• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Triwulan I

2019

Provinsi DKI Jakarta

Penyusun:

Penanggung Jawab: Rina Robiati I Ketua Tim: Dewi Yanti I Editor: Lia Amalia I Anggota: Saifudin Ali I Yusron I Wulandari I Idha Laeli

(2)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL………... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto…….…………..………... 1

B. Inflasi……….………... 2

C. Indikator Kesejahteraan…...……… 2

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN………... 4

A. Pendapatan Negara………... 4

B. Belanja Negara………... 8

C. Prognosis Realisasi APBN………... 10

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD………... 11

A. Pendapatan Daerah………... 12

B. Belanja Daerah………... 16

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019………. 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)……… 18

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian………. 18

B. Pendapatan Konsolidasian………... 19

C. Belanja Konsolidasian………... 21

D. Analisis Kontribusi Pemerintah Dalam Produk Domestik Regional Bruto……… 24

V. BERITA / ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH………... 25 A. Resmikan MRT Jakarta, Presiden Joko Widodo: 'Ini adalah peradaban baru yang

akan kita mulai' 25

B. Anies Terima Dana Pembangunan MRT Bundaran HI-Kota Rp 9,4 T 25

DAFTAR PUSTAKA...

(3)

KINERJA APBN 2019 KINERJA APBD DKI JAKARTA 2019

PAJAK Rp 176,2 T

PNBP Rp 31,35 T

HIBAH Rp 0,0 T

PAJAK Rp 279,9 T

PNBP Rp 70,0 T

HIBAH Rp 0,1 T Prov. DKI Jakarta Nasional

72.7%

27.3%

0%

35%

29.3%

28.7%

7%

0%

72,7%

Rp 924 T

Rp 2461 T

Pagu Nasional

Pagu Prov. DKI Jakarta

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial

REALISASI BELANJA REALISASI

PENDAPATAN

35%

28,7%

29,3%

7%

PENDAPATAN APBD REALISASI PENDAPATAN APBD

65.8%

27.7%

6.5%

Tahun 2018 Tahun 2019 Rp 66,03 T Rp 74,78 T

16,91%

14,95%

PAGU REALISASI

PAD Dana Perimbangan Lain-Lain PAD yang Sah

50%

42.2%

4.2% 0.3%

BELANJA APBD REALISASI BELANJA APBD PAGU REALISASI

Tahun 2018 Tahun 2019

Tingkat Kemiskinan

Maret September

2 1.5 1 0.5 0

0.394%

0.413%

0.411%

2015

0.39%

0.409%

0.397%

0.421%

0.41%

2016 2018

2017

Gini Ratio

Tingkat Pengangguran Terbuka Februari 2019

Indeks Pembangunan Manusia

Inflasi Triwulan I 2018

0,21%

D K I J A K A R T A

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta

Triwulan I 2017

Triwulan I 2018

Triwulan I 2019 8%

6%

4%

2%

0%

PDRB Per-Kapita

2,62%

N A S I O N A L

80,47%

D K I J A K A R T A

71,39%

N A S I O N A L

5,13%

D K I J A K A R T A

Meningkat

0.15%

5.01%

N A S I O N A L

0% 2% 4% 6% 8%

Prov. DKI Jakarta Nasional

PDRB PER-KAPITA

Rp 681,02 T

PROV.DKI JAKARTA

Rp3.782,4

Nasional

PDRB DAN DATA KESEJAHTERAAN PROV. DKI JAKARTA

5.07%

6.23%

5.88% 6.02% 6.23%

Rp 7,45 T Rp 80,90 T

Rp 6,12 T Rp 71,17 T

6,5%

0,3%

65,8%

50%

42.2%

4,2%

2,2% 1,1%

Pegawai Barang Modal

Subsidi dan Hibah Bansos

Dll

27,7%

(4)

BAB I

Moda Raya Terpadu Jakarta adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik di Jakarta. Proses pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2014 dan diresmikan pada 24 Maret 2019. Proyek pemerintah yang satu ini dibiayai melalui Subsidiary Loan Agreement yang bernilai sebesar 289,9 miliar Yen.

MODA RAYA TERPADU

(5)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 1 I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Ekonomi Jakarta pada triwulan I-2019 secara year on year (yoy) tumbuh 6.23%, lebih cepat 0,28% bila dibandingkan dengan triwulan I-2018 yang mencapai 5,95%. Capaian ini belum memenuhi batas proyeksi yang telah ditetapkan dalam RKPD Provinsi DKI Jakarta tahun 2019 yaitu 6,6%. Namun demikian PDRB DKI Jakarta masih lebih tinggi dibandingkan PDB Nasional yang sebesar 5,07%, dan menempati peringkat 10 dari 34 provinsi se-Indonesia.

Pada triwulan I 2019, DKI Jakarta menjadi penyumbang terbesar dari PDB Nasional yaitu sebesar 17,68%. PDRB triwulan I 2019 diukur berdasarkan atas dasar harga berlaku mencapai Rp681,02 triliun, sementara menurut harga konstan mencapai Rp446,21 triliun.

Struktur perekonomian Jakarta pada triwulan I 2019 dari sisi Lapangan Usaha didominasi oleh tiga Lapangan Usaha utama yaitu : Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 16,95%, Industri Pengolahan sebesar 12,53%, dan Konstruksi sebesar 11,78%. Sementara dari sisi komponen pengeluaran, proporsi terbesar adalah Konsumsi Rumah Tangga sebesar 60,47%, diikuti Ekspor sebesar 51,97%, dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 37,02%.

1. Pertumbuhan Ekonomi Tw-I Tahun 2019 terhadap Tw-I Tahun 2018 (yoy).

Secara yoy pertumbuhan ekonomi Jakarta yang tercapai sebesar 6.23%, dari sisi lapangan usaha pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 13,17%, sedangkan sumber pertumbuhan tertinggi juga dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 1,42%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya iklan partai politik menjelang Pemilu 17 April 2019.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor sebesar 43,09%, sedangkan sumber pertumbuhan tertinggi juga dicapai Komponen Ekspor sebesar 15,67%.

Pada bulan Maret 2019 nilai ekspor produk DKI Jakarta naik 14,36% dibanding bulan sebelumnya dimana komoditi unggulannya adalah kendaraan dan bagiannya dengan kontribusi terhadap total ekspor produk DKI Jakarta sebesar 25,46%.

3,35 1,94

1,04

0,63

-0,13

1,21

0,66 1,03

1,02 1,42

-1 0 1 2 3 4 5 6 7

. .

Grafik I.1

Sumber Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha Triwulan I 2019

Lainnya Perdagangan

Jasa Keuangan Jasa Perusahaan Infokom

TW-I-2018 TW-I-2019

PDRB 6.23

Sumber : Website BPS DKI Jakarta Tahun 2019

5,95

(6)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 2

2. Pertumbuhan ekonomi Tw- I Tahun 2019 terhadap Tw-I Tahun 2018 (q to q).

Ekonomi Jakarta triwulan I 2019 tumbuh sebesar 0,29%, melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,65%.

Perlambatan ini disebabkan oleh kontraksi yang dialami oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto masing-masing minus

67,39% dan minus 5,56%. Dari sisi Lapangan Usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Keuangan sebesar 5,00%, dan dari sisi Pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai komponen ekspor sebesar 35,19%.

B. Inflasi

Pada grafik I.3 dapat kita lihat bahwa laju Inflasi DKI Jakarta pada triwulan I 2019 (yoy) berada di atas Nasional, namun masih di bawah proyeksi yang ditetapkan dalam RKPD Provinsi DKI Jakarta tahun 2019 yang sebesar 3,8%.

Jika dilihat secara month to month (m-to-m) laju inflasi pada bulan Januari sampai dengan Maret 2019 adalah sebesar 0,24%, 0,26% dan 0,14%

dengan kontribusi tertinggi bulan Januari adalah kelompok bahan makanan (1,38%), bulan Februari adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar (0,56%), dan pada bulan Maret adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar (0,32%).

C. Indikator Kesejahteraan 1. Kemiskinan dan Ketimpangan Persentase penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2018 mencapai 3,55% atau mencakup sebanyak 372,26 ribu orang, turun 0,02 poin atau turun sebesar 860 orang bila dibandingkan Maret 2018.

Grafik I.2

Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB dalam persen (q to q) 2017-2019

Sumber: Website BPS Provinsi DKI Jakarta 2017-2018 0,5

2,57 2,25

1,15 0,51

2,15 3,04

0,65 0,29 0

1 2 3 4

Sumber: Website BPS Provinsi DKI Jakarta dan BPS RI Tahun 2019

3,08 2,96

2,82 3,01

2,57 2,48

2,4 2,6 2,8 3 3,2

Januari Februari Maret

Jakarta Nasional

Grafik I.3

Perkembangan Laju Inflasi DKI Jakarta dan Nasional Tahun 2019 dalam persen (yoy)

3,75 3,75 3,77 3,78 3,57 3,55

10,86 10,7 10,64 10,12 9,82 9,66

Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18 Grafik I.4

Perbandingan Tingkat Kemiskinan DKI Jakarta dan Nasional (%)

DKI Jakarta Nasional

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta, BRS 2016-2018

(7)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 3

Dari grafik dapat kita lihat, persentase kemiskinan di DKI Jakarta jauh berada di bawah nasional, bahkan menempati urutan pertama dengan persentase paling rendah bila dibandingkan provinsi lain se-Indonesia.

Gini Ratio DKI Jakarta pada bulan September 2018 tercapai sebesar 0,390, turun sebesar 0,004 poin dibandingkan Maret 2018.

Berbagai upaya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi), menjaga stabilitas harga dan alur distribusi bahan pangan, membuka lapangan kerja, bazar murah, pemberian Kartu Pekerja bagi buruh, Program Kewirausaan Terpadu (PKT), bantuan dana pendidikan KJP Plus, hingga layanan transportasi murah melalui program OK Otrip terbukti cukup ampuh menurunkan angka kemiskinan dan Gini Ratio.

2. Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk bekerja di Provinsi DKI Jakarta mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat selama periode Februari 2018 – Februari 2019, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dari 5,34% menjadi 5,13%, atau turun sebesar 0,21%. Dalam setahun terakhir, persentase pekerja berpendidikan menengah meningkat dari 42,60% pada Februari 2018 menjadi 43,26% pada Februari 2019 (naik 0,66%). Persentase pekerja berpendidikan tinggi juga meningkat dari 20,59% menjadi 21,49% (naik 0,90%). Sementara itu, persentase penduduk bekerja berpendidikan rendah turun sebesar 1,56%.

Menurut jenis kelamin, TPT laki-laki mengalami penurunan dari 5,85% menjadi 4,58% (turun 1,27%), sementara TPT perempuan mengalami peningkatan dari 4,59% menjadi 5,94 % (naik 1,36%). Sebagian besar penduduk DKI Jakarta pada Februari 2019 bekerja di sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi serta perawatan mobil dan sepeda motor yaitu sebesar 25,59% atau sekitar 1,32 juta orang.

Penyerapan tenaga kerja hingga Februari 2019 masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan menengah (SMA sederajat), yaitu sebanyak 2,24 juta orang (43,26%), disusul berikutnya penduduk bekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah) sebanyak 1,82 juta orang (35,25%) dan jumlah penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma I ke atas) sebanyak 1,11 juta orang (21,49%) terdiri dari 256,38 ribu orang berpendidikan Diploma dan 854,08 ribu orang berpendidikan S1.

0,411

0,3…

0,413

0,409

0,394

0,39 0,410 0,409 0,407

0,404

0,401 0,391

Mar-16 Sep-16 Mar-17 Sep-17 Mar-18 Sep-18

DKI Nasional

Sumber : Website BPS Provinsi DKI Jakarta, BRS 2016-2018 Grafik I.5

Perkembangan Gini Ratio tahun 2016-2018

(8)

BAB II

Kerak telur adalah makanan asli daerah Jakarta (Betawi), dengan bahan-bahan beras ketan putih, telur ayam, ebi (udang kering yang diasinkan) yang disangrai kering ditambah bawang merah goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir.

KERAK TELor

(9)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 4

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia, Provinsi DKI Jakarta memiliki peran sangat penting terhadap pengelolaan APBN secara nasional. Hal ini mengingat sebagian besar dana APBN baik pendapatan maupun belanja negara dikelola oleh Kementerian dan Lembaga yang berlokasi di Jakarta. Postur APBN lingkup Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut :

Tabel II.1

Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. akhir Triwulan I Tahun 2018 dan Tahun 2019

(dalam miliar Rupiah)

Uraian Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi A. PENDAPATAN NEGARA 204,621.04 207,542,68

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 204,621.04 207.542,68

1. Penerimaan Pajak 171,262.71 176.188,12

2. PNBP 33,358.63 31.354,56

II. HIBAH

B. BELANJA NEGARA 669.588,26 117.554,51 759.489,40 136.212,96

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 648,186.40 113,550.90 740.051,54 132.953,95

1. Belanja Pegawai 188,857.54 50,970.45 207.044,24 56.174,44

2. Belanja Barang 154,697.14 17,464.99 151.156,50 15.611,51

3. Belanja Modal 55,422.63 1,582.16 56.270,78 1.883,96

4. Belanja Subsidi 171,049.58 25,292.73 221.764,25 21.826,69

5. Belanja Hibah 138,71 2.757,75

6. Belanja Bantuan Sosial 76,144.71 17,847.65 98.553,96 36.900,76

7. Belanja Lain-lain 2,014.79 392.91 5.123,10 553,83

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

1. Transfer ke Daerah 21,401.86 4.003,61 19,437.86 3,259.01 a. Dana Perimbangan 21,401.86 4.003,61 19,380.68 3,230.42 1) Dana Bagi Hasil 18,265.23 3.652,32 16,224.37 3,229.07

2) Dana Alokasi Khusus Fisik 0 0 9.30 0

3) Dana Alokasi Khusus Non

Fisik 3,136.63 351,29 3,147.01 1.36

b. Dana Insentif Daerah 57.18 28.59

C. SURPLUS DEFISIT 87.066,53 71.329,72

Sumber: GFS Triwulan I 2019, OMSPAN, Simtrada (data diolah).

Realisasi penerimaan Pemerintah Pusat pada triwulan I tahun 2019 meningkat sebesar 1,54% dibandingkan realisasi triwulan I tahun 2018. Realisasi belanja Pemerintah Pusat pada triwulan I tahun 2019 tercapai sebesar 17,92% dari pagu, meningkat dibanding realisasi belanja pada triwulan I tahun sebelumnya sebesar 17,52%. Adapun realisasi transfer ke daerah mencapai 16,77% dari pagu, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan I tahun sebelumnya sebesar 18,71%.

A. Pendapatan Negara

Dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018, pendapatan negara pada triwulan I tahun 2019 mengalami peningkatan, dimana penerimaan pajak meningkat sebesar 1,49%, sedangkan penerimaan negara bukan pajak meningkat sebesar 2,95%.

(10)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 5

1. Penerimaan Perpajakan a) Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan lingkup pada triwulan I tahun 2019 mencapai Rp 107,19 triliun, meningkat sebesar 7,65% dibandingkan realisasi triwulan I tahun 2018.

Kontribusi terbesar penerimaan Pajak Penghasilan berasal dari PPh Pasal 25 Badan dan PPh Pasal 21 sebesar Rp.30,91 triliun dan Rp 17,79 triliun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi capaian Pajak penghasilan pada triwulan I tahun 2019 diantaranya semakin sehatnya pasar tenaga kerja, kelanjutan perbaikan basis data wajib pajak, dan peningkatan kepatuhan wajib pajak sebagai dampak program pengampunan pajak tahun 2017. Secara keseluruhan, capaian penerimaaan pajak penghasilan pada triwulan I tahun 2019 setara dengan 68,15% penerimaan Pajak Penghasilan secara nasional sebesar Rp 157,29 triliun.

b) Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah

Realisasi penerimaan PPN dan PPnBm pada triwulan I Tahun 2019 mencapai Rp.64,34 trilyun, melambat sebesar 4,04% dari tahun sebelumnya. Pelambatan tersebut disebabkan kebijakan kelonggaran pemberian restitusi dipercepat pada awal tahun 2019. Sekalipun demikian, penerimaan PPN cukup baik didorong tingginya aktivitas perdagangan barang dan jasa, serta aktivitas sektor keuangan. Sumbangan terbesar penerimaan PPN dan PPN Bm adalah pajak impor sebesar Rp. 40,13 triliun. Secara keseluruhan, penerimaan PPN dan PPN Bm pada DKI Jakarta setara dengan 71,77% dari realisasi penerimaan PPN dan PPnBm secara nasional sebesar Rp. 89,64 trilyun.

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00

Jan Feb Mar

2018 2019 Nasional

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)0,00 5,00

10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

Jan Feb Mar

2018 2019 Nasional

Grafik II.1

Realisasi Penerimaan PPh Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

Grafik II.2

Realisasi Penerimaan PPN dan PPnBm Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

(dalam triliun Rp)

(11)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 6

c) Penerimaan Bea dan Cukai

Realisasi penerimaan Bea dan Cukai sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 4,23 trilyun, naik 4,22%

dibaning tahun sebelumnya.

Realisasi tersebut memberikan kontribusi sebesar 13,66% dari penerimaan bea dan cukai secara nasional sebesar Rp 30,97 triliun.

Realisasi penerimaan cukai tersebut dipengaruhi oleh kebijakan pemberantasan cukai ilegal serta peningkatan tarif cukai hasil tembakau (CHT). Adapun penerimaan Bea masuk didorong oleh Program penertiban impor berisiko tinggi (PIBT) yang terus diperkuat, sehingga meningkatkan kepatuhan pengguna jasa.

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

a) Penerimaan Pendapatan Sumber Daya Alam

Realisasi penerimaan sumber daya alam sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 8,07 triliun, meningkat 1,8% dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara dengan 23,12%

penerimaan sumber daya alam secara nasional sebesar Rp.34,90 triliun. Kontributor terbesar penerimaan ini berasal sumber daya alam migas khususnya dari iuran produksi batubara. Realisasi itu juga didorong oleh mulai diberlakukannya integrasi aplikasi E-PNBP (aplikasi online berbasis web yang menghitung secara akurat nilai kewajiban perusahaan dalam melunasi PNBP Minerba) dengan SIMPONI (Sistem Informasi PNBP Online).

Sumber: OM SPAN (data diolah),

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00

Jan Feb Mar

Nasional DKI Jakarta

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50

Jan Feb Mar

2019 2018

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) Grafik II.3

Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam

triliun Rp)

Grafik II.4

Realisasi PNBP Sumber Daya Alam Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

(dalam triliun Rp)

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

(12)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 7

b) Penerimaan Bagian Laba BUMN

Realisasi penerimaan laba BUMN pada triwulan I tahun 2018 sebesar Rp 2,64 miliar, lebih rendah 91,50%

dibanding penerimaan tahun sebelumnya. Jumlah tersebut sama dengan realisasi penerimaan secara nasional. Penerimaan ini diperkirakan akan bertambah ke depan mengingat BUMN baru akan menyelenggarakan RUPS pada awal bulan Mei 2019.

c) Penerimaan pendapatan BLU

Realisasi penerimaan BLU sampai dengan triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 3,80 triliun. Jumlah ini memberikan kontribusi sebesar 40,51% dari penerimaan BLU secara nasional sebesar Rp. 9,38 triliun. Sumbangan terbesar penerimaan BLU berasal dari kegiatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit serta jasa layanan pada rumah sakit.

d) Penerimaan PNBP Lainnya

Realisasi penerimaan PNBP Lainnya sampai dengan triwulan I tahun 2019 tercatat Rp. 19,48 triliun, meningkat 4,79% dibanding tahun sebelumnya. Jumlah tersebut setara dengan 75,62%

dari penerimaan PNBP Lainnya secara nasional sebesar Rp 25,76 triliun. Realisasi tersebut khususnya berasal dari

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) 0,000

10,000 20,000 30,000 40,000

Jan Feb Mar

2018 2019

Grafik II.5

Realisasi Penerimaan Bagian Laba BUMN Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

( dalam miliar Rp)

Grafik II.6

Realisasi Penerimaan Pendapatan BLU Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019

( dalam triliun Rp)

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00

Jan Feb Mar

Nasional DKI Jakarta

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

0,00 5,00 10,00 15,00

Jan Peb Mar

Nasional DKI Jakarta Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

Grafik II.7

Realisasi PNBP Lainnya Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

(13)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 8

pembayaran biaya hak penggunaan izin stasiun radio pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta adanya peningkatan volume layanan atas jasa pada Kementerian Negara/Lembaga antara lain jasa kepolisian (penerbitan BPKB dan STNK), jasa kepelabuhan dan jasa pertanahan (access reform).

3. Pendapatan Hibah

Sampai dengan triwulan I Tahun 2019 tidak terdapat penerimaan hibah pada lingkup Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi DKI Jakarta.

B. Belanja Negara

1. Belanja Pemerintah Pusat

Realisasi belanja Pemerintah Pusat lingkup Provinsi DKI Jakarta sampai dengan triwulan I tahun 2018 tercapai sebesar Rp 132,95 triliun, meningkat 17,14%

dibanding realisasi tahun sebelumnya. Realisasi tersebut setara dengan 70,12% dari total realisasi belanja secara nasional sebesar 189,6 triliun. Tingginya realisasi belanja Pemerintah Pusat, khususnya belanja bantuan sosial berupa bantuan kepada masyarakat miskin melalui PKH, bantuan pangan non tunai dan program Indonesia pintar. Adapun tingginya belanja barang terutama digunakan untuk bantuan operasional siswa dan pengadaan sarana pendukung dalam rangka penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019.

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Realisasi dana transfer ke daerah sampai mencapai Rp 3,26 triliun atau 16,77% dari pagu transfer.

Realisasi tersebut terdiri dari Dana Bagi Hasil dan DAK Non Fisik.

Alokasi transfer ke daerah pada Provinsi DKI Jakarta relatif kecil, yaitu hanya sebesar 2,83% dari total dana transfer secara nasional

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OMSPAN (data diolah) Grafik II.8

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

52,9 58,4

78,4

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0

Jan Feb Mar

DKI Jakarta Nasional

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

0,00000 2,00000 4,00000

Jan Feb Mar

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Khusus Grafik II.10

Realisasi Dana Transfer ke Daerah Provinsi DKI Jakarta dan Nasional s.d. Triwulan II Tahun 2018 (dalam triliun Rp) Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah)

(14)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 9

3. Pengelolaan BLU

Dari jumlah satuan kerja pengelola BLU sebanyak 44 satuan kerja, realisasi belanja BLU sampai tercatat sebesar Rp 1.59 trilyun atau 6,28% dari pagu sebesar Rp. 25,36 triliun.

Capaian ini lebih rendah 7,42%

dibandingkan triwulan I tahun sebelumnya.

4. Manajemen Investasi Pusat

Sampai dengan triwulan I Tahun 2019, investasi Pemerintah Pusat yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 5 pinjaman terdiri dari 3 pinjaman untuk Pemprov DKI Jakarta, 1 pinjaman untuk PDAM DKI Jakarta, dan 1 pinjaman untuk KPI.

Tabel II.2

Outstanding Pinjaman Pemda/PDAM Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019

Sumber : Aplikasi SLIM

Investasi pemerintah juga dilakukan dalam bentuk pemberian pinjaman kepada BUMN dalam rangka restrukturisasi. Terdapat 28 BUMN lingkup wilayah Provinsi DKI Jakarta yang mendapatkan penerusan pinjaman dengan total 141 perjanjian.

Grafik II.10

Outstanding Pinjaman BUMN Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019

Sumber : KPPN Investasi 0,00

20.000,00 40.000,00 60.000,00 80.000,00 100.000,00

Nomor Pinjaman Tanggal

Pinjaman Loan Id Jumlah Hak

Tagih (miliar) Debitur Status 1. SLA-876/DP3/ 1996 14-02-1996 2117201 Pemprov DKI Sudah Lunas 2. AMA-363/SLA-

607/DSMI

19-02-2010 2077401 PDAM DKI Sudah Lunas

3. SLA-

1247/DSMI/2012 16-05-2012 2219001 454,50 Pemprov DKI Belum jatuh tempo 4. SLA-

1263/DSMI/2016

04-02-2016 2241001 25,097 JPY Pemprov DKI Belum jatuh tempo 5. RDI-259/DP3/1993 30-01-1993 2001601 24,60 KPI (pailit)

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

Jan Peb Mar

2019 2018

Sumber: Laporan GFS Triwulan I 2019, OM SPAN (data diolah) Grafik II.9

Realisasi Belanja Satuan Kerja Pengguna BLU Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun Rp)

(15)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 10

Dari 28 BUMN, PT.PLN merupakan debitur terbesar dengan total pinjaman sebesar Rp82.002,31 triliun (kurs per 1 Desember 2018) atau 54,75% dari total pinjaman. Selain itu, terdapat 6 BUMN lainnya dengan pinjaman di atas Rp1 triliun berturut-turut adalah PT.PII (persero), PT.PGN, Pertamina, PT. SMI, PT.PANN dan PT.

Investasi Pemerintah Pusat lainnya diwujudkan dalam bentuk pemberian pinjaman Kredit Usaha Rakyat kerja sama dengan pihak perbankan dan pemberian Kredit Ultra Mikro dari Pemerintah. Sampai dengan triwulan I tahun 2019, jumlah debitur penerima kredit dan realisasi penyaluran kredit tercatat sebagai berikut :

Tabel II.3

Data Penyalur, Jumlah Debitur dan Realisasi Penyaluran KUR dan UMi Lingkup Provinsi DKI Jakarta pada Triwulan I Tahun 2019

Jenis Pinjaman Jumlah Debitur Realisasi (dalam

jutaan Rupiah) Keterangan

KUR 103.119 2.794.794,6 Data Realisasi Akad

(SIKP)

Umi 96.873 40.404,3 Data Realisasi Akad

(SIKP) Sumber : SIKP

C. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan tren realisasi pendapatan APBN dalam triwulan IV tahun 2018, dan realisasi penerimaan triwulan I tahun 2019, realisasi pendapatan pada triwulan IV tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp 1.116.210,44 milyar. Penerimaan sektor perpajakan masih akan tetap menjadi penyumbang terbesar dari keseluruhan penerimaan. Adapun, berdasarkan tren realisasi belanja triwulan s.d. IV tahun 2018 dan juga capaian realisasi pada triwulan I tahun 2019, maka realisasi belanja sampai dengan triwulan IV tahun 2019 diperkirakan mencapai Rp 697.406,12 milyar, atau 91,83% dari pagu belanja.

Tabel II.4

Tabel Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi DKI JAKARTA s.d. Triwulan IV Tahun 2019 (dalam Miliar Rp)

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Triwulan I Tahun 2019

Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV 2019 Rp

% Realisasi

thd Pagu Rp

% Perkiraan Realisasi thd Pagu Pendapatan

Negara -- 207.542,68 1.116.210,44

Belanja Negara 759.489,40 136.212,96 17,93 697.406,12 91,83

Surplus/Defisit -- 71.329,72 418.804,32

Sumber OMSPAN, Laporan GFS Triwulan I 2019

(16)

BAB III

Elang Bondol menjadi maskot kota Jakarta, bermula dari Keputusan Gubernur No. 1796 Tahun 1989. Gubernur Ali Sadikin menetapkan elang berwarna coklat dan berkepala putih dengan posisi bertengger pada sebuah ranting sambil mencengkeram salak Condet sebagai maskot Jakarta. Adapun filosofi dipilihnya elang bondol karena burung tersebut salah satu jenis burung yang dapat hidup lama, bahkan hingga 70 tahun.

ELANG BONDOL

Selain itu, elang bondol termasuk dalam jenis unggas yang tangguh dan pantang menyerah pada keadaan. Sehingga diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang tangguh dan tetap mempertahankan eksistensinya.

(17)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Pagu pendapatan APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk tahun 2019 sebesar Rp74,78 triliun, mengalami kenaikan sebesar 13,25% bila dibandingkan pagu tahun 2018. Sedangkan pagu belanja sebesar Rp80,90 triliun, meningkat 13,67% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tabel 3.1

Realisasi APBD Provinsi DKI Jakarta

s.d. Triwulan I Tahun 2019 dan Tahun 2018 (dalam miliar Rupiah)

Uraian Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN 66.029,98 11.171,05 74.776,75 11.183,54

PAD 44.570,51 7.167,57 50.624,33 7.618,61

Pajak Daerah 38.125,00 6.413,82 44.180,00 6.443,21

Retribusi Daerah 689,90 109,49 710,13 130,15

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 539,93 0,22 757,63 -

Lain-Lain PAD yang Sah 5.215,68 644,04 4.976,57 1.045,25

Pendapatan Transfer 21.401,86 4.003,47 21.366,24 3.564,92

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 21.401,86 4.003,47 21.309,06 3.536,34

Dana Bagi Hasil Pajak 18.105,34 3.620,38 18.019,90 3.229,07

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 159,89 31.79 132,86 14,95

Dana Alokasi Umum - - - -

Dana Alokasi Khusus 3.136,63 351.29 3.156,30 292,31

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - - 57,18 28,59

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - - 57,18 28,59

Transfer Pemerintah Provinsi - - - -

Pendapatan Bagi Hasil Pajak - - - -

Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - - -

Transfer Bantuan Keuangan - - - -

Bantuan Keuangan dari Pemerintah

Prov./Kabupaten/Kota Lainnya - - - -

Lain-lain pendapatan daerah yang sah 57,61 0,01 2.786,17 -

Pendapatan Hibah 57,61 0,01 2.786,17 -

Pendapatan Dana Darurat - - - -

Pendapatan Lainnya - - - -

JUMLAH PENDAPATAN 66.029,98 11.171,05 74.776,75 11.183,54

BELANJA 71.169,64 6.118,96 80.902,09 7.449.861

Belanja Pegawai 23.272,19 4.040,86 21.421,43 3.976,069

Belanja Barang 20.035,71 1.864,71 24.679,69 2.940,08

Belanja Bunga 50,52 17,47 76,00 18,03

Belanja Subsidi 4.210,50 71,97 4.846,26 78,41

Belanja Hibah 1.802,08 - 2.300,75 0,50

Belanja Bantuan Sosial 4.183,31 - 4.466,44 291,27

Belanja Bantuan Keuangan - - 846,43 -

Belanja Modal 16.995,20 123,80 18.355,38 145,26

Belanja Tidak Terduga 348,36 0,14 552,48 0,24

PEMBIAYAAN DAERAH 5.139,66 12.481,82 6.125,34 8.800,59

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 11.087,38 12.498,63 14.311,61 9.717,41

Saldo Kas Tahun lalu 6.801,25 12.498,63 12.171,69 9.717,41

Penerimaan Pinjaman Daerah 3.636,12 - 2.139,92 -

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 650,00 - - -

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 5.947,72 16,81 8.186,26 916,81

Pembentukan dana Cadangan - - - -

Penyertaan Modal Investasi 5.914,09 - 7.802,61 900,00

Pembayaran Pokok Utang 33,63 16,81 33,65 16,81

Pemberian Pinjaman Daerah - - 350,00 -

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 271,78 - - -

Transfer/Bagi Hasil ke Desa - - - -

(18)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 12

Uraian Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Transfer Bagi Hasil Pajak Daerah - - - -

Transfer Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - - -

Transfer Bantuan Keuangan - - - -

Transfer Bantuan Keuangan ke Pemerintah Daerah

Lainnya 269,97 - - -

Transfer Bantuan Keuangan ke Desa - - - -

Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 1,81 - - -

JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER 71.169,64 6.118,96 80.902,09 7.449,86

SURPLUS/DEFISIT (5.139,66) 5.052,09 (6.125,34) 3.733,68

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Sampai dengan triwulan I 2019 realisasi pendapatan APBD DKI Jakarta mencapai 14,96%

dari pagu dan meningkat 0,09% dibandingkan TW I tahun 2018. Penerimaan APBD Provinsi DKI Jakarta sebagian besar ditopang dari penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang berkontribusi 46,72% dari total pendapatan.

Sampai dengan triwulan I 2019 realisasi pendapatan dari dana transfer mencapai 16,68%

dari pagu, menurun 10,75% dari tahun 2018. Sedangkan pendapatan yang berasal dari lain- lain pendapatan yang sah mencapai 1,01% dari pagu, meningkat 64,06% dari tahun 2018.

Hingga akhir Triwulan I tahun 2019 realisasi belanja APBD Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta mencapai 9,21% dari anggaran belanja. Dari realisasi belanja triwulan I tahun 2019 APBD Pemda Provinsi DKI, realisasi belanja terbesar adalah Belanja Pegawai yang mencapai 46,58% dari total realisasi belanja.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi penerimaan PAD sampai dengan triwulan I 2019 mencapai 15,05% dari target penerimaan. Porsi terbesar PAD masih diperoleh dari pajak daerah yang mencapai 14,58% dari pagu. Hal ini sesuai dengan Jakarta sebagai kota jasa dan perdagangan, yang memperoleh penerimaan pajak daerah terutama dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, dan PBB. Sedangkan penerimaan retribusi sampai dengan triwulan I 2019 mencapai 18,33% dari pagu.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sampai dengan triwulan I belum ada realisasi. Sedangkan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah mencapai 21% dari pagu.

(19)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 13

a) Penerimaan Pajak Daerah

Grafik 3.1

Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018 (dalam miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Realisasi pajak daerah sampai akhir triwulan I 2019 sebesar 14,58% dari pagu yang dianggarkan. Apabila dibandingkan dengan triwulan sama tahun 2018 realisasi pendapatan pajak mengalami peningkatan sebesar 0,47%. Salah satu penyebab kenaikan adalah bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan dihapusnya denda pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama, membuat wajib pajak membayar pajak kendaraan mereka yang tertunggak.

b) Penerimaan Retribusi Daerah

Grafik 3.2

Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

Lingkup Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018 (dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Realisasi retribusi daerah mencapai 18,33 % dari pagu, meningkat 18,87% dari tahun lalu. Kontributsi terbesar retribusi bersal dari penerimaan parkir.

689,90

109,49

710,13

130,15 200,00 -

400,00 600,00 800,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

Retribusi Daerah

38.125,00

6.413,82

44.180,00

6.443,21 -

10.000,00 20.000,00 30.000,00 40.000,00 50.000,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

Pajak Daerah

(20)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 14

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Grafik 3.3

Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lingkup Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Sampai dengan triwulan I tahun 2019 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan belum ada realisasi. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 realisasi penerimaan hasil kekayaan daerah yang dipisahkan mengalami penurunan sebesar 100%.

d) Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah

Grafik 3.4

Realisasi Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah

Lingkup Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018 (dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Penerimaan ini berasal dari hasil penjualan barang milik daerah, dan penerimaan jasa giro. Hingga akhir triwulan I 2019 realisasi mencapai mencapai 21% dari pagu.

539,93

0,22

757,63

- - 200,00 400,00 600,00 800,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

5.215,68

644,04

4.976,57

1.045,25

- 1.000,00 2.000,00 3.000,00 4.000,00 5.000,00 6.000,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

(21)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 15

2. Pendapatan Transfer / Dana Perimbangan Grafik 3.5

Realisasi Pendapatan Transfer/Dana Perimbangan Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Hingga akhir triwulan I tahun 2019 realisasi Pendapatan Transfer sebesar 16,68% dari pagu. Bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2018 menurun sebesar 10,95%

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Grafik 3.6

Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah yang Sah Pemda Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 dan 2018

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Hingga akhir triwulan I 2019 belum ada realisasi. Bila dibandingkan dengan triwulan I 2018 mengalami penurunan sebesar 100%. Dalam hal ini Pemerintah DKI Jakarta memperoleh Hibah dari pemerintah pusat atas proyek MRT sesuai dengan perjanjian hibah daerah beserta amandemen antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang didalam penarikan hibah tersebut pencairannya sesuai dengan persentase pekerjaan proyek MRT Jakarta dan Hibah PT. Jasa Raharja (Persero).

21.401,86

4.003,47

21.366,24

3.564,92 -

5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

57,61 0,01

2.786,17

- - 500,00 1.000,00 1.500,00 2.000,00 2.500,00 3.000,00

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

2018 2019

(22)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 16

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Belanja pegawai hingga akhir triwulan I 2019 terealisasi mencapai 16,05% dari pagu.

Sedangkan realisasi belanja barang dan jasa hingga akhir triwulan I 2019 mencapai 11,91% dari pagu. Sementara belanja modal hingga akhir triwulan I 2019 terealisasi mencapai 0,79% dari pagu.

Grafik 3.7

Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja Modal

Pemda Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I Tahun 2019 (dalam miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjalankan urusan yang dituangkan dalam APBD sebanyak 26 urusan wajib dan 7 urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi prioritas di Provinsi DKI Jakarta, terlihat dari porsi alokasi anggarannya yang besar, adalah urusan Pelayanan Pemerintahan (Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian), Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, dan Lingkungan Hidup.

BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG

DAN JASA BELANJA MODAL

Pagu 21.421,43 24.679,69 18.355,38

Realisasi 3.484,62 2.940,08 145,26

% 16,27% 11,91% 0,79%

0,00%

2,00%

4,00%

6,00%

8,00%

10,00%

12,00%

14,00%

16,00%

18,00%

- 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00 30.000,00

Pagu Realisasi %

(23)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 17 Grafik 3.8

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Urusan Tertinggi) Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. triwulan I Tahun 2019 (dalam miliar Rupiah)

Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta (data diolah)

Pada tahun 2019 DKI Jakarta mengalokasikan dana sebesar Rp57,23 triliun yang terdiri dari urusan otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian sebesar Rp19,87 triliun, pendidikan sebesar Rp16,36 triliun, kesehatan Rp9,64 triliun, pekerjaan umum dan penataan ruang Rp7,85 triliun, lingkungan hidup Rp3,50 triliun.

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2019 Tabel 3.2

Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I tahun 2019 (dalam miliar rupiah)

Uraian Pagu Realisasi s.d. Tw I Perkiraan s.d TW IV

Rp % Rp %

Pendapatan Daerah 74.776,75 11.183,54 14,96 73.281,22 98 Belanja Daerah 80.902,09 7.449,86 9,21 72.811,88 90

Surplus/Defisit 3.733,68 469,34

Sumber : BPKD Pemprov DKI Jakarta dan Laporan GFS Kanwil DJPb Prov DKI Jakarta (data diolah)

Berdasarkan tabel 3.2 dijelaskan bahwa hasil evaluasi terhadap realisasi pelaksanaan kegiatan dalam APBD tahun 2019, dapat diproyeksikan besaran pendapatan daerah mencapai 98%, sementara besaran belanja mencapai 90%.

OTONOMI DAERAH, PEMERINTAH

AN UMUM, ADMINISTRA

SI KEUANGAN

DAERAH,…

PENDIDIKAN KESEHATAN

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

LINGKUNGAN HIDUP

Pagu 19.874,87 16.363,58 9.640,34 7.851,96 3.498,24

Realisasi - 2.475,25 2.842,31 385,32 453,49

% 0% 15,13% 29,48% 4,91% 12,96%

0%5%

10%15%

20%25%

30%35%

- 5.000,00 10.000,00 15.000,00 20.000,00 25.000,00

Pagu Realisasi %

(24)

BAB IV

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara. Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta dan sebagian besar perkantorannya di Jalan Salemba Raya No. 28A. Perpustakaan Nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Pada tanggal 14 September 2017, Presiden Joko Widodo meresmikan Gedung Fasilitas Layanan Perpusnas baru yang merupakan perpustakaan nasional tertinggi di dunia (126,3 meter) dengan 27 lantai, termasuk tiga lantai parkir bawah tanah (basement).

PERPUSNAS

(25)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 18

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian Tabel 4.1

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I tahun 2019 (dalam Triliun Rupiah)

Uraian Triwulan I tahun 2019 Triwulan I

tahun 2018 Pusat Daerah Konsolidasi Penurunan Kenaikan/ Konsolidasi

Pendapatan Negara 207,543 11,184 218,726 3,28% 211,788

Pendapatan Perpajakan 176,188 6,443 182,631 2,79% 177,676

Pendapatan Bukan Pajak 31,355 4,740 36,095 5,81% 34,112

Hibah - - - - 0,110

Transfer - 3,604 3,604 -9,96% 4,003

Belanja Negara 136,558 7,450 144,008 20,34% 119,669

Belanja Pemerintah 132,954 7,450 140,404 17,31% 119,690

Transfer 3,604 - 3,604 -9,96% 4.003

Surplus/(Defisit) 70,985 3,734 74,719 -18,89% 92,119

Pembiayaan - 8,801 8,801 -29,49% 12,481

Penerimaan Pembiayaan

Daerah - 9,717 9,717 -22,25% 12,498

Pengeluaran Pembiayaan

Daerah - 0,917 0,917 5630,00% 0,016

Sisa Lebih (Kurang)

Pembiayaan Anggaran 70,985 12,534 83,519 -20,15% 104,600

Sumber : LKPK (GFS) Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2019 dan Triwulan I 2019

Ket :Seluruh pengeluaran Dana Transfer ke Daerah untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari pemerintah pusat dieliminasi dengan penerimaan transfer pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta.

Realisasi Pendapatan Negara Konsolidasian Triwulan I tahun 2019 sebesar Rp 218,726 triliun, meningkat 3,28% dari triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi belanja negara meningkat 20,34% dari triwulan I tahun 2018.

Penurunan terjadi pada Belanja Transfer sebesar 9,96% dan Penerimaan pembiayaan Daerah sebesar 22,25%.

(26)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 19

B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Dilihat dari proporsinya, pajak pemerintah pusat tercatat sebesar 96,47% dan pajak daerah sebesar 3,53% dari Pendapatan Pajak Konsolidasian. Sementara PNBP pemerintah pusat tercatat sebesar 86,87% dan PNBP daerah sebesar 13,13% dari PNBP Konsolidasian.

1. Analisis Perubahan

Pendapatan pajak konsolidasian meningkat sebesar 2,79%

dibandingkan triwulan I tahun 2018 dan berkontribusi 83,50% terhadap total pendapatan konsolidasian.

Kenaikan pajak konsolidasian ditopang jenis penerimaan pajak pemerintah pusat seperti PPh Non Migas dan PPN dalam negeri.

Terutama dengan meningkatnya aktivitas perdagangan internasional dan kinerja sektor usaha industri, perdagangan, pertambangan, dan pertanian serta meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak OP.

176,188

31,355

0,000

6,443 4,740 0,000

0,000 50,000 100,000 150,000 200,000

Pendapatan

Perpajakan Pendapatan

Bukan Pajak Hibah Pusat Daerah

Grafik 4.1

Perbandingan Komposisi Pendapatan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah Triwulan I Tahun

2019 (dalam triliun)

Sumber: LKPK (GFS) Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2019 (diolah)

177,676 182,631

279,943

34,112 36,095

70,044

0,110 0,000 0,112

0,000 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000

Triwulan I Tahun

2018 Triwulan I Tahun

2019 Triwulan I Nasional 2019 Pendapatan Perpajakan Pendapatan Bukan Pajak Hibah

Grafik 4.2

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi DKI Jakarta s.d. Triwulan I tahun 2018, Triwulan I

tahun 2019, dan Triwulan I Nasional 2019 (dalam miliar)

Sumber: LKPK (GFS) Provinsi DKI Jakarta Triwulan I 2018 dan Triwulan I 2019 dan APBN s.d 31 Maret 2019 (diolah)

(27)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 20

Jumlah Pendapatan Bukan Pajak Konsolidasian meningkat 5,81% dibandingkan triwulan I Tahun 2018. Sementara Pendapatan Hibah Konsolidasian belum terealisasi, berbeda dengan pada Triwulan I 2018 yang sebesar 0,11 triliun.

Penerimaan pajak

konsolidasian terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Penerimaan Pajak Dalam Negeri pemerintah pusat berkontribusi sebesar 96,47%

dari jumlah penerimaan pajak dalam negeri konsolidasian.

Sedangkan penerimaan Pajak Dalam Negeri pemerintah daerah berkontribusi sebesar 3,53% dari jumlah penerimaan pajak dalam negeri konsolidasian. Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional pemerintah pusat berkontribusi sebesar 100% dari jumlah penerimaan pajak perdagangan internasional konsolidasian. Sumber: LKPK Kanwil DJPB untuk Periode yang Berakhir pada 31 Maret 2019 (diolah)

2. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap kenaikan realisasi pendapatan konsolidasian Tabel 4.2

Realisasi Pendapatan Konsolidasian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi DKI Jakarta Triwulan I tahun 2018 dan 2019 (dalam triliun Rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB untuk Periode yang Berakhir pada 31 Maret 2018 dan 31 Maret 2019 (diolah) dan Berita Resmi Statistik Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018 dan 2019 (diolah)

Pada Triwulan I tahun 2019 PDRB Provinsi DKI Jakarta terealisasi sebesar Rp681,02 triliun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23%. Realisasi pendapatan

Uraian

Triwulan I tahun 2018 Triwulan I tahun 2019 Realisasi Kenaikan/

Penurunan Realisasi Kenaikan/

Penurunan Penerimaan Perpajakan 177,67 25,15 % 182,63 2,79%

PNBP 34,11 -22,91 % 36,09 5,81%

Total 211,78 13,72 % 218,72 8,60%

PDRB/Pert. Ekonomi 632,61 10,19 % 681,02 7,65%

171,995

4,192

6,443 0

0 50 100 150 200

Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Internasional

Pusat Pemda Grafik 4.3

Perbandingan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta pada Triwulan I

tahun 2019 (Triliun Rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB untuk Periode yang Berakhir pada 31 Maret 2019 (diolah)

(28)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 21

konsolidasian sebesar Rp215,12 triliun, meningkat 1,58% dibanding Triwulan I tahun 2018. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pendapatan pemerintah pusat dan daerah di DKI Jakarta.

C. Belanja Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Belanja Pegawai pemerintah pusat mencapai 93,3% dari Belanja Konsolidasian, sedangkan Belanja Pegawai Pemprov sebesar 6,7%.

Belanja Pegawai ini mendominasi baik pada belanja pemerintah pusat maupun belanja pemerintah daerah.

Belanja Barang Pusat 83,3%dari Belanja Konsolidasian , sedangkan daerah 16,7%.

Belanja Barang di DKI Jakarta mencapai 49,21%

dari Belanja Barang APBN Nasional. Untuk Belanja Modal pemerintah pusat mencapai 88,7% dari Belanja Konsolidasian, sedangkan daerah 11,3%. Belanja modal di DKI Jakarta ini mencapai 22,28% dari Belanja Modal APBN Nasional.

Khusus Belanja Subsidi, Bantuan Sosial, dan Hibah didominasi oleh pemerintah pusat mencapai 99% dari Belanja Konsolidasian. Belanja Belanja tersebut disalurkan oleh KPPN di wilayah DKI Jakarta bersumber dari APBN untuk seluruh Indonesia.

Sementara Belanja Bunga seluruhnya merupakan pengeluaran Pemprov DKI Jakarta untuk membayar bunga pinjaman yaitu salah satunya adalah pinjaman untuk pembangunan MRT.

0 10 20 30 40 50 60 70

Grafik 4.4

Perbandingan Belanja dan Transfer pada Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2019 (dalam triliun

rupiah)Rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB untuk Periode yang Berakhir pada 31 Maret 2019 (diolah)

(29)

Kajian Fiskal Regional Triwulan I 2019 22

2. Analisis Perubahan

Total Belanja Pemerintah konsolidasian naik sebesar 20,34 %. Hampir semua

komponen Belanja

mengalami kenaikan dibandingkan Triwulan I Tahun 2018.

Belanja pegawai naik sebesar 9,09%. Hal ini disebabkan adanya pengangkatan PNS baru dan kenaikan gaji pokok untuk Pegawai Negeri SIpil (PNS). Belanja Bantuan Sosial konsolidasian naik 106,6 % sebagai konsekuensi adanya komitmen pemerintah dalam program-program perlindungan sosial.

Sementara Belanja subsidi konsolidasian turun sebesar 13,39 %. Penurunan tersebut berasal dari penurunan realisasi subsidi energi yang turun 20,3%.

3. Analisis dampak kebijakan fiskal kepada indikator ekonomi regional

Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2019, Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan fiskal nasional diarahkan pada tiga strategi utama, yakni mobilisasi pendapatan yang realistis, strategi belanja agar lebih efektif dan produktif, dan mengembangkan pembiayaan yang efisien dan kreatif. Adapun pelaksanaan kebijakan tersebut pada triwulan 1 tahun 2019 antara lain:

a. Mobilisasi pendapatan yang realistis melalui peningkatan tax ratio sesuai kapasitas perekonomian telah berjalan pada triwulan 1 tahun 2019 ini, menghasilkan peningkatan pendapatan negara sebesar 3,28% dibandingkan triwulan 1 tahun 2018 dengan rincian pendapatan pajak meningkat 2,79% dan PNBP 5,81%.

b. Upaya penguatan kualitas belanja agar lebih efektif dan produktif dilakukan melalui Efisiensi belanja non prioritas dengan penguatan value for money, ditandai dengan menurunnya Belanja barang sebesar 4,03% dan Belanja Subsidi sebesar 13,39% . Fokus pemerintah untuk penguatan kualitas sumber daya manusia, dicapai dengan peningkatan angka IPM Provinsi DKI Jakarta yang semula 80,06 menjadi 80,47.

2018 2019

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi DKI Jakarta Triwulan I Tahun 2018 dan 2019 Grafik 4.5

Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi DKI Jakarta Triwulan I tahun 2018 dan 2019 (dalam%)

Gambar

Tabel II.1
Grafik II.2
Grafik II.4
Grafik II.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan pendapatan per kapita diikuti oleh peningkatan ketimpangan pendapatan karena setelah perekonomian di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh sektor industri

Menurut bapak/ibu, bagaimana pemahaman siswa setelah terlaksana proses pembelajaran tentang fungsi permintaan, penawaran, harga keseimbangan pasar, dan koperasi

Tujuan jangka panjang dari penelitian yang dilakukan adalah menemukan metode yang tepat untuk mengisoalsi gelatin dari kulit kaki ayam Broiler agar dihasilkan

Seperti pada larutan gula pasir, hasil sintesis C-dots berbahan dasar air jeruk dari kedua metode untuk selanjutnya dilakukan karakterisasi UV-Vis, PL, dan TRPL. Karakterisasi

Di Kelurahan Tembeling Tanjung banyak dijumpai para istri-istri nelayan yang tidak hanya menjadi ibu rumah tangga saja dalam keluarga, tetapi juga ikut bekerja untuk membantu

Sebagaimana kesimpulan hasil studi maka pada dasarnya penyelesaian tersebut memerlukan tiga hal (lihat gambar 27) yaitu: pertama adanya batasan tentang hak properti yang

Hasil Penelitian Hasil analisis penentuan harga sewa perkantoran dan variabel yang berpengaruh guna mendapatkan pengetahuan empiris mengenai proses pembentukan harga

Hambatan utama komunitas LSL dan waria untuk mengurus BPJS Kesehatan adalah kurangnya pengetahuan mengenai prosedur pengurusan BPJS Kesehatan; persepsi mengenai