• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

B. Bentuk Nilai-Nilai Dakwah Dalam Budaya Siri’ Di Desa Lentu

Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto

1. Bentuk Nilai Siri’ Berkaitan dengan Aqidah

a. Nilai Kejujuran

Ada tiga hal penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita untuk memberantas ketidakjujuran dan kejahatan lainnya yaitu: pertama, penelusuran akidah dengan meyakini dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah semata. Kedua, berperilaku jujur dan jangan menyakiti orang lain. Ketiga, jangan merusak bumi. Maksudnya bisa diperluas bukan hanya arti yang sebenarnya, tetapi bisa dimaksudkan jangan merusak sistem yang sudah dibangun dengan baik, akibat dari perilaku individu yang tidak jujur.

Aqidah dalam agama adalah hal yang berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan . yaitu perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tentram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampur oleh keraguan dan kebimbangan.

Keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang meyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya, yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak

sampai pada keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikut hatinya diatas hal tersebut. Kemudian aqidah jika dikaitkan dengan nilai-nilai Siri’ maka hal tersebut

juga akan berhubungan dengan keimanan seseorang.

Nilai Siri’ yaitu nilai yang paling utama yang terkandung dalam

falsafah Siri’ sebagai uraian yang pertama adalah rasa malu dan harga

diri. Begitu sakralnya kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan

Siri’nya atau de’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh

kehidupan sebagai manusia. Selain itu juga nilai Siri’ ini juga sudah sejak

zaman dahulu dan sangat di hormati oleh para leluhur dan harus tetap diterapkan dalam kehidupan. Sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang informan.

Dalam kehidupan masyarakat penerapan nilai Siri’ harus tetap

diterapkan secara terus menerus agar tercipta masyarakat yang damai, karena Siri’ artinya malu dan malu itu sebagian dari iman,

hal ini berhubungan nilai-nilai keislaman yang berkaitan dengan aqidah seseorang dan penilaian bagaimana ketakwaannya kepada Allah Swt. Di desa lentu, masyarakat yang menerapkan budaya Siri’

dari segi aqidah hanya beberapa persen saja. Mereka lebih memilih menghabiskan waktunya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Melakukan hal-hal yang merusak aqidah atau kepercayaan kepada Allah swt. Maka banyak yang memiliki akhlak yang buruk, sebab keimanannya saja hanya seperti itu. Mereka sama sekali tidak takut akan laknat Allah swt.67

Berbicara mengenai keimanan masyarakat. Saat ini memang sudah sangat mengkhawatirkan hal tersebut terjadi akibat budaya yang datang dari luar dan perkembangan teknologi yang sudah sangat canggih sehingga membuat masyarakat lebih memilih menghabiskan waktunya

67

Hartati, Guru Honorer TK di Desa lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto, Wawancara tanggal 26 Februari 2019

dalam kegiatan yang tidak bermanfaat dan malahan mengundang murkah Allah swt. hal tersebut membuat mata hati mereka tidak melihat kehidupan akhirat sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang informan.

kebanyakan orang-orang di zaman sekarang terlalu sibuk dengan dunia maya sehingga lupa dengan akhirat,dan melupakan kewajibannya kepada Allah swt. dan juga kebanyakan orang tua dulu masih mempercayai dan melakukan hal-hal yang berbau kesyirikan yang merusak aqidah dan keagamaan itu semua yang menyebabkan terjadinya kesyirikan-kesyirikan, seperti mempercayai ritual-ritual dengan penyajian sesajen yang biasa dilakukan di sungai dan kebiasaan masyarakat lainnya. 68

Pendapat informan diatas menyatakan bahwa sebagian masyarakat di Desa Lentu ternyata masih tergoda dengan yang namanya dunia maya dan juga masih percaya dengan ritual-ritual yang bersifat syirik terhadap Allah swt. padahal syirik itu adalah sesuatu yang sangat di benci oleh Allah swt dan juga sebagian masyarakat terlalu cinta akan dunia teknologi sehingga melupakan kewajibannya kepada Allah swt yang juga termasuk dalam kategori syirik sebab mereka lebih memilih melakukan kegiatan dunia maya di bandingkan beribada kepada Allah swt.

Penyampaian diatas aqidah dan nilai-nilai Siri’ tidak dapat

dipisahkan satu sama lain karena di bentengi dengan aqidah manusia yang dijalankan bersamaan dengan nilai-nilai Siri’ tersebut dengan benar

dan penuh keyakinan tanpa ada keraguan sekalipun. 2. Bentuk Nilai Siri’ Berkaitan Dengan Akhlak

68

Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten jeneponto, wawancara tanggal 26 Februauri 2019

a. Nilai Kedisiplinan

Disiplin bukan hanya milik tentara atau polisi saja, tetapi menjadi milik semua orang yang ingin sukses. Kedisiplinan tidak diartikan dengan kehidupan yang kaku dan susah tersenyum. Kedisiplinan terkait erat dengan manajemen waktu. Bagaimana waktu yang diberikan oleh tuhan selam 24 jam dalam sehari dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.

b. Nilai Kerja Keras

Siapa yang sungguh-sungguh dialah yang pasti dapat. (man jadda wajada). hadist tersebut merupakan hukum sosial yang berlaku universal bagi masyarakat, tidak mengenal etnis, agama maupun bahasa. Orang cina yang rajin dan bekerja keras, pasti akan mendapatkan hasil dari kerja kerasnya. Sebaliknya, umat Islam yang malas, pasti akan menerima hasil yang sedikit karena kemalasannya.

Akhlak merupakan budi pekerti. Akhlak bisa melampaui ibadah seseorang dan halitu termasuk akhlak yang mulia dalam agama. Contohnya menolong sesama manusia , binatang dan makhluk lainnya itu termasuk kategori akhlak yang mulia terlebih memberikan sesuatu yang membuat orang senang seperti yang diungkapkan salah seorang informan.

Dengan memiliki ahlak yang baik maka itu yang menyebabkan orang masuk syurga. Walaupun dia memiliki ilmu yang tinggi akan tetapi jika tidak memiliki akhlak yang mulia atau akhlak yang baik maka

sama saja 0 (nol), karena ilmu dan akhlak harus tetap berjalana bersamaan.69

Secara umum budaya siri’ na pacce dari segi akhlak sangatlah

berbeda jauh dari masa dahulu dengan masa sekarang, baik masyarakat dari pedesaan maupun perkotaan. Saat ini dengan ada perubahan zaman dengan teknologi yang sudah berkembang pesat itu bisa mempengaruhi akhlak kepribadian seseorang. Sebagaimana yang di sampaikan oleh salah seorang informan:

Dulu budaya siri’ na pacce itu sangat kental di desa ini namun seiring

berjalannya waktu dari zaman ke zaman budaya itu telah hilang dari diri masyarakat, seperti halnya kalau anak dimarahi oleh gurunya dan anak itu pulang melapor kepada orang tuanya, maka anak itu kembali dimarahi dan sekarang sudah sangatlah berbeda jauh, banyak anak atau remaja yang sangat mudah melakukan tindakan kekerasan dari pengaruh hal-hal yang ia tontongi di media sosial dan lebih parahnya lagi banyak anak-anak yang membantah kata dari orangtuanya sendiri. 70

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa kebanyakan dari masyarakat saat ini tidak merasa malu jika melakukan perbuatan perbuatan yang bisa salah jika mereka tidak berakhlak, apalagi di Desa Lentu yang dikenal dengan nilai-nilai siri’nya yang tinggi, akan tetapi

nilai-nilai siri’ yang telah diterapkan oleh masyarakat Desa Lentu mulai dari

dahulu hingga sekarang mulai memudar. Akan tetapi hal ini tidak bisa dipungkiri dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, sebagaimana yang disampaikan oleh salah seorang informan:

69

Ruda Dg Mile, Petani, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten jeneponto, wawancara 26 Februari 2019

70

Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto, wawancara Tanggal 26 Februari 2019

Masyarakat Desa Lentu ini hanya beberapa persen saja yang masih menerapkan nilai-nilai siri’ dalam kehidupannya, namun sudah banyak dari masyarakat yang tidak memperdulikan nilai siri’ dalam kehidupannya.71

Pendapat informan diatas memberikan informasi bahwa nilai siri’

sangatlah harus di tekankan dalam kehidupan masyarakat karena apabila nilai-nilai siri’ sudah mulai menghilang maka akan timbul perilaku perilaku

yang menyimpang yang bisa saja akan dilakukanoleh setiap remaja maupun masyarakat umum sebagimana yang terjadi pada saat ini.

3. Bentuk Nilai Siri’ Yang Berkaitan Dengan Syariah

a. Nilai Kebersihan

Umat Islam seringkali di perkenalkan dan dianjurkan untuk menjaga kebersihan. Setiap bahasan pertama tentang fiqh islam diawali dengan pembahasan tentang kebersihan seperti menghilangkan hadast besar dan kecil, menggunakan air yang bersih lagi mensucikan, berwudhu, dan lain sebagainya. Menjaga kebersihan merupakan nilai dakwah universal yang dapat dilakukan oleh siapa saja, apalagi umat islam yang jela-jelas memiliki dasar yang kuat untuk menjaga kebersihan.72

b. Nilai Kompetisi

Islam tidak melarang umatnya untuk berkompetisi,karena kompetisi merupakan salah satu motivasi psikologis sangat umum dimiliki oleh setiap manusia. Setiap mahasiswa akan memiliki motivasi untuk berkompetisi di antara teman-temannya.

71

Hartati, Guru Honorer, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto wawancara tanggal 26 Februari 2019

72

Masih banyak nilai-nilai dakwah yang bisa di kembangkan atau diturunkan dari sumber ajaran islam, yakni al Quran dan al hadist. Nilai-nilai dakwah yang berlaku universal tersebut senantiasa disosialisasikan kepada masyarakat sehingga nilai-nilai tersebut menjadi kebiasaan, tradisi, atau norma yang berlaku di masyarakat

Syariah merupakan hukum-hukum ( peraturan yang diturunkan

Allah Swt. melalui rasul-rasulNya yang mulia untuk manusia agar mereka keluar dari kegelapam menuju yang terang, dan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus. Jika dikaitkan dengan nilai siri’ maka berhubungan

dengan hukum-hukum ajaran islam.

Penerapan nilai siri’ adalah sesuatu hal yang dilakukan agar dapat

melakukan pembinaan masyarakat/remaja terhadap budaya ini dalam rangka menanamkan ajaran islam.

Budaya siri’ merupakan budaya turun temurun yang dilakukan oleh

masyarakat di Desa ini, sehingga dibebankan kepada generasi selanjutnya untuk tetap menjaga budaya tesebut. Dengan tetap menjaga budaya siri’ sehingga bisa memotivasi kepada orang lain untuk tetap

menjalankan budaya itu. Penerapan nilai siri’ dalam hal syariah

diungkapkan oleh salah seorang informan berikut:

Nilai siri’ itu sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Jika tidak

menganut budaya tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orang-orang itu masih dipertanyakan mengenai keimanan dan akhlaknya. Sebab nilai siri’ itu harus tetap tertanam dalam diri setiap manusia.

Penerapannya dalam hal syariah yaitu dimana seseorang harus merasa malu dan takut kepada Allah swt. jika akan melakukan hal-hal yang sudah dilarang oleh ajaran islam. Mereka akan berusaha

untuk mempertahankan dirinya agar tidak mempermalukan keluarga dan orang-orang di sekitarnya.73

Budaya Siri’ Na Pacce sudah ada sejak dulu hingga sekarang

namun perkembangannya tidak berkembang seperti zaman dahulu seperti yang disampaikan salah seorang informan:

”Budaya siri na pacce sudah ada sejak dulu hingga sekarang namun perkembangannya dari zaman ke zaman sudah menurun tidak seperti dulu lagi yang sangat kental budaya tersebut. Namun sekarang budaya itu sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit namun harapan saya budaya siri na pacce semestinya semakin berkembang apalagi sekarang perkembangan zaman semakin canggih, namun nyatanya tidak karena dengan kurangnya kerjasama yang terjalin sehingga membuat budaya siri Na pacce sudah tidak berkembang secara baik.”74

Pernyataan diatas menandakan budaya siri’ na pacce di desa ini sudah tidak berkembang baik karena kurangnya kesadaran dari masyarakat tersebut.

Di tinjau dari rasa kekeluargaan antara anak dan ibu munculnya hubungan kekeluargaan, tetangga dan temannya, seperti yang disampaikan salah seorang informan:

Budaya siri’ na pacce tersebut adalah perilaku yang tidak

menyimpang dan tidak selamanya siri’ na pacce berjalan

bersamaan siri’ adat yang bertentangan dengan siri’ menurut

agama. Seharusnya siri’ itu harus kembali ketempat yang sesuai

73

Syamsuddin, Penyuluh Agama, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto wawancara Tanggal 26 Februari 2019

74

Ruda Dg Mile, Petani, di Desa Lentu Kecamatan Bontoramba Kabupaten jeneponto, wawancara 26 Februari 2019

ajaran islam, malu yang dibenarkan seharusnya sesuai dengan menjaga akhlaknya, saling mengingatkan satu sama lain dan menjatuhkan budaya siri’ ini itu ekonomi dan status sosial juga kurangnya kerjasama yang kuat siri’ itu sudah tidak bisa kembali

tetap pada suatu saat keadaan budaya siri na pacce ini akan kembali seperti dahulu kala. 75

pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa budaya siri’ na pacce ini sesuai adat dan budaya siri’ menurut agama itu bertentangan dan seharusnya budaya siri’ itu harus disesuaikan dengan syariat islam. Dan juga budaya siri’ na pacce ini sudah tidak terlalu kental di desa ini bahkan mereka sudah tidak peduli akan budaya tersebut.

C. Upaya masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai siri’ di Desa Lentu

Dokumen terkait