KARAKTER ANAK PADA KELAS PRE SCHOOL DI
HARAPAN IBU
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi ( S.Kom.I )
Oleh :
NURUL FAUZIAH
NIM : 205051000469
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK PADA KELAS PRE SCHOOL DI HARAPAN IBU. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi Islam (S.Kom I) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI).
Jakarta, 12 Mei 2010
Panitia Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Drs. H . Mahmud Jalal, M.A Dra. Hj . Musfirah Nurlaily, M A NIP. 19710412 200003 2 001 NIP. 19520422 198103 1 002
Anggota,
Penguji I Penguji II
Dr. Hj . Roudhonah, M.A Drs. H . Mahmud Jalal, M.A NIP. 19580910 198703 2 001 NIP. 19710412 200003 2 001
Pembimbing,
Nurul Fauziah 205051000469
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Komunikasi Kelompok Dalam Membentuk Karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat berinteraksi atau dapat melakukan suatu hubungan karena manusia adalah makhluk sosial, dan mereka tidak dapat hidup sendiri tetapi saling bergantungan atau membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kehidupan manusia tidak akan berkembang ataupun menghasilkan suatu kebudayaan yang tinggi tanpa adanya komunikasi. Karena dengan berkomunikasi manusia dapat mengekpresikan keinginannya dan melaksanakan kewajibannya.
Komunikasi juga terdapat dalam sebuah pendidikan, dimana dalam prosesnya melibatkan banyak komponen diantaranya yaitu guru, murid, kepala sekolah dan lainnya. Dengan kata lain, melalui komunikasi tersebut diharapkan bisa terjadi proses belajar mengajar. Dalam pendidikan terdapat dua konsep yaitu belajar dan mengajar, dimana konsep belajar ini ada pada murid (peserta didik) dan konsep mengajar pada pihak guru. Dalam proses belajar sebaiknya guru dapat menyampaikan pesannya melalui berbagai komunikasi yang digunakan, supaya para murid dapat mengerti dan memahami pada materi atau pelajaran yang telah diberikan. Dan guru harus mengetahui metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajar murid tersebut, karena pendidikan merupakan kunci masa depan setiap individu.
Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penerapan komunikasi kelompok pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar, bagaimana bentuk komunikasi kelompok tersebut, dan ingin mengetahui faktor penunjang serta penghambat didalam proses belajar mengajar anak-anak kelas pre school. Melalui observasi dan wawancara guna mendapatkan informasi data penelitian yang dibutuhkan.
Analisis dalam skipsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati
Dari hasil penelitian ini, bahwa penerapan komunikasi kelompok pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan intruksi komunikasi verbal, komunikasi non verbal,bentuk komunikasi kelompoknya yaitu komunikasi kelompok bentuk preskriptif. Faktor penunjang proses belajar mengajar adalah tersedianya fasilitas yang memadai sedang yang mengahambat diantaranya ada beberapa murid yang pikirannya tidak fokus pada pembelajaran.
Assalamualaikum. Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Kaya dan Maha Penyayang tanpa Kasih Sayang serta Inayah-Nya tak
mungkin penulis bisa mencapai pendidikan sampai strata satu (S1).
Shalawat serta salam semoga senantiasa teriring kehariban junjungan Nabi
besar Muhammad SAW para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya sampai akhir zaman. Atas do’a dan dan usaha serta perjalanan
panjang akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas penting yang
mempertaruhkan segenap keilmuan yang penulis pelajari selama menuntut ilmu di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, walaupun semua ini jauh dari kesempurnaan.
Dalam menyelesaikan skripisi ini, penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan bukan semata-mata atas usaha penulis saja melainkan atas bantuan
dari berbagai pihak yang telah tulus dan ikhlas membantu penulis sehingga
selesai. Untuk dari lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dr. Murodi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan kesempatan baik secara
edukatif maupun administratif sehingga memperlancar skripsi ini.
2. Drs. Mahmud jalal M.A selaku Pembantu Dekan
3. Dra. Musfirah Nurlaily,M.A, selaku Sekretaris Koordinator Teknis
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler.
4. Dra.Hj. Asriati Jamil selaku Ketua Koordinator Teknis Fakultas Dakwah
dan Komunikasi Program Non Reguler dan sebagai Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktunya, tenaga serta pikiran utuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan
begitu banyak wawasan, ilmu dan pengetahuan kepada penulis.
iii
Harapan Ibu beserta Staf pengajarnya (Bu Indri, Bu Wawat, Bu Peni dan
kawan-kawan), yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan
kepada penulis untuk melakukan penelitian di TK (taman kanak-kanak)
dan Play group Harapan Ibu.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya
dan membesarkan dengan sabar, serta selalu memberikan do’a. Semoga
selalu dalam lindungan Allah SWT Amin.
8. Rekan-rekan Mahasiswa Non Reguler KPI angkatan 2005, yang telah
sama-sama berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa (baik rasa sebel,
senang dan semua rasa).
9. Suamiku yang bawel dan mengisi hari-hari penulis dengan perhatiannya.
Dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan skripsi ini baik langsung
maupun tidak langsung.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis kembalikan. Semoga semua
yang telah diberikan pada penulis dapat menjadi berkah dan amal ibadah yang
pahalanya selalu mengalir.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Penulis
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Metodologi Penelitian ... 7
F. Teknik pengumpulan data ... 8
G. Teknik Analisis Data... 9
H. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Komunikasi 1. Pengertian komunikasi ... 10
2. Unsur-unsur komunikasi ... 13
3. Tujuan komunikasi... 16
4. Tingkatan Komunikasi ... 17
5. Hambatan komunikasi ... 22
B. Komunikasi Kelompok 1. Pengertian komunikasi kelompok ... 24
2. Karakteristik komunikasi kelompok ... 27
v
4. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok ... 30
BAB III : GAMBARAN UMUM TAMAN KANAK-KANAK (TK) HARAPAN IBU A. Latar belakang berdirinya TK Harapan Ibu ... 33
B. Tujuan TK Harapan Ibu ... 35
C. Visi dan misi TK Harapan Ibu ... 35
D. Sasaran prasarana TK Harapan Ibu... 35
E. Program kegiatan belajar TK Harapan Ibu ... 36
F. Struktur organisasi TK Harapan Ibu ... 37
BAB IV : KEGIATAN KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KELAS PRE SCHOOL (TAMAN KANAK-KANAK DAN PLAY GROUP) DI HARAPAN IBU A. Penerapan komunikasi kelompok pada proses belajar mengajar di TK Harapan Ibu ... 39
B. Bentuk Komunikasi Kelompok pada kelas pre school di TK Harapan Ibu... 46
C. Faktor Penunjang dan Penghambat Komunikasi Kelompok di TK Harapan Ibu ... 52
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 56
B. Saran-Saran ... 57
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan
manusia lainnya. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu akan lingkungan
sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Melalui rasa
ingin tahu ini memaksa manusia perlu melakukan komunikasi. Sebagai makhluk
sosial setiap manusia akan saling berhubungan dengan manusia lainnya. Untuk
menjalin hubungan tersebut maka harus melakukan komunikasi. Komunikasi itu
sendiri ada dimana-mana, seperti dirumah, disekolah, di kantor dan di semua
tempat melakukan sosialisasi. Artinya hampir seluruh kegiatan manusia selalu
tersentuh komunikasi.
Komunikasi bukanlah sesuatu yang statis (diam), segala sesuatu dalam
komunikasi bersifat akumulatif. Komunikasi merupakan proses yang dinamis
maka berarti itu semua elemen komunikasi (sumber, pesan, saluran, khalayak)
secara tetap saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. 1
Komunikasi sebagai praktik sudah ada seiring dengan diciptakannya
manusia, dan dia menggunakan komunikasi dalam rangka melakukan aktivitas
sosialnya. Dan dengan komunikasi manusia melakukan interaksi. Komunikasi
merupakan sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi
kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan
1
Siti Mutmainah &Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta :Universitas Terbuka, 2005), Cet ke-8, h.1.3
kebudayaan yang tinggi. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan
apa yang diinginkannya.
Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.2
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan berupa pikiran atau
perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) untuk
memberitahu atau merubah sikap, pendapat dan perilaku baik secara langsung
maupun tidak langsung dan baik yang terpenting penyampaian pesan tersebut
terjadi secara utuh dan jelas. Pikiran bisa merupakan gagasan, opini, dan lain-lain
yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan lain sebagainya yang timbul
dari lubuk hati.3
Salah satu tujuan komunikasi adalah menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin
bisa berupa kegiatan. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa
depannya, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi manusia
dapat menyampaikan informasi, opini, dan pendapatnya.
Salah satu fungsi komunikasi yaitu sebagai penyedia sumber ilmu
pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota
yang efektif.
Sedangkan fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah sebagai
pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,
2
Hafied cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT.Rajagrafindo Utama,2007),h,1.
3
pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan
pada semua bidang kehidupan.4
Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu. Melalui pendidikan,
setiap individu mendapatkan suatu pengajaran akan ilmu pengetahuan. Perlu
disadari, bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam bersosialisasi, bahkan
dalam bidang pendidikan. Dan untuk menjadi seorang guru yang baik harus
dibekali ilmu komunikasi agar pesan yang disampaikannya dapat menjadi efektif
dan para murid dapat memahami atau mengerti pelajaran dengan mudah.
Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya slow yielding, bukan yang
sifatnya quick yielding, maksudnya untuk menimba suatu bangsa agar menjadi
bangsa yang cerdas diperlukan waktu yang lama dengan menanamkan ilmu
pengetahuan pada benak manusia-manusianya secara konsepsional, berjenjang,
bertahap, dan beraturan.5
Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi yang melibatkan
dua komponen, yakni guru sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan.
Proses komunikasi antara pengajar dan pelajar itu pada hakikatnya sama.6 Hanya
perbedaannya terletak pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh guru
dan murid.
Tujuan pendididikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan
pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga dia menguasainya. Proses
belajar yang tidak komunikatif dapat menyebabkan tujuan pendidikan tidak
tercapai. Karena tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif.
4
A.W.Widjaja, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat (Jakarta PT.Bumi Aksara 2002) CetKe.4, hal.10
5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2007)C et ke.21,hal.108
6
Menurut Jalaludin Rakhmat, manusia dilahirkan dalam keadaan demikian
ia telah mempunyai kemampuan bawaan yang bersifat laten.7
Yayasan Harapan Ibu, sangat berperan dalam pembentukan dan
perkembangan diri seorang anak. Lembaga pendidikan ini memiliki kelas mulai
dari pre school (kelompok bermain dan taman kanak-kanak), elementary (sekolah
dasar/SD), secondary (sekolah menengah pertama/SMP), senior high school
(sekolah menengah umum/SMU). Penulis melihat bahwa Yayasan Harapan Ibu
merupakan sarana pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam membina
dan mengembangkan potensi anak-anak mulai dari usia dini( pra sekolah) selain
itu juga berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya
antara pengajar (guru) dan pelajar (murid) dalam proses belajar-mengajar.
Usia anak tiga sampai empat tahun merupakan usia dimana seorang anak
mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Karena pada usia
tersebut, anak mulai diajarkan melakukan hubungan komunikasi dengan
teman-temannya. Dan pada usia tersebutlah seorang anak mulai diajarkan untuk
membentuk karakter pribadi masing-masing.
Berbagai metode pembelajaran diterapkan oleh lembaga pendidikan,
terutama pada kelas pre school. Karena pada usia pra sekolah merupakan masa
dimana seorang anak baru mengenal lingkungannya dan hanya mau bermain. Pada
kelas pre school biasannya permainan dibuat semenarik mungkin dan mendidik
agar anak-anak mau belajar serta tidak jenuh. Untuk itu dibutuhkan suatu
komunikasi yang baik agar semua pesan dapat sampai diterima oleh anak-anak.
7
Sekolah (tempat belajar) merupakan pranata interaksionisme, tempat
berinteraksi dan saling mempengaruhi diantara insan-insan yang terdiri dari
pelajar dan pengajar, berlangsung secara terarah dan dalam suasana ilmu
pengetahuan. Dan sekolah merupakan tempat bagi para murid agar dapat
mengembangkan diri ataupun membentuk karakter anak-anak.
Sekolah Harapan Ibu merupakan salah satu sekolah yang terletak di
Pondok Pinang. Sekolah ini bertekad menjadi penyelenggara pendidikan Islam
Nasional berkualitas unggul serta mampu melahirkan insan yang cerdas, terampil
dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berwawasan luas, serta dapat
mengaktualisasikan ilmunya.
Untuk menyampaikan materi-materi belajar pada kelas pre school serta
kegiatan lainnya tentu diperlukan komunikasi yang baik, untuk menyampaikan
pesan dan instruksi yang disampaikan melalui lambang-lambang (bahasa non
verbal) tertentu, agar tujuan yang diharapkan dari Taman Kanak-kanak (TK) dan
Playgroup Harapan Ibu tercapai.
Kaitannya dalam pendidikan, karena pada dasarnya di dalam pendidikan
terjadi kegiatan proses belajar mengajar antara guru dan murid.
Syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi antara
komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pesan atau pemindahan informasi dari komunikator kepada
komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, akhirnya penulis tertarik untuk
“Komunikasi Kelompok Dalam Membentuk karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu’’.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Memperhatikan luasnya masalah yang diuraikan, maka penulis
membatasi masalah pada komunikasi kelompok yang dipakai dalam
pelaksanaan kegiatan program pendidikan pada kelas pre school (Taman
Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) Harapan Ibu.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan diatas, maka perumusan masalah yang akan
penulis kemukakan sebagai berikut :
a. Bagaimana penerapan komunikasi kelompok pada proses belajar
mengajar di Harapan Ibu kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas
A mina) dan (Kelompok Bermain)
b. Bagaimana Bentuk komunikasi kelompok pada kelas pre school
(Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) di
Harapan Ibu?
c. Apa Faktor penunjang dan penghambat komunikasi kelompok pada
kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok
Bermain) di Harapan Ibu
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bentuk komunikasi kelompok pada kelas pre school
(Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) di Harapan
Ibu.
b. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat komunikasi
kelompok pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak) dan (Kelompok
Bermain) di Harapan Ibu.
D. Manfaat Penelitian Yaitu :
a. Segi Akademis
Sebagai acuan dan tambahan referensi atau perbandingan bagi studi dalam
mengembangkan dan memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan peningkatan profesi sesuai dengan bidang garapan
penulis.
b. Manfaat Praktis
Sebagai pengalaman langsung bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah.
Dan dari hasil penelitian ini diharapkan akan mengembangkan ilmu, dan
metodologis dalam ilmu komunikasi
E. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, peneliti berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan
cara observasi dan wawancara. Badgan dan Taylor mendefinisikan metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. a. Waktu dan lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang akan penulis teliti yaitu TK Harapan Ibu kelas pre
school (play group dan TK kelas A Mina). Dan waktu penelitian mulai
b. Subyek dan obyek penelitian
Adapun subyek dalam penelitian adalah murid-murid kelas pre school (play
group dan TK kelas A mina) kemudian yang dijadikan objek penelitian
adalah komunikasi kelompok dalam membentuk karakter anak pada kelas
pre school.
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap
fenomena-fenomena yang diselidiki.8
Penulis mengamati langsung terhadap objeknya dengan dibantu
seperangkat alat seperti tape recorder, buku catatan dan lain-lainnya yang
semua itu dilakukan dengan datang ke TK (Taman Kanak-kanak) dan Play
group (Kelompok Bermain) Harapan Ibu.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajikan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal ini penulis mengadakan
wawancara secara mendalam yang dilakukan dengan berbagai informan
yaitu guru, dan pihak-pihak yang terkait.
c. Dokumentasi
Setelah peneliti melakukan wawancara pada orang-orang yang
bersangkutan dengan TK(Taman Kanak-Kanak) dan Play Group Harapan
8
Ibu dan nara sumber. Peneliti langsung mengumpulkan data-data untuk
dijadikan dokumen yang diperlukan.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data semuanya terkumpul maka peneliti menyimpulkan bahwa
komunikasi kelompok yang terjadi dalam program pendidikan antara guru dan
murid bukan hanya di dalam kelas tetapi juga diluar kelas dan sekaligus
penerapan metodenya dalam menjalankan program. Adapun untuk teknik
penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku yang diterbitkan oleh UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul ‘’Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
(skripsi, tesis dan disertasi) 2008’’.
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah dalam batasan skripsi ini, secara sistematis
penulisanya dibagi dalam lima bab, yang terdiri dari beberapa sub, adapun
sistematika yang dimaksud sebagai berikut :
Bab I: Membahas latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II : Membahas tentang pelaku komunikasi, unsur-unsur komunikasi,
Tujuan komunikasi, tingkatan komunikasi, hambatan
komunikasi, pengertian komunikasi kelompok, karakteristik
komunikasi kelompok, fungsi komunikasi kelompok dan
bentuk-bentuk komunikasi kelompok.
Visi dan Misi TK (Taman Kanak-Kanak) dan Play Group
(Kelompok Bermain), Sarana dan prasarana TK dan Play Group
Harapan Ibu, Program kegiatan dan Struktur Organisasi TK dan
Play Group Harapan Ibu.
Bab IV: Membahas tentang komunikasi yang dipakai dalam proses belajar dan mengajar di TK (Taman Kanak-Kanak) dan Play Group
(Kelompok Bermain), bentuk komunikasi kelompok, faktor
penunjang dan penghambat komunikasi kelompok.
Bab V: Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan skripsi, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir dari
penulisan skripsi, penulis menyajikan daftar pustaka yang
menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini dan
TINJAUAN TEORITIS
A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan
communication, berasal dari kata communication atau dari kata communis yang
berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk
mengubah pikiran sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang
diinginkan komunikator.1 Sama halnya dengan pengertian tersebut, Astrid
Susanto mengemukakan “perkataan komunikasi berasal dari kata communicare
yang dalam bahasa latinnya mempunyai arti “berpartisipasi atau
memberitahukan”,menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan,
dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan
mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata communis
berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana.2
Chery dalam stuart, (1983) mendefinisikan komunikasi berpangkal pada
perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.3
1
A.w.widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta : PT.Bumi aksara,2002) cet ke-4 h.8
2
Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1998), h.29
3
H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2007)h.18
Wilbur Schrarm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi
(sharing process), Schrarm menguraikannya demikian : ‘komunikasi berasal dari
kata (bahasa latin) communis yang berarti umum (common) atau bersama. Dari
uraian schramm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness);
kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver) nya.4
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Lasswell bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan”
siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada
siapa dan apa pengaruhnya”.5
Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
unsur yakni:
A. Komunikator ( communicator, source, sender)
B. Pesan (message)
C. Media (channel)
D. Komunnikan (communicant, communicate, receiver, recipient)
E. Efek ( effect, impact, influence).
Jadi, pada dasarnya Lasswell menyatakan bahwa komunikasi adalah
Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu.6
4
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo,2006) cet ke-1 h.5
5
H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2007) h.19
6
Onong uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung PT.Remaja
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain tahu, tetapi
juga bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau
keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Sebuah definisi yang dibuat khusus oleh kelompok sarjana komunikasi
yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human
communication) bahwa :
“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar
sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan
tingkah laku orang lain (4) serta berusaha merubah sikap dan tingkah laku.7
Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis menurut Onong
Uchjana Effendi, ”komunikasi adalah proses penyampain suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.8
Ciri- ciri komunikasi yang baik paling tidak menimbulkan lima hal:
1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud
komunikator. Maksudnya adalah komunikan dapat memahami message
yang disampaikan.
2. Kesenangan: Menjadikan hubungan yang akrab dan hangat serta
menyenangkan.
7
Hafied cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.19-20
8
3. Mempengaruhi sikap: Dapat mengubah sikap orang lain sehingga
bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.
4. Hubungan sosial yang baik: Menumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.
5. Tindakan: Membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai
dengan stimuli.9
Dari beberapa uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses pengoperan atau pemindahan
lambang-lambang informasi (pesan) dari komunikator kepada komunikan agar tujuan yang
diinginkan oleh komunikator dapat tercapai.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya
sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan
terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah
sebagai berikut:10
A. Source (sumber)
Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan
digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.11 Sumber dapat berupa
orang, lembaga, buku, ide, peristiwa, pengalaman dan sejenisnya.
B. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis,
kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film
9
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya 2004), Cet. Ke-21, h.13-16
10
A.w.widjaya, Komunikasi dan Hubungan manusia, h.11
11
dan sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang
komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi
komunikator.12 Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang komunikator
adalah sebagai berikut:
1). Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
2). Ketrampilan berkomunikasi.
3). Mempunyai pengetahuan yang luas.
4). Sikap.
5). Memilki daya tarik dalam arti memilki kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap/ penambahan pengetahuan bagi diri komunikan.
C. Pesan
Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.
Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalaui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau
propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata
message, content atau information.13
Syarat-syarat pesan harus memenuhi: umum, jelas dan gamblang, bahasa
yang jelas, positif, seimbang, dan penyesuaian dengan keinginan komunikan.
Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang disajikan
oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada siswa atau murid
selaku komunikan atau penerima pesan.
12
Ibid. h,12
13
D. Channel (saluran / media )
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima
melalui panca indera atau menggunakan media. Media yang dimaksud disini ialah
alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.14
Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai
bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi
antar pribadi panca indra dianggap sebagai media komunikasi. Media juga dapat
berupa koran, majalah, TV, radio dan lain-lain.
E. Penerima ( komunikan )
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok,
partai atau negara. Komunikan mempunyai fungsi sebagai decorder,
menerjemahkan lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya
sendiri.15
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah
yang menjadi sasaran dari komunikasi. Komunikan haruslah mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi
hambatan-hambatan sehingga tercapai pada tujuan komuniaksi. Jika suatu pesan tidak
diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering
kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan
rangka dan pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.
F. Efek / Pengaruh
14
Ibid. h,25
15
Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah
laku orang, sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga
diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan
tindakan seseorang sebagi akibat penerimaan pesan.16
Yang merupakan efek dalam proses belajar-mengajar adalah hasil dari apa
yang diajarkan oleh guru dan disampaikan kepada murid agar murid tersebut
dapat mengerti dan memahami pelajaran. Efek tersebut dapat berupa perubahan
sikap atau tingkah laku dari murid (komunikan), dapat pula terbentuknya suatu
karakter anak.
3. Tujuan Komunikasi
Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain:
a. Supaya apa yang disampaikan itu dapat dimengerti.
b. Memahami orang lain.
c. Supaya suatu gagasan dapat diterima oaring lain.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.17
4. Tingkatan Komunikasi 1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan simbol-simbol
atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupaun secara tulisan. Simbol
verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Menurut
Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan
dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Lambang verbal adalah semua
lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan
16
Hafied cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, h.27
17
kata-kata (bahasa).18 Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi tulisan
dan lisan. Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana
seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk
mempengaruhi tingkah laku penerima.
Dalam proses belajar mengajar komunikasi verbal dapat dilangsungkan
dengan kata-kata, seperti: bercerita, berdiskusi, dan lain-lain, dapat juga
dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku, majalah, koran, dan
lain-lain. Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa dipandang sebagai suatu
wahana penggunaan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk menjelaskan suatu
konsep tertentu. Bahasa memiliki kekayaan simbolisasi verbal dan dipandang
sebagai upaya manusia mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi
manusia, medium untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain.
Bahasa lisan adalah bahasa yang paling banyak digunakan dalam
komunikasi seperti komunikasi yang terjadi antara seorang guru dan murid.
Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan
obyektif dalam dunia sekeliling kita, juga dapat mewakili hal yang abstrak
sekalipun yakni bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran,
gagasan, perasaan dan maksud kita.19 Jadi komunikasi verbal dapat diartikan
sebagai suatu proses interaksi dua arah dalam bentuk umum antara seseorang
denga orang lain ataupun antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, baik
dengan lisan maupun tulisan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh
komunikan.
18
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Lembaga Penelititan UIN Jakarta 2007) Cet ke-1 h.93
19
2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam
bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Komunikasi dapat juga dikatakan sebagai
suatu jenis komunikasi yang menggunakan simbol, lambang, gerakan-gerakan,
sikap, ekspresi wajah dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan
tulisan. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal ternyata jauh lebih banyak
dipakai dari pada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara
otomatis komunikasi non verbal ikut terpakai, oleh karena itu komunikasi non
verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapakan karena dilakukan secara spontan.
Pelaksanaan komunikasi non verbal inipun tidak kalah pentingnya, namun
dalam kenyataanya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang ada
maka akan salah arti, dan akibatnya akan fatal. Dalam prakteknya yang lebih
efektif adalah komunikasi verbal dan non verbal saling mengisi, seperti halnya
jika ada gambar disurat kabar, maka akan lebih jelas jika ada keterangan dengan
verbal, karena jika tidak ada keterangan mungkin akan salah arti.20
3. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua
orang.
4. Komunikasi pribadi
20
Komunikasi pribadi adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam
fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Komunikasi pribadi
terdiri dari dua macam yaitu
a. Komunikasi intrapribadi
Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri
seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya dan
dijawab oleh dirinya.21
Menurut Deddy Mulyana komunikasi intrapribadi adalah komunikasi
dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir, komunikasi ini
merupakan landasan komunikasi pribadi dan komunikasi dalam konteks lainnya,
meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan
kata lain, komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga
orang dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita
biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna
pesan orang lain) hanya saja sering kita tidak sadari. Keberhasilan komunikasi
kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri
sendiri.22
b. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan
secara langsung antara seseorang dengan orang lain atau secara tatap muka (face
to face), misalnya: percakapan secara tatap muka diantara dua orang (seperti guru
21
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori danFilsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) h.57
22
dengan murid ketika sedang konsultasi). Secara umum komunikasi antarpribadi
dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang
saling berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran
yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah
kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap
pesan-pesan yang digunakan daalm proses komunikasi.23
5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa dapat
juga dikatakan sebagai suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik. Jalaluddin
Rakhmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui
media cetak atau elektronis. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara
serentak dan sesaat. Sedangkan menurut Onong Uchjana, yang dimaksud dengan
komunikasi massa (mass communication) ialah komunikasi melalui media massa yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio dan
televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di
gedung-gedung bioskop.24
DeFleur dan Dennis melihat komunikasi sebagai proses, menurutnya
terdapat lima tahap yang membentuk proses komunikasi massa, yaitu:
1. Pesan komunikasi diformulasikan oleh komunikator-komuniktor
profesional.
23
Sasa Djuarsa Sendjaja, Materi Pokok Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka)h.21
24
2. Pesan komunikasi dikirimkan melalui cara yang relatif cepat dan
berkelanjutan melalui penggunaan media.
3. Pesan tersebut mencapai khalayak yang besar dan beragam, yang memlih
media secara selektif.
4. Para anggota khalayak secara individual menafsirkan pesan tersebut
dengan cara sedemikian rupa, sehingga mereka memahami makna yang
kurang lebih sejajar dengan yang dimaksudkan komunikator.
5. Sebagai hasil dari pengalaman memberi makna ini, para anggota khalayak
dipengaruhi dalam cara tertentu; atau dengan kata lain, komunbikasi
tersebut memberi pengaruh tertentu.25
6. Hambatan-Hambatan Komunikasi
Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai
hambatan ( noise ).26 Dan menurut Shannon dan Weaver (1949) yang terdapat pada “Pengantar Ilmu Komunikasi” karya Hafied cangara, mengatakan bahwa
hambatan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu
elemen komunikasi sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara
efektif.27
Hambatan komunikasi diantaranya yaitu :
1. Hambatan Teknis
Hambatan teknis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi ataupun terjadi jika salah satu alat yang digunakan
25
Siti Mutmainah & Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2005)h.8.3
26
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media
Pressindo,2006)h.9
27
dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi
melalui saluran mengalami kerusakan ( channel noise ).
2. Hambatan Semantik
Hambatan semantik adalah hambatan komunikasi yang disebabkan karena
kesalahan pada bahasa yang digunakan. Demi kelancaran komunikasinya seorang
komunikator harus benar-benar memperhatikan hambatan semantik ini, sebab
salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).28
3. Hambatan Psikologis
Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi.
Hambatan psikologis terjadi karena adanya hambatan yang disebabkan oleh
persoalan-persoalan dalam diri individu. Komunikasi sulit berhasil apabila
komunikan sedang sedih, bingung, marah, kecewa, merasa iri hati dan kondisi
psikologis lainnya dan hal tersebut dapat membuat penerimaan dan pemberian
informasi tidak sempurna.
4. Hambatan Fisik
Hambatan fisik adalah hambatan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana
kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan lain sebagainya.
5. Hambatan Status
28
Hambatan status adalah hambatan yang disebabkan karena jarak sosial
diantara peserta komunikasi. Misalnya perbedaan status antara senior dan yunior
atau atasan dan bawahan.
6. Hambatan Kerangka Berpikir
Hambatan kerangka berpikiran adalah hambatan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang
digunakan dalam berkomunikasi.
7. Hambatan Budaya
Hambatan budaya adalah hambatan yang terjadi disebabkan karena adanya
perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang
terlibat dalam komunikasi. 29
B. Kelompok
1. Pengertian Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama,
yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu
sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok pemecahan masalah, atau
suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada
komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication).30
29
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. h.153-156
30
Kelompok adalah agregat sosial dimana para anggotanya mempunyai
ketergantungan satu sama lainnya, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk
melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainya.31
Menurut Johnson dan Johnson (1987) seperti yang telah dikutip oleh
Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku “ Psikologi Sosial ” mendefinisikan
kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to
face interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaanya dalam
kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga dalam
anggota kelompok dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara
positif dalam mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya kelompok adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia, karena melalui kelompok manusia dapat berbagi dan bertukar
informasi , pengalaman dan pengetahuan antara anggota kelompok yang satu
dengan lainnya. Kelompok merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau
lebih individu atelah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif and teratur
sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan
norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok itu.32
Dan menurut Homans kelompok adalah sejumlah orang yang
berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan
dengan jumlah orang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi
tanpa melewati orang ketiga, melainkan secara tatap muka.33
31
Michael Adriyanto, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1985) Edisi ke-9, h.107
32
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta:2002), Cet ke-2, h.24
33
Jadi kelompok itu adalah kumpulan-kumpulan beberapa individu dimana
setiap individu didalam kelompok tersebut terjalin hubungan timbal balik antara
anggota yang satu dengan anggota yang lain.
Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang
terjadi pada saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan
deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula
sejumlah nasehat tentang cara-cara bagaimana yang harus ditempuh.34
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang.
Menurut Shaw (1976) komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu
yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu
sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu
sama lain dan berkomunikasi tatap muka.35
Sedang menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner seperti yang telah
dikutip oleh Sasa Djuarsa, komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari
tiga individu atau lebih individu guna mmemperoleh maksud atau tujuan yang
dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan
masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi
anggota lainnya dengan akurat.36 Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu
bisa sedikit, bisa juga banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu
34
Alvin A.Goldberg-Carl E.Larson, Komunikasi Kelompok Proses Diskusi Dan Penerapannya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2006) h.8
35
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.182
36
sedikit yang berarti itu kelompok kecil (small group communication), jika
jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar (large group communication).
Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan kedalam macam yaitu :
1. Kelompok kecil, yang kadang-kadang disebut micro group. Kelompok
kecil (micro group) adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi
terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal atau dalam
komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar
pribadi dengan salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada
acara diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil ini biasanya
bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga
perasaan masing-masing dan norma-norma yang ada.
Dengan perkataan lain, antara komunikator dengan setiap komunikan
dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat menanggapi uraian
komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat menyanggal jika tidak
setuju dan lain sebagainya.
2. Komunikasi kelompok besar (macro group) yaitu yang terjadi dengan
sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi
(kontak pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk dilaksanakan, karena
terlalu banyaknya orang yang berkumpul seperti halnya yang terjadi pada
acara tabligh akbar, kampanye dan lain-lain.
Angggota kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada
komunikator, biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya.
pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Seperti halnya jika diantara
kerumunan itu seorang yang tidak suka pada komunikator, maka dia berusaha
mencari kesempatan untuk melempar dengan sandal dan yang lainnya tanpa tahu
permasalahan akan mengikuti tindakan tersebut.
2. Karakteristik Komunikasi Kelompok
Beberapa karakteristik komunikasi kelompok yaitu :
1. Komunikasi Kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaannya
direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponennya.
2. Komunikasi Kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung
dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing
dalam mencapai tujuan.
3. Komunikasi Kelompok terlembagakan, dalam arti ada aturan mainnya.
4. Komunikator dalam kelompok ini haruslah :
a. Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara
simultan.
b. Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk
mengorganisir pengamatan.37
Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, karakteristik yang melekat pada suatu
kelompok yaitu : norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian
tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan
lainnya. Kadang-kadang norma oleh para sosiolog disebut juga dengan hukum
37
(law) ataupun aturan (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak
pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok.
Ada tiga kategori norma kelompok yaitu :
1. Norma Sosial, yaitu yang mengatur hubungan diantara para anggota
kelompok.
2. Norma Prosedural, yaitu yang menguraikan dengan lebih rinci bagaimana
kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus
membuat keputusan apakah melalui suara mayoritas ataukah pembicaraan
sampai tercapai kesepakatan.
3. Norma Tugas, yaitu memusatkan perhatian pada bagaimana suatu
pekerjaan harus dilaksanakan.
Jika diberi batasan sebagai ukuran kelompok yang dapat diterima, maka
peran (role) merupakan pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota
kelompok. Ada dua fungsi peran dalam suatu kelompok, yaitu fungsi tugas dan
fungsi pemeliharaan.
3. Fungsi Komunikasi Kelompok
Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya
fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya.
Fungsi komunikasi kelompok sebagai berikut :
a. Fungsi hubungan sosial, yaitu bagaimana suatu kelompok mampu
memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya
seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan memberi
kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal,
b. Fungsi pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal
maupun informal bekerja untuk mencapai dan dan mempertukarkan
pengetahuan.
c. Fungsi persuasi, yaitu seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakuakan sesuatu.
d. Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, yaitu berkaitan
dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya,
sedangkan pembuatan keputusan; berhubungan dengan pemilihan antara
dua atau lebih solusi. Jadi pemecahan masalah menghasilkan materi atau
bahan untuk pembuatan keputusan .
e. Fungsi terapi, yaitu membantu setiap individu mencapai perubahan
personalnya. Tentunya individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota
kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya
adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai
consensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah: kelompok konsultasi
perkawinan, kelompok penderita narkoba dan lain-lain.38
4. Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok
Bentuk komunikasi kelompok terbagi kedalam dua kategori : deskriptif
dan preskriptif.
1. Komunikasi kelompok deskriptif (menggambarkan)
a). Kelompok Tugas
Aubrey fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas dan
menemukan bahwa kelompok melewati empat tahap: orientasi, konflik,
38
pemunculan dan peneguhan.39 Pada tahap pertama, setiap anggota berusaha saling
mengenal, saling menangkap perasaan yang lain mencoba menemukan peranan
dalam status. Ini adalah tahap pemetaan masalah. Tindak komunikasi pada tahap
ini umumnya menunjukkan persetujuan, mempersoalkan pernyataan dan berusaha
memperjelas informasi, anggota kelompok cenderung tidak seragam dalam
menafsirkan usulan. Pada tahap kedua konflik, terjadi peningkatan perbedaan
diantara anggota. Masing-masing berusaha mempertahankan posisinya. Terjadi
polarisasi dan kontraversi diantara anggota kelompok. Tindak komunikasi pada
tahap ini kebanyakan berupa pernyataan tidak setuju, dukungan pada pendirian
masin-masing dan biasanya menghubungkan diri dengan pihak yang pro atau
kontra. Pada tahap ketiga pemunculan, orang mengurangi tingkat polarisasi dan
perbedaan pendapat. Disini anggota yang menentang usulan tertentu menjadi
bersikap tidak jelas. Tindak komunikasi umunya berupa usulan-usulan yang
ambigu. Pada tahap keempat peneguhan, para anggota memperteguh konsensus
kelompok. Mereka mulai memberikan komentar tentang kerjasama yang baik
dalam kelompok dan memperkuat keputusan yang diambil oleh kelompok,
pernyataan umumnya bersifat positif dan melepaskan ketegangan.40
b). Kelompok Pertemuan
Kelompok pertemuan oleh para psikolog digunakan untuk melatih pasien
menemukan dirinya sendiri. Carl Roger melihat manfaat kelompok pertemuan
untuk pengembangan diri. Pada tahun 1970-an para peneliti menemukan bahwa
kelompok pertemuan bukan saja dapat membantu pertumbuhan diri, tetapi juga
mempercepat penghancuran diri. Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan
39
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.175
40
psikis akibat kepemimoinan kelompok yang merusak. Seperti kita ketahui, orang
memasuki kelompok pertemuan untuk mempelajari diri mereka dan mengetahui
bagaimana mereka dipersepsikan oleh anggota yangn lain.
c). Kelompok Penyadar
Kelompok penyadar ini digunakan untuk menimbulkan kesadaran pada
anggota-anggota kelompoknya. Untuk menimbulkan kesadaran diri pada
orang-orang yang berkumpul didalam kelompok harus terdiri dari orang-orang-orang-orang yang
mempunyai karakteristik yang menjadi dasar pembentukan kelompok.
2. Komunikasi kelompok preskriptif (memberi petunjuk)
Komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas,
memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan gagasan
kreatif,membantu pertumbuhan kepribadian seperti dalam kelompok pertemuan
atau membangkitkan kesadara sosial politik. Tidak terlalu salah kalau kita katakan
komunikasi kelompok berfungsi sebagai katup pelepas perasaan tidak enak
sampai pembuat gerakan revolusioner, sejak sekadar pengisi waktu sampai basis
perubahan sosial. Berbagai komunikasi kelompok ini menurut formatnya dapat
diklasifikasikan pada dua kelompok besar: privat dan publik (terbatas dan
terbuka). Kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia,
konferensi (rapat) adalah kelompok privat. Panel, wawancara terbuka (publik
interview), forum, symposium termasuk kelompok publik.41
41
GAMBARAN UMUM HARAPAN IBU (TK/Kelas Pre School)
A. Latar Belakang Berdirinya TK Islam Harapan Ibu
Yayasan Harapan Ibu berdiri pada tahun 1979. Yayasan Harapan
Ibu menyelenggarakan pendidikan TK/SD pada awalnya di Jl. Brawijaya
Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada tahun 1980 tepatnya di garasi mobil
tempat kediaman Ibu. Hj. Rahman Tamin yang kemudian berkembang dan
kemudian mendirikan gedung sendiri di Jl. H. Banan No. 1 Pondok Pinang
Jakarta Selatan, di atas tanah hibah Bapak Budiisita Malik putra dari
Bapak Adam Malik (Alm) yang pada saat itu Bapak Adam Malik masih
menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Adapun tujuan pendirian dari TK/SD adalah membantu bangsa dan
negara dalam meluaskan dan meningkatkan mutu pendidikan tunas-tunas
bangsa sesuai dengan Pancasila dan UUD 45.
TK Islam Harapan Ibu yang sudah berkembang kepada kemajuan,
tetapi tetap saja selalu melakukan perbaikan dan evaluasi diri, hal ini
disebabkan karena begitu serius para pembina, pengurus dan juga para
pendidik untuk mewujudkan dari pada tujuan pendiriannya.
TK Islam Harapan Ibu yang selalu berbenah diri ini mulai
menunjukkan kelebihannya, yaitu dengan membuka kelas bilingual, dan
juga kerja sama dengan learning box yang dapat membantu pembelajaran
bahasa inggris pada kelas reguler. Selain itupula TK Islam Harapan Ibu
memiliki konsep pembelajaran sebagai berikut :
a. Active Learning
b. Multiple Intelegencies
c. Islamic Nuance
d. Learning By Doing
Adapun proses pembelajaran di TK Islam Harapan Ibu mengacu
pada kurikulum berstandar kompetensi yang meliputi :
a. Spirituality
b. Social Study
c. Language
d. Math
e. Science
f. Health
TK Islam Harapan Ibu setiap tahunnya selalu menggelar bermacam
kegiatan antara lain :
a. Kegiatan Family Day
b. Kegiatan Cooking Season
c. Field Trip
d. Amaliah Ramadhan
e. Pendidikan Manasik Haji Cilik
f. Performance
g. Workshop/Seminar
h. General Check Up
B. Tujuan TK Islam Harapan Ibu
Menjadi salah satu institusi pendidikan yang dapat membangun
anak didik menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan
teknologi yang luas. Berakhlakul karimah, budi pekerti luhur, jujur dan
terhormat serta bermanfaat bagi lingkungannya denga landasan Al-Qur’an
dan Hadist.
C. Visi dan Misi TK Islam Harapan Ibu Visi :
Membentuk intelektual muslim yang beriman dan bertakwa.
Misi :
1. Membentuk intelektual muslim yang beriman dan bertakwa.
2. Membekali iman dengan berbagai pengetahuan yang dikemas di
dalam kegiatan belajar mengajar berbasis bilingual.
3. Mendisain program kegiatan yang bernuansa islami.
4. Membekali anak agar mampu berkomunikasi dengan verbal dan
non verbal.
5. Menstimulasi potensi kecerdasan peserta didik yang berbeda.
6. Menerapkan kurikulum nasional plus dan internasional yang
bernuansa islami.1
D. Sarana/Prasarana
Sarana/prasarana adalah fasilitas yang menunjang keberhasilan
dalam proses belajar mengajar para murid. Adapun sarana/prasarana yang
disediakan adalah sebagai berikut :
1
a. Air Conditioned Classrooms
b. Library
c. Mushola
d. Computer room
e. UKS
f. Language room
g. Dental clinic
h. Indoor and outdoor play area
i. Music room
j. Sand area
k. Sport area
l. Play ground area
E. Program Kegiatan Belajar Mengajar 1. Class Activities
a. Language/Bahasa Inggris
b. Bahasa Indonesia
c. Mathematics/matematika
d. Religion/agama (Iqro)
e. Library time
f. Music and movements
g. Arts and crafts
h. Computer
i. Multiple intelligence (MI) kids
k. Field trips
l. Dental check and immunization
m. Outbond
n. Science
2. Indoor Play
a. Blocks
b. Dramatics area
c. Lego
3. Outdoor Activities
a. Outdoor Play
b. Sand Play
c. Morning exercises/olahraga
4. Extracuriculer Activitis
a. Painting
b. Fast track kids
c. Futsal
d. Music2
F. Struktur Organisasi
Kepala Sekolah : Hj. Masfufa
Wakil Kepala Sekolah : Hj.Lindriyati S.pd
Koordinator Keagamaan : Pawanah S.Ag
Tata Usaha : Siska Agustini
Guru Playgroup : Pawanah S.Ag
2
Aty Siti Nur Indri
Guru Kelas A Mina : Hj.Lindriyati S.pd
Peni Larasati S.pd
Masruroh S.pd
Guru Kelas B Arofah : Dra. Herawati
Wildani Putri S.pd
Hurriyah
Guru Kelas B Madinah : Ramawati
Dra.Lishamidah
Guru Musik/Tari : Eni Kusrini
Karyawan Yanto Susanto
Umar
IDENTIFIKASI INFORMASI KOMUNIKASI KELOMPOK DI TK (Kelas Pre School) HARAPAN IBU
Dalam kegiatan proses belajar mengajar tedapat suatu proses komunikasi,
dan itu bisa berupa komunikasi verbal (dengan kata-kata), non verbal (berupa
lambang-lambang, simbol-simbol, atau gerakan tubuh) dan komunikasi antar
pribadi. Jadi, komunikasi yang baik sangat berperan dalam pendidikan, yaitu
sebagai proses yang dilakukan oleh guru (pengajar) untuk menyampaikan materi
pendidikan kepada murid (peserta didik), dengan tujuan agar materi yang
disampaikan dapat dipahami oleh murid (peserta didik) tersebut.
A. Penerapan kounnikasi kelompok pada proses belajar mengajar di kelas pre school Harapan Ibu
Berdasarkan pengamatan dilapangan dan wawancara yang penulis
lakukan di Taman Kanak-Kanak (TK) Harapan Ibu, bahwa komunikasi
kelompok yang digunakan oleh para guru sebagai berikut :
1. Komunikasi kelompok secara verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa
dan tulisan atau merupakan bentuk komunikasi berupa kata-kata yang
diucapkan secara lisan dan tulisan yang umum digunakan oleh orang
banyak, hal ini karena komunikasi verbal sangat mudah dipahami oleh
anak-anak kelas pre school. Dengan menggunakan komunikasi secara
verbal dalam proses belajar mengajar guru-guru dapat memberikan
pemahaman materi kepada murid-murid tersebut melalui program belajar
yang telah ditetapkan, seperti bahasa inggris, bahasa indonesia,
matematika, dan mengenal benda-benda serta lingkungan sekitarnya.
Seperti hasil wawancara penulis dengan Bu Indri tentang komunikasi
verbal yang dipakai guru terhadap murid yaitu ketika pelajaran agama
(religion) pada materi “membaca iqro” dengan cara, ketika si anak salah
membaca dan tidak mau mengulanginya maka guru akan mengulangi
bacaannya dan terus membujuk anak tersebut dengan kata-kata yang
halus.1
“Dalam mengajar itu, setiap anak harus benar-benar kita perhatikan agar mereka mau mendengarkan ucapan guru dan mau mengerjakan apa yang telah diperintahkan (ditugaskan). Misalnya ketika saya memberikan materi tentang membaca iqro (agama), saya harus benar-benar memperhatikan bacaannya agar saya tahu letak kesalahannya setelah itu diperbaiki kesalahannya dan saya ulangi kembali kemudian si anak saya perintahkan untuk mengulanginya. Jika anak tersebut tidak mau, maka saya akan membujuknya dengan kata-kata yang halus”.2
Kelebihan komunikasi dengan verbal ini, murid lebih mudah
memahami dan mengetahui pesan yang disampaikan. Tetapi apabila
materi yang disampaikan melalui lisan tidak dikaji kembali secara
berulang-ulang maka hal tersebut dapat menyebabkan murid akan lupa
pada materi yang telah disampaikan.
Kegiatan yang sering penulis temui, adalah ketika guru sedang
berinteraksi dengan murid serta menerangkan materi pelajaran seperti
membaca, menulis, bernyanyi, komputer, permainan dan lain-lain. Bentuk
komunikasi ini juga terlihat dengan cara guru menyikapi tingkah laku
muridnya. Pada kelas komputer si anak disuruh untuk menghidupkan
1
Wawancara pribadi dengan Ibu Indri 2
komputer masing-masing dan memilih sendiri permainannya akan tetapi
ada seorang anak yang mengambek karena bingung dalam memilih
permainannya, maka guru tersebut mendekati si anak untuk memberikan
semangat dan mengarahkan dalam memilih permainannya yang cocok dan
mendidik.
Agar lebih terarah, komunikasi verbal dalam proses belajar mengajar
dan metode yang disampaikannya dapat dilihat sebagai berikut :
a. Bercerita: Adapun kegiatan lain yang sering dilakukan oleh seorang
guru di TK (taman kanak-kanak) adalah dengan bercerita. Komunikasi
verbal yang diantara bentuknya adalah bercerita dapat memudahkan
komunikasi dua arah antara guru dan murid.
Metode cerita ini cukup efektif dan mudah dipahami oleh murid,
sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung dicerna, dan disini
guru harus kreatif dan membuatnya menarik dalam menyampaikan
ceritanya. Karena cerita ialah suatu hal yang mengasyikkan dan
menyenangkan terlebih bagi seorang anak-anak.
Dan dalam masa kanak-kanak biasanya anak-anak mudah meniru
dan meneladani tokoh ataupun seseorang yang dianggap cocok dengan
diri mereka dan itu mereka dapatkan dari cerita yang didengarkan
melalui media ataupun lewat gurunya. Misalnya Bu indri menerangkan
pada murid tentang pentingnya menggosok gigi, beliau berusaha
mengemasnya kedalam sebuah cerita yang menarik dengan
menggunakan sebuah buku cerita tentang “Harimau sakit gigi”. Beliau
menjaga kesehatan mulut dan akan mendapatkan akibatnya jika tidak
mau menggosok gigi (akan merasakan sakit gigi) dengan
menggunakan gaya bahasa yang berubah-ubah sesuai karakter tokoh
cerita tersebut.
“Bercerita merupakan salah satu metode yang dipakai dalam pelaksanaan program pendidikan di TK ataupun playgroup Harapan Ibu, karena merupakan cara yang cukup efektif dan mudah dipahami oleh anak-anak. Selain itu, cerita merupakan suatu hal yang mengasyikkan dan menyenangkan bagi anak. Biasanya anak-anak akan meniru tokoh atau seseorang yang mereka anggap coccok dengan diri mereka berdasarkan dari yang telah didapatkan sebuah cerita. Dan disinilah kami (seorang guru) dituntut untuk kreatif dalam menguraikan sebuah cerita menjadi semenarik mungkin agar anak-anak mau mendengarkannya dan melakukan hal yang positif dari cerita tersebut”.3
b. Bernyanyi: Bernyanyi merupakan suatu metode yang digunakan oleh
guru pada saat murid mulai jenuh ataupun bosan selama mengerjakan
tugasnya. Terkadang bernyanyi digunakan ketika akan memulai
pelajaran, hal tersebut dilakukan agar suasana sebelum memulai
pembelajaran menjadi lebih riang dan anak-anak dapat mengikuti
materi yang akan diberikan dengan suka cita. Dan biasanya bernyanyi
dilakukan ketika murid-murid akan melakukan aktifitas seperti
memulai makan (berdoa sebelum makan) ataupun memulai aktifitas
lainnya. Hal tersebut dilakukan pula agar murid dapat mudah
mengingat setiap doa yang telah diajarkan dan dapat menerapkannya
dikehidupan sehari-hari. Dan dengan bernyanyi, murid-murid dapat
kembali ceria serta tidak bosan untuk melakukan aktifitas lainnya.
Seperti yang telah dituturkan oleh Bu Pawanah:
3