• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Komunikasi Kelompok Pada kelas Pre School di Harapan Ibu

Komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat dan berkomunikasi tatap muka. Pada TK (taman kanak-kanak) ataupun playgroup (kelompok

8

bermain/KB) komunikasi kelompok selalu terbentuk atau dilakukan baik didalam kelas ataupun luar kelas. Untuk kelas playgroup terdiri dari sepuluh orang murid dengan didampingi oleh dua orang guru dan untuk kelas TK (taman kanak-kanak) masing-masing kelas terdiri dari dua puluh orang murid dan didampingi oleh dua orang guru/pengajar. Untuk kelas playgroup memang tidak menerima siswa (murid) lebih dari sepuluh orang, hal itu dikarenakan anak usia playgroup adalah masa dimana mereka baru mulai belajar berinteraksi dengan teman-teman dan lingkungannya. Dan agar sistem pembelajaran lebih optimal maka kelas playgroup memang dibatasi kapasitas jumlah muridnya dan didampingi oleh dua orang guru.9

“Setiap kelas itu terdiri dari masing-masing dua orang pengajar dan untuk TK(taman kanak-kanak) terdiri dari dua puluh orang murid tetapi kelas playgroup (kelompok bermain) terdiri sepuluh orang murid hal tersebut dilakukan agar sistem belajarnya lebih optimal, karena biasanya anak usia playgroup baru mulai belajar berinteraksi dengan lingkuangan dan masih senang untuk bermain-main.”10

Dengan adanya dua guru atau pengajar pada tiap kelas (kelompok belajar), mempunyai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti mengajarkan pelajaran atau memberi pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan tetapi juga menerapkan kehidupan yang bernuansa islami dan berusaha menciptakan terbentuknya akhlakul karimah sedini mungkin. Serta berusaha membentuk para murid (anak-anak) agar menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, mempunyai wawasan yang luas dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Serta membiasakan para murid untuk berbicara dengan bahasa inggris, karena dalam pendidikan para

9

Wawancara pribadi dengan Ibu kepala sekolah ( ibu Masfufah) 10

guru memang selalu menerapkan memberi materi belajar dengan menggunakan bahasa inggris.

Setiap akan memulai mengerjakan sesuatu dalam kelompok (kelas) dibentuk (buat posisi) duduk membundar jadi para murid (anak-anak) duduk bersampingan dengan guru, hal itu dimaksudkan agar suasana dalam kelas lebih nyaman dan anak-anak mau mendengarkan dan paham pada setiap materi yang diberikan oleh guru. Dan setiap akan memulai mengerjakan sesuatu anak-anak selalu diajarkan untuk membaca do’a.

Dalam kegiatan pembelajaran, para murid diajak untuk berperan aktif mempelajari atau mengkaji setiap materi pelajaran dan pengetahuan agama. Bentuk kegiatan belajar ini tidak perlu selalu dalam bentuk kegiatan yang kaku, tetapi dapat divariasikan dengan diskusi, dialog atau obrolan dengan tetap memfokuskan pada muatan materi pelajaran yang harus diberikan oleh para guru (pengajar).

“Metode diskusi biasanya digunakan setelah guru selesai menjelaskan materi pelajaran, dan anak-anak (murid) dapat menanyakan hal-hal yang belum dimengerti setelah dijelaskan oleh guru. Dan mereka (murid) juga diajak mengobrol tentang ketertarikan mereka.”11

Format belajar atau diskusi yang diterapkan pada kelas playgroup atau taman kanak-kanak Harapan Ibu adalah belajar dengan duduk mengitari guru (duduk membentuk bundar), hal ini dilakukan agar komunikasi antara para murid dengan guru dapat berjalan lancar dan dapat menyebabkan arus komunikasi kelompok yang bebas diantara para anggota kelompok. Pada sistem pembelajaran berbentuk diskusi ini terjadi jaringan komunikasi semua saluran. Diantara para anggota kelompok ada hubungan sosial yang

11

demokratis, sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota kelompok lainnya. Penciptaan suasana komunikasi kelompok yang nyaman, enak, tidak kaku, tidak terkesan formal akan memberikan kenyamanan anak-anak peserta komunikasi kelompok sehingga mendukung kelancaran proses pelaksanaan komunikasi kelompok ini.

Untuk menyusun program komunikasi kelompok pada kelas playgroup ataupun taman kanak-kanak (TK) dalam menanamkan (memberi) pengetahuan dan membentuk akhlakul karimah, perlu dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Setiap pagi sebelum masuk kedalam kelasnya masing-masing para murid (anak-anak) dibagi kelompok masing-masing perkelas dan melakukan ikrar serta berdoa bersama didepan kelas (halaman kelas), dengan dipimpin oleh semua anggota pengajar (guru) Setelah ikrar dan doa selesai maka para murid bersalaman pada semua penggajar dan memasuki kelas masing-masing. Untuk setiap kelompok (kelas) dikoordinir oleh oleh dua orang pengajar. Bentuk kelompok adalah bentuk pembelajaran bagi para murid yang diharapkan mampu menghilangkan kendala komunikasi yang terjadi antara pengajar dengan murid dalam bentuk pengajaran baik didalam maupun luar kelas. Pengajar diharapkan dapat menjadi kakak (bukan guru) dan menjadi teman atau tempat mengeluarkan isi hati atau curhat bagi anak-anak (anggota kelompok).

b. Membuat arah jaringan pembinaan kelompok.

c. Mengenalkan setiap materi pelajaran pada anak-anak, seperti

1) Pada mata pelajaran matematika, anak-anak dipersilahkan (dibolehkan) menggunakan puzzle sesuka mereka tetapi mereka disuruh untuk menyamakan bentuk puzzle seperti segitiga, balok serta menyamakan warnanya.

2) Bentuk-bentuk kegiatan pengalaman (pembelajaran) keagamaan seperti selalu membaca doa setiap akan melakukan aktivitas, belajar mengerjakan sholat, latihan manasik haji.

3) Untuk cara penilaian, setiap para murid masing-masing memiliki buku komunikasi antara guru dan orang tua murid yang setiap hari dikerjakan (diisi) oleh guru masing-masing dan diserahkan ke para murid untuk diberikan kepada orang tua murid. Agar orang tua murid dapat tahu bagaimana sikap atau aktivitas yang telah dilakukan oleh anak-anaknya sewaktu disekolah. Hal itu dimaksudkan agar mereka (anak-anak) mendapat perhatian pula dari orang tuanya, karena mayoritas orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya. Dan supaya komunikasi antara guru (pengajar) dengan wali (orang tua murid) tetap berjalan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap I : 10-15 menit : Mengecek mengulang ingatan anak-anak akan materi yang telah diberikan pada hari yang lalu (kemarin).

Tahap II : 60-70 menit : Pembahasan materi pokok sesuai dengan persiapan dan dengan memakai modul (kurikulum) yang telah ditetapkan oleh pihak pimpinan sekolah.

Tahap III : 10-15 menit : Istirahat (waktu makan) bagi anak-anak, serta mengingatkan untuk selalu berdoa jika akan melakukan sesuatu.

Kegiatan kelompok dalam setiap kegiatan belajar merupakan ajang pembentukan diri bagi murid di Playgroup dan TK Harapan Ibu. Untuk itu disiapkan beberapa perangkat pendukung kegiatan kelompok pendidikan yang terdiri dari: materi pembelajaran, kurikulum, dan metode penyampaian yang baik.

Bentuk kelompok dilakukan untuk melengkapi dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar dikelas yang lebih mengarah pada diskusi dan aplikasi pengetahuan serta pengalaman agama. Guru (pengajar) diharapkan dapat menjadi kakak (teman) dan menjadi tempat mengeluarkan isi hati para murid (anak-anak) anggota kelompok.

“Setiap guru disini berusaha untuk menjadi teman ataupun kakak bagi para murid bahkan tak jarang dari mereka yang suka curhat pada sang guru, hal itu dilakukan selain untuk mencairkan suasana belajar mengajar didalam kelas juga agar mereka merasa nyaman dengan keberadaan dari setiap guru.”12

Berdasarkan realisasi bentuk pelaksanaan komunikasi kelompok yang diuraikan diatas, tampak bahwa di TK atau Playgroup Harapan Ibu bentuk komunikasi kelompok yang diterapkan adalah bentuk preskiptif (memberi petunjuk). Hal ini terlihat bahwa didalam pelaksanaannya digunakan format

12

diskusi. Bentuk komunikasi preskiptif adalah bentuk komunikasi kelompok yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas, memecahkan masalah, membuat keputusan atau melahirkan gagasan kreatif, membantu pertumbuhan kepribadian sehingga para murid anggota kelompok dapat mengetahui karakter pribadi satu sama lain antara anggota kelompok lainnya.

C. Faktor Penunjang Dan Penghambat Komunikasi Kelompok Pada Kelas

Dokumen terkait