BANIT BAMIN
F.1. Bentuk Pelaksanaan Program Perpolisian Masyarakat di Wilayah Hukum Polres Salatiga
Program Polmas pada hakekatnya adalah bagaimana masyarakat dan polisi dapat menyelesaikan dan memecahkan permasalahan kamtibmas yang ada atau terjadi di wilayahnya. Untuk menyeragamkan persepsi itu, maka dikeluarkanlah kebijakan Kapolri melalui Surat Keputusan Kapolri No. Pol.Skep / 737 / X / 2005 tanggal 13 Oktober 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri, dan Surat Keputusan Kapolri No. Pol. Skep 434/VII/ 2005 tanggal 11 Juli 2006 tentang Panduan Pembentukan dan Operasionalisasi Perpolisian Masyarakat, yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Kapolri No. 7 Tahun 2008 Tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Polmas dalam Penyelenggaran Tugas Polri.
Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan,
72
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia (Pasal 4 UU No.2 tahun 2002).
Penerepan program perpolisian masyarakat, Polres Salatiga melaksanakan program diantaranya adalah :
1. Membangun Kemitraan
Membangun kemitraan dengan masyarakat merupakan upaya yang di lakukan Polres Salatiga untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dengan membangun komunikasi kemitraan yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda serta badan atau aparat terkait untuk memecahkan masalah sosial dengan tujuan mewujudkan situasi kamtibmas yang kondusif. Dengan membangun kemitraan dengan masyarakat yakni membagun segala sesuatu yang sinergi dengan potensi masyarakat meliputi komunikasi berbasis kepudilian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi terciptanya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tentram.
Dalam mengartikan keamanan dan ketertiban masyarakat R. Abdussalam
dalam bukunya “Penegakan Hukum di Lapangan Oleh Polri” memberi arti,
bahwa keamanan dan ketertiban adalah keadaan bebas dari kerusakan atau kehancuran yang mengancam keseluruhan atau perorangan dan memberikan rasa bebas dari ketakutan atau kekhawatiran sehingga ada kepastian dan rasa kepastian dari jaminan segala kepentingan atau suatu keadaan yang bebas dari pelanggaran norma-norma hukum.
73
Sehingga demikian, keamanan masyarakat adalah kondisi masyarakat yang terbebas dari ancaman, gangguan, ketakutan dan resiko bahaya yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat baik secara lahiriah maupun batiniah. Kondisi ininah yang menjadi target tugas polisi, baik sebagai fungsi maupun sebagai lembaga.
Upaya membangun kemitraan polisi dengan masyarakat di Kota salatiga tidak cukup efektif untuk menekan jumlah tingkat kejahatan yang meresahkan masyarakat hal ini terlihat masih banyaknya kasus kejahatan yang meresahkan masyarakat yaitu pencurian, curranmor, currat, serta penganiayaan yang terjadi di wilayah hukum Polsek Sidorejo.
Perpolisian masyarakat akan berorientasi pada pencegahan kejahatan dan mengutamakan kemitraan dengan masyarakat. Namun, kurangnya kesadaran dan keterlibatan masyarakat Kota Salatiga dalam mengontrol, memberikan masukan, serta memberikan dukungan kepada polisi, menandakan kurangnya hubungan yang sinergis antara polisi dengan masyarakat. Untuk kemitraan polisi dan masyarakat di kota salatiga dirasakan tidak berjalan dengan optimal, faktor ketidak optimalan kemitraan antara polisi dan masyarakat karena kurangnya koordinasi yang sinergis antara pihak kepolisian dengan masyarakat, masyarakat hanya membebankan baik penanganan maupun pencegahan kejahatan kepada pihak kepolisian.
74
Fokus yang substansial pada kejahatan, ketidaktentraman, dan ketidaktertiban merupakan suatu hal yang penting dalam konsep polmas. Polres
Salatiga berupaya melakukan pencegahan kejahatan dengan sistem Problem
Solving yang melibatkan masyarakat untuk bersama-sama melakukan
pencegahan dan mencari jalan keluar pemecahan masalah kamtibmas demi mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban. Pemecahan masalah adalah satu dari dua komponen polmas. Tanpa pemecahan masalah, polmas tidak lebih dari sekedar hubungan masyarakat.
Untuk terciptanya situasi kantibmas yang kondusif tidak terlepas dari
pengamanan yang tumbuh langsung dari kesadaran masyarakat, kepedulian masyarakat dan Polisi, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para pemuda yang tergabung dalam karang taruna yang ikut serta dalam siskamling. Polmas menciptakan pola hubungan dan peran baru antara polisi dan masyarakat. Tentu saja, dalam konteks ini kedua belah pihak melakukan perubahan besar. Polisi tidak dapat bekerja sendiri karenanya harus memanfaatkan sumber- sumber di dalam masyarakat, Polisi juga membuat keputusan bersama untuk memecahkan masalah dalam masyarakat.
Polmas adalah penyelenggara tugas kepolisian yang mendasari kepada
pemahaman bahwa untuk menciptakan kondisi aman dan tertib tidak mungkin dilakukan oleh Polri sepihak sebagai subjek dan masyarakat sebagai objek, melainkan harus dilakukan bersama oleh Polisi dan masyarakat dengan cara memberdayakan masyarakat melalui kemitraan Polisi dan warga masyarakat,
75
sehingga secara bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk mengantisipasi permasalahannya dan mampu memelihara keamanan serta ketertiban di lingkungannya.
Pengemban polmas semua anggota kepolisian dari pangkat terendah hingga pangkat tertinggi, pelaksanaan program polmas dilakukan oleh Satuan Bina Masyarakat atau Sat Bhinmas dan pelaksana dibawahnya seperti unit polmas pada tingkat Polsek, dan Bhabin kamtibmas pada tingkat kelurahan.
Penerapan program perpolisian masyarakat tidak lepas dari peran dari anggota kepolisian khususnya Bhabin kamtibmas untuk mendorong serta menjalankan tugasnya selaku aparat penegak hukum dan masyarakat demi tercapainya program perpolisian masyarakat untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat.
Demi terciptanya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat maka dibentuknya forum kemitraan polisi dan masyarakat (FKPM) yang merupakan gabungan dari perwakilan-perwakilan dari berbagai unsur di masyarakat yang bekerja dan menetap di lingkunagan masyarakat, guna membantu tugas kepolisian dalam hal penanganan dan pencegahan tindakan kejahatan yang menggangu keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan warga. dikeluarkannya Skep Kapolres Salatiga No. Pol. : SKEP/08/III/2007/ Res Salatiga. Tanggal, 06 Maret 2007 telah dilantik FKPM di wilayah hukum
76
Polres Salatiga sebanyak 22 kelurahan. FKPM bukanlah polmas, tetapi sebuah stuktur yang dirancang untuk mengembangkan kemitraan berdasar bentuk dengan struktur yang terukur dan terkontrol. Pelaksanaan polmas merupakan tanggung jawab setiap anggota polisi.
. Setelah adanya penerapan program perpolisian masyarakat dengan
dibentuknya FKPM, merupakan hal positif karena menempatkan polisi sebagai mitra masyarakat dengan memilki kedudukan yang sama dalam pencegahan maupun mengatasi permasalahan kantibmas dan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat serta melakukan dialog interaktif antara masyarat dan polisi dalam mencari jalan keluar, yang pada akhirnya masyarakat menyadari situasi keamanan dan ketertiban merupakan suatu faktor kebutuhan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan kantibmas FKPM membangun jaringan dan komunikasi langsung kepada masyarakat yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda jika ada terjadi permasalahan gangguan kantibmas langsung di koordinasikan kepada FKPM. Fakumnya beberapa FKPM di Kota Salatiga menjadikan tidak berfungsinya sebuah stuktur yang dirancang untuk mengembangkan kemitraan dengan masyarakat sehingga dalam pencegahan maupun mengatasi permasalahan kantibmas dan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, masyarakat sungkan untuk melakukan dialog interaktif dengan polisi dalam mencari jalan keluar, yang pada akhirnya masyarakat kurang menyadari situasi keamanan dan ketertiban merupakan suatu faktor kebutuhan.
77
Sebelum fakumnya FKPM, Kegiatan-kegiatan yang dilakukan FKPM wilayah Salatiga di antaranya adalah mengadakan pertemuan antara polisi dan masyarakat, mengidentifikasi permasalahan sosial kemasyarakatan yang berkaitan dengan kondisi kamtibmas di wilayah masing-masing, ikut serta dalam langkah-langkah proporsional dalam rangka pelaksanaan fungsi kepolisian umum dan fungsi bimbingan atau penyuluhan menyangkut kamtibmas dan menampung keluhan dan atau pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kamtibmas dan masalah kepolisian pada umumnya untuk mencari jalan keluarnya.
Forum kemitraan polisi dan masyarakat yang nantinya akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan operasionalisasi polmas dan mendorong fungsinya pranata polmas dalam rangka menyelesaikan setiap permasalahan gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari kehidupan masyarakat.
Untuk mewujudkan situasi keamanan dan ketertiban Polres Salatiga tidak hanya melakukan penanganan melainkan pencegahan terhadap potensi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban upaya yang di lakukan Polres Salatiga antaranya adalah :
78
Strategi pencegahan kejahatan mencangkup berbagai macam
kegiatan. Beberapa kegiatan yang digunakan polisi untuk mencegah kejahatan bersifat internal dan eksternal. Aktivitas internal antara lain; menggunakan analisis statistik kriminalitas untuk merancang program mencegah kejahatan. Kegiatan eksternal meliputi; patroli, menutup jalan, dan lain-lain.
b. Mengidentifikasi Kondisi-kondisi yang Dapat Mendorong Terjadinya
Kejahatan
Kemampuan mengidentifikasi keadaan masyarakat yang dapat mendorong terjadinya kejahatan merupakan hal yang sangat penting. Upaya- upaya yang dilakukan, dalam hal ini dapat diarahkan ke daerah-daerah yang rawan kejahatan. Sebab, mungkin saja kondisi sosial yang buruk tidak akan menyebabkan kejahatan tetapi meningkatkan kemungkinan terjadinya tindakan-tindakan kriminal. Dengan mengetahui berbagai faktor tersebut, polisi akan mampu menentukan sasaran mereka, baik kelompok maupun tempat terdapat faktor kerawanan yang tinggi terhadap terjadinya kejahatan.
Polres Salatiga berupaya menciptakan situasi keamanan dan ketertiban juga melakukan beberapa bentuk pencegahan, terutama di wilayah yang potensi terjadinya kejahatan cukup tinggi yakni wilayah hukum Polsek Sidorejo upaya yang dilakukan di antaranya adalah :
1. Bentuk pencegahan yang dilakukan oleh bhabin kamtibmas Polsek
Sidorejo memberikan himbauan secara langsung dan tertulis dengan meletakkan sepanduk-sepanduk peringatan di wilayah atau tempat yang di
79
anggap rawan dan menugaskan beberapa personil anggota kepolisian untuk memantau situasi di daerah yang di anggap rawan terhadap gangguan kamtibmas.
2. Melakukan patroli yang merupakan peran eksternal kepolisian yang
khusus dalam upaya pencegahan kejahatan. Patroli dapat di defenisikan sebagai suatu periode gerakan sistematis dengan maksud tertentu, untuk menciptakan tujuan utama yang bersisfat preventif. Kegiatan patroli yang dilakukan bhabin kamtibmas Polsek Sidorejo tidak hanya melakukan patroli dengan mobil yang merupakan salah satu metode untuk memberikan pelayanan kepolisian untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan tetapi juga melakukan patroli dengan sepeda motor bahkan melakukan jalan kaki di tempat-tempat tertentu dengan tujuan untuk bisa lebih dekat dengan masyarakat.
3. Dalam upaya mengendalikan terjadinya kejahatan Polsek Sidorejo dengan
cara melalui penegakan hukum reaktif dengan meningkatkan patroli. Melakukan patroli preventif, memberikan reaksi atau respon yang cepat terhadap kejadian kejahatan dan menindaklanjuti dengan melakukan investigasi kejahtan.
4. Bhabin kamtibmas Polsek sidorejo melakukan sambang dan tatap muka
dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda serta masyarakat lainnya dengan tujuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu yang berkaitan dengan kamtibmas. Pemberian serta penyampaian
80
informasi dan penyuluhan dapat menjadi alternatif yang di lakukan bhabin kamtibmas Polsek Sidorejo. Aktivitas ini di harapkan untuk dapat menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang kejahatan dan perlunya langkah-langkah pencegahan serta tindak pengamanan.
5. Melaksankan pembinaan masyarakat , bhabin kamtibmas Polsek Sidorejo
melakukan atau melaksanakan diantaranya pembinaan masyarakat meliputi kegiatan pemberdayaan polmas, ketertiban masyarakat dan koordinasi dengan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa serta kegiatan kerjasama dalam memelihara kamtibmas yang berkoordinasi dengan FKPM, tokoh masyarakat dan pemuda untuk meninjau langsung terhdap potensi terjadinya gangguan kamtibmas.
6. Pemberdayan FKPM, dalam hal pemecahan permasalahan yang sifatnya
ringan dalam penyelesaiannya melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan bhabin kamtibmas dengan maksud dan tujuan mencari jalan keluar tanpa harus merugikan salah satu pihak dengan membuat surat kesepakatan bersama.
Tidak dapat di pungkuri, memberantas akar penyebab kejahatan tidaklah mudah, sebagai seorang anggota polisi berupaya untuk melakukan pendekatan dan berfokus terhadap akar kejahatan dan ketidaktertiban yang terjadi di masyarakat. Memberantas kejahatan secara efektif tergantung pada pengenalan bentuk akar permasalahannya, Polmas berupaya untuk mengidentifikasi sebab- sebab tersebut dalam masyarakat. Oleh sebab itu, polmas mendorong anggota
81
polisi bersama masyarakat untuk fokus pada pemecahan masalah dan ketidaktertiban yang terjadi di dalam masyarakat
Keterlibatan masyarakat dalam upaya polisi untuk mendapatkan informasi untuk menangani masalah-masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat diharapkan memberikan dampak yang positif terhadap mencegah terjadinya kejahatan. Keberhasilan dalam mencegah kejahatan tergantung pada kerja sama polisi dengan masyarakat tidak bergantung pada salah satu pihak.
Untuk penerapan program perpolisian masyarakat di Polres Salatiga dirasakan tidak berjalan dengan optimal sesuai dengan arah dan kebijakan Program perpolisian, masih tingginya tindak kejahatan yang meresahkan masyarakat menunjukkan ketidak optimalan program perpolisian masyarakat di Polres Salatiga. Masih kurangnya partisipasi masyarakat terhadap polisi, tidak adanya keberanian dari masyarakat untuk mau berdialog dengan polisi secara lebih akrab dan terbuka, serta masih adanya jarak hubungan keakraban antara polisi dan masyarakat. Masyarakat tidak menyadari akan peranan dan tanggung jawabnya dalam mencegah dan mendeteksi kejahatan. Ini menunjukkan kurang optimalnya program perpolisian masyarkat yang sesuai dengan arah dan tujuan dibentuknya program perpolisian masyarakat.
Seharusnya upaya untuk melaksanakan program perpolisian masyarakat Polres Salatiga lebih meningkatkan fungsi-fungsi oprasional kepolisian yang berkaitan dengan operasionalisasi Polmas serta mendorong berfungsinya
82
pranata polmas dalam rangka menyelesaikan setiap masalah/gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dan atau bersumber dari dalam lingkungan masyarakat setempat.
F.2. Faktor Mempengaruhi Penerapan Program Perpolisian Masyarakat di