• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Penyisihan Piutang per 31 Desember 2013 sebesar Rp979.621.643,00 Belum Didukung Perhitungan yang Memadai

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

2. Penyajian Penyisihan Piutang per 31 Desember 2013 sebesar Rp979.621.643,00 Belum Didukung Perhitungan yang Memadai

Dalam Neraca per 31 Desember 2013 (audited), Pemerintah Kabupaten Wonosobo menyajikan saldo Piutang sebesar Rp18.023.872.580,00 dan penyisihannya sebesar Rp979.621.643,00 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 2.1 Rincian Piutang dan Penyisihan Piutang per 31 Desember 2013 No. Piutang Nominal (Rp) Penyisihan(Rp) Piutang Bersih (Rp)

1. Piutang Pajak 6.584.771.889,00 (813.999.615,00) 5.770.772.274,00 2. Piutang Retribusi 1.668.088.327,00 (127.353.152,00) 1.540.735.175,00 3. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 131.325.705,00 0,00 131.325.705,00 4. Piutang Lainnya 9.639.686.659,00 (38.268.876,00) 9.601.417.783,00 JUMLAH 18.023.872.580,00 (979.621.643,00) 17.044.250.937,00 Hasil pemeriksaan terhadap mekanisme dan dokumen rekapitulasi laporan mutasi piutang di SKPD bersangkutan dan hasil wawancara dengan pihak terkait diketahui beberapa hal sebagai berikut:

a. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi dan Aset DPPKAD diketahui bahwa SKPD teknis pemungut tidak membuat penyisihan atas piutang tersebut, akan tetapi penyisihan dilakukan oleh Bagian Akuntansi DPPKAD.

Piutang PBB yang dalam hal ini masuk kategori Piutang Pajak sebesar Rp1.910.346.998,00 hanya berdasarkan tahun pengakuan piutang dikarenakan data piutang yang berasal dari SKPD tidak menyajikan piutang yang dilengkapi dengan rincian tanggal jatuh tempo pada saat pengakuan piutang.

Berdasarkan wawancara dengan pengelola piutang SKPD yang bersangkutan diketahui bahwa SKPD tidak bisa menyajikan data piutang per tanggal jatuh tempo dan tidak melakukan penyisihan piutang. Hal tersebut karena tidak terinventarisasinya data piutang dengan baik juga karena tidak mengetahui terkait penyisihan piutang tersebut. Sampai pemeriksaan berakhir SKPD tidak bisa menyajikan piutang lengkap dengan data tanggal jatuh tempo. Atas permasalahan tersebut BPK tidak bisa meyakini kewajaran penyajian penyisihan piutang tersebut kecuali untuk Piutang PBB.

b. Piutang sewa eks tanah bengkok sebesar Rp554.909.000,00 belum dilakukan penyisihan. Piutang tersebut dalam neraca dikategorikan piutang retribusi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Akuntansi DPPKAD diperoleh keterangan bahwa atas piutang sewa eks tanah bengkok belum dilakukan penyisihan karena prosesnya tidak menggunakan surat ketetapan tetapi melalui proses sewa menyewa dengan cara lelang sewa eks tanah bengkok.

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011,Pasal 152 ayat (1) menyatakan Kepala SKPD melaksanakan penagihan dan menatausahakan piutang daerah; b. Buletin Teknis SAP Nomor 06 Bab VII A.1 paragraf kedua menyatakan Dalam

menetapkan kebijakan akuntansi penyisihan piutang 1 yang didasarkan pada umur piutang sebaiknya dibedakan menurut jenis piutang, baik dalam menetapkan umur maupun penentuan besaran yang akan disisihkan;

c. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 5 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo pasal 37e: Perhitungan penyisihan piutang tidak tertagih ditetapkan sebagai berikut:

1) S.d. tanggal jatuh tempo: 0%: kategori lancar;

2) S.d. 2 tahun setelah jatuh tempo: 10%: kategori kurang lancar;

3) diatas 2 tahun s.d. 4 tahun setelah jatuh tempo: 50%: kategori diragukan; 4) diatas 4 tahun setelah jatuh tempo: 100%: kategori macet.

Kondisi tersebut mengakibatkan penyajian nilai penyisihan piutang Pemerintah Kabupaten Wonosobo TA 2013 sebesar Rp979.621.643,00 tidak menggambarkan kondisi senyatanya.

a. DPPKAD belum membuat mekanisme kerja terkait pengelolaan data penatausahaan penyisihan piutang sesuai dengan metode Net Realizable Value;

b. Pengelola piutang pada masing-masing SKPD tidak memahami perlunya menatausahakan tanggal jatuh tempo masing-masing piutang dan rinciannya.

Atas permasalahan tersebut, Kepala SKPD terkait memberikan tanggapan sebagai berikut:

a. Kepala DPPKAD menyatakan

1) SKPD tidak bisa menyajikan data piutang per tanggal jatuh tempo dikarenakan proses penyampaian SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah) Non PBB dilaksanakan sebagai berikut:

a) SKPD yang sudah dicetak dan ditetapkan oleh Bidang Pendapatan kemudian diserahkan kepada UPT pajak daerah untuk didistribusikan kepada WP

b) UPT Pajak Daerah dalam penyampaian SKPD pajak Non PBB sekalian melakukan pemungutan kepada WP, sehingga tanggal jatuh tempo dalam SKPD tidak tertulis karena dalam penyampaian SKPD kepada WP dilakukan secara bertahap.

2) Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonosobo atas dasar konsolidasi dari laporan keuangan SKPD-SKPD, sedangkan SKPD mengirim laporan keuangan ke DPPKAD tidak disertai data piutang secara rinci dan tidak menyajikan penyisihan piutang, meskipun demikian pada saat rekonsiliasi telah disampaikan kepada SKPD agar piutang disajikan sesuai dengan Peraturan Bupati Wonosobo nomer 33 Tahun 2013 tentang Akuntansi Pemerintahan Kabupaten Wonosobo. Penyebab SKPD belum menyajikan penyisihan piutang karena SKPD belum memahami Peraturan Bupati dimaksud mengingat Peraturan Bupati tersebut baru diterbitkan pada bulan September 2013.

3) Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah melaksanakan sosialisasi Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 5 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo pada hari Senin, 30 Desember 2013 dengan sasaran bendahara pengeluaran dan SKPD terkait dengan penyajian piutang. Mengingat waktu sosialisasi hanya satu hari dipandang masih kurang, oleh karena itu dimasa yang akan datang masih diperlukan sosialisasi. Penyajian data piutang sudah sesuai dengan ketentuan yang ada, namun demikian untuk penetapan jatuh tempo pembayaran pajak pada SKPD pada tahun mendatang dalam penetapan di SKPD akan dicantumkan tanggal jatuh tempo.

b. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan menyatakan selama ini dari Disperindag Kabupaten Wonosobo belum membuat penyisihan atas piutang retribusi karena memang belum tahu, yang sudah dibuat adalah piutang retribusi. Sudah diperintahkan kepada Bendahara Penerimaan supaya tahun depan membuat penyisihan atas piutang retribusi dengan konsultasi ke DPPKAD.

dari Tim Pemeriksa:

1) Tidak melakukan penyisihan dan belum menyajikan piutang per tanggal jatuh tempo dikarenakan baru membuat konsep kebijakan (Peraturan Bupati) yang mengatur penyisihan piutang tersebut.

2) Piutang yang disajikan juga belum mengacu pada Kebijakan Akuntansi tentang piutang yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan masih disajikan secara cash basis belum acrual basis.

d. Kepala Dinas Pekerjaan Umum menyatakan menerima atas hasil pemeriksaan BPK-RI dan yang akan datang akan dilaksanakan sesuai dengan saran dan petunjuk BPK-RI Perwakilan Jawa Tengah.

e. Kepala Dinas Perhubungan menyatakan Piutang Retribusi yang ada pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo dikarenakan seksi yang menangani tidak melaporkan data-data piutang retribusi kepada petugas akuntansi sehingga pada Laporan Keuangan tidak ditampilkan. Data rincian retribusi piutang dilaporkan karena kebanyakan kepemilikan kendaraan sudah dilimpahkan/dihibahkan kepada orang lain (pengusaha lain), sehingga tidak melakukan perpanjangan, dan tahunya pemilik yang baru kendaraan langsung dioperasionalkan, sehingga retribusi tidak masuk, dan akan dilakukan penagihan.

BPK-RI merekomendasikan kepada Bupati Wonosobo agar:

a. Menyusun SOP tentang penatausahaan penyisihan piutang pajak dan retribusi daerah dan menyajikan piutang sebesar nilai yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value);

b. Memerintahkan kepala DPPKAD melakukan sosialisasi terkait kebijakan penyisihan piutang.