• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bendahara Pengeluaran terlambat menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Fungsional kepada PPKD selaku BUD

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

1. Bendahara Pengeluaran terlambat menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Fungsional kepada PPKD selaku BUD

Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), SKPD diberikan uang persediaan (UP) yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing SKPD. Uang Persediaan pada prinsipnya digunakan untuk membayar kegiatan yang tidak dapat dibayarkan secara langsung (LS). Jika terdapat keperluan mendesak sementara di SKPD tidak memiliki uang persediaan yang cukup untuk melakukan pembayaran, Bendahara Pengeluaran dapat mengajukan Tambahan Uang Persediaan (TU) yang harus dipertanggungjawabkan maksimal satu bulan setelah terbit SP2D.

Dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2013, Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) menyampaikan surat edaran No.900/863/DPPKAD/2013 tanggal 6 November 2013 terkait Pengelolaan Keuangan Menjelang Akhir Tahun Anggaran 2013 kepada seluruh SKPD. Surat edaran tersebut antara lain menyatakan bahwa :

a. Surat Perintah Membayar (SPM) untuk Ganti Uang Persediaan (GU) dan Tambah Uang Persediaan (TU) Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung sudah diterima di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Wonosobo paling lambat tanggal 15 Desember 2013. b. Surat Perintah Membayar (SPM) GU Nihil dikirim ke DPPKAD paling lambat

tanggal 29 Desember 2013.

c. Untuk tertib laporan pertanggungjawaban pengeluaran dan SPJ pada akhir tahun anggaran maka bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara fungsional (SPJ) kepada PPKD selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) paling lambat tanggal 31 Desember 2013.

Sesuai ketentuan, pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban fungsional berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu. SPJ tersebut dilampiri dengan Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.

(LPj) Fungsional Bendahara Pengeluaran kepada PPKD selaku BUD menunjukkan terdapat keterlambatan penyampaian oleh 33 Bendahara Pengeluaran, yaitu rata-rata 23 hari dari ketentuan tanggal 10 bulan berikutnya. Rekapitulasi tanggal penyampaian LPj Fungsional oleh Bendahara Pengeluaran masing-masing SKPD berdasarkan data dari Bidang Perbendaharaan DPPKAD per tanggal 17 Februari 2014. Rincian di Lampiran 1.1

Wawancara dengan Kepala Bidang Perbendaharaan DPPKAD dijelaskan bahwa keterlambatan pengiriman LPj Fungsional tersebut karena beberapa hal berikut ini:

a. Bendahara Pengeluaran memerlukan waktu lebih lama untuk penyusunan LPj Fungsional karena terlebih dahulu menyusun Surat Pertanggungjawaban Ganti Uang (GU) dan Tambah Uang (TU) Nihil;

b. Bendahara Pengeluaran menunggu data dari Bendahara Pengeluaran Pembantu; c. Terjadinya selisih data antara Bendahara Pengeluaran dengan Bendahara

Pengeluaran Pembantu;

d. Pelaksanaan entri data aplikasi keuangan belum selesai;

e. Adanya mutasi Bendahara Pengeluaran pada beberapa SKPD, yaitu Sekretariat Daerah Bagian Umum, Dinas Pekerjaan Umum, Kelurahan Pagerkukuh, Kelurahan Wonorejo, Kelurahan Kepil, Kelurahan Sapuran, Kelurahan Sambek, Kelurahan Kalianget, dan Kelurahan Kramatan.

f. Penetapan Perubahan APBD Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2013 baru dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2013.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya Lampiran III.3.D yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran dan disampaikan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban fungsional tersebut berupa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang merupakan penggabungan dengan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu. SPJ tersebut dilampiri dengan Laporan Penutupan Kas dan SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pertanggungjawaban fungsional pada bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat hari kerja terakhir bulan tersebut. Pertanggungjawaban tersebut dilampiri bukti setoran sisa uang persediaan.

b. Surat Edaran Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Wonosobo No.900/863/DPPKAD/2013tanggal 6 November 2013 pada Poin 6 yang menyatakan untuk tertib laporan pertanggungjawaban pengeluaran dan SPJ pada akhir tahun anggaran maka bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional dan menyampaikan laporan

Umum Daerah (BUD) paling lambat tanggal 31 Desember 2013.

Kondisi tersebut mengakibatkan terlambatnya penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan terbukanya peluang terjadinya penyalahgunaan keuangan daerah.

Permasalahan tersebut terjadi karena:

a.

Bendahara Pengeluaran SKPD tidak mematuhi peraturan perundangan yang berlaku;

b. Pengawasan dan pengendalian dari Pengguna Anggaran selaku atasan langsung Bendahara Pengeluaran lemah.

c. PPKD selaku BUD tidak tegas dalam menetapkan dan menjalankan batas waktu pengajuan SPM dan penerbitan SP2D akhir tahun.

Atas permasalahan tersebut, para Kepala SKPD terkait memberikan tanggapan sebagai berikut:

a. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah menyatakan setiap Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPP/SPM, akan diperingatkan secara lisan, tentang pengiriman SPJ Fungsional, dan setiap akhir bulan akan disampaikan Surat Peringatan kepada masing-masing kepala SKPD agar segera mengirim SPJ Fungsional paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

b. Sekretaris Daerah menyatakan keterlambatan pengiriman LPj Fungsional dari Sekretariat Daerah (5 Februari 2014) karena:

1) Bendahara Pengeluaran Pembantu masing-masing Bagian dalam mengirimkan SPj ke Bendahara Pengeluaran Setda terlambat.

2) Pelaksana entri SPj dari Bendahara Pengeluaran Pembantu masing-masing bagian tidak tepat waktu.

3) Adapun Bagian di lingkungan Setda yang terlambat untuk dikompilasikan ke SPJ Fungsional Setda meliputi: Bagian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bagian Kesra, Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal, serta Bagian Administrasi Pembangunan.

c. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika menyatakan keterlambatan terjadi karena:

1) Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan dalam menyampaikan laporannya terlambat sehingga SPJ Fungsional dan laporan akhir terlambat pelaporannya.

2) Kurangnya personil tenaga Bendahara Pembantu Kegiatan

3) Kurangnya kemampuan secara teknis dan kemampuan administrasi untuk menjadi Bendahara Pembantu Kegiatan di Dishubkominfo.

d. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrraga menyatakan setuju dengan hasil temuan BPK-RI dan untuk ke depan akan dilakukan lebih baik lagi sehingga tidak akan terjadi keterlambatan dalam pembuatan SPJ.

keterlambatan SPJ Fungsional dari instansi diterima dan menjadi catatan / menjadikan perhatian untuk penyusunan SPJ fungsional di tahun mendatang. f. Kepala Kantor Arsip menyatakan menerima temuan yang telah disampaikan dan

akan berusaha untuk memperbaiki di kesempatan berikutnya

g. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyatakan keterlambatan pengiriman SPJ Fungsional dari Disperindag Kabupaten Wonosobo bulan Nopember 2013 terlambat, karena Bendahara Pengeluaran dalam mengirimkan data SPJ Fungsional masih menunggu SPJ-SPJ dari Bendahara Pengeluaran Pembantu terkumpul semua. Sudah diperintahkan untuk bulan selanjutnya supaya untuk pengiriman SPJ Fungsional bisa tepat waktu/sebelum tanggal 10 bulan berikutnya.

h. Kepala Badan Keluarga Berencana menyatakan keterlambatan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Fungsional pada SKPD Badan KB dikarenakan Bendahara Pengeluaran berkonsentrasi pada penyusunan Surat Pertanggungjawaban Ganti Uang (GU) Nihil, walaupun proses peng-entry-an sudah selesai dan sebenarnya SPJ Fungsional sudah bisa terkirim. Untuk itu di tahun ini diperintahkan kepada Bendahara Pengeluaran agar tidak mengulangi keterlambatan pengiriman SPJ Fungsional.

i. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM menyatakan mengakui bahwa keterlambatan pengiriman Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Fungsional pada bulan Juni Tahun 2013 karena keteledoran, dan berjanji untuk lebih tertib dalam pengiriman laporan pertanggungjawaban selanjutnya.

j. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyatakanakan berusaha agar ke depan tidak terjadi keterlambatan pengiriman SPJ

k. Kepala Kantor Perpustakaan menyatakan keterlambatan penyampaian SPJ Fungsional antara lain karena aplikasi keuangan di DPPKAD kadang mati/tidak lancar dan menunggu perbaikan, SPJ kegiatan kadang kurang lengkap administrasinya sehingga menunggu diperbaiki, dan juga berkonsentrasi membuat DPA Tahun 2014.

l. Kepala Badan Kepegawaian Daerah menyatakan pengiriman SPJ Fungsional dari BKD memang terlambat. Hal ini disebabkan menunggu terkumpulnya SPJ dari Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan. Untuk pelaksanaan kegiatan pada tahun anggaran 2014 ini pengumpulan SPJ akan dilaksanakan sesuai dengan aturan dan mekanisme yang berlaku.

m. Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyatakan keterlambatan dikarenakan Bendahara Pengeluaran Pembantu kegiatan dalam mengirim/menyampaikan Surat Pertanggungjawaban kepada Bendahara Pengeluaran terlambat (lebih dari tanggal 10 Januari 2014) sehingga mengakibatkan dalam meng-entry data dan mengirim Surat Pertanggungjawaban Fungsional ke DPPKAD terlambat. Dan untuk tahun-tahun yang akan datang diusahakan tidak terlambat dalam pengiriman Surat Pertanggungjawaban Fungsional.

n. Kepala Kantor Ketahanan Pangan menyatakan keterlambatan SPJ tersebut dalam penyampaian surat pertanggungjawaban (SPJ) karena:

1) Sampai tanggal 21 Januari 2014 Bendahara Pengeluaran menunggu data dari Bendahara Pengeluaran Pembantu.

Desember 2013 SPJ tersebut menunggu data kegiatan dari desa, atau kelompok sehingga SPJ Bendahara Pengeluaran Pembantu bisa disampaikan setelah tanggal 31 Desember 2013. Mengingat data dari desa atau kelompok bisa diterima akhir bulan Desember 2013. Maka SPJ tersebut baru bisa disampaikan pada bulan Januari 2014.

o. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menyatakan sependapat atas temuan pemeriksaan LKPD Kabupaten Wonosobo TA 2013. Menurut pengertian Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk penyetoran SPJ selambat-lambatnya disetorkan pada tanggal 10 bulan berikutnya, sehingga apabila disetorkan pada tanggal 2 Januari 2014 belum terlambat. Untuk selanjutnya akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Meminta kepada Bendahara Pengeluaran untuk lebih memahami dan mematuhi perundangan yang berlaku;

2)

Akan meningkatkan pengawasan kepada Bendahara Pengeluaran sehingga hal semacam ini tidak terulang kembali di kemudian hari.

p. Kepala Dinas Kesehatan menyatakan SPJ Puskesmas yang dikirim ke Dinas Kesehatan kadang terlambat, sehingga pengiriman ke kantor DPPKAD juga terlambat. Untuk selanjutnya akan berusaha tepat waktu.

q. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menyatakan keterlambatan Laporan Pertanggungjawaban Fungsional Bendahara Pengeluaran disebabkan antara lain:

1) Bendahara Pengeluaran dalam menyusun laporan SPJ Fungsional terpancang distribusi masuknya pelaporan dari bendahara pembantu pengeluaran,

2) Mengakui adanya keterbatasan pengetahuan dari Pengelolaan Keuangan didalam penyusunan dan pelaporan pengelolaan keuangan SKPD.

r. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan menyatakan untuk mengantisipasi keterlambatan penyerahan SPJ ke DPPKAD di waktu mendatang maka akan mengambil beberapa langkah sebagai berikut:

1) Bendahara Pengeluaran Pembantu Kegiatan diupayakan untuk lebih disiplin dan tepat waktu dalam mengirimkan data-data kepada Bendahara Pengeluaran;

2) Bendahara Pengeluaran agar lebih aktif untuk berkoordinasi dengan Bendahara Pengeluaran Kegiatan dan DPPKAD berkaitan dengan penyamaan persepsi terhadap data-data keuangan yang dikelola;

3) Direncanakan penambahan personil untuk melaksanakan entri data keuangan sehingga penyampaian SPJ Fungsional ke DPPKAD bisa tepat waktu.

s. Kepala Badan Lingkungan Hidup menyatakan keterlambatan pengiriman SPJ Fungsional dikarenakan sebagai berikut:

1) Bendahara Pengeluaran lebih mendahulukan penyusunan surat pertanggungjawaban Ganti Uang (GU) dan Tambah Uang (TU);

2) Bendahara Pengeluaran menunggu data dari Bendahara Pengeluaran Pembantu.

3) Penetapan APBD Perubahan Kabupaten Wonosobo dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober TA 2013.

t. Kepala Dinas Pekerjaan Umum menyatakan menerima konsep Temuan Pemeriksaan BPK-RI Perwakilan Jawa Tengah dan yang akan datang akan dilaksanakan sesuai dengan saran dan petunjuk BPK RI.

fokus pada Penyusunan Surat Pertanggungjawaban Ganti Uang (GU) Nihil dan Tambah Uang (TU) Nihil, dan belum memahami dan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.

v. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan menyatakan pengiriman SPJ Fungsional SKPD yang terlambat pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Wonosobo karena menunggu data dari Bendahara Pengeluaran Pembantu.

w. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyatakan pengiriman SPJ Fungsional SKPD Bappeda yang dikirim tanggal 21 Januari 2014 terlambat dikarenakan menunggu data dari bendahara-bendahara pengeluaran pembantu. x. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyatakan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo menerima semua hasil temuan pemeriksaan BPK.

y. Direktur RSUD KRT Setjonegoro menyatakan sependapat dengan konsep TP dari Tim Pemeriksa

1) Keterlambatan penyampaian SPJ Fungsional SKPD terlambat dikarenakan penetapan perubahan anggaran Tahun 2013 masih terjadi perubahan yang berulang ulang pada saat dilakukan rekon oleh DPPKAD atas penetapan anggaran perubahan yang dialokasikan pada RSUD KRT. Setjonegoro. 2) RSUD KRT. Setjonegoro akan menggunakan RBA pada TA 2015 dan

sekaligus untuk keperluan integrasi/konsolidasi akun-akun RBA ke dalam akun-akun APBD pada TA 2015.

3) Terhitung mulai TA 2014 pengiriman SPJ Fungsional akan disampaikan sesuai ketentuan yang berlaku.

z. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu menyatakan mengakui adanya keterlambatan penyampaian SPJ Fungsional dikarenakan Bendahara Pengeluaran lebih memfokuskan penyelesaian SPJ GU Nihil. Bendahara Pengeluaran akan mematuhi peraturan perundangan yang berlaku sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang berulang.

aa. Camat Kaliwiro menyatakan sependapat atas temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan kedepan akan memperbaiki penatausahaan keuangan serta entri data tepat waktu dan mengirimkan SPJ sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

bb. Camat Kalibawang menyatakan sependapat atas temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah kedepan akan memperbaiki penatausahaan keuangan serta entri data tepat waktu dan mengirimkan SPJ sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

cc. Camat Kepil menyatakan sependapat atas temuan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Tengah dan kedepan akan memperbaiki penatausahaan keuangan serta entri data tepat waktu sehingga dapat mengirimkan SPJ tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

dd. Camat Kertek menyatakan sependapat dengan temuan tersebut dan kedepan akan memperbaiki penatausahaan keuangan Kantor Kecamatan Kertek serta dapat mengirimkan SPJ tepat waktu.

ee. Camat Leksono menyatakan SPJ Fungsional bulan Desember Tahun 2013 terjadi keterlambatan dikarenakan Bendahara Pengeluaran menunggu rekapitulasi SPJ

ketiga) dan menunggu rekap/rekonsiliasi dari bendahara barang selesai.

ff. Lurah Selomertomenyatakanketerlambatan pengiriman SPJ Fungsional yang seharusnya masuk sebelum tanggal 10 bulan berikutnya, tetapi baru mengirim pada tanggal 04 Februari 2014 karena Bendahara Pengeluaran dan PPK-SKPD tidak mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan lemahnya pengawasan Pengguna Anggaran selaku atasan langsung. Untuk kedepannya akan menyampaikan SPJ Fungsional tepat waktu sesuai peraturan.

gg. Camat Sukoharjo menyatakan sependapat atas temuan tersebut dan kedepan penatausahaan keuangan di SKPD akan diperbaiki sehingga SPJ dapat terkirim tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Disamping itu penetapan APBD perubahan juga harus sesegera mungkin, sehingga terdapat waktu yang cukup bagi SKPD untuk menyelesaikan SPJ di tahun anggaran berkenaan.

BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Wonosobo agar:

a. Memerintahkan Kepala SKPD terkait untuk mematuhi peraturan terkait batas waktu penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Fungsional oleh Bendahara pengeluaran kepada PPKD selaku BUD;

b. Memerintahkan BUD untuk menetapkan batas waktu penyampaian SPM dan penerbitan SP2D akhir tahun dan menjalankannya secara tegas.

2. Penyajian Penyisihan Piutang per 31 Desember 2013 sebesar Rp979.621.643,00