• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian merupakan suatu usaha menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (Hadari Nawawi, 1985: 24). Penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang menghasilkan karya ilmiah dengan menggunakan data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati terhadap status kelompok orang atau manusia suatu obyek atau suatu kelompok kebudayaan (Lexy J. Moleong, 1991: 3).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka bentuk penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, dan masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak (Hadari Nawawi, 1985: 63).

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif adalah (a) memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang aktual, (b) menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki, diiringi dengan interprestasi nasional (Hadari Nawawi, 1985: 64). Pada penelitian kualitatif, teori dibatasi pada pengertian: suatu pernyataan sistematis yang berkaitan dengan seperangkat proporsi yang berasal dari data dan diuji coba kembali secara empiris (Lexy J. Moleong, 1991: 9). Penelitian kualitatif merupakan suatu cara dalam meneliti peristiwa masa sekarang dengan mendasarkan pada suatu teori yang diujikan kembali dan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan orang atau perilaku yang diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang digunakan adalah studi kasus tunggal terpancang. Sejalan dengan hal tersebut H. B. Sutopo (2006: 51) mengatakan bahwa:

commit to user

Dalam perkembangannya, riset kualitatif juga menyajikan bentuk yang tidak sepenuhnya holistik, tetapi dengan kegiatan pengumpulan data yang terarah, berdasarkan tujuan dan pertanyaan-pertanyaan riset yang terlebih dahulu sering disebut dalam proposalnya. Penelitian ini lebih sering disebut sebagai riset terpancang (embedded gualitation research), atau juga lebih popular dengan penelitian studi kasus.

Studi kasus merupakan strategi penelitian yang fokus permasalahannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, di mana batasan antara fenomena dengan konteks tersebut tidak jelas, sehingga perlu banyak sumber-sumber fakta.

Penelitian ini mengandung pengertian sebagai tunggal dalam arti hanya ada satu lokasi yaitu Dukuh Sonojitwan, Desa Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, sedangkan terpancang pada tujuan penelitian maksudnya apa yang diteliti, dibatasi pada aspek-aspek yang sudah dipilih sebelum melaksanakan penelitian lapangan. Dalam penelitian ini terpancang pada tujuan untuk mengetahui kemungkinan Petilasan Kraton Pajang menjadi aset wisata.

C. Sumber Data

Menurut H.B Sutopo (2006: 57) bahwa “Dalam penelitian kualitatif, sumber datanya dapat berupa manusia, pertanyaan dan tingkah laku, doikumen dan arsip atau benda lain”. Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Menurut Suharsini Arikunto (1993: 102) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Informan

Lexy J. Moleong (2001: 45) mengatakan bahwa yang disebut informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Dalam penelitian ini orang yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data serta mengetahui permasalahan

commit to user

yang akan dikaji adalah : Juru kunci dan pengelola atau pengurus Petilasan Kraton Pajang, anggota masyarakat Dukuh Sonojitwan serta pengunjung Petilasan Kraton Pajang.

2. Tempat dan Peristiwa

Informan merupakan sumber data penting, tetapi tempat dan peristiwa yang terjadi di dalam dan di sekitarnya juga mempunyai peran yang yang sangat penting. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya (H.B Sutopo, 2006: 60).

Dalam penelitian ini, sebagai informasinya dapat digali dari pengamatan secara cermat mengenai kondisi dan tempat yang merupakan bagian dari kehidupan warga masyarakat Dukuh Sonojitwan sehari-hari. Sedangkan dari peristiwa aktivitas pengunjung di Petilasan Kraton Pajang dalam penelitian ini, dimungkinkan Petilasan Kraton Pajang ini menjadi suatu aset wisata bagi masyarakat disekitarnya.

3. Dokumen dan Arsip

H.B Sutopo (2006:61) mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan sumber data yang penting artinya dalam penelitian kualitatif, terutama bila sasarannya terarah pada latar belakang dengan kondisi peristiwa yang terkini yang sedang dipelajari”.

Dalam penelitian ini dokumen dan arsip yang akan digunakan berupa dokumen dan arsip yang ada di Pemerintah Daerah Sukoharjo, Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (POPK) Kabupaten Sukoharjo, Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Makamhaji dan buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian ini yang diperoleh dari perpustakaan. Sumber data berupa foto-foto dari Petilasan Kraton Pajang serta lingkungan sekitarnya.

commit to user

D. Teknik Sampling

Hadari Nawawi (1985: 152) menjelaskan “Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebarannya populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar- benar mewakili populasi”. H.B Sutopo (2006: 62) teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini bersifat purposive sampling atau sampling bertujuan. Informan dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu. Maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Teknik Purposive sampling

juga digunakan atas dasar teknik ini dipandang mampu menangkap kedalaman data dalam menghadapi realitas jamak.

Dalam penelitian ini jumlah informan berkembang, maka dipergunakan teknik cuplikan bola salju atau snowball yaitu pemanfaatan informan yang mengembang sesuai dengan kebutuhan penelitian (Sutrisno Hadi, 1977: 152). Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah orang yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam Pengembangan Petilasan Kraton Pajang menjadi aset wisata, baik pengelola, pengunjung, maupun masyarakat disekitarnya.

Dokumen terkait