• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-Bentuk Pembelahan Sel

Dalam dokumen BIOLOGI UMUM. Iswadi, M.Pd. (Halaman 179-189)

REPRODUKSI SEL

2. Bentuk-Bentuk Pembelahan Sel

Berdasarkan ada tidaknya tahap-tahap pembelahan, reproduksi sel dibedakan atas

a. Pembelahan langsung (Amitosis / pembelahan biner)

Pada organisme uniseluler misalnya bakteri, protozoa dan ganggang bersel satu, terjadi proses pembelahan secara langsung, yang artinya proses pembelahan itu tidak melalui tahapan-tahapan pembelahan. Pembelahan itu dikenal juga dengan pembelahan amitosis. Satu sel induk akan membelah secara langsung menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnyadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya hingga sel itu bertambah banyak. Setiap sel membelah menjadi dua sel yang sama (identik) sehingga disebut juga pembelahan biner. Pembelahan biner terjadi misalnya pada perkembangbiakan amoeba.

172

http://1.bp.blogspot.com/-2O7zvJQ6- G8/T0WpA3H3UmI/AAAAAAAAAC0/QWb8TQCV-uI/s1600/2.jpg

Pada proses pembelahan langsung ini setiap sel anak mewarisi sifat-sifat induknya. Dengan kata lain, pembelahan langsung senantiasa menghasilkan keturunan yang identik. Prosesnya didahului oleh pembelahan inti menjadi dua, diikuti oleh pembelahan sitoplasma dan akhirnya sel itu terbagi menjadi dua sel anak. Perhatikan pembehalan amitosis pembelahan sel amoeba pada gambar berikut.

b. Pembelahan tidak langsung (mitosis dan meiosis) Pembelahan sel yang terjadi melalui tahap-tahap pembelahan. Dilakukan oleh organisme eukariotik seperti sel hewan, sel tumbuhan dan sel manusia, yang tentu mereka semuanya punya lebih dari satu sel (multicelluler).

c. Pembelahan Mitosis

Pembelahan yang bertujuan untuk

1. Mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus,

173

2. Pertumbuhan ( perbanyakan sel sehingga baik

kwantitas dan kwalitasnya bertambah). 3. Membentuk Jaringan karena produk

pembelahan ini kromosom/sifat induk sama dengan sifat anakannya , artinya karena membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.

Pembelahan mitosis mempunyai karakter yaitu: 1. Berlangsung pada sel somatic

2. Menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.

3. Melakukan pembelahannya sekali

4. Antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase ( istirahat tidak membelah )

5. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan hasil miosis 6. Pada organisme bisa terjadi pada usia muda ,

dewasa , ataupun usia tua , yang pada pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang usianya muda

174

7. Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi berikut uraiannya

Tahapan Pembelahan Mitosis adalah : - Interfase

Merupakan fase istirahat dari pembelahan sel. Namun tidak berarti sel tidak beraktifitas justru tahap ini merupakan tahapn yang paling aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan.

Terbagi atas tiga fase, yaitu:

1. Fase G1 (growth 1/pertumbuhan 1)

Merupakan fase paling aktif berlangsung selama 9 jam. Pada fase ini sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Pada fase ini sel bertambah ukuran dan volumenya.

2. Fase S (Sintesis)

Merupakan fase sintesis DNA atau duplikasi kromosom, dengan waktu 10 jam

175

3. Fase G2 (Growth 2/Pertumbuhan 2)

Merupakan fase yang didalamnya terjadi proses sintesis protein. Pada fase ini sel siap untuk mengadakan pembelahan

http://3.bp.blogspot.com/-0JkzIzMVvys/T0WpI4-iVhI/AAAAAAAAAC8/PXVkLJAtG9E/s1600/3.jpg

Sekali lagi bahwa fase Mitosis tidak diawali dengan Interfase tetapi Fase Profase , karena Interfase merupakan persiapan mitosis , merupakan fase istirahat sel tidak membelah. Sedangkan Mitosis itu Fase sel melakukan pembelahan / reproduksi .

- Fase Profase

Merupakan tahap awal dari pembelahan sel secara mitosis maupun miosis , yang ditandai dengan:

1. Kromatin memendek dan menebal membentuk kromosom , kemudian kromosom mengganda membentuk kromatida.

2. Membran nukleus dan nukleolus (anak inti) menghilang

176

3. Sentriol memisah diri menuju kutub yang berlawanan.

4. Benang spindel yang keluar dari masing masing sentriol pada kutub berbeda mengatur diri memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.

5. Segera mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke bidang equator.

· Metafase

Tahap ini ditandai dengan :

1. Kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang equator / bidang pembelahan berhadap hadapan .

2. Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang masing-masing dikaitkan oleh benang spindle 3. Tentu Kromosom yang berhadapan itu sudah

membawa sandi genetik yang sama karena memang visinya membentuk 2 sel yang sama. · Anafase

177

1. Kedua kromatid berpisah menuju kutub yang berlawanan

2. Keadaan sel jadi memanjang , membran sel melekuk, pada akhir anaphase

3. Pada fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan / pengurangan dari tetrad kromosom ketika berhadapan pada fase metafase terpisah menjadi masing masing 2n (diploid)

· Telofase

Tahap ini ditandai dengan :

1. Kromosom / kromatid telah sampai di kutub-kutub yang berlawanan

2. Terbentuk sekat pemisah sehingga sel terlihat terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti 3. Membran nukleus terbentuk membungkus

kromosom dan nukleolus mulai tampak

4. Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin dan akhirnya tak terlihat lagi

5. Terjadi sitokinesis (Membran plasma melekuk) yang di dahului oleh Karyokinesis

178

(inti jadi 2) dan akhirnya terlihat sel membelah menjadi 2

Gambar Mitosis

http://3.bp.blogspot.com/-sBSsy7DFx-4/T0WpQkxHeBI/AAAAAAAAADE/yIkpOasv37E/s160 0/4.jpg

d. Proses Pembentukan Gamet (Gametosis)

Gametogenesis adalah proses pembentukkan sel-sel gamet, yang terjadi secara meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme dewasa. Pada hewan dan manusia gametogenesis terjadi di testis dan ovarium.

1. Spermatogenesis

Merupakan proses pembentukkan sperma yang terjadi di dalam testis. Sel kelamin jantan atau spermatozoid (sperma) berbentuk kecil, lonjong, dan berflagela dan secara keseluruhan bentuknya menyerupai kecebong. Flagela tersebut digunakan sebagai alat gerak di dalam medium cair. Organ penghasil sperma disebut testis. Pada mamalia, testis terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau

179

buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.

Didalam testis terdapat saluran-saluran kecil (tubulus seminiferus) dan pada dinding saluran sebelah dalam itulah terjadi proses spermatogenesis. Pada bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang disebut spermatogonium. Spermatogonium mengalami mitosis menjadi spermatoist primer (sel sperma primer). Selanjutnya, satu spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua sel spermatosit sekunder (haploid). Tiap-tiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar, yang haploid. Mula-mula spermatid berbentuk bulat, kemudian tumbuh menjadi sel sperma yang berflagela dan dapat bergerak aktif. Jadi, dari satu spermatosit primer akan dihasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya berbentuk 4 sel sperma.

Tahapan spermatogenesis adalah:

http://1.bp.blogspot.com/-eu4cHFN9hxg/T0Wppv8bXkI/AAAAAAAAADc/6ZDCue s4Hj0/s1600/6.jpg

180 2. Proses Oognesis

Sel telur atau ovum adalah sel kelamin betina. Bentuknya lebih besar dari pada sperma dan tidak dapat bergerak (pasif). Sel telur dihasilkan oleh sepasang ovarium atau kelenjar telur, kiri dan kanan. Berbeda dengan testis yang berada di luar tubuh, ovarium berada di dalam rongga tubuh, di sekitar pinggang.

Proses oogenesis berlangsung di dalam ovarium dan didahului oleh pembelahan mitosis sel induk ovum (oogonium). Hasil pembelahan adalah oosit primer. Pada proses meiosis I. Oosit primer membelah menjadi dua sel yang tidak sama, yaitu satu sel berukuran besar disebut oosit sekunder dan satu sel lagi berukuran kecil, disebut badan kutub pertama.

B. MORFOLOGI SEL 1. Pengertian Biologi Sel

Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup.

181

Dalam dokumen BIOLOGI UMUM. Iswadi, M.Pd. (Halaman 179-189)

Dokumen terkait