BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.3 Bentuk Permukiman di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan
5.3.1 Bentuk Pola Permukiman di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan
Bentuk pola permukiman pada segmen 1 di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan membentuk pola linear,pola cluster dan pola kombinasi. Pada pola linear didapai dari permukiman yang terletas pada tepi sungai dan menjadikan sumbu linearnya berupa sungai. Pola linear terhadap sungai terbentuk akibat permukiman tumbuh mengikuti bentuk alam. Jalan yang terbentuk tidak mengikuti garis sungai. Sehingga bentuk permukiman membentuk tatanan permukiman yang sederhana dan tidak teratur.
Perkembangan permukiman yang semakin menjauhi aliran sungai, mengakibatkan pola permukiman ke arah daratan juga semakin berkembang.
Universitas Sumatra Utara
Sungai bagi masyarakat setempat bukan sebagai jalur transportasi utama untuk menuju daerah lain sehingga permukiman terbentuk terhadap Jalan KL Yosudarso.
Pada hal ini, bentuk pola cluster dan kombinasi permukiman pada segmen 1 terbentuk karena perkembangan permukiman tersebut. Permukiman cluster cenderung berada pada bagian dalam permukiman. Pola cluster ini juga mengikuti pola jalan jalan gang yang terbentuk. Bentuk permukiman yang terbentuk ada yang teratur dan tidak teratur. Sedangkan pada pola kombinasi berada pada permukiman yang berada dipinggir jalan KL Yos Sudarso. Permukiman yang mengikuti pola liner terhadap jalan KL Yos Sudarso dan pola cluster yang masuk ke dalam gang-gang.
Penyebaran pola cluster pada permukiman bantaran sungai deli kecamatan Medan Labuhan tidak merata. Pada bagian yang mendekati sungai rumah cenderung berdekatan dan menjadi padat. Sedangkan pada bagian yang melewati jalan KL Yos Sudarso kepadatan rumah semakin rendah. Pola clusteryang terbentuk mulai memiliki jarak.
Berdasarkan Taylor (1980) Pada pola linier ini memiliki kepadatan tinggi, dan kecenderungan ekspansi permukiman dan mixed use function penggunaan lahan beragam. Pola linier permukiman yang mengikuti linier sungai memiliki kepedatan yang cukup tinggi. Bangunan yang dibangun juga rapat dengan rumah lainnya. Sebagian besar fungsi yang terdapat pada permukimannya juga hanya sebagai tempat tinggal. Penyebaran permukiman pada segmen 1 tidak merata.
Sehingga ada bagian cenderung padat dan ada bagian yang bahkan kosong tanpa bangunan tempat tinggal.
Universitas Sumatra Utara
Gambar 5.10 Pola permukiman segmen 1 Pola linier
mengikuti jalan yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola cluster yang menghubungkan keterkaitan satu
dan yang lain
Pola cluster yang menghubungkan keterkaitan satu
dan yang lain
Pola cluster yang menghubungkan keterkaitan satu
dan yang lain
Pola cluster yang menghubungkan keterkaitan satu
dan yang lain Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi Gambar 5. 8 Pola Permukiman Segmen 1
Universitas Sumatra Utara
Sedangkan menurut Taylor (1980) mengenai pola cluster yaitu kecenderungan pola ini mengarah pada pengelompokkan unit permukiman terhadap suatu yang dianggap memiliki nilai ”penting” atau pengikat kelompok seperti ruang terbuka komunal dalam melakukan aktivitas bersama. Pola cluster yang tercipta pada permukiman terbentuk karena ada hubungan satu sama lain pada kelompok rumah tersebut. Sehingga, keterikatan satu sama lain tersebut yang menciptakan pola cluster.
Menurut Taylor (1980) mengenai pola kombinasi, yaitu pola tersebut menunjukkan bahwa selain ada pertumbuhan juga menggambarkan adanya ekspansi ruang untuk kepentingan lain (pengembangan usaha dan sebagainya).
Fungsi banguna pada pola yang terbentuk terhadap jalan KL Yos Sudarso memliki fungsi mixused, rumah, dan kawasan industry. Sebagian besar fungsi komersial dan industry pada bangunan terdapat pada bagian linier jalan. Sedangkan fungsi rumah tinggal pada bagian cluster di jalan gang.
Peran sungai yang vital bagi kehidupan masyarakat di lokasi penelitian berpengaruh terhadap orientasi bangunan. Setiap bangunan yang berada di tepian sungai akan meletakan entrance bangunan menghadap sungai. Orientasi bangunan terhadap sungai diperkuat dengan adanya jembatan (gertak) ke arah sungai tempat bersandar sampan mereka.
5.3.2 Bentuk Pola Permukiman di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan pada Segmen 2
Bentuk pola permukiman pada segmen 2 di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan juga membentuk pola linear,pola cluster dan pola
Universitas Sumatra Utara
kombinasi. Bentuk permukiman pada segmen 2 lebih padat dibandingkan pada segmen 1. Pada pola liner,sumbu linearnya berupa sungai dengan permukimannya berada di tepian sungai yang mengikuti pola sungai. Pola linear yang terbentuk membentuk tatanan permukiman yang sederhana dan tidak teratur. Tetapi dikarenakan perkembangan permukiman yang semakin menjauhi aliran sungai, pola permukiman ke arah daratan juga semakin berkembang. Sungai bagi masyarakat setempat bukan sebagai jalur transportasi utama untuk menuju daerah lain sehingga penghuni mulai menjauhi hunian dengan sungai.
Bentuk pola cluster dan kombinasi permukiman pada segmen 2 terbentuk karena perkembangan permukiman tersebut. Permukiman cluster cenderung berada pada bagian dalam permukiman. Pola cluster ini juga mengikuti pola jalan jalan gang yang terbentuk. Bentuk permukiman yang terbentuk ada yang teratur dan tidak teratur. Sedangkan pada pola kombinasi berada pada permukiman yang berada dipinggir jalan KL Yos Sudarso. Permukiman yang mengikuti pola liner terhadap jalan KL Yos Sudarso dan pola cluster yang masuk ke dalam gang-gang.
Penyebaran pola cluster pada permukiman bantaran sungai deli kecamatan Medan Labuhan tidak merata. Pada bagian yang mendekati sungai rumah cenderung berdekatan dan menjadi padat. Sedangkan pada bagian yang melewati jalan KL Yos Sudarso kepadatan rumah semakin rendah. Pola clusteryang terbentuk mulai memiliki jarak.
Berdasarkan Taylor (1980) Pada pola linier ini memiliki kepadatan tinggi, dan kecenderungan ekspansi permukiman dan mixed use function penggunaan lahan beragam. Pola linier permukiman yang mengikuti linier sungai memiliki
Universitas Sumatra Utara
kepedatan yang cukup tinggi. Bangunan yang dibangun juga rapat dengan rumah lainnya. Sebagian besar fungsi yang terdapat pada permukimannya juga hanya sebagai tempat tinggal.
Gambar 5.11 Pola permukiman segmen 2 Pola linier
mengikuti jalan yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola linier mengikuti jalan
yosudarso
Pola cluster yang tidak
teratur menghubungka
n keterkaitan satu dan yang
lain
Pola cluster yang tidak
teratur menghubungka
n keterkaitan satu dan yang
lain
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Gambar 5. 9 Pola Permukiman Segmen 2
Universitas Sumatra Utara
Sedangkan menurut Taylor (1980) mengenai pola cluster yaitu kecenderungan pola ini mengarah pada pengelompokkan unit permukiman terhadap suatu yang dianggap memiliki nilai ”penting” atau pengikat kelompok seperti ruang terbuka komunal dalam melakukan aktivitas bersama. Pola cluster yang tercipta pada permukiman terbentuk karena ada hubungan satu sama lain pada kelompok rumah tersebut. Sehingga, keterikatan satu sama lain tersebut yang menciptakan pola cluster.
Menurut Taylor (1980) mengenai pola kombinasi, yaitu pola tersebut menunjukkan bahwa selain ada pertumbuhan juga menggambarkan adanya ekspansi ruang untuk kepentingan lain (pengembangan usaha dan sebagainya).
Fungsi banguna pada pola yang terbentuk terhadap jalan KL Yos Sudarso memliki fungsi mixused, rumah, dan kawasan industry. Sebagian besar fungsi komersial dan industry pada bangunan terdapat pada bagian linier jalan. Sedangkan fungsi rumah tinggal pada bagian cluster di jalan gang.
Peran sungai yang vital bagi kehidupan masyarakat di lokasi penelitian berpengaruh terhadap orientasi bangunan. Setiap bangunan yang berada di tepian sungai akan meletakan entrance bangunan menghadap sungai. Orientasi bangunan terhadap sungai diperkuat dengan adanya jembatan (gertak) ke arah sungai tempat bersandar sampan mereka. Gertak juga difungsikan sebaai akses sirkulasi bangunan ke sungai atau antar sirkulasi antar rumah
Universitas Sumatra Utara
5.3.3 Bentuk Pola Permukiman di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan pada Segmen 3
Bentuk pola permukiman pada segmen 3 di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan Labuhan membentuk pola linear,pola cluster dan pola kombinasi. Pada pola liner,sumbu linearnya berupa sungai dengan permukimannya berada di tepian sungai yang mengikuti pola sungai. Pola linear yang terbentuk membentuk tatanan permukiman yang sederhana dan tidak teratur. Tetapi dikarenakan perkembangan permukiman yang semakin menjauhi aliran sungai, pola permukiman ke arah daratan juga semakin berkembang. Sungai bagi masyarakat setempat bukan sebagai jalur transportasi utama untuk menuju daerah lain sehingga penghuni mulai menjauhi hunian dengan sungai.
Bentuk pola cluster dan kombinasi permukiman pada segmen 3 terbentuk karena perkembangan permukiman tersebut. Permukiman cluster cenderung berada pada bagian dalam permukiman. Pola cluster ini juga mengikuti pola jalan jalan gang yang terbentuk. Bentuk permukiman yang terbentuk ada yang teratur dan tidak teratur. Sedangkan pada pola kombinasi berada pada permukiman yang berada dipinggir jalan KL Yos Sudarso. Permukiman yang mengikuti pola liner terhadap jalan KL Yos Sudarso dan pola cluster yang masuk ke dalam gang-gang.
Penyebaran pola cluster pada permukiman bantaran sungai deli kecamatan Medan Labuhan tidak merata. Pada bagian yang mendekati sungai rumah cenderung berdekatan dan menjadi padat. Sedangkan pada bagian yang melewati jalan KL Yos Sudarso kepadatan rumah semakin rendah. Pola clusteryang terbentuk mulai memiliki jarak.
Universitas Sumatra Utara
Berdasarkan Taylor (1980) Pada pola linier ini memiliki kepadatan tinggi, dan kecenderungan ekspansi permukiman dan mixed use function penggunaan lahan beragam. Pola linier permukiman yang mengikuti linier sungai memiliki kepedatan yang cukup tinggi. Bangunan yang dibangun juga rapat dengan rumah lainnya. Sebagian besar fungsi yang terdapat pada permukimannya juga hanya sebagai tempat tinggal.
Pola cluster menghubungkan keterkaitan satu dan yang lain
Pola cluster menghubungkan keterkaitan satu dan yang lain
Pola cluster menghubungkan keterkaitan satu dan yang lain
Pola cluster menghubungkan keterkaitan satu dan yang lain Pola linier
terhadap sungai Deli
Pola linier terhadap sungai Deli
Pola linier terhadap sungai Deli
Pola linier terhadap sungai Deli
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Pola kombinasi
Gambar 5. 10 Pola Permukiman segmen 3
Universitas Sumatra Utara
Sedangkan menurut Taylor (1980) mengenai pola cluster yaitu kecenderungan pola ini mengarah pada pengelompokkan unit permukiman terhadap suatu yang dianggap memiliki nilai ”penting” atau pengikat kelompok seperti ruang terbuka komunal dalam melakukan aktivitas bersama. Pola cluster yang tercipta pada permukiman terbentuk karena ada hubungan satu sama lain pada kelompok rumah tersebut. Sehingga, keterikatan satu sama lain tersebut yang menciptakan pola cluster.
Menurut Taylor (1980) mengenai pola kombinasi, yaitu pola tersebut menunjukkan bahwa selain ada pertumbuhan juga menggambarkan adanya ekspansi ruang untuk kepentingan lain (pengembangan usaha dan sebagainya).
Fungsi banguna pada pola yang terbentuk terhadap jalan KL Yos Sudarso memliki fungsi mixused, rumah, dan kawasan industry. Sebagian besar fungsi komersial dan industry pada bangunan terdapat pada bagian linier jalan. Sedangkan fungsi rumah tinggal pada bagian cluster di jalan gang.
Peran sungai yang vital bagi kehidupan masyarakat di lokasi penelitian berpengaruh terhadap orientasi bangunan. Setiap bangunan yang berada di tepian sungai akan meletakan entrance bangunan menghadap sungai. Orientasi bangunan terhadap sungai diperkuat dengan adanya jembatan (gertak) ke arah sungai tempat bersandar sampan mereka. Gertak juga difungsikan sebaai akses sirkulasi bangunan ke sungai atau antar sirkulasi antar rumah
Universitas Sumatra Utara
5.4 Tipologi Area Hunian di Bantaran Sungai Deli Kecamatan Medan