• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELANJA DAERAH

Dalam dokumen E-MODUL TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH (Halaman 84-91)

V BELANJA DAERAH DAN PENGELUARAN

A. BELANJA DAERAH

Berdasarkan Pasal 24 Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, belanja daerah dapat dirinci menurut:

BKPP Kota Tangerang Selatan 79 b. organisasi;

c. program dan kegiatan; d. kelompok;

e. jenis;

f. objek dan rincian objek belanja. 1. Urusan Pemerintahan Daerah

Belanja daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota, terdiri dari:

1. urusan wajib; 2. urusan pilihan;

3. urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang‐ undangan.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Klasifikasi belanja menurut urusan wajib, mencakup: a. pendidikan;

BKPP Kota Tangerang Selatan 80 b. kesehatan; c. pekerjaan umum; d. perumahan rakyat; e. penataan ruang; f. perencanaan pembangunan; g. perhubungan; h. lingkungan hidup; i. pertanahan;

j. kependudukan dan catatan sipil; k. pemberdayaan perempuan;

l. keluarga berencana dan keluarga sejahtera; m. sosial;

n. tenaga kerja;

o. koperasi dan usaha kecil dan menengah; p. penanaman modal;

q. kebudayaan;

r. pemuda dan olah raga;

s. kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

t. otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

u. ketahanan pangan;

v. pemberdayaan masyarakat dan desa; w. statistik;

x. kearsipan;

y. komunikasi dan informatika; z. perpustakaan.

Klasifikasi belanja menurut urusan pilihan, terdiri atas: a. pertanian;

BKPP Kota Tangerang Selatan 81 b. kehutanan;

c. energi dan sumber daya mineral; d. pariwisata;

e. kelautan dan perikanan; f. perdagangan;

g. perindustrian; h. transmigrasi.

Belanja menurut urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang‐undangan, dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan yang diklasifikasikan menurut urusan wajib dan urusan pilihan.

2. Organisasi

Klasifikasi belanja menurut organisasi, disesuaikan dengan susunan organisasi pada masing-masing pemerintah daerah. 3. Klasifikasi Program dan Kegiatan

Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan, disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah . 4. Klasifikasi Kelompok

Klasifikasi belanja menurut kelompok dirinci dalam kelompok belanja langsung dan kelompok belanja tidak langsung.

a. Belanja Langsung

Belanja langsung adalah belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program dan kegiatan yang direncanakan. Jenis

BKPP Kota Tangerang Selatan 82

belanja langsung dapat berupa belanja pegawai/personalia, barang/jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas.

Keberadaan belanja tersebut merupakan konsekuensi karena adanya program dan kegiatan dan mempunyai karakter bahwa masukan (alokasi belanja) dapat diukur dan diperbandingkan dengan keluarannya.

Belanja langsung dibagi menurut jenis belanja, yaitu: 1. belanja pegawai;

2. belanja barang dan jasa; 3. belanja modal.

b. Belanja Tidak Langsung

Belanja tidak langsung adalah belanja yang tidak dipengaruhi secara langsung terhadap adanya program/kegiatan. Belanja ini meliputi belanja pegawai, barang/jasa, pemeliharaan, dan perjalanan dinas.

Keberadaan anggaran belanja ini bukan merupakan konsekuensi ada atau tidaknya program/kegiatan. Belanja ini digunakan secara periodik (umumnya bulanan) dalam rangka koordinasi penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat umum, dan digunakan secara bersama‐sama dalam pelaksanaan program/ kegiatan.

Dalam perhitungan ASB (Analisa Standar Belanja), belanja tidak langsung harus dialokasikan pada setiap program/kegiatan tahun anggaran yang bersangkutan. Program/kegiatan yang memperoleh alokasi belanja tidak langsung adalah program atau kegiatan non investasi.

BKPP Kota Tangerang Selatan 83

ASB merupakan hasil penjumlahan belanja langsung setiap program/kegiatan dengan belanja tidak langsung yang dialokasikan pada program/kegiatan tersebut, yang selanjutnya digunakan sebagai standar untuk menilai program/kegiatan unit kerja.

Belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja terdiri atas: 1. belanja pegawai;

2. bunga; 3. subsidi; 4. hibah;

5. bantuan sosial; 6. belanja bagi hasil; 7. bantuan keuangan; 8. belanja tidak terduga. Klasifikasi Jenis Belanja

Pada lampiran IV PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), belanja diklasifikasikan menurut ekonomi (jenis belanja, organisasi, dan fungsi).

Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi pemerintah pusat terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain.

Sedangkan klasifikasi ekonomi untuk pemerintah daerah, terdiri dari ; belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.

BKPP Kota Tangerang Selatan 84

Sesuai dengan SAP, klasifikasi belanja menurut jenis adalah: 1. Belanja Operasi

Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari‐hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek.

Belanja operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa non investasi, belanja pemeliharaan, pembayaran bunga hutang, belanja subsidi, belanja bantuan sosial.

2. Belanja Modal

Sesuai definisi dalam pernyataan SAP Nomor 2, yang dimaksud dengan Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Belanja Modal meliputi antara lain; belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, dan aset tidak berwujud.

3. Belanja Tidak Tersangka

Sesuai definisi dalam pernyataan SAP Nomor 2, yang dimaksud dengan belanja tidak tersangka adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang. Yang termasuk belanja tidak tersangka antara lain: penanggulangan bencana alam, bencana sosial, atau pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintahan daerah.

Yang dimaksud dengan pengeluaran lainnya yang sangat diperlukan adalah:

BKPP Kota Tangerang Selatan 85

a. pengeluaran yang sangat dibutuhkan bagi penyediaan sarana dan prasarana yang langsung berkaitan dengan pelayanan masyarakat, yang anggarannya tidak tersedia dalam tahun anggaran yang bersangkutan,

b. pengembalian atas kelebihan penerimaan yang terjadi dalam tahun-tahun anggaran yang lalu (yang telah ditutup) dengan didukung bukti-bukti yang sah.

Dalam dokumen E-MODUL TATA KELOLA KEUANGAN DAERAH (Halaman 84-91)

Dokumen terkait