• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belanja Negara

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 9-15)

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 648,186.40 113,550.90 740.051,54 132.953,95

1. Belanja Pegawai 188,857.54 50,970.45 207.044,24 56.174,44

2. Belanja Barang 154,697.14 17,464.99 151.156,50 15.611,51

3. Belanja Modal 55,422.63 1,582.16 56.270,78 1.883,96

4. Belanja Subsidi 171,049.58 25,292.73 221.764,25 21.826,69

5. Belanja Hibah 138,71 2.757,75

6. Belanja Bantuan Sosial 76,144.71 17,847.65 98.553,96 36.900,76

7. Belanja Lain-lain 2,014.79 392.91 5.123,10 553,83

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

1. Transfer ke Daerah 21,401.86 4.003,61 19,437.86 3,259.01 a. Dana Perimbangan 21,401.86 4.003,61 19,380.68 3,230.42 1) Dana Bagi Hasil 18,265.23 3.652,32 16,224.37 3,229.07

2) Dana Alokasi Khusus Fisik 0 0 9.30 0

3) Dana Alokasi Khusus Non

Fisik 3,136.63 351,29 3,147.01 1.36

b. Dana Insentif Daerah 57.18 28.59

C. SURPLUS DEFISIT 87.066,53 71.329,72

Sumber: GFS Triwulan I 2019, OMSPAN, Simtrada (data diolah).

Realisasi penerimaan Pemerintah Pusat pada triwulan I tahun 2019 meningkat sebesar 1,54% dibandingkan realisasi triwulan I tahun 2018. Realisasi belanja Pemerintah Pusat pada triwulan I tahun 2019 tercapai sebesar 17,92% dari pagu, meningkat dibanding realisasi belanja pada triwulan I tahun sebelumnya sebesar 17,52%. Adapun realisasi transfer ke daerah mencapai 16,77% dari pagu, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I tahun sebelumnya sebesar 18,71%.

A. Pendapatan Negara

Dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018, pendapatan negara pada triwulan I tahun 2019 mengalami peningkatan, dimana penerimaan pajak meningkat sebesar 1,49%, sedangkan penerimaan negara bukan pajak meningkat sebesar 2,95%.

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 5

1. Penerimaan Perpajakan a) Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan lingkup pada triwulan I tahun 2019 mencapai Rp 107,19 triliun, meningkat sebesar 7,65% dibandingkan realisasi triwulan I tahun 2018.

Kontribusi terbesar penerimaan Pajak Penghasilan berasal dari PPh Pasal 25 Badan dan PPh Pasal 21 sebesar Rp.30,91 triliun dan Rp 17,79 triliun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi capaian Pajak penghasilan pada triwulan I tahun 2019 diantaranya semakin sehatnya pasar tenaga kerja, kelanjutan perbaikan basis data wajib pajak, dan peningkatan kepatuhan wajib pajak sebagai dampak program pengampunan pajak tahun 2017. Secara keseluruhan, capaian penerimaaan pajak penghasilan pada triwulan I tahun 2019 setara dengan 68,15% penerimaan Pajak Penghasilan secara nasional sebesar Rp 157,29 triliun.

b) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah

Realisasi penerimaan PPN dan PPnBm pada triwulan I Tahun 2019 mencapai Rp.64,34 trilyun, melambat sebesar 4,04% dari tahun sebelumnya. Pelambatan tersebut disebabkan kebijakan kelonggaran pemberian restitusi dipercepat pada awal tahun 2019. Sekalipun demikian, penerimaan PPN cukup baik didorong tingginya aktivitas perdagangan barang dan jasa, serta aktivitas sektor keuangan. Sumbangan terbesar penerimaan PPN dan PPN Bm adalah pajak impor sebesar Rp. 40,13 triliun. Secara keseluruhan, penerimaan PPN dan PPN Bm pada DKI Jakarta setara dengan 71,77% dari realisasi penerimaan PPN dan PPnBm secara nasional sebesar Rp. 89,64 trilyun.

0,00

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)0,00 5,00

Realisasi Penerimaan PPh Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

Grafik II.2

Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBm Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

(dalam triliun Rp)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 6

c) Penerimaan Bea dan Cukai

Realisasi penerimaan Bea dan Cukai sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 4,23 trilyun, naik 4,22%

dibaning tahun sebelumnya.

Realisasi tersebut memberikan kontribusi sebesar 13,66% dari penerimaan bea dan cukai secara nasional sebesar Rp 30,97 triliun.

Realisasi penerimaan cukai tersebut dipengaruhi oleh kebijakan pemberantasan cukai ilegal serta peningkatan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Adapun penerimaan Bea masuk didorong oleh Program penertiban impor berisiko tinggi (PIBT) yang terus diperkuat, sehingga meningkatkan kepatuhan pengguna jasa.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

a) Penerimaan Pendapatan Sumber Daya Alam

Realisasi penerimaan sumber daya alam sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 8,07 triliun, meningkat 1,8% dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara dengan 23,12%

penerimaan sumber daya alam secara nasional sebesar Rp.34,90 triliun. Kontributor terbesar penerimaan ini berasal sumber daya alam migas khususnya dari iuran produksi batubara. Realisasi itu juga didorong oleh mulai diberlakukannya integrasi aplikasi E-PNBP (aplikasi online berbasis web yang menghitung secara akurat nilai kewajiban perusahaan dalam melunasi PNBP Minerba) dengan SIMPONI (Sistem Informasi PNBP Online).

Sumber: OM SPAN (data diolah),

0,00

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) Grafik II.3

Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam

triliun Rp)

Grafik II.4

Realisasi PNBP Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

(dalam triliun Rp)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 7

b) Penerimaan Bagian Laba BUMN

Realisasi penerimaan laba BUMN pada triwulan I tahun 2018 sebesar Rp 2,64 miliar, lebih rendah 91,50%

dibanding penerimaan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut sama dengan realisasi penerimaan secara nasional. Penerimaan ini diperkirakan akan bertambah ke depan mengingat BUMN baru akan menyelenggarakan RUPS pada awal bulan Mei 2019.

c) Penerimaan pendapatan BLU

Realisasi penerimaan BLU sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 3,80 triliun. Jumlah ini memberikan kontribusi sebesar 40,51% dari penerimaan BLU secara nasional sebesar Rp. 9,38 triliun. Sumbangan terbesar penerimaan BLU berasal dari kegiatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit serta jasa layanan pada rumah sakit.

d) Penerimaan PNBP Lainnya

Realisasi penerimaan PNBP Lainnya sampai dengan triwulan I tahun 2019 tercatat Rp. 19,48 triliun, meningkat 4,79% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara dengan 75,62%

dari penerimaan PNBP Lainnya secara nasional sebesar Rp 25,76 triliun. Realisasi tersebut khususnya berasal dari

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) 0,000

Realisasi Penerimaan Bagian Laba BUMN Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

( dalam miliar Rp)

Grafik II.6

Realisasi Penerimaan Pendapatan BLU Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

( dalam triliun Rp)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

0,00 Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Grafik II.7

Realisasi PNBP Lainnya Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 8

pembayaran biaya hak penggunaan izin stasiun radio pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta adanya peningkatan volume layanan atas jasa pada Kementerian Negara/Lembaga antara lain jasa kepolisian (penerbitan BPKB dan STNK), jasa kepelabuhan dan jasa pertanahan (access reform).

3. Pendapatan Hibah

Sampai dengan triwulan I Tahun 2019 tidak terdapat penerimaan hibah pada lingkup Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja Pemerintah Pusat lingkup Provinsi DKI Jakarta sampai dengan triwulan I tahun 2018 tercapai sebesar Rp 132,95 triliun, meningkat 17,14%

dibanding realisasi tahun sebelumnya. Realisasi tersebut setara dengan 70,12% dari total realisasi belanja secara nasional sebesar 189,6 triliun. Tingginya realisasi belanja Pemerintah Pusat, khususnya belanja bantuan sosial berupa bantuan kepada masyarakat miskin melalui PKH, bantuan pangan non tunai dan program Indonesia pintar. Adapun tingginya belanja barang terutama digunakan untuk bantuan operasional siswa dan pengadaan sarana pendukung dalam rangka penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Realisasi dana transfer ke daerah sampai mencapai Rp 3,26 triliun atau 16,77% dari pagu transfer.

Realisasi tersebut terdiri dari Dana Bagi Hasil dan DAK Non Fisik.

Alokasi transfer ke daerah pada Provinsi DKI Jakarta relatif kecil, yaitu hanya sebesar 2,83% dari total dana transfer secara nasional

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OMSPAN (data diolah) Grafik II.8

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

52,9 58,4

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

0,00000 2,00000 4,00000

Jan Feb Mar

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Khusus Grafik II.10

Realisasi Dana Transfer ke Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam triliun Rp) Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 9

3. Pengelolaan BLU

Dari jumlah satuan kerja pengelola BLU sebanyak 44 satuan kerja, realisasi belanja BLU sampai tercatat sebesar Rp 1.59 trilyun atau 6,28% dari pagu sebesar Rp. 25,36 triliun.

Capaian ini lebih rendah 7,42%

dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya.

4. Manajemen Investasi Pusat

Sampai dengan triwulan I Tahun 2019, investasi Pemerintah Pusat yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 5 pinjaman terdiri dari 3 pinjaman untuk Pemprov DKI Jakarta, 1 pinjaman untuk PDAM DKI Jakarta, dan 1 pinjaman untuk KPI.

Tabel II.2

Outstanding Pinjaman Pemda/PDAM Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019

Sumber : Aplikasi SLIM

Investasi pemerintah juga dilakukan dalam bentuk pemberian pinjaman kepada BUMN dalam rangka restrukturisasi. Terdapat 28 BUMN lingkup wilayah Provinsi DKI Jakarta yang mendapatkan penerusan pinjaman dengan total 141 perjanjian.

Grafik II.10

Outstanding Pinjaman BUMN Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019

Sumber : KPPN Investasi 0,00

Nomor Pinjaman Tanggal

Pinjaman Loan Id Jumlah Hak

Tagih (miliar) Debitur Status 1. SLA-876/DP3/ 1996 14-02-1996 2117201 Pemprov DKI Sudah Lunas 2.

AMA-363/SLA-607/DSMI

19-02-2010 2077401 PDAM DKI Sudah Lunas

3.

SLA-1247/DSMI/2012 16-05-2012 2219001 454,50 Pemprov DKI Belum jatuh tempo 4.

SLA-1263/DSMI/2016

04-02-2016 2241001 25,097 JPY Pemprov DKI Belum jatuh tempo 5. RDI-259/DP3/1993 30-01-1993 2001601 24,60 KPI (pailit)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) Grafik II.9

Realisasi Belanja Satuan Kerja Pengguna BLU Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 10

Dari 28 BUMN, PT.PLN merupakan debitur terbesar dengan total pinjaman sebesar Rp82.002,31 triliun (kurs per 1 Desember 2018) atau 54,75% dari total pinjaman. Selain itu, terdapat 6 BUMN lainnya dengan pinjaman di atas Rp1 triliun berturut-turut adalah PT.PII (persero), PT.PGN, Pertamina, PT. SMI, PT.PANN dan PT.

Investasi Pemerintah Pusat lainnya diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman Kredit Usaha Rakyat kerja sama dengan pihak perbankan dan pemberian Kredit Ultra Mikro dari Pemerintah. Sampai dengan triwulan I tahun 2019, jumlah debitur penerima kredit dan realisasi penyaluran kredit tercatat sebagai berikut :

Tabel II.3

Data Penyalur, Jumlah Debitur dan Realisasi Penyaluran KUR dan UMi Lingkup Provinsi DKI Jakarta pada Triwulan I Tahun 2019

Jenis Pinjaman Jumlah Debitur Realisasi (dalam

jutaan Rupiah) Keterangan

KUR 103.119 2.794.794,6 Data Realisasi Akad

(SIKP)

Umi 96.873 40.404,3 Data Realisasi Akad

(SIKP) Sumber : SIKP

Dalam dokumen KAJIAN FISKAL REGIONAL (Halaman 9-15)

Dokumen terkait