• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5. BEP (break even point ) Rp/ekor

Dalam penelitian ini dihitung 2 macam BEP, yaitu : BEP Harga Produksi dan BEP Volume Produksi.

a. BEP Harga Produksi diperoleh dari total biaya produksi dibagi berat ternak setelah digemukkan (bobot akhir).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Harga Produksi pada Tabel 16. Tabel 16. BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan

1 2 3 4 5 P0 22487.81 22982.98 24310.92 29041.14 23051.02 24374.77 P1 22682.36 26487.40 24284.96 29049.76 26110.05 25722.91 P2 22774.71 23789.13 26583.97 22719.17 25509.44 24275.28 P3 26264.46 25586.85 24486.80 28237.82 24271.84 25769.55 Rataan 23552.34 24711.59 24916.66 27261.97 24735.59 25035.63

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP Harga Produksi yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar Rp.25.769,55,- kemudian P1 sebesar

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Rp. 25.722,91,- diikuti perlakuan P0 sebesar Rp.24.374,77,- dan rataan terendah pada perlakuan P2 sebesar Rp. 24.275,28,-.

b. BEP Volume Produksi diperoleh dari total biaya dibagi harga penjualan (per Kilogram).

Dari hasil penelitian diperoleh nilai BEP Volume Produksi pada Tabel 17. Tabel 17. BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Kg/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan

1 2 3 4 5 P0 19.40 19.30 16.67 17.90 19.53 18.56 P1 19.57 19.38 18.71 15.66 17.10 18.08 P2 21.93 19.24 21.50 16.80 20.63 20.02 P3 19.22 22.67 20.56 17.62 21.13 20.24 Rataan 20.03 20.15 19.36 17.00 19.60 19.23

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa rataan BEP Volume Produksi yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3 sebesar 20,24 kemudian P2 sebesar 20,02 diikuti P0 sebesar 18,56 dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 18,08.

6. IOFC (income over feed cost)

IOFC adalah selisih antara pendapatan atau harga jual dengan total biaya pakan.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai IOFC pada Tabel 18.

Tabel 18. IOFC Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan

1 2 3 4 5 P0 102474.87 90780.15 61145.88 -20774.71 87507.95 64226.83 P1 98413.53 13476.55 60559.59 -8516.62 29237.86 38634.18 P2 98709.34 72058.68 6252.48 94022.39 29410.54 60090.69 P3 17088.92 22128.54 51285.80 48422.02 56509.51 39086.96 Rataan 79171.67 49610.98 44810.94 28288.27 50666.47 50509.66

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dari Tabel 18 dapat dilihat rataan IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan P0 sebesar Rp 64.226,83,- kemudian P2 sebesar Rp. 60.090,69,- diikuti perlakuan

P3 sebesar Rp 39.086,96,- dan rataan terendah pada perlakuan P1 sebesar Rp 38.634,18,-.

7. ROI (return on investment)

ROI bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal yang ditanamkan dengan membandingkan nilai keuntungan usaha dengan modal usaha yang dikeluarkan

Dari hasil penelitian diperoleh nilai ROI pada Tabel 19.

Tabel 19. ROI Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (%)

Perlakuan Ulangan Rataan

1 2 3 4 5 P0 18 15 9 -8 15 10 P1 17 0 9 -8 2 4 P2 16 11 0 17 4 10 P3 1 3 8 7 9 6 Rataan 13 7.25 6.5 2 7.5 7.25

Dari table 19 dapat dilihat rataan ROI tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 0,10 kemudian diikuti P3 sebesar 0,06 dan terendah pada perlakuan P1 sebesar 0,04.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pembahasan Total Biaya Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap total biaya produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 11484001803.12 3828000601.04 1.85tn 3.24 5.29

Galat 16 33171250571.06 2073203161.69

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 9.1 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 20 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap total biaya produksi.

Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa total biaya produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan besar, dimana rataan total biaya produksi tertinggi terdapat pada P3 sebesar Rp. 525.466,18,- dan yang terendah pada P1 sebesar Rp. 469.522,44,-. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian bibit dan pakan, sementara biaya obat-obatan, sewa kandang, peralatan dan tenaga kerja adalah sama. Hal ini seperti dinyatakan oleh Siregar (2007) yang menyatakan bahwa biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya- biaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Total Hasil Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap total hasil produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 17231262137.15 5743754046.72 1.23tn 3.24 5.29

Galat 16 74339819127.02 4646238695.44

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 12.7 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 21 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap total hasil produksi.

Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa rataan total hasil produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian menunjukkan perbedaan yang besar, dimana rataan total hasil pendapatan tertinggi terdapat pada P2 sebesar Rp. 567.476,52,- dan yang terendah pada P1 sesbesar Rp. 490.621,93,. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pertambahan bobot badan domba, sehingga nilai pendapatan dari penjualan domba berbeda pada setiap perlakuan. Ini sesuai dengan pernyataan Budiono (1990) bahwa penerimaan adalah hasil penjualan output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produksi tersebut. Demikian juga pendapat Kadarsan (1995) bahwa penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan serta hasil olahannya.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Analisis Laba-Rugi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap laba-rugi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Daftar Sidik Ragam Rugi Laba Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 2737741851.14 912580617.14 0.57tn 3.24 5.29

Galat 16 25713666055.25 1607104128.45

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 109.4 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 22 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap laba-rugi.

Pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa rataan laba-rugi menunjukkan perbedaan yang sangat besar, dimana rataan tertinggi terdapat pada perlakuan P2 sebesar Rp. 567.476,52,- dan rataan terkecil terdapat pada perlakuan P1 sebesar Rp. 490.621,93,-. Hal ini di karenakan adanya perbedaan hasil penjualan ternak domba yang diterima, dengan besarnya biaya yang telah dikeluarkan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa laporan laba-rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

B/C Ratio

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap B/C ratio pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3.24 5.29

Galat 16 0.10652 0.0066575

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 9.1 %

Hasil analisa keragaman pada Tabel 23 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap B/C ratio.

Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa rataan B/C ratio tidak menunjukkan perbedaan nyata. Dimana rataan B/C ratio terbesar terdapat pada P0 dan P2 sebesar 1.10, dan terendah terdapat pada P3 sebesar 1.06 dan P1 sebesar 1.04. Hasil ini lebih rendah dari hasil penelitian Indra (2008) dengan hasil terbesar pada P3 sebesar 1.12 dan P0 sebesar 1.03 dan terendah pada P2 sebesar 0.99 dan P1 sebesar 0.93. Namun nilai rataan yang didapat lebih besar yaitu sebesar 1.07 sedang Indra (2008) sebesar 1.02. Dari hasil rataan B/C ratio yang didapat maka dapat dianggap memiliki kelayakan usaha karena nilainya lebih besar dari 1. Seperti yang dinyatakan oleh Soekartawi (1995) bahwa suatu usaha dikatakan memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Harga Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap BEP harga produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Daftar Sidik Ragam BEP Harga Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 10129247.15 3376415.72 0.73tn 3.24 5.29

Galat 16 74165980.77 4635373.80

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 8.6 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 24 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap BEP harga produksi.

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa rataan BEP harga produksi akan tercapai bila harga bobot hidup P0 sebesar Rp. 24.374,77,- P1 sebesar Rp. 25.722,91,- P2 sebesar Rp. 24.275,28,- dan P3 sebesar Rp. 25.769,55,-. Agar biaya yang telah dikeluarkan dapat kembali. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigit, (1979) bahwa BEP (break event point) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas, sedang menurut pendapat Cahyono (2002) BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Volume Produksi

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap BEP volume produksi pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 25. Tabel 25. Daftar Sidik Ragam BEP Volume Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT Fhitung F0.05 F0.01

Perlakuan 3 17.03 5.68 1.84tn 3.24 5.29

Galat 16 49.22 3.08

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata

kk = 9.4 %

Hasil analisa keragaman pada Tabel 25 menunjukkan bahwa Fhitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap BEP volume produksi.

Break even poin volume produksi memberikan gambaran tentang total produksi yang harus dicapai dalam usaha dengan harga jual domba yang telah ditentukan agar biaya yang dikeluarkan dapat kembali.

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa titik modal akan tercapai jika berat domba yang dihasilkan pada P0 sebesar 18.56 Kg P1 sebesar 18.08 Kg P2 sebesar 20.02 Kg dan P3 sebesar 20 Kg. Hasil ini didukung oleh pernyataan Cahyono (2002) bahwa dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian, karena BEP Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Income Over Feed Cost

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap IOFC pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 26.

Tabel 26. Daftar sidik ragam income over feed cost (IOFC) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01

Perlakua

n 3 2757309279.31 919103093.10 0.59tn 3,24 5.29

Galat 16 24880265079.25 1555016567.45

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 78.1 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 26 menunjukkan bahwa F hitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap income over feed cost.

Rataan hasil IOFC ini lebih baik yaitu sebesar Rp. 50.509,66,- dari Indra (2008) sebesar Rp. 49.602,50,- dan Hadi (2006) sebesar 45.308,78,-. Hal ini dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan yang tidak diimbangi dengan pertambahan bobot badan yang baik. Hal ini sesuai pernyataan Prawirokusumo (1990) bahwa IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi peternakan dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ternak tersebut.

ROI (return on investment)

Untuk melihat pengaruh pemberian dari keempat perlakuan tersebut terhadap ROI pemeliharaan domba lokal jantan lepas sapih selama penelitian dilakukan analisis keragaman seperti terlihat pada Tabel 27.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Tabel 27. Daftar sidik ragam return on investment (ROI) Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan.

SK DB JK KT F hitung F0.05 F0.01

Perlakua

n 3 0.012655 0.004218333 0.63tn 3,24 5.29

Galat 16 0.10652 0.0066575

Total 19

Keterangan : tn = tidak nyata kk = 100 %

Hasil analisis keragaman pada Tabel 27 menunjukkan bahwa F hitung lebih

kecil dari Ftabel 0.05. Hal ini berarti pemberian pakan ampas teh memberikan

pengaruh tidak nyata terhadap ROI.

Pada Tabel 19 dapat dilihat bahwa rataan ROI menunjukkan perbedaan, dimana rataan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dan P2 sebesar 0.10 dan terendah terdapat pada perlakuan P1 sebesar 0.04. Hal ini dikarenakan besarnya laba yang didapat dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan tidak efisien dengan besarnya nilai yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rahardi, et al., (1993) bahwa ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien penggunaan modal dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus : ROI =

Modal Usaha Laba Usaha

Demikian juga pernyataan Kasmir dan Jakfar (2003) bahwa ratio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya ratio ini diukur dengan persentase. Ratio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) ratio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dokumen terkait