• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Wijaya Tony (2008)

5.2. Penerapan Pencatatan Keuangan Pada UD Indah Furniture

5.2.2. Bentuk Atau Model Pencatatan Keuangan

Bentuk atau model yang diterapkan oleh para pelaku UKM biasanya menganut pada pola yang paling mudah, artinya pola yang diterapkan yang dipandang mudah untuk dipahami itu yang dipakai untuk pedoman pengelolaan keuangan. Karena bermacam-macam latar belakang karakter dan pendidikan yang dimiliki oleh pelaku UKM menjadikan pola tata kelola keuangan yang berbeda-beda antara pemilik satu dengan pemilik yang lainnya dengan catatan para pemilik UKM biasa mengajukan kredit pada bank atau lembaga-lembaga yang terkait, biasanya mereka sudah menerapkan catatan keuangan dapat dipertanggung jawabkan. Berikut hasil wawancara:

“Biasanya ada kas induk dan kas harian. Aku tidak pernah memakai neraca. Nek aliran keuangan gini… misalnya, ada konsumen yang order barang kebanyakan memakai DP, kita catat dalam buku pesanan.

DP tadi otomatis disimpan masuk ke dalam kas induk (kerjaannya istri saya yang mencatat) itu dari pembeli satu ke yang lain selalu begitu. Terus aliran keuangannya telah masuk kas induk, kita ada distribusi saya biasanya yang memegang kas harian.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan istri bapak Eka, berikut hasil wawancaranya:

“Bentuk pencatatan keuangannya ya,,,gitu dek…seperti yang dikatakan oleh bapak tadi.”

Bapak Eka dan Ibu Chrisna menunjukkan kepada peneliti beberapa lembar nota pembelian bahan baku, bentuk kas induk, laba-rugi (lihat lampiran IV, V, VI). Peneliti mencoba melakukan perpanjangan pengamatan dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan beberapa komposisi account yang bisa membentuk laporan keuangan, karena peneliti merasa ada yang kurang dimengerti oleh informan, bahwa sebenarnya dalam kegiatan usahanya tersebut sudah bisa dibuat suatu laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan SAK ETAP.

Berikut pertanyaan yang terkait dengan pos piutang. Apakah UD Indah Furniture melakukan transaksi penjualan dan apa buktinya, berikut pemaparan dari bapak Eka:

“Saya gak punya rekening koran atau giro, adanya saya rekening tabungan untuk transaksi transfer. Faktur penjualan pun saya tidak ada, adanya cuma nota-nota penjualan aja.

Berdasarkan jawaban tersebut berarti sudah ada pos kas, piutang dan penjualan yang bisa dicatat. Selanjutnya peneliti melakukan pertanyaan yaitu

tentang berapa kira-kira modal awal yang disetor, dan apakah melakukan penilaian pada nilai asset, berikut pemaparannya:

Modal awal yang disetor kurang lebih antara 400-500 juta berupa alat, stok dan bangunan. Penyusutan disini itu saya gunakan untuk mengantisipasi penurunan nilai asset saya seperti rumah, mobil operasional, alat-alat produksi,dll. Seperti yang saya bilang, saya tidak punya neraca. Adanya arus kas, seperti format resmi saya ndak punya. Yang saya maksud arus kas adalah arus masuk-keluarnya uang saya di bisnis. Tanah, bangunan, mesin/peralatan, alat transport, alat kantor.”

Bapak Eka

Berdasarkan wawancara juga ditemukan bukti bahwa UD Indah Furniture juga melakukan kegiatan pembelian bahan baku seperti kayu yang didatangkan dari Jepara, sistem pembayarannya dengan transfer melalui rekening Bank. Hal ini membuktikan sebenarnya dari kegiatan transaksi tersebut dengan didukung dokumen nota pembelian (lampian VI) sudah bisa dicatat pada pos persediaan bahan baku, hutang dan kas.

Pertanyaan tersebut dikonfirmasikan kembali kepada ibu Chrisna berikut pemaparannya:

“Ya..memang apa yang dikatakan oleh suami saya itu benar, memang kenyataannya seperti itu dek…”

Ibu Chrisna

Berdasarkan pemaparan tersebut aktivitas yang dilakukan pada UD Indah Furniture dapat digambarkan dalam laporan posisi keuangan, namun

kenyataannya belum bisa dilaporkan sesuai dengan SAK ETAP. Walaupun demikian penerapan pencatatan keuangan dalam sistem keuangannya sangatlah sederhana dan sudah mampu memberikan informasi keuangan yang berguna bagi pemilik sekaligus sebagai pelaksana. Hal ini sejalan dengan pemikiran Suwaldiman (2005 : 12) bahwa produk akuntansi adalah informasi keuangan yang menjembatani kepentingan pihak pemakai laporan keuangan dengan aktifitas suatu unit usaha. Keindahan sebagai hasil produk seni sama sekali tidak terdapat dalam akuntansi. Laporan keuangan yang disajikan secara rapi bukanlah suatu seni, akan tetapi agar pemakai laporan tersebut lebih mudah untuk membaca dan memahami. Akuntansi tidak menitik beratkan keindahan, tetapi yang lebih penting adalah kelayakan dan keandalan informasi keuangan yang dihasilkannya.

Laporan keuangan yang direkomendasikan untuk Usaha kecil dan menengah adalah sesuai dengan SAK ETAP. Terdapat beberapa pos-pos:

• Neraca

Neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas suatu entitas pada suatu tanggal tertentu – akhir periode pelaporan.

• Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi memasukan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode kecuali SAK ETAP 2009 mensyaratkan lain. SAK ETAP 2009 mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak

koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai penyesuaian terhadap periode yang lalu, dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan. • Laporan Perubahan Ekuitas

Penyajian perubahan dalam ekuitas entitas selama suatu periode, baik dalam laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan saldo laba (jika memenuhi kondisi tertentu). Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, dan (tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas selama periode tersebut.

• Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

• Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang

disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

5.2.3. Model Pencatatan Keuangan Yang Memberikan Manfaat dan

Dokumen terkait