• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK

B. Bentuk-Bentuk Tindak Pidana Pencurian dalam

Ketentuan umum mengenai tindak pidana pencurian telah diatur dan dijelaskan dalam KUHP oleh karena itu tidak ada lagi alasan bagi seseorang tindak pidana untuk tidak dapat dihukum. Hal ini termuat dalam Bab XXII Pasal 362-367 KUHP yaitu :

1. Pencurian Biasa (Pasal 362 KUHP) merumuskan :

“Barang siapa yang mengambil sesuatu barang yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum karena pencurian dengan hukuman penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 900,“.

Unsur-Unsur dalam pasal 362 KUHP adalah : a. Mengambil

Yang dilarang dan diancam dengan hukuman di dalam kejahatan pencurian adalah “perbuatan mengambil” yaitu membawa sesuatu benda di bawah kekuasaannya secara mutlak dan nyata dengan maksud “untuk menguasai benda tersebut secara melawan hukum”36

b. Suatu barang atau benda .

Segala sesuatu yang berwujud termasuk pula binatang, benda bergerak dan benda berwujud seperti daya listrik dan gas. c. Barang itu harus “seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang

lain”.

36Ibid, hal. 206.

Unsur ini mengandung suatu pengertian bahwa benda yang diambil itu haruslah brang atau bendaan yang ada pemiliknya. Barang atau benda yang tidak ada pemiliknya tidak dapat menjadi obyek pencurian.

d. Pengambilan barang tersebut harus dengan sengaja, dengan maksud untuk memilikinya secara melawan hukum.

2. Pencurian Dengan Pemberatan (Pasal 363 KUHP) merumuskan : A. Diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun :

a. Pencurian ternak

b. Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi, atau gempa laut, letusan gunung meletus, kapal karam, kapal terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan, atau kesengsaraan dimasa perang.

c. Pencurian pada waktu malam dalam suatu rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada dirumahnya, dilakukan oleh orang yang ada disitu bertentangan dengan kemauannya orang yang berhak.

d. Pencurian yang dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih. e. Pencurian yang dilakukan oleh tersalah dengan masuk ketempat

kejahatan itu atau dapat mencapai barang yang diambilnya dengan jalan membongkar, memecah dan memanjat, atau dengana jalan memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.

B. Jika pencurian yang diterangkan dalam butir 3 disertai dengan salah satu hal tersebut dalam butir 4 dan 5, maka dikenakan pidana penjara paling lama 9 tahun.

Unsur-unsur dari tindak pidana pencurian dengan pemberatan sebagaimana bunyi Pasal di atas adalah :

a. Pencurian ternak

Yaitu semua binatang yang berkuku satu, binatang memamah biak dan babi (Pasal 101 KUHP).

b. Pencurian tersebut dilakukan pada waktu ada bencana, kebakaran, dan sebagainya. Alasan untuk memperberat ancaman pidana pada pencurian semacam ini adalah karena timbulnya kericuhan, kekacauan, kecemasan yang sangat memudahkan pencurian.

c. Pencurian dilakukan pada waktu malam hari di dalam rumah kediaman. Apa yang dimaksud dengan “malam hari” sudah jelas, yaitu sebagaimana dikatakan oleh Pasal 98 KUHP, yang mengatakan : “Malam berarti masa anatar matahari terbenam dan matahari terbit.”

d. Pencurian dilakukan berssama-sama oleh dua orang atau lebih, itu semua harus bertindak sebagai pelaku atau turut melakukan.

e. Pencurian dilakukan dengan menggunakan cara

1. Merusak : disertai dengan pengrusakan terhadap suatu benda misalnya memecah kaca jendela, mencongkel kusen pintu.

2. Memotong : diikuti dengan perbuatan lain misalnya memotong pagar kawat.

3. Memanjat : ditafsirkan secata jelas pada Pasal 99 KUHP yaitu masuk melalui lubang yang sudah ada, tetapi bukan untuk masuk atau masuk melalui lubang tanah yang dengan sengaja digali, begitu juga menyeberangi selokan atau parit yang digunakan sebagai batas pentup.

4. Memakai anak kunci palsu : diterangkan dalam Pasal 100 KUHP yaitu “yang dimaksud anak kunci palsu termasuk juga segala perkakas yang tidak dimaksud untuk membuka kunci”. Misalnya : kawat, paku atau obeng digunakan untuk membuka sebuah slot itu adalah benar-benar anak kunci namun bukan merupakan anak kunci yang biasa dipakai penghuni rumah. 5. Memakai perintah palsu : menurut yurisprudensi yang

dimaksud dengan perintah palsu hanyalah menyangkut perintah palsu untuk memasuki tempat kediaman dan pekarang orang lain.

6. Memakai pakaian jabatan palsu : adalah seragam yang dipakai oleh seseorang yang tidak berhak untuk itu.

3. Pencurian Ringan (Pasal 364 KUHP) merumuskan :

“Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 No.4 , begitu juga apa yang diterangkan dalam Pasal 363 No.5, asal saja tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam pekaramgan yang tertutup yang ada rumahnya, maka jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima rupiah, dihukum karena pencurian ringan dengan hukuman penjara paling lama tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.900,-.”

Unsur-unsur dalam Pasal 364 KUHP adalah

a. Pencurian biasa (Pasal 362 KUHP), asal barang yang dicuri tidak lebih dari Rp.250,-.

b. Pencurian dilakukan oleh dua orang lebih (Pasal 363 sub 4), asal harga tidak lebih dari Rp.250,- dan

c. Pencurian dengan masuk ketempat barang yang diambilnya dengan jalan membongkar, memecah, dsb.

4. Pencurian dengan Kekerasan (Pasal 365 KUHP) merumuskan :

a. Hukuman dengan penjara selama-lamanya sembilan tahun, dihukum pencurian yang didahului, disertai, atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang, dengan maksud akan menyiapkan atau memudahkan pencurian itu, atau jika tertangkap tangan , supaya ada kesempatan bagi diri sendiri atau bagi kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada ditangannya.

b. Hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan: Ke 1 : jika pencurian dilakukan pada waktu malam dalam sebuah tempat kediaman atau pekarangan yang tertutup yang ada tempat kediamannya, dijalan umum atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

Ke 2 : jika pencurian itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;

Ke 3 : jika masuk ketempat melakukan pencurian dengan merusak atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu;

Ke 4 : jika pencurian itu mengakinatkan luka berat.

c. Jika pencurian itu mengakibatkan luka berat, maka dikenakan pidana penjara paling laam lima belas tahun.

d. Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. Jika pencurian itu mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu dan disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam butir 1 dan 3. Unsur-unsurnya adalah sebagi berikut :

A. Unsur Obyektif:

1. Cara atau upaya yang digunakan : a. Kekerasan, atau

2. Yang ditujukan pada orang;

3. Waktu penggunaan upaya kekerasan dan atau ancaman kekerasan itu, ialah

a. Sebelum; b. Pada saat;

c. Setelah berlangsungnya pencurian. B. Unsur Subyektif :

Digunakan kekerasan atau ancaman kekerasan itu, dengan maksud yang ditujukan :

a. Untuk mempersiapkan pencurian; b. Untuk mempermudah pencurian; atau

c. Untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya apabila tertangkap tangan;

d. Untuk tetap menguasai benda yang dicuri apabila tertangkap tangan37

Pada segi Obyektif , terletak pada bermacam-macam sebab, antara lain :

.

a. Pada akibat perbuatan, misalnya akibat luka berat atau kematian pada ayat (2 dan 3) Pasal 170; pada pencurian dengan kekerasan (365 ayat 3); pada penganiayaan biasa (351 ayat 3); pada pemerasan (368 ayat 2);

37 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2, PT Raja Grafika Persada, Jakarta,

b. Pada cara melakukan perbuatan, misalnya : dengan tulisan pada pencemaran (310 ayat 2); dengan memberikan bahan yang berbahaya bagi nyawa dan kesehatan pada penganiayaan (365 ayat 3); dengan tipu muslihat , kekerasan atau ancaman kekerasan (332 ayat 2);

c. Pada berulangnya perbuatan, misalnya pencarian atau kebiasaan (282 ayat3; 299 ayat 2);

d. Pada objek tindak pidana , misalnya : ternak (363 ayat 1); akta-akta autentik, surat hutan dan sertifikat hutang dari suatu negara (264 ayat 1); terhadap ibunya, bapaknya, istri atau anaknya atau pejabat ketika atau karena menjalankan tugas yang sah ( 365 ke-1 dan 2) e. Pada subjek tindak pidana (si pembuat) , misalnya :

dokter/tabib, bidan atau juru obat (349).

Pada segi Subyektif, misalnya dengan rencana lebih dulu (340, 353 ayat 1 KUHP)38

5. Pencurian dalam Keluarga (Pasal 367 KUHP) merumuskan : .

a. Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan yang diterangkan dalam bab ini adalah suami (istri) orang yang terkena kejahatan dan tidak terpisah meja dan ranjang atau terpisah harta

38Ibid, hal. 95.

kekayaan, maka terhadap pembuat atau pembantu itu tidak mungkindiadakan tuntutan pidana.

b. Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja makan dan ranjang atau terpisah harta kekayaan , atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda baik dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang terkena kejahatan.

c. Jika menurut lembaga matriarkal, kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain daripada bapak kandung (sendiri), maka ketentuan ayat diatas berlaku juga bagi orang itu.

Dokumen terkait