BAB IV PEMBAHASAN
4.1.1 Bentuk Tindak Tutur Ilokusi Asertif dalam Novel Salah Pilih
Tindak tutur asertif merupakan bentuk tutur yang mengikat pada kebenaran proposisi yang diungkapkan, misalnya menyarankan (sugeesting), menyatakan (staring), membual (boasting), mengeluh (complaining), dan mengklaim (claiming).
Dalam novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar, penulis menemukan empat fungsi komunikatif tindak tutur ilokusi asertif yang muncul dalam novel tersebut yaitu, menyarankan, menyatakan, mengeluh dan mengklaim.
Berikut bentuk-bentuk tindak tutur Asertif dalam novel Salah Pilih:
4.1.1.1 Bentuk-bentuk Tindak Tutur Asertif yang Menunjukkan Fungsi Komunikatif Menyarankandalam Novel Salah Pilih
1. Bentuk tuturan:
Mariati: “ Ah, dengar, Asnah! Bekerja di sawah atau di ladang tentu lebih senang hatimu, daripada duduk dalam bilik, di tempat aku terpenjara
gangguan pula kepadaku. Padahal di luar terlalu banyak yang mesti dikerjakan.” (7/SP)
Analisis tuturan: Tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul di dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat‘Bekerja di sawah atau di ladang tentu lebih senang hatimu, daripada duduk dalam bilik, di tempat aku terpenjara dalam tiga hari ini.’kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang tengah menyarankan sesuatu kepada Asnah, agar anaknya tersebut melakukan kegiatan yang jauh lebih menyenangkan daripada hanya berdiam diri di dalam kamar.
2. Bentuk Tuturan:
Mariati: “Beristirahat? Terima kasih banyak akan cara beristirahat semacam ini! Kadang-kadang aku berasa amat susah akan berbangkit pagi dinihari dari tempat tidurku. Akan tetapi dekat-dekat sedikit kepadaku, supaya hilang dukacitaku itu. Engkau dapat berbuat demikian , benar. Ah, kalau si Asri ada di sini! Boleh jadi ia akan lebih dapat meriangkan dan menyenangkan hatiku. Tetapi apa hendak dikata, ia tiada di rumah. Tahu engkau kehendakku, Asnah? Aku suka, jika ia keluar dari sekolah, pulang dan tinggal di sini. Niscaya ia dapat bercampur dengan daku beberapa tahun lagi, sampai kepada ajalku. Sebenarnya, Asnah, takkan baikkah kiranya, jika Asri tinggal dengan kita selama-lamanya?” (7/SP)
Analisis: tindak tutur asesrtif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Aku suka, jika ia keluar dari sekolah, pulang dan tinggal di sini. Niscaya ia dapat bercampur dengan daku beberapa tahun lagi, sampai kepada ajalku.’ Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang menyarankan agar anaknya, Asri, tinggal bersamanya sampai ia meninggal.
3. Bentuk tuturan:
Mariati: “ Tapi anakku masih kecil, belum berusia 16 tahun lagi. Jadi pekerjaan itu teramat berat bagimu. Ada kerja yang lebih baik bagimu daripada mengorbankan diri bagi orang lain itu. Engkau tidak sebatang kara di dunia ini, bukan?” (11/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat diemukan dalam kalimat ‘Ada kerja yang lebih baik bagimu daripada mengorbankan diri bagi orang lain itu.’Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang menyarankan tokoh Asnah agar anaknya tersebut memilih pekerjaan yang harusnya jauh lebih ringan mengingat usianya yang baru menginjak 16 tahun.
4. Bentuk tuturan:
Mariati: “Asnah! Sedianya tak usah engkau pergi ke rumah si upik Hitam itu,” 12/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Asnah! Sedianya tak usah engkau pergi ke rumah si upik Hitam itu,’Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang tengah memberi saran kepada Asnah agar anakanya itutidak usah pergi ke rumah si upik hitam.
5. Bentuk tuturan:
Mariati: “Mungkin, karena banyak ragu! Akan tetapi tak usah kita perundingkan perkara yang sulit, berbelit-belit, dan berlingkar-lingkar itu. Makin direntang panjang, makin kusut dan mengacaukan pikiran. Sekarang aku hendak bertanya kepadamu: bagaimana pikiranmu tentang Saniah itu?” (95/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ’Akan tetapi tak usah kita perundingkan perkara yang sulit, berbelit-belit, dan berlingkar-lingkar itu. Makin direntang panjang, makin kusut dan mengacaukan pikiran.’ Kalimat tersebut meunjukkan adanya saran dari tokoh Mariati agar berhenti membicarakan masalah yang justru semakin membuat pikiran mereka semakin kacau.
6. Bentuk tuturan:
Saniah: “lebih baik Asnah dikawinkan dengan seorang laki-laki yang suka membawa dia merantau ke negeri lain.” (151/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Lebih baik Asnah dikawinkan dengan seorang laki-laki yang suka membawa dia merantau ke negeri lain,’kalimat tersebut menunjukkan tokoh Saniah yang tengah memberi saran kepada Asri agar sang suami mau menikahkan adiknya dengan seorang laki-laki yang akan membawa Asnah ke luar dari sang suami.
7. Bentuk tuturan:
Asnah: ”Ke Pariaman lebih baik, lebih memenuhi hasrat hati kita, Kanda,” (256/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyarankan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Ke Pariaman leih baik, lebih memenuhi hasrat hati kita, Kanda,’ kalimat tersebut menunjukkan adanya saran dari tokoh Asnah
Asnah yakin jika tempat itu mampu membuat suasana hati mereka membaik.
4.1.1.2 Bentuk-bentuk Tindak Tutur Asertif yang Menunjukkan Fungsi Komunikatif Menyatakan dalam Novel Salah Pilih
8. Bentuk tuturan:
Mariati: ”Pisang, pisang atau gula! Rupanya si Liah hendak meracun aku. “ (19/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat „Pisang, pisang atau gula!Rupanya si Liah hendak meracun aku.‟ Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang menyatakan jika obat yang di bawakan oleh toko Liah sangatlah pahit dan dia butuh makanan-makanan manis sebagai penawarnya.
9. Bentuk tuturan:
Mariati: “Aku sudah tua, Asri, aku berharap hendak hidup beserta engkau, dalam lingkunganmu beberapa tahun lagi. Jika engkau berangkat jua dari sini dan kalau sementara itu aku meninggal dunia, siapa yang akan meneyelenggarakan rumah dan harta benda kita nanti? Tambah pula engkau sudah besar!” (37/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Aku sudah tua, Asri, aku berharap hendak hidup beserta engkau, dalam lingkunganmu beberapa tahun lagi.’Kalimat itu menujukkan tokoh Mariati yang menyatakan jika ia ingin Asri tinggal bersamanya.
10. Bentuk tuturan:
Mariati: “Di daerah ini ada empat-lima anak gadis yang belum bertunangan. Ibu bapaknya sudah datang kepadaku meminta engkau akan jadi menantunya. Akan tetapi belum seorang jua yang kuterima, sebab aku insaf....sekarang boleh kau pilih sendiri, salah seorang! Lebih baik begitu.” (39/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan yang muncul dalam tuturan tersebut dapat ditemukan dalam kalimat ‘Di daerah ini ada empat-lima anak gadis yang belum bertunangan.’Dan ‘....sekarang boleh kau pilih sendiri, salah seorang! Lebih baik begitu.’ Kedua kalimat tersebut menunjukkan tokoh Mariati yang tengah menyatakan kepada tokoh Asri jika ada beberapa anak gadis di daerahnya yang belum bertunangan dan ia ingin anaknya tersebut memilih satu di antara gadis-gadis tersebut.
11. Bentuk tuturan:
Asri : “Bagaimana pikiranmu tentang diri dan fill Saniah di rumah berukir itu?”
Asnah : “Saya tidak kenal dia. Kami jarang sekali bertemu dan bercampur. Konon kabarnya ia elok sekali, tetapi kanda sendiri tahu hal itu, bukan?” (55/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan dapat ditemukan dalam tuturan kedua, yaitu dalam kalimat ‘Saya tidak kenal akan dia. Kami jarang sekali bertemu dan bercampur’ Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Asnah yang menyatakan jika ia tidak bisa menjawab pertanyaan Asri mengenai sosok Saniah yang tengah sang kakak bicarakan.
12. Bentuk tuturan:
Asri : “Ya, Adinda, mengapa adinda berdiam diri saja? Duduklah dekat dengan adik kanda itu.”
Saniah : “Itu bukan adik Kanda.” (108/SP)
Analisis tuturan: Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan dapat ditemukan dalam tuturan kedua, yaitu dalam kalimat ‘Itu bukan adik Kanda.’Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Saniah yang menyatakan jika dia menolak untuk menganggap sosok yang berada dekat dengan Asri tersebut adalah adik dari calon suaminya. 13. Bentuk tuturan:
Saniah : “Biar aku sendiri menanggung jawab terhadap kepada bunda. Itu kamar bujang-kosong di belakang, tidurlah Mak Sidi di situ.” Sidi Sutan : “Akan tetapi, Cik Muda, saya tidak sempat makan di Negeri tadi. ,maksud saya...” (201/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan dapat ditemukan dalam kalimat ‘Akan tetapi, Cik Muda, saya tidak sempat makan di Negeri tadi. ,maksud saya...’ kalimat tersebut menunjukkan tokoh Sidi Sutan yang menyatakan kepada Saniah jika ia lapar dan ingin makan terlebih dahulu sebelum tidur seperti yang diperintahkan tokoh Saniah kepadanya.
14. Bentuk tuturan:
Mariati :“Sungguh, engkau akan panjang umur , Asri! Baru tadi pagi engkau kusebut-sebut. Tanyakan kepada adikmu! Dan sekarang engkau sudah hadir di sini. Sudah lama engkau datang, Asri.” (245/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif menyatakan dapat ditemukan dalam kalimat‘Baru tadi pagi engkau
tokoh Mariati yang menyatakan jika sebelum Asri datang, ia tengah membicarakan sosok tersebut bersama Asnah.
4.1.1.3 Bentuk-bentuk Tindak Tutur Asertif yang Menunjukkan Fungsi Komunikatif Mengeluh dalam Novel Salah Pilih
15. Bentuk tuturan:
Asri :“Sebagian hatimu sudah berubah terhadap kepadaku. Dahulu kalau aku baru sampai ke rumah, bukan buatan riang hatimu. Kamu peluk dan kamu cium aku, tapi sekarang, wahai, kamu berdukacita! Pikiranmu terbang jauh ke sawah itu atau....” (28/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengeluh dapat ditemukan dalam kalimat „Dahulu kalau aku baru sampai ke rumah, bukan buatan riang hatimu. Kamu peluk dan kamu cium aku, tapi sekarang, wahai, kamu berdukacita!’ Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Asri yang tengah mengeluh akan perubahan sikap Asnah kepada dirinya.
16. Bentuk tuturan:
Asri : “Benar, Asnah, hatiku sangat sedih akan bercerai dengan pelajaranku. Tapi ibu tidak tahu....,” (54/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengeluh dapat ditemukan dalam kalimat ‘Benar, Asnah, hatiku sangat sedih akan bercerai dengan pelajaranku’Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Asri yang tengah mengeluh kepada Asnah mengenai kesedihannya karena harus berpisah dengan bangku sekolah dan Asri berharap dari keluhan itu, Asnah bisa menghibur hatinya.
17. Bentuk tuturan:
Asri :“Apa salahnya? Aku tuan dan dia nyonyaku! Tapi tak usah sampai begitu benar. Hanya alangkah janggalnya: aku berjalan dahulu, ia kemudian....Aku nantikan, dia berhenti. Kalau aku sudah berjalan pula, barulah ia bergerak. Jarak kami semakin jauh jua. Perasaanku bertambah tidak senang. Tiba-tiba Saniah menjerit, aku berpaling ke belakang dan kelihatan seekor anjing mengejar dia. Cepat seperti kilat kupeluklah pinggangnya, dan kuenyahkan anjing itu.” (126/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengeluh dapat ditemukan dalam kalimat ‘Apa salahnya? Aku tuan dan dia nyonyaku! Tapi tak usah sampai begitu benar.’ Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Asri yang tengah mengeluh akan sikap Saniah yang ia anggap cukup keterlaluan kepadanya.
18. Bentuk tuturan:
Saniah : “Ia berang kepada saya. „Takkan saya izinkan Asnah keluar dari sini,‟ katanya. „Jangankan kau angan-angankan perkara itu.‟ dan mentua saya pun campur pula.... saya tidak mengerti sekali-kali, apakah yang diperoleh mereka itu draipadanya. Dan orang setangga pun amat saya akan dia, lebih-lebih si...ibu Liah, ya, ia pun tak ubah sebagai duri dalam daging jua kepada saya. Orang bertandang, jamu-jamu, hanya suka bercakap dengan dia dan Asnah saja. Dengan dia mereka itu duduk makan sirih dan berhandai-handai, seolah-olah dialah yang jadi kepala dalam rumah itu. Istimewa pula jamu laki-laki dan kawan-kawan Kanda Asri sendiri, sekaliannya sangat ramah dan hormat kepadanya. Yang sangat menyakitkan hati saya, Kaharuddin serta kawannya pun, Hasan Basri, demikian jua. Kalau sempat, hendaklah Bunda ingat kepadanya, bahawa saya tidak suka akan perangai serupa itu. jika saya hendak mengatur barang sesuatu pekerjaan, Kanda Asri berkata,‟Jangan, nanti kotor pakaianmu....Asnah dapat mengerjakan, ia tahu sekaliannya. Hati siapa tak kan panas, Bunda? Pendeknya, saya tak tahan lagi dibuat sedemikaian.”(147/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengeluh dapat ditemukan dalam kalimat‘Hati siapa tak kan panas, Bunda? Pendeknya, saya tak tahan lagi dibuat sedemikaian.’Kalimat tersebut menunjukkan tokoh Saniah yang sakit hati dan tengah mengeluh pada
ibunya akan sikap orang-orang yang ia anggap selalu bersikap baik kepada Asnah namun tidak dengan dirinya.
19. Bentuk tuturan:
Saniah : “Sungguh saya di mata orang sebagai benalu di atas rumah mentua saya itu, Bunda. Malah diejekkan dan dihinakan. Lain agaknya kalau saya tetap di sini, atau kami berumah sendiri seperti Rusiah dan Tuan Tuan Sutan Sinaro di Bukittinggi. Bebas dari gangguan orang lain.” (147/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengeluh dapat ditemukan dalam kalimat ‘Sungguh saya di mata orang sebagai benalu di atas rumah mentua saya itu, Bunda.’ Kalimat tersebut menunjukkan keluhan tokoh Saniah akan ketidaknyamanannya tinggal di rumah sang mertua karena ia merasa, orang-orang yang berada di rumah terebut selalu bersikap buruk padanya.
4.1.1.4 Bentuk-bentuk Tindak Tutur Asertif yang Menunjukkan Fungsi Komunikatif Mengklaim dalam Novel Salah Pilih
20. Bentuk tuturan:
Asri : “Dan apa maksud kedatangan Engku ini?”
Hasan Basri : “Saya hendak menerangkan kepada Engkau, bahwa peri keadaan saya sangat berubah oleh kematian saudara saya itu. Dengan tidak di sangka-sangka, saya sudah beroleh pusaka yang amat banyak, toko di kutaraja itu sudah jadi hak milik saya sendiri.” (150/SP)
Analisis tuturan: tindak tutur asertif dengan fungsi komunikatif mengklaim dapat ditemukan dalam tuturan kedua, yaitu dalam kalimat ‘Dengan tidak di sangka-sangka, saya sudah beroleh pusaka yang amat banyak, toko di kutaraja itu sudah jadi hak milik saya sendiri.’ Kalimat tersebut
menunjukkan tokoh Hasan Basri yang mengkalim jika dirinya adalah pemilik toko yang berada di daerah Kutaraja tersebut.