• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Wanita Tuna Susila

3. Bentuk-bentuk dan dampak terhadap Wanita tuna susila serta

permasalahannya.

Dampak negatif dari pelacuran tersebut bukan hanya merusajk dan merugikan diri si pelaku bukan keluarga serta citra masyarakat sekitarnya, pelacuran akan merusak moral, sendi-sendi hokum dan agama dan sebagainya, diantaranya adalah : Akibat dari pelacuran rusaklah norma-norma susila, moral sendi-sendi hokum dan agama, karena dengan pelacuran kebutuhan dan kenikmatan seks dapat diperoleh dengan mudah dan acak-acakan atau asal-asalan dan tidak bertanggung jawab. Hal ini bertentangan dengan norma perkawinan dan bertentangan dengan adast kebiasaan, norma susila, norma hokum dan agama sehingga rusaklah kehidupan keluarga yang sehat. Suami-suami yang tergoda oleh pelacur biasanya akan melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga, sehingga menjadi berantakan.

40

Ma’ruf Asrori dan Drs. Anang Zamroni, Bimbingan Seks Islam, (Surabaya: Pustaka Anda, 1997), Cet. I, h. 197-198.

Pelacuran akn merusak dan mencemarkan lingkungan sekitarnya, merendahkan moral dan susila anak-anak muda remaja yang tidak bisa menyalurkan dorongan dan tenaga seksual pada masa pubertas. Biasanya dari pelacuran tersebut akan berhubungan dengan pemakaian obat-obatan terlarang, ganja dan sebagainya bahkan berhubungan dengan kriminalitas.

Adanya unsur pemerasan dan pemaksaan, kalau para wanita tuna susila atau pekerja seks komersial dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu misalnya calo- calo, germo dan lain-lain. Wanita tuna susila yang mendapat resiko besar hanya dengan hasil minim sekali sedangkan bagi orang-orang yang memanfaatkannya mendapat hasil yang besar. Akibat dari pelacuran akan menimbulkan berbagai macam penyakit kotor (penyakit kelamin dan kulit) serta menyebarluaskan kepada orang lain. Diantara penyakit tersebut AIDS. Apabila penyakit tersebut tidak diobati secara sempurna akan mengakibatkan jasmani dan rohani cacat pada diri sendiri dan orang lain terutama keturunan. Bayi yang masih dalam kandungan akan terserang sehingga mengakibatkan keguguran atau bayi lahir mati, dan bila lahir sekamat akan rusakmental dan jasmaninya, misalnya: Intelegensi rendah (idiot) butas, tuli, lumpuh total, epilepsi, dan sebagainya. Demikianlah diantara dampak negatif dari pelacuran tersebut. Jadi jelas pelacuran tersebut akan merusak diri pekerja seks komersial itu sendiri dan juga orang lain dan masyarakat sekitar lingkungannya, melanggar kesopanan, merusak keturunan, ketidak rukunan dalam keluarga dan malapetaka lainnya.

Secara jujur harus diakui bahwa di setiap kota besar di Indoensia terdapat berbagai aktivitas pelacuran dengan segala bentuknya, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun yang dilakukan secara terselebung. Bahkan ada kecenderungan sementara ini bahwa aktivitas pelacuran sudah merebak sampai ke pelosok-pelosok daerah, yang disertai pula dengan kecederungan timbulnya masalah- masalah baru yang juga kompleks.41

Tumbuh dan berkembangnya aktivitas pelacuran dewasa ini seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri, baik secara kuantitas maupun secara kualitas. Apalagi di dalam kehidupan umat manusia yang berada dalam suasana bordeless world pada era globalisasi dewwasa ini . Semakin terbukanya pergaulan antar bangsa-bangsa di dunia, tidak menutup kemungkinan bahwa Indonesia sudah menjadi salah satu negara yang termasuk dalam jaringan sindikat pelacuran internasional.42

Praktek pelacuran yang muncul dan ada dalam kehidupan masyarakat mempunyai berbagai bentuk, tipe, golongan. Perbedaan golongan tersebut oleh berbagai batasan, yakni antara lain oleh tinggi rendahnya tarif dan oleh tempat operasi/prakteknya, atau penggabungan keduanya (tarif dan tempat). Alam AS membedakan pelacuran didasarkan pada modus operandi dari WTS, yakni secara

41

Ratusan penduduk desa Padang Pangrapat dan jone (sekitar 300 km selatan Samarinda), Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur, mangarak tiga wanita yang dicurigai beropeasi sebagai pelacur. Ketiga wanita itu diarak beramai-ramai setelah pakaiannya dilucuti, dan hanya meninggalkan celana dalam dan BH (Kompas, 6 September 1994).

42

Operasi waspada yang dibntuk imigrasi berhasil menangkap 19 orang wanita asing yang diduga melakukann praktek prostitusi di Jakarta. Selain mereka, diperkirakan masih ada beberapa orang lagi yang melakukan praktek seupa dengan memanfaatkan fasilitas bebas visa wisata/BVW (Kompas, 4 Januari 1991).

garis besar membedakan lima tipe pelacuran. Tipe-tipe pelacuran tersebut antara lain.43

Secara faktual dapat dikemukakan disini bahwa tumbuh dan berkembangnya aktivitas pelacuran dewasa ini terdiri dari berbagai bentuk, yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. pelacuran terselubung

Pelacuran dalam bentuk ini biasa menggunakan tempat-tempat khusus untuk transaksi maupun melakukan hubungan seksual dengan menyalahgunakan fungsi peruntukkan antau tempat-tempat tersebut, sepertyi salon, panti pijat, hotel/penginapan, dan tempat-tempat hiburan santai, seperti discoutique, night club, pub dan lain-lain.

2. Pelacuran panggilan

Pelacuran dalam bentuk ini sebenarnya hampir serupa dengan bentuk yang pertama. Bedanya adalah bahwa pelacuran panggilan ini biasanya dilakukan melalui perantara orang lain, atau bisa juga si pelacur menunggu pesanan melalui telepon. 3. Pelacuran jalanan

Pelacuran dalam bentuk ini biasanya berlangsung di malam hari, dimana si pelacur mangkal di pinggir-pinggir jalan, ditaman-taman, atau di halte-halte sambil menunggu peminat yang menghampirinya,

4. Pelacuran rumah bordir

43

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk pelacuran yang tedahulu, pelacuran dalam bentuk ini sudah dikenal secara luas oleh masyarakat. Pada umumnya pelacuran dalam bentuk rumah bordil ini berupa bangunan (rumah) yang didalamnya terdapat ruang-ruang khusus (bilik) sebagai tempat untuk melakukan hubungan seksual. Bangunan (rumah) ini bisa berada dilingkungan pemukiman atau mengelompok dalam suatu bentuk kompleks atau lokalisasi.44

Dalam penelitian ini pengertian pelacuran terbatas dan dapat digolongkan pada pelacuran tipe jalanan dan rumah bordil. Hal ini mengingat bahwa sampai saat ini tipe-tipe pelacuran lainnya (tipe 1,2) masih sulit untuk di ungkap, dan sulit untuk mengetahui populasinya, karena pada umumnya pelacuran tipe-tipe ini lebih tertutup dan hanya diketahui oleh golongan tertentu saja. Pelacuran dalam penelitian ini adalah wanita yang melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu orang laki-laki diluar nikah, dengan maksud untuk memperoleh imbalan berupa barang atau uang. Khusus dalam penelitian ini adalah pelacur yang sedang mendapatkan pelayanan rehabilitasi sosial dalam panti. Untuk selanjutnya pelacur yang dimaksud dalam penelitian ini disebut Wanita tuna susila (WTS).

Sebenarnya masih ada bentuk-bentuk pelacuran selain bentuk-bentuk pelacuran sebagaimana tersebut diatas. Namun ada kenyataan lain yang terasa begitu memprihatinkan diseputar dunia pelacuran dewasa ini, yaitu timbulnya

44

Ada juga yang menggologkan pelacuran dalam bentuk brothel prostitute, call-girl prostitute, street or public prostitute dan unorganized professional prostitute; serta menggolongkan pelacuran berdasarkan tempat dan tariff yang terdiri dari golongan rendah, golongan menengah dan golongan atas. Lihat Walter Reckless dan R. Soedjono Partodidijojo dalam Soejono D., Pelacuran ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan Dalam Masyarakat, Cet. I, (Bandung: Karya Nusantara, 1977), hal. 78

kecenderungan dimana pelacuran sudah melibatkan anak-anak dibawah umur, atau yang biasa juga disebut dengan istilah “anak baru gede” (ABG).45 Dalam menjalankan aksinya, pada umumnya mereka menjadikan pusat-pusat perbelanjaan dan hiburan sebagai tempat untuk melakukan transaksi. Bagi yang awam, kehadiran mereka ditempat-tempat ini seolah-olah seperti pengunjung biasa karena mereka memang membaur diantara para pengunjung biasa. Pelacuran anak dibawah umur merupakan suatu fenomena baru yang kini sudah mulai menampakkan eksistensinya, terutama dikota-kota besar. Di jakarta misalnya, terdapat lokasi tertentu yang dijadikan sebagai tempat pelacuran anak dibawah umur, seperti taman monas dan taman prumpung.

Dokumen terkait