• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN

9.3 Bentuk Badan Usaha

Badan usaha adalah lembaga berbadan hukum tempat pengusaha melaksanakan tugasnya, yaitu mengelola perusahaan secara teratur untuk mencapai tujuan. Berdasarkan status kepemilikannya, bentuk badan usaha di Indonesia dapat dibedakan atas (Sutarto, 2002):

1. Perusahaan Perorangan 2. Persekutuan Firma 3. Persekutuan Komanditer (CV) 4. Perseroan Terbatas (PT) 5. Koperasi 6. Usaha Daerah 7. Perusahaan Negara

Dari tujuh jenis bentuk badan usaha di atas, yang biasanya menjadi pertimbangan untuk mendirikan suatu pabrik kimia adalah antara perseroan terbatas (PT), persekutuan firma, dan persekutuan komanditer (CV) (Andhyka Consulting, 2012).

Berikut ini merupakan informasi acuan untuk memilih PT, CV, atau Firma Tabel 9.1 Informasi Acuan Untuk Memilih PT, CV, atau Firma

No Keterangan Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Komanditer (CV) Firma 1 Bentuk Perusahaan Bentuk perusahaan nomor 1 yang paling popular di Indonesia

Banyak digunakan untuk kegiatan usaha kecil, menengah dan besar

PT adalah bentuk perusahaan yang

Bentuk perusahaan nomor 2 yang banyak digunakan oleh UKM

CV adalah badan usaha bukan hukum seperti PT

Umumnya dibentuk dan didirikan oleh orang yang memiliki profesi sama atau saling berkaitan

Firma adalah badan usaha bukan hukum sepeerti PT

berbadan hukum 2 Dasar Hukum Pendirian Perusahaan Pendirian PT harus sesuai dengan Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas

Belum ada undang-undang yang secara khusus mengatur tentang pendirian CV

Belum ada undang-undang yang secara khusus mengatur tentang pendirian Firma

Tabel 9.1 Informasi Acuan Untuk Memilih PT, CV, atau Firma…..( lanjutan) No Keterangan Perseroan Terbatas

(PT) Perseroan Komanditer (CV) Firma 3 Pendirian Perseroan Jumlah pendiri perseroan minimal 2 orang

Para pendiri perseroan adalah warga Negara Indonesia atau warga negara asing

Warga Negara asing dapat menjadi pendiri untuk perseroan yang didirikan dalam rangka penanaman modal asing (PMA)

Jumlah pendiri perseroan minimal 2 orang

Para pendiri perseroan adalah warga Negara Indonesia Jumlah pendiri perseroan minimal 2 orang Para pendiri perseroan adalah warga Negara Indonesia

4 Nama Perseroan Pemakaian nama PT diatur dalam pasal 16 UU PT no 40 / 2007

Nama perseroan harus didahulukan dengan

Tidak ada undang-undang atau peraturan yang secara khusus mengatur tentang pemakaian nama perseroan komanditer

Tidak ada

undang-undang atau

peraturan yang secara khusus mengatur tentang pemakaian

frase PERSEROAN TERBATAS atau disingkat PT

Nama perseroan tidak boleh sama atau mirip dengan nama PT yang sudah ada dan berdiri di wilayah Republik Indonesia seperti diatur dalam Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 1998

atau CV

Artinya, adanya kemungkinan kesamaan atau kemiripan nama perusahaan

disarankan

menggunakan nama bersama atau nama salah satu dari sekutu firma Artinya, adanya kemungkinan kesamaan atau kemiripan nama perusahaan 5 Perubahan Anggaran Dasar Setiap perubahan anggaran dasar harus berdasarkan RUPS

dan wajib

mendapatkan

persetujuan Menteri Hukum dan HAM RI

Setiap perubahan tidak perlu RUPS dan tidak perlu mendapatkan persetujuan menteri

Setiap perubahan tidak perlu RUPS dan

tidak perlu

mendapatkan persetujuan menteri

Tabel λ.1 Informasi Acuan Untuk Memilih υT, CV, atau Firma…..(lanjutan) No Keterangan Perseroan Terbatas

(PT) Perseroan Komanditer (CV) Firma 6 Modal perusahaan Berdasarkan UU no 40/2007 modal dasar ditentukan sebagai berikut : Modal dasar minimal Rp 50.000.000 (lima

Didalam Akta CV tidak disebutkan besarnya Modal Dasar, Modal ditempatkan atau Modal disetor

Didalam Akta Firma tidak disebutkan besarnya Modal Dasar, Modal ditempatkan atau Modal disetor

puluh juta) Ketentuan minimal modal dasar tersebut dapat ditentukan lain oleh undang-undang atau peraturan yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.

Dari modal dasar tersebut minimal 25% atau sebesar Rp 12.500.000 harus sudah ditempatkan dan disetor oleh para pendiri perseroan selaku pemegang saham perseroan Sumber modal :

Pemilik modal dapat bersumber dari swasta, dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, WNA, badan usaha asing, atau pemerintah asing Artinya; · Tidak ada kepemilikan saham didalam anggaran dasar CV · Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara terpisah oleh para pendiri

· Bukti penyetoran modal oleh para pendiri yang terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif dapat dibuat perjanjian sendiri yang disepakati oleh masing-masing pihak

Sumber Modal :

Pemilik modal adalah Swasta Artinya; · Tidak ada kepemilikan saham didalam anggaran dasar Firma · Besarnya penyetoran modal ditentukan dan dicatat sendiri secara terpisah oleh para pendiri

· Bukti penyetoran modal oleh para pendiri yang terdiri dari sekutu firma dapat dibuat perjanjian sendiri yang disepakati oleh masing-masing pihak Sumber Modal : Pemilik modal adalah Swasta

Tabel λ.1 Informasi Acuan Untuk Memilih υT, CV, atau Firma…..(lanjutan) No Keterangan Perseroan Terbatas

(PT) Perseroan Komanditer (CV) Firma 7 Pengurus Perseroan Adalah orang/individu yang cakap melakukan melakukan perbuatan hukum yang diangkat dan/atau ditetapkan oleh para pendiri, pemilik modal dan/atau RUPS untuk melaksanakan kegiatan usaha sesuai maksud dan tujuan perusahaan Pengurus Perseroan Terbatas minimal 2 (dua) yang terdiri dari seorang Direksi dan seorang Komisaris, kecuali untuk Perseroan Terbuka wajib memiliki paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi · Apabila Direksi dan Komisaris lebih dari satu orang maka salah satu bisa diangkat menjadi Direktur Utama dan Komisaris Utama · Pengurus dapat juga sebagai Pemegang Saham Perseroan, kecuali Pengurus Perseroan Komanditer minimal 2 (dua) orang yang terdiri dari Pesero Akta dan Pesero Pasif · Pesero Aktif adalah orang bertanggung penuh melaksanakan kegiatan perusahaan, termasuk kerugian yang harus ditanggung oleh harta pribadinya · Pesero Pasif adalah orang yang bertanggung jawab sebatas pada besarnya modal yang diberikan kepada perusahaan Pengurus Firma minimal 2 (dua) orang yang masing-masing dapat bertindak untuk dan atas nama perusahaan

ditentukan lain · Pengurus perseroan diangkat dan diberhentikan berdasarkan RUPS

Sumber : (Andhyka Consulting, 2012).

Dengan mempertimbangkan acuan di atas maka bentuk badan usaha dalam Pra-rancangan Pabrik Pembuatan Polibisfenol-a Karbonat dari Bisfenol-a dan fosgen dengan katalis piridin direncanakan adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan pelaksananya.

Syarat-syarat pendirian Perseroan Terbatas adalah (Siagian, 1992):

1. Didirikan oleh dua orang atau lebih, yang dimaksud dengan “orang” adalah orang perseorangan atau badan hukum.

2. Didirikan dengan akta otentik, yaitu di hadapan notaris.

3. Modal dasar perseroan, yaitu paling sedikit Rp.20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) atau 25 % dari modal dasar, tergantung mana yang lebih besar dan harus telah ditempatkan dan telah disetor.

Prosedur pendirian Perseroan Terbatas adalah : 1. Pembuatan akta pendirian di hadapan notaris 2. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman

3. Pendaftaran Perseroan

Dasar-dasar pertimbangan pemilihan bentuk perusahaan PT adalah sebagai berikut :

1. Kontinuitas perusahaan sebagai badan hukum lebih terjamin, sebab tidak tergantung pada pemegang saham, dimana pemegang saham dapat berganti-ganti.

2. Mudah memindahkan hak pemilik dengan menjual sahamnya kepada orang lain.

3. Mudah mendapatkan modal, yaitu dari bank maupun dengan menjual saham. 4. Tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang

perusahaan.

5. Penempatan pemimpin atas kemampuan pelaksanaan tugas.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kerja sama antar sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan yang baik diperlukan agar tercipta lingkungan kerja yang baik dan menghasilkan kinerja kerja yang baik. Oleh karena itu diperlukan struktur organisasi yang tersusun dengan baik. Perusahaan akan didirikan dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT) (Siagian, 1992).

9.4 UraianTugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab 9.4.1 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Pemegang kekuasaan tertinggi pada struktur organisasi garis dan staf adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan minimal satu kali dalam setahun. Bila ada sesuatu hal, RUPS dapat dilakukan secara mendadak sesuai dengan jumlah forum. RUPS dihadiri oleh pemilik saham, Dewan Komisaris dan Direktur.

Hak dan wewenang RUPS (Sutarto,2002):

1. Meminta pertanggungjawaban Dewan Komisaris dan Direktur lewat suatu sidang.

2. Dengan musyawarah dapat mengganti Dewan Komisaris dan Direktur serta mengesahkan anggota pemegang saham bila mengundurkan diri.

3. Menetapkan besar laba tahunan yang diperoleh untuk dibagikan, dicadangkan, atau ditanamkan kembali.

9.4.2 Dewan Komisaris

Dewan Komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang saham dalam mengawasi jalannya perusahaan. Dewan Komisaris ini bertanggung jawab kepada RUPS. Tugas-tugas Dewan Komisaris adalah:

1. Menentukan garis besar kebijaksanaan perusahaan. 2. Mengadakan rapat tahunan para pemegang saham.

3. Meminta laporan pertanggungjawaban Direktur secara berkala.

4. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dan pelaksanaan tugas Direktur.

9.4.3 Direktur

Direktur merupakan pimpinan tertinggi yang diangkat oleh Dewan Komisaris. Adapun tugas-tugas Direktur adalah:

1. Memimpin dan membina perusahaan secara efektif dan efisien.

2. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum pabrik sesuai dengan kebijaksanaan RUPS.

3. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar demi kepentingan perusahaan.

4. Mewakili perusahaan dalam mengadakan hubungan maupun perjanjian-perjanjian dengan pihak ketiga.

5. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap personalia yang bekerja pada perusahaan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur dibantu oleh Manajer Produksi, Manajer Teknik, Manajer Umum dan Keuangan, Manajer Pembelian dan Pemasaran.

9.4.4 Staf Ahli

Staf ahli bertugas memberikan masukan, baik berupa saran, nasehat, maupun pandangan terhadap segala aspek operasional perusahaan.

Sekretaris diangkat oleh Direktur untuk menangani masalah surat-menyurat untuk pihak perusahaan, menangani kearsipan dan pekerjaan lainnya untuk membantu Direktur dalam menangani administrasi perusahaan.

9.4.6 Manajer Produksi

Manajer Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah proses baik di bagian produksi maupun utilitas. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Produksi dibantu oleh tiga Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Proses, Kepala Seksi Laboratorium R&D (Penelitian dan Pengembangan) dan Kepala Seksi Utilitas.

9.4.7 Manajer Teknik

Manajer Teknik bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan masalah teknik baik di lapangan maupun di kantor. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Teknik dibantu oleh tiga Kepala Seksi, yaitu Kepala Seksi Listrik, Kepala Seksi Instrumentasi dan Kepala Seksi Pemeliharaan Pabrik (Mesin).

9.4.8 Manajer Umum dan Keuangan

Manajer Umum dan Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur dalam mengawasi dan mengatur keuangan, administrasi, personalia dan humas. Dalam menjalankan tugasnya Manajer Umum dan Keuangan dibantu oleh lima Kepala Seksi (Kasie.), yaitu Kepala Seksi Keuangan, Kepala Seksi Administrasi, Kepala Seksi Personalia, Kepala Seksi Humas dan Kepala Seksi Keamanan.

9.4.9 Manajer Pembelian dan Pemasaran

Manajer Pembelian dan Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. Tugasnya mengkoordinir segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelian bahan baku dan pemasaran produk. Manajer ini dibantu oleh tiga Kepala

Seksi, yaitu Kepala Seksi Pembelian, Kepala Seksi Penjualan serta Kepala Seksi Gudang/Logistik.

Dokumen terkait