• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Sekolah Program Akselerasi

4) Bentuk Tes

Sebagai alat pengukur perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik, apabila ditinjau dari segi bentuk soalnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: tes hasil belajar bentuk uraian (tes uraian) dan tes hasil belajar bentuk objektif (tes objektif) (Anas Sudijono,1995:99).

a) Tes hasil belajar bentuk uraian

Tes uraian (essay test), yang juga sering dikenal dengan istilah tes subjektif (subjective test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan sebagai berikut:

(1)Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang.

(2)Bentuk- bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya.

(3)Jumlah butir soal umumnya terbatas, yang berkisar antara lima sampai dengan sepuluh butir.

(4)Pada umumnya butir- butir soal tes uraian diawali dengan kata- kata: “jelaskan...., terangkan..., uraikan...., mengapa..., bagaimana..., atau kata- kata yang serupa dengan itu (Anas Sudijono.1995:100).

b) Tes hasil belajar bentuk objektif (tes objektif)

Tes objektif (objective test) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), tes “ya-tidak (yes-no test) dan tes model baru (new type test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir- buir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu (atau lebih) di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing- masing item atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawabannya berupa kata- kata atau simbol- simbol tertentu

pada tempat atau ruang yang telah disediakan untuk masing- masing butir item yang bersangkutan.

Sebagai salah satu jenis tes hasil belajar, tes objektif menurut Anas Sudijono (1995:11) dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:

(1)Tes objektif bentuk benar- salah (True-False Test)

Adalah salah satu bentuk tes objektif dimana butir- butir soal yang diajukan dalam tes hasil belajar itu berupa pernyataan (statement), pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah. Jadi, tes objektif adalah kalimat atau pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawab: beanar atau salah, dan testee diminta menentukan pendapatnya mengenai pernyataan- pernyataan tersebut dengan cara seperti yang ditentukan dalam petunjuk cara mengerjakan soal.

(2)Test Objektif Bentuk Menjodohkan (Matching Test)

Tes ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes menyesuaikan, tes mencocokan dan tes mempertandingkan, merupakan salah satu jenis tes objektif dengan ciri- ciri:

(a) Tes terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban

(b) Tugas testee adalah mencari dan menempatkan jawaban- jawaban yang telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok dari pertanyaannya. (3)Tes Objektif Bentuk Fill In

Tes ini biasanya berbentuk cerita atau karangan. Kata- kata penting dalam cerita atau karangan itu beberapa di antaranya dikosongkan (tidak dinyatakan), sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian- bagian yang kosong itu

(4)Tes Objektif Bentuk Melengkapi Tes (Completion Test)

Yaitu salah satu jenis tes objektif yang memiliki ciri- ciri sebagai berikut:

(a)Tes tersebut terdiri atas susunan kalimat yang bagian- bagiannya sudah dihilangkan

(c)Titik- titik itu harus diisi atau dilengkapi atau disempurnakan oleh testee, dengan jawaban (yang oleh tester sudah dihilangkan)

(5)Tes Objektif Multiple Choice Item

Tes objektif jenis ini sering disebut dengan tes objektif bentuk pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan- pertanyaan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap- tiap butir soal.

Tes objektif bentuk multiple choice item terdiri atas dua bagian yaitu:

(a)Item atau soal, yang dapat berbentuk pertanyaan dan dapat pula berbentuk pernyataan

(b)Option atau alternatif, yaitu kemungkinan- kemungkinan jawab yang dapat dipilih oleh testee. Option atau alternatif terdiri atas dua bagian, yaitu: satu jawaban betul yang biasa disebut kunci jawaban dan beberapa pengecoh atau distraktor yang jumlahnya berkisar antara dua sampai lima buah.

Adapun untuk mengolah skor dalam tes bentuk pilihan ganda digunakan 2 macam rumus :

a. Tanpa denda S = R Keterangan :

S = skor yang diperoleh (Raw Score) R = jawaban yang betul

b. Dengan denda S = R−nW1 Keterangan :

S = skor yang diperoleh (Raw Score) R = jawaban yang betul

n = banyaknya pilihan jawaban 1 = bilangan tetap

(Suharsimi, 2010: 233)

Pada pengembangan instrumen tes ini, skor penilaian siswa adalah tanpa denda.

Kaidah penulisan soal pilihan ganda atau telaah butir tes ini menurut Djemari mardapi dilakukan terhadap aspek materi, konstruksi dan bahasa. Telaah pada aspek teknik penulisan butir tes bentuk pilihan (aspek materi) meliputi: 1) panjang pilihan jawaban harus sama, 2) tidak ada petunjuk mengarah ke jawaban yang benar, 3) pilihan jawaban yang homogen, 4) tidak menggunakan negatif ganda, 5) apabila jawaban dalam bentuk angka, pilihan jawaban diurutkan dari yang kecil ke yang besar atau sebaliknya. (2010:182)

Dari segi konstruksi, penulisan soal pilihan ganda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini : (1) Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas. (2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. (3) Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci jawaban. (4) Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. (5) Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (6) Gambar, grafik, tabel, diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. (7) Panjang pilihan jawaban harus relatif sama. (8) Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas benar/salah” dan sejenisnya. (9) Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologisnya. Dan (10) Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ditinjau dari segi bahasa, penulisan soal pilihan ganda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini : (1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. (2) Menggunakan bahasa yang komunikatif. (3) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat. (4) Pilihan jawaban tidak mengulang kata/ kelompok kata yang sama kecuali merupakan satu kesatuan pengertian (Elvin,2010:183).

Dokumen terkait