• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG KERETA API PENGGUNA ANTARAMODA TRANSPORTASI UDARA

C. Bentuk Ganti Rugi yang Diberikan PT. Railink bagi Penumpang Kereta Api

Ganti kerugian yang diperoleh karena tidak terpenuhinya prestasi, berupa kewajiban atas prestasi dalam perikatan. Tuntutan ganti kerugian karena tidak terpenuhinya prestasi adalah sebagai akibat penerapan klausula dalam perjanjian didalam tiket kereta api bandara. Tuntutan ganti kerugian berdasarkan wanprestasi

adalah sebagai akibat penerapan klausula dalam perjanjian, yang merupakan ketentuan hukum yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak dengan asas pacta sunt servanda.49 Yang menyatakan bahwa perjanjian merupakan Undang–Undang bagi pihak yang membuatnya (mengikat).

Tuntutan ganti kerugian yang dapat dilakukan oleh setiap pihak yang dirugikan, walaupun tidak pernah terdapat hubungan perjanjian diantaranya. Dengan demikian pihak ketigapun dapat menuntut ganti kerugian. Kerugian akibat keterlambatan pemberangkatan kereta api biasanya disebabkan oleh masalah teknis kereta api ataupun masalah diluar teknis. Pihak pengangkut tidak bertanggung jawab terhadap kerugian akibat ketinggalan kereta api bandara karena kesalahan penumpang.

Bentuk ganti kerugian PT. Railink oleh penumpang terhadap keterlambatan kereta api bandara adalah berupa kompensasi, dimana kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima penumpang, dapat berupa fisik maupun non fisik dalam upaya perusahaan untuk memperolehkeseimbangan/mengurangi kekecewaan dari suatu kejadian sehingga terbentuk kepuasan pelanggan.

Kompensasi diberikan pada setiap calon penumpang atau penumpang terhadap pengguna jasa kereta api bandara, yang mengakibatkan calon penumpang terlambat berangkat, atau tiba di tujuan kereta api bandara, atau tidak dijalankannya kereta api bandara (batal diberangkatkan) yang mengakibatkan kerugian bagi penumpang.

49

R. Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgelijk Wetboek),Pradyna Paramita, Jakarta, 1996, hal.42

Maka dari itu PT.Railink (Persero) membuat Standar Prosedur Operasi Pemberian Pelayanan Kompensasi ( Standard Operation Procedure for Service Recovery) untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pemberian kompensasi yang tertuang dalam Keputusan Direksi PT. Railink Nomor SKEP/DIR/26/VII/2014 yang ditetapkan tanggal 14 Juli 2014.

Adapun Service Recovery merupakan kompensasi dalam bentuk pelayanan tambahan yang diberikan 1 (satu) kali atau lebih secara cuma–cuma kepada penumpang kereta api yang secara kumulatif melebihi batasan waktu minimal keterlambatan. Bahwa yang dikategorikan keterlambatan dalam kereta api bandara adalah tidak terpenuhinya jadwal yang ditetapkan karena berbagai faktor penyebab.

Pembuatan ketentuan ini bertujuan untuk memberikan acuan dalam memberikan kompensasi atau layanan untuk mengurangi kekecewaan penumpang bila terjadi keterlambatan disebabkan adanya gangguan di perjalanan kereta api bandara.

Kebijakan umum Standar Prosedur Operasi Pemberian Pelayanan Kompensasi ( Standard Operation Procedure for Service Recovery ), yaitu :50

a. Pemberian pelayanan kompensasi dapat diberikan berupa makanan/minuman, penggantian biaya ataupun penggantian moda transportasi, dengan ketentuan apabila keterlambatan kereta >30 menit maka diberikan air mineral.

50

Hasil wawancara dengan Ibu Enda sebagai HRD PT. Railink Medan Pada tanggal 30 Desember 2016

b. Apabila Kereta Api Bandara mengalami gangguan teknis dan tidak dapat melanjutkan kembali perjalanannya, maka penumpang harus dipindahkan ke kereta api lain atau moda transportasi lain.

c. Jika penumpang mengalami keterlambatan kereta yang mengakibatkan penumpang mengalami keterlambatan keberangkatan pesawat, maka pihak PT. Railink akan menggantikan biaya atau jadwal tiket pesawat, dimana hal ini hanya bersifat kebijakan yang dilakukan oleh PT. Railink.

d. Biaya yang nantinya dikeluarkan untuk pelayanan kompensasi diambil dari uang modal kasir masing-masing stasiun atas seijin Direktur Utama PT. Railink.

PT. Railink menjamin pelaksanaannya yang akan sesuai dengan ketentuan –ketentuan yang berlaku. Guna mencapai visi dan misi dari PT. Railink yang salah satunya yaitu “kepuasaan pelanggan”, maka ganti kerugian hanya diberikan kepada penumpang yang telah memiliki tiket yang sah dan memenuhi ketentuan sebagaimana yang ditetapkan.

A. Kesimpulan

Dari apa yang penulis uraikan dalam bab–bab sebelumnya, maka penulis mengemukakan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tanggung jawab PT. Railink sebagai penyelenggara perkeretaapian, dibagi menjadi dua yaitu tanggung jawab penyelenggara prasarana perkeretaapian dan penyelenggara sarana perkeretaapian. Sebagai penyelenggara pengangkutan, dalam hal ini pihak PT. Railink haruslah bertanggung jawab atas penumpang dan/atau barang yang diangkutnya ke tempat tujuan. Dalam pengangkutan penumpang harus berdasarkan perjanjian pengangkutan yang telah mereka sepakati sebelumnya yaitu dengan penumpang yang membeli tiket perjalanan. PT. Railink sebagai pihak pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang dialami penumpang pada saat proses pengoperasian kereta api atau pada saat perjalanan kereta api sedang berlangsung. Bahwa PT. Railink juga bertanggung jawab atas keterlambatan waktu keberangkatan kereta api bandara yang disebabkan memang karena kesalahan pihak pengangkut. 2. Ketentuan hukum mengenai ganti kerugian karena kelalaian pihak pengangkut, penumpang sebagai pengguna jasa angkutan sebagai pihak yang dirugikan berhak menuntut haknya dan pihak pengangkut wajib mengganti kerugian yang diderita oleh penumpang sesuai dengan Pasal 170 UUKA. Dan untuk mendapatkan perlindungan dari pihak PT. Railink, tentunya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh

penumpang untuk mengklaim haknya. Syarat utama yang harus dipersiapkan oleh penumpang ialah dengan menunjukkan karcis atau tiket kereta api bandara yang telah ia beli sebelum perjalanan kereta api bandara dilakukan.

3. Bentuk ganti kerugian PT. Railink oleh penumpang terhadap keterlambatan kereta api bandara adalah berupa kompensasi, dimana kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima penumpang, dapat berupa fisik maupun non fisik dalam upaya perusahaan untuk memperoleh keseimbangan/mengurangi kekecewaan dari suatu kejadian sehingga terbentuk kepuasan pelanggan. Bahwa ganti rugi hanya diberikan terhadap penumpang yang memiliki tiket kereta api bandara dan telah memenuhi syarat dan ketentuan sebagaimana telah ditetapkan.

B. Saran

1. Diharapkan kepada penumpang untuk menjaga dan menyimpan tiket perjalanannya hingga ia sampai pada tempat tujuan. Karena tiket tersebut merupakan bukti kepada pihak pengangkut untuk keperluan ganti rugi apabila terjadi kerugian terhadap penumpang dalam proses penyelenggaraan pengangkutan.

2. Agar PT. Railink meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan untuk kepuasaan pelanggan serta memelihara dan menambah fasilitas di dalam kereta api maupun di stasiun asal atau stasiun tujuan yang dibutuhkan oleh penumpang.

Dokumen terkait