• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Bentuk Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masarakat. Adapun bentuk-bentuk perilaku menyimpang yaitu sebagai berikut:

1. Tindakan Kriminal atau Kejahatan

Tindak kriminal maupun kejahatan umumnya bertentangan dengan norma sosial, dan norma agama yang berlaku di masyarakat. Yang masuk ke dalam tindak kriminal antara lain: pencurian, penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, dan perampokan. Tindakan kejahatan ini biasanya menyebabkan pihak lain kehilangan harta benda, cacat tubuh bahkan kehilangan nyawa.

2. Sekx Bebas

Dalam lingkungan masyarakat yang bernorma, hubungan seksual sebelum atau di luar nikah tidak dapat dibenarkan, khususnya norma agama, sosial maupun moral yang dianggap sebagai bentuk penyimpangan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Hubungan seksual akan dianggap sah dan dapat dibenarkan bila

7 Rosihan Anwar, Asas Kebudayaan Islam, (Badung: Pustaka Setia,2010), 14.

8 Ibnu Maskawaih, Tahdzib Akhlak wa Thathhir A’raq, (Beirut: Maktabah Al-Hayah li Ath- Thiba‟ah wa Nasyr, cetakan k-2), 51.

seseorang sudah resmi menikah. Jenis hubungan seksual macam ini antara lain, pelacur, dan pemerkosaan.

3. Kenakalan remaja

Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena dapat menimbulkan “gap generation” karena remaja yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir kearah perilaku yang negatif. Kenakalan (delinquency) menurut pakar pendidikan Prof. Dr. Fuad Hasan adalah perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak ataupun remaja yang jika dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.9

Sebuah hadits dari sahabat mulia Abu Hurairah radhiallahu „anhu kiranya bisa menjadi peredam galau para pendidik atau orang tua. Kata Nabi shallallahu

„alaihi wa sallam,

الله ي مْه ٍ يٰت ح ِِّنب ي و ِِِد ن و و ِِّطْف َ ٌِف ِت ُِي ْؤًُْنا و ٍِِي ْؤًُْنبِب ُء لَ بْنا ُلا س ٍ ب ي ت ئَْ ِط خ َِّْ ه ع ب ي و ي نب ع ت

Artinya:

“Senantiasa mendapat cobaan pada seorang mukmin dan mukminah, baik dari dirinya, anaknya, dan hartanya, hingga ia berjumpa Allah subhanahu wa ta‟ala dalam keadaan tiada membawa dosa padanya.” (HR. at-Tirmidzi, no.2399)

Asy-Syaikh Ibnu „Utsaimin rahimahullah menjelaskan hadits di atas, bahwa hadits tersebut menjadi dalil manakala seseorang yang bersabar dan mengharap pahala di sisi Allah subhanahu wa ta‟ala, kelak Allah subhanahu wa ta‟ala memupus dosa-dosanya. Apabila seorang individu ditimpa musibah pada diri, anak, atau hartanya, lalu ia bersabar hingga tiada lagi dosa melekat padanya.

Hadits ini pun menjadi dalil bahwa cobaan yang menimpa pada diri, anak, dan

9Rina Muyani, Perilaku Menyimpang, (Yogyakarta: Sentra Edukasi Media, 2018) h.33-36

hartanya menjadi kaffarah (pemupus) bagi dosa-dosanya. (Syarhu Riyadhi ash-Shalihin, 1/116)10

Allah subhanahu wa ta‟ala telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya, bahwa setan akan senantiasa menghalangi manusia dari jalan-Nya yang lurus.

Allah subhanahu wa ta‟ala berfirman dalam QS. Al-A‟Raf 7/16-17:

ََلاَق

َ َك َطََٰر ِصَۡمُه َلََّنَدُعۡقَ َلََ ِنَِتۡيَوۡغَأَٓاَهِبَف َ

ََميِقَت ۡسُه ۡ ل ٱ

ََ

١٦

َ َ ََّمُث

َ َ

لََوَۡۖۡمِهِلِئ ٓاَهَشَوَعَوَۡمِهِنََٰمۡيَأَ ۡوَعَوَۡمِهِفۡلَخَ ۡوِنَوَۡمِهيِدۡيَأَِ ۡيَۡبَۢوِّنَمُهَّنَيِتلَأٓ

ََ َويِرِكَٰ َشَۡمُهَ َثَۡكَأَُدِ َتَ

١٧

Terjemahnya:

(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya telah sesat, pasti saya akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti saya akan datangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Karena itu, setan menempuh banyak jalan untuk menyesatkan manusia.

Sekian banyak manusia terjerumus ke jurang nista, menempuh jalan-jalan sesat.

Itulah penyimpangan: saat manusia menyelisihi jalan Allah subhanahu wa ta‟ala yang lurus, menempuh jalan-jalan setan.

Dari ayat di atas, perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai perilaku yang menyelisihi jalan Allah subhanahu wa ta‟ala yang lurus dan menempuh jalan lain yang ekstrem (berperilaku berlebihan atau perilaku bermudahan), bisa dalam perkara syahwat maupun syubhat (pemikiran rancu), meninggalkan yang wajib, melakukan yang diharamkan, dan berbuat bid‟ah.

Perilaku menyimpang oleh siswa sering kali merupakan gambaran dari gangguan tingkah laku siswa yang menurut Dadang Hawari yang di kutip oleh Aat Syafaat, ditandai dengan tiga atau lebih kriteria dari gejalagejala berikut ini:11

10 https://asysyariah.com/perilaku-menyimpang-remaja/

11 Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2008). h. 82-83.

1) Bolos sekolah

2) Dikeluarkan dari sekolah 3) Kabur dari rumah

4) Berbohong 5) Seks diluar nikah 6) Narkoba.

7) Mencuri.

8) Tidak mematuhi aturan-aturan yang ada dirumah atau di sekolah 9) perkelahian.

Beraneka ragam tingkah laku atau perbuatan siswa yang sering menimbulkan kegelisahan dan permasalahan terhadap orang lain. Sering di kemukakan bahwa siswa itu nakal, kenakalan itu sedemikian rupa mengesalkan, melelahkan, maupun merugikan orang lain.

Menurut didik hermawan dalam buku yang berjudul aku sudah gede, disebutkan bahwa bentuk kenakalan remaja/peserta didik dapat di bagi menjadi empat macam, yaitu:

1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.

2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi dipihak lain.

3) Kenakalan yang menimbulkan korban dipihak lain, seperti pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.

4) Kenakalan yang melawan status, misalnya membolos sekolah.12

Berdasarkan uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa macam-macam bentuk kenakalan ini masih ada beberapa bentuk kenakalan yang bersifat umum.

Adapun bentuk kenakalan siswa yang bersifat khusus antara lain yaitu menetang

12 Hermawan, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia,2006), h. 98

guru, membolos, berpakaian yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, taruhan dan perkelahian atau tawuran. Dari beberapa bentuk kenakalan diatas semuanya menimbulkan dampak negatif yang tidak baik bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya. Adapun aspek-aspeknya yaitu terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan dan status, perilakuyang membahayakan diri sendiri dan orang lain, perilaku yang menimbulkan korban materi dan perilaku yang mengakibatkan korban fisik.

Bentuk-bentuk kenakalan yang dilakukan diatas biasanya di lakukan oleh siswa ketika mereka senang adalah masalah berat atau frustasi. Frustasi adalah

“suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhannya, atau menyangka akan terjadi suatu hal yang menghalangi keinginannya orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda untuk sementara pemuasan kebutuhannya itu atau ia akan menerima frustasi itu sementara waktu saja, sambil menunggu kesempatan yang memungkinkan untuk mencapai keinginannya”.13

Kemudian konflik batin yang merupakan adanya pertentangan antara dua macam dorongan atau lebih yang saling berlawanan, dan tidak mungkin terpenuhi dalam waktu yang bersamaan. Konflik itu pun dapat diselesaikan dengan arif dan bijaksana jika seseorang mampu mengunakan akal sehatnya dan suasana batin yang tentram, terutama dalam menentukan sikap dan langkah hidupnya.

Keadaan lingkungan sekolah yang tidak memenuhi persyaratan akan menimbulkan konflik bagi siswa, adapula guru-guru yang datangnya tidak teratur serta bersikap masa bodoh terhadap siswa, sehingga siswa banyak mengalami kesulitan atau frustasi. Kondisi sekolah, sistim pengajaran disekolah tidak menguntungkan akan menjurus siwa kepada tingkah laku yang tidak baik. Siswa

13Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rajawali Press, 2008) h. 46.

tidak mendapat kepuasan di sekolah, siswa merasa bosan akan pelajaran sehingga tidak mencapai hasil yang baik. Pelajaran tidak sesuai dengan kesanggupan dan minat siswa dan tidak mendapat bimbingan tentang pelajaran yang efektif.

Ketidakpuasan tersebut mengakibatkan siswa sering meninggalkan sekolah dan berperilaku tidak baik.

Kesehatan mental yang terjadi pada siswa sangan beragam bentuknya.

Didalam hidup seorang siswa sebagai manusia yang memiliki sikap sosial, tentu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi, jika kebutuhannya tidak dapat dipenuhinya maka akan menjadi gelisah dan merasa tekanan batin.

Sedangkan kegelisahan dan tekanan batin ini akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kadang akan menyimpang dari hal yang wajar. Bagi orang yang sehat mentalnya, maka segala usaha yang ia akan lakukan akan selalu wajar dan dapat mencapai tujuan dengan mudah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain rasa kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas, rasa mengenal dan rasa sukses.

Di bawah ini, akan di jelaskan beberapa kenakalan siswa yang sering dilakukan siswa diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator Penyimpang pada Peserta Didik di Sekolah/Madrasah

Aspek kedisiplinan - Alpa/Absen

- Terlambat masuk kelas - Tidak mengerjakan tugas - Meninggalkan kelas saat jam pelajaran

- Mengaktifkan hp atau bermain hp saat pelajaran berlangsung

- Bolos sekolah

Aspek kerapihan - Tidak memakai topi/kopiah dilingkungan sekolah

- Tidak memakai atribut sekolah secara lengkap

- Potongan rambut tidak rapi/rambut panjang bagi anak laki-laki

- Memakai perhiasan

Aspek toleransi -Ribut di kelas

- Tidak memperhatikan guru - Mengganggu teman

- Tidur saat jam pelajaran berlangsung

Sumber Data: Dokumentasi tata tertib MTs Negeri 1 Kota Makassar

Pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa, peserta didik yang melanggar poin tersebut maka langsung dilakukan penanganan berupa peneguran, peringatan dan pembinaan. Peserta didik yang melakukan pelangaran maksimal tiga kali maka dilakukan penanganan lebih lanjut.

Dokumen terkait