharaan terdiri dari :

a. Belanja Pegawai / Personalia

Adalah semua pembayaran berupa uang tunai yang dibayarkan kepada pegawai daerah otonom. Belanja pegawai administrasi umum terdiri dari gaji dan tunjangan kepala daerah / wakil kepala daerah , gaji dan tunjangan pegawai, biaya perawatan dan pengobatan, serta biaya pengembangan sumber daya manusia.

Pada belanja pegawai pelayanan publik ditambahkan belanja tetap dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD. Belanja Pegawai operasi dan pemeliharaan terdiri dari honorarium / upah, uang lembur, dan insentif.

b. Belanja Barang dan Jasa

Adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk biaya bahan pakai habis kantor, jasa kantor, cetak , dan penggadaan keperluan kantor, sewa kantor, makanan dan minuman kantor, pakaian dinas, bunga hutang, depresiasi gedung, depresiasi alat angkutan, depresiasi

alat-alat kantor dan rumah tangga serta depresiasi alat studio dan alat komunikasi.

Pada belanja barang dan jasa Pelayanan Publik ditambahkan biaya depresiasi alat-alat besar, depresiasi alat bengkel dan alat ukur, depresiasi alat pertanian, depresiasi alat kedokteran, dan depresiasi alat laboratorium.

Belanja barang dan jasa Operasi dan pemeliharaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk biaya bahan / material, jasa pihak ketiga, cetak dan penggandaan, sewa, makanan dan minuman, bunga hutang dan pakaian kerja.

c. Biaya Perjalanan Dinas

Adalah semua pengeluaran biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan pindah, dan biaya pemulangan pegawai yang gugur dan dipensiunkan.

d. Biaya Pemeliharaan

Adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalm rangka pemeliharaan bangunan gedung, alat-alat angkutan, alat-alat kantor dan rumah tangga, alat-alat studio dan alat komunikasi, buku perpustakaan, serta alat-alat persenjataan.

Sedikit berbeda dengan belanja aparatur daerah, pada belanja pelayanan publik ditambahkan dengan pengeluaran bagi hasil dan bantuan keuangan, serta pengeluaran tidak tersangka:

a. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan

Adalah terdiri dari bagi hasil retribusi kepada pemerintah kabupaten/kota, bantuan keuangan kepada pemerintah kabupaten/kota, bantuan keuangan kepada pemerintah desa/kelurahan, bantuan keuangan organisasi kemasyarakatan, dan bantuan keuangan kepada organisasi profesi.

b. Belanja tidak tersangka

Adalah semua pengeluaran/belanja yang tidak terduga pada tahun anggaran yang diteliti. Belanja tidak tersangka dianggarkan untuk pengeluaran penanganan bencana alam, bencana sosial atau pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah.

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Pengeluaran pembiayaan daerah bersumber dari transfer ke dana cadangan, penyertaan modal, pembayaran utang pokok yang jatuh tempo, dan sisa lebih perhitungan anggaran tahun berjalan.

a. Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.

b. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayarkan daerah sebagai akibat penyerahan uang,barang dan atau jasa kepada daerah atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Sisa lebih perhitungan Anggaran Tahun Berjalan adalah merupakan selisih dari surplus/defisit ditambah dengan pos penerimaan pembiayaan dikurangi dengan pos pengeluaran pembiayaan.

Namun pada praktiknya belanja pemerintah daerah dibagi dalam 2 bentuk seperti yang terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Pendapatan Belanja daerah, yakni sebagai berikut :

1. Belanja Rutin

Belanja yang wujudnya tidak berupa fisik dan terjadi secara terus menerus sepanjang periode anggaran. Sebagai contoh belanja gaji dan honorium pegawai, belanja perjalanan dinas, belanja barang dan belanja lain-lain. Belanja rutin umumnya digunakan untuk membiayai operasional pemerintah daerah dan hasilnya tidak dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat.

2. Belanja Pembangunan

Selain dari belanja rutin pemerintah juga mengeluarkan belanja yang sifatnya tidak rutin dan umumnya menghasilkan wujud fisik yang manfaatnya lebih dari satu tahun. Belanja pembangunan dikeluarkan oleh pemerintah yang mana manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat karena memang belanja pembangunan dimaksudkan untuk peningkatan pelayanan publik. Belanja pembangunan ini pada akhirnya akan menghasilkan kapital publik dan dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat. Sebagai contoh belanja untuk pembangunan jalan, gedung-gedung sekolah, rumah

sakit, pembangunan jembatan dan sebagainya. Kesemuanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dokumen terkait