• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN

LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI

O L E H

SIMON P. M 0 3 0 3 0 6 0 2 4

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TEH (Camellia sinensis) DALAM PAKAN TERHADAP ANALISIS USAHA DOMBA LOKAL JANTAN

LEPAS SAPIH SELAMA 3 BULAN PENGGEMUKKAN

SKRIPSI O

L E H

SIMON P. M 030306024

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Medan

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan

Nama : Simon P. M

NIM : 030306024

Departemen : Peternakan Program Studi : Produksi Ternak

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS) (Ir. Tri Hesti Wahyuni, MSc

Ketua Anggota

)

Mengetahui :

(Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP Ketua Departemen Peternakan

)

(4)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ABSTRACT

Simon P. M., 2008 “The Utilization of Tea Dregs (Camellia sinensis) in Feed Towards the Effort Analysis of Weaning Lokal Male Sheep for 3 Month’s Fattening” under adviced of Mr. Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S as supervisor and Mrs. Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc as co supervisor.

This research conducted at Laboratory of Livestock Biology Department of Animal Science Agricultural Faculty University of North Sumatera, during 3 Month’s it start on September 2007 until November 2007.

The aim of this research was to analysis the effort from the utilization of tea dregs (Camellia sinensis) in to feed weaning lokal male sheep fattening that seem from the sum production cost, the sum of production income, profit and loss, benefit cost ratio, break even point of production price and break even point of production volume, income over feed cost and return on investment.

The experiment design use 20 weaning local male sheepwith average weigh body beginning 13,1 ± 1,23 kg and was using completely randomized design (CRD) by four treatments and five replications, where the replication of four sheep. The treatment such as P0 (withoud tea dregs), P1 (using tea dregs for 10 percent), P2 (using tea dregs for 20 percent) and P3 (using tea dregs for 30 percent).

The result of this research showed that given of ration tea dregs (Camellia

sinensis) giving not significantly (P>0,05) to the sum production cost, the sum of

(5)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ABSTRAK

Simon P. M., 2008 ”Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia sinensis) dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan”, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir. Hasnudi, M.S selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, selama 3 bulan dimulai dari bulan September 2007 sampai November 2007.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji nilai usaha dari pemberian pakan ampas teh (Camellia sinensis) domba lokal jantan lepas sapih selama penggemukkan yang dapat dilihat dari total biaya produksi, total hasil produksi, laba-rugi, B/C ratio, BEP harga produksi dan BEP volume produksi, IOFC dan ROI.

Metode penelitian ini menggunakan 20 ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan awal 13,1 ± 1,23 Kg dan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 5 ekor domba. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (pakan tanpa ampas teh), P1 (pakan dengan 10% ampas teh), P2 (pakan dengan 20% ampas teh) dan P3 (pakan dengan 30% ampas teh).

(6)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

RIWAYAT HIDUP

Simon P. M, lahir pada tanggal 28 Mei 1984 di Langsa, Kecamatan

Langsa Barat Kotamadya Langsa, Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam. Anak pertama dari dua bersaudara dari Ayah B. Manullang dan Ibu R. Br. Hutabarat.

Pengalaman Hidup yang ditempuh penulis hingga saat ini. Riwayat Pendidikan :

 Tahun 1990 Memasukki SD Negeri No. 2 Kebun Baru Tamat Tahun 1996  Tahun 1996 Memasukki SMP Negeri 3 Langsa Tamat Tahun 1999

 Tahun 1999 Memasukki SMK (STM) Negeri 2 Langsa Tamat Tahun 2002  Tahun 2003 Memasukki Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara

melalui jalur SPMB Pilihan 1 Pengalaman selama Kuliah :

 Tahun 2003 menjadi anggota HMJ Peternakan (IMAPET)  Tahun 2003 menjadi anggota UKM KMK UP FP USU

 Menjadi Wakil Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2003  Menjadi Ketua Panitia Natal Keluarga Besar Peternakan Tahun 2004

 Menjadi Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB) Tahun 2004 di

Bidang PTT (Peralatan Tempat dan Transportasi) UKM KMK USU

 Menjadi Ketua Team Ulang Tahun dan Paskah UKM KMK UP FP USU

Tahun 2005

 Menjadi Pengurus HMJ Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode

(7)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

 Menjadi Pengurus HMD Peternakan (IMAPET) FP USU Tahun Periode

2006-2008 di Koordinator Bidang Pendidikan Minat dan Bakat (PMB)

 Menjadi Sekretaris Panitia Penyambutan Mahasiswa Baru (PPMB)

Departemen Peternakan FP USU Tahun 2006

 Tahun 2006-2009 menjadi Assisten Laboratorium Dasar Ternak Unggas

 Tahun 2006-2008 menjadi Assisten Laboratorium Ilmu Produksi Ternak

Unggas

 Tahun 2007-2008 menjadi Assisten Laboratorium Manajemen Ternak Unggas  Menjadi Panitia Kunjungan Kasih (Sie Konsumsi) UKM KMK USU UP FP

Tahun 2007 di Desa Saor Matio Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

 Pada tanggal 6 Juni - 31 Juli Tahun 2007 mengikuti Praktik Kerja Lapangan

(PKL) di Sei Putih Farm di Kampung Titi XVI, Desa Sei Putih, Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

 Pada Bulan September 2007 – November 2007 melaksanakan Penelitian di

(8)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih setia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia

sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas

Sapih Selama 3 Bulan Penggemukan”, yang merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Hasnudi, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Tri Hesti Wahyuni MSc, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga dan dorongan maupun memberikan informasi yang berharga bagi penulis. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP selaku Ketua Departemen Peternakan dan sivitas akademika Departemen Peternakan dan Fakultas Pertanian.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dengan harapan skripsi ini berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan pelaku bidang usaha peternakan.

Medan, April 2008

(9)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR ISI

Karakteristik Ternak Domba ... 4

Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman ... 8

Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba ... 13

Pakan Berbasis Limbah Pertanian ... 15

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit ... 15

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu ... 18

Bahan Pakan Pelengkap... 19

Pakan Ruminansia ... 21

Analisis Ternak Domba ... 23

Biaya dan Penerimaan ... 25

Analisis Laba-Rugi ... 27

B/C Ratio (benefit cost ratio) ... 28

AnalisisBEP (break even point) ... 29

IOFC (income over feed cost) ... 30

ROI (return on investment) ... 31

(10)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Bahan dan Alat Penelitian ... 33

Bahan ... 33

Pemberian Pakan dan Minum ... 38

Pemberian Obat-Obatan ... 38

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil .. ... 39

Total Biaya Produksi ... 40

Total Hasil Produksi ... 43

Analisis Laba-Rugi ... 44

B/C Ratio (benefit cost ratio) ... 44

Analisis Laba-Rugi ... 50

(11)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR TABEL

Hal

1. Kandungan Nilai Gizi Ampas Teh ... 9

2. Kandungan Nilai Gizi Dedak Padi ... 13

3. Kandungan Nilai Gizi Lumpur Sawit ... 14

4. Kandungan Nilai Gizi Pelepah dan Daun Kelapa Sawit ... 14

5. Kandungan Nilai Gizi Bungkil Inti Sawit ... 15

6. Kandungan Nilai Gizi Molasses ... 17

7. Kandungan Beberapa Mineral dalam Ultra Mineral ... 18

8. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (g) ... 20

9. Kebutuhan Harian Zat-zat Makanan Untuk Ternak Domba (%) ... 20

10. Total Biaya Produksi (Rp./ekor) ... 33

11. Total Hasil Produksi (Rp./ekor) ... 34

12. Laba-Rugi (Rp./ekor) ... 34

13. B/C Ratio (Rp./ekor) ... 35

14. BEP Harga Produksi (Rp./ekor) ... 36

15. BEP Volume Produksi (Kg/ekor) ... 36

16. IOFC (income over feed cost) ... 37

17. ROI (return on investment) ... 37

18. Daftar Sidik Ragam Total Biaya Produksi ... 39

19. Daftar Sidik Ragam Total Hasil Produks i ... 40

20. Daftar Sidik Ragam Laba-Rugi ... 41

21. Daftar Sidik Ragam B/C Ratio ... 42

(12)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

(13)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

DAFTAR GAMBAR

(14)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan pangan yang berasal dari produk hewani (daging) dirasakan terus meningkat, hal ini diakibatkan oleh populasi penduduk yang terus bertambah, tingkat pengetahuan dan keadaan masyarakat yang terus berkembang terhadap pentingnya konsumsi protein hewani. Domba memberikan peran yang besar dalam memproduksi bahan makanan protein hewani yang dibutuhkan untuk peningkatan mutu sumber daya manusia.

Di Indonesia ternak domba belum begitu mendapat perhatian. Hal ini dibuktikan bahwa 90% dari usaha peternakan di Indonesia merupakan peternakan rakyat dengan ciri-ciri : skala usahanya masih relatif kecil motif usaha produksi rumah tangga, dilakukan sebagai usaha sampingan, menggunakan teknologi sederhana sehingga produktifitasnya rendah dan mutu produksinya bervariasi. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki kualitas pakan, namun pakan komersial yang berkualitas harganya relatif mahal, dimana penggunaan pakan komersial tidak selalu menjamin penambahan pendapatan dalam usaha pembesaran atau penggemukkan domba.

(15)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Industri pengolahan tanaman pangan maupun perkebunan memberikan hasil sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, karena ketersediaannya cukup banyak dan berkesinambungan. Ampas teh adalah salah satu limbah pengolahan tanaman perkebunan yang berasal dari industri minuman teh. Ampas teh dapat dijadikan sebagai sumber protein alternatif bagi ternak domba karena kandungan protein kasar pada ampas teh cukup tinggi yaitu 27% (Istirahayu, 1993).

Analisis pendapatan usaha merupakan salah satu kegiatan penting perusahaan peternakan dan merupakan pekerjaan rutin perusahaan yang dilakukan oleh sekretaris perusahaan dalam sekali periode penggemukkan. Keadaan perusahaan seperti besarnya biaya yang dikeluarkan, pendapatan bersih, serta ukuran efisien dan efektifnya usaha dapat digambarkan melalui analisis ekonomi. Selain itu sebagai landasan dalam menentukan kebijakan usaha kedepannya. Untuk itu penulis ingin melakukan analisis melalui penelitian terhadap usaha penggemukan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan dengan menggunakan pakan berbasis limbah industri minuman berupa ampas teh.

Tujuan Penelitian

Untuk menguji nilai usaha dari pemberian ampas teh (Camellia sinensis) dalam pakan domba lokal jantan lepas sapih selama 3 bulan penggemukkan.

Hipotesis penelitian

(16)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Kegunaan Penelitian

1. Bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan ujian sarjana di Departemen Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

(17)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Ternak Domba

Ternak Domba Lokal

Domba dan kambing merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan pemamah biak dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anak-anaknya. Disamping sebagai penghasil daging yang baik, domba dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat di manfaatkan untuk berbagai macam keperluan industri kulit dan khusus untuk domba menghasilkan bulu (wool) yang sangat baik untuk keperluan bahan sandang (tekstil)

(Cahyono, 1998).

Semua jenis domba memiliki beberapa karakteristik yang sama, adapun numenklatur domba tersebut yaitu :

Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mamalia Ordo : Artiodactyla Family : Caprae Sub-family : Caprinae Genus : Ovis aries

Spesies : Ovis mouffon (domba Mouffon), Ovis orientalis, Ovis vignei (domba Urial) dan Ovis canadensis (domba Bighorn)

(18)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Domba lokal, domba negeri, domba kampung atau domba kacang, tubuhnya kecil dan warnanya bermacam-macam. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu warna pada seekor hewan. Domba jantan bertanduk kecil, sedang domba betina tidak bertanduk. Berat domba jantan berkisar 15-20 Kg. Hasil daging hanya sedikit. Ia tahan hidup didaerah yang kurang baik. Pertumbuhan domba ini sangat lambat (Sumoprastowo, 1993).

Menurut Tomaszewska et al. (1993) ternak domba mempunyai beberapa keuntungan dilihat dari segi pemeliharaannya, yaitu :

- Cepat berkembang biak, dapat beranak lebih dari satu ekor dan dapat beranak dua kali dalam setahun

- Berjalan dengan jarak lebih dekat saat digembalakan sehingga mudah dalam pemeliharaan

- Pemakan rumput, kurang memilih pakan yang diberikan sehingga mudah dalam pemberian pakan

- Sumber pupuk kandang dan tabungan keuangan bagi peternak Potensi Ternak Domba

Permintaan akan domba hidup dan daging domba di Sumatera Utara diduga akan meningkat sejalan dengan hasil pembangunan yang disertai peningkatan pendidikan, pendapatan dan sadar gizi masyarakat. Peningkatan permintaan ternak domba juga terkait dengan keperluan acara agama dan adat istiadat yang semakin meningkat (Elieser et al., 1993).

(19)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

yang memenuhi persyaratan. Terutama berat badan dan kondisi tubuh ternak. Salah satu alternatif adalah melakukan penggemukkan domba beberapa bulan sebelum waktu tersebut. Untuk penggemukkan yang optimal dibutuhkan pakan dengan nilai nutrisi yang sesuai baik secara biologis, maupun ekonomis

(Boer dan Ginting, 1992).

Tabel. 1. Perkembangan populasi Ternak domba per Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

Sumber : Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Utara (2006).

Pertumbuhan Ternak Domba

(20)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

faktor bangsa dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada sistem manajemen yang dipakai, tingkat nutrisi yang tersedia, kesehatan dan iklim. Laju pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh umur, lingkungan dan genetik dimana berat tubuh awal fase penggemukkan berhubungan dengan berat dewasa (Tomaszewska et al., 1993).

Ternak yang mempunyai potensi genetik pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai respon yang baik terhadap makanan yang diberikan dan memiliki efisiensi produksi yang tinggi dan adanya keragaman yang besar dalam konsumsi bahan kering (Devendra, 1997).

Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S). Tahap cepat pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai

(Anggorodi, 1990). Bobot Badan (Kg)

Umur jual

25 Dewasa

Umur Pubertas 15

Penyapihan Kelahiran

0-2 Pertumbuhan

0-3 3-6 8-12 Umur (Bulan)

(21)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pakan Berbasis Limbah Pabrik Minuman

Kandungan Tanaman Teh

Ampas teh merupakan limbah dari industri atau pabrik minuman ringan yang tersedia cukup banyak yaitu mencapai 470 ton/tahun (P. T. Sosro Bekasi) dan belum dimanfaatkan secara optimal. Jumlah perusahaan minuman ringan di Indonesia, termasuk didalamnya industri yang menjadikan teh sebagai bahan bakunya, mengalami peningkatan yang pesat dari tahun 1995-2000, yaitu hampir 5 x lipat dalam jangaka waktu 5 tahun (LPEM Fakultas Ekonomi UI, 2004). Produksi teh di Indonesia relatif meningkat dari tahun ketahun yaitu mencapai rata-rata 157.000 ton/tahun dari tahun 1993-2002 (Ditjen Bina Produksi Perkebunan, 2002). Dilihat dari kandungan protein mencapai 27,42 %, serta zat-zat makanan yang terdapat didalamnya, ampas teh mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan bahan baku ransum ayam broiler. Namun, adanya zat anti nutrisi seperti tannin, kafein, teobromin, teofilin dan saponin serta serat kasar yang cukup tinggi tentunya akan menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya, karena dapat menghambat proses pencernaan bagi ternak yang bersangkutan. Menurut Belitz and Grosch (1986) kandungan kafein 2,5-5,5%, teobromin 0,07-0,17% dan teofilin 0,02-0,13%. Sementara itu tannin menurut Istirahayu (1993) mencapai 1,35% dan kandungan serat kasar menurut Soejiwo (1982) mencapai 23,01%.

(22)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dapat membantu penguraian gula menjadi energi, sehingga bisa membantu menjaga kadar gula dalam darah. Selain itu, teh hijau memiliki sejumlah senyawa kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Perlu diketahui, teh hijau mengandung zat aktif berupa antioksidan alami. Hal ini membuat teh hijau yang dikonsumsi mampu melindungi sel-sel tubuh dari berbagai pengaruh radikal bebas yang berperan besar menimbulkan kanker, penyumbatan pembuluh darah dan gangguan jantung. Makanan atau minuman yang mengandung antioksidan sangat membantu dalam hal mengganti dan memperbaiki sel-sel yang rusak. Teh hijau lebih dikenal luas masyarakat dan lebih mudah diperoleh di pasaran, sementara teh putih sulit diperoleh dan hanya terdapat dibeberapa bagian negara tertentu misalnya di negara Cina (Departemen Pertanian, 2002).

Tabel 2. Kandungan nilai gizi ampas teh (Camellia sinensis)

Uraian Kandungan (%)

Sumber : a. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2007).

b. Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2007).

Khasiat dan Manfaat Teh Hijau

(23)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Katekins. Teh hijau inilah yang bisa diandalkan untuk menjadi senjata

"pamungkas" melawan berbagai penyakit kronis yang diderita oleh manusia dan hewan (Bambang et al., 1996). Bahkan teh hijau dapat menyembuhkan penyakit ginjal. Katekins atau katekin, merupakan satu unsur utama dalam daun teh. Katekin terdiri dari empat bentuk, yaitu : epikatekin, epikatekin galat, epigalokatekin dan epigalokatekin galat. Senyawa katekin dilaporkan oleh para ahli sangat berperan sebagai antioksidan yang sangat baik dan memberikan efek penetralisasi yang kuat terhadap senyawa radikal bebas endogen dan eksogen. Radikal bebas tersebut menyerang sistem intraseluler dalam berbagai jaringan tubuh. Itulah yang menyebabkan munculnya tumor, kanker dan berbagai degeneratif lainnya (Supriatna, 2006).

Kadar senyawa katekin tinggi diketahui pada teh hijau. Pada teh oolong atau teh pouchong kadarnya setengah dari teh hijau, sedangkan teh hitam tak ada lagi, sebab diproses dengan fermentasi. Senyawa-senyawa teh dan manfaatnya bagi kesehatan ternak :

Katekin : Mengurangi munculnya tumor dan kanker. Menurunkan kadar kolesterol darah, tekanan darah tinggi dan kadar gula dalam darah. Membunuh bakteri dan virus influenza. Melawan bakteri penyebab flaques dan mengobati penyakit ginjal

Kafein : Memiliki aktivitas antioksidan dan mengurangi kelelahan. Efek deuratic-nya sedang

(24)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Flavonoid : Menguatkan pembuluh darah, mencegah halitosis, memiliki aktivitas antioksidan

Polifenol : Memiliki efek astringen, membunuh bakteri disentri, difeteri dan kolera

Flouoride : Mencegah kerusakan gigi dan gigi keropos Vitamin E : Sebagai antioksidan

(Dede, 2005).

Partea adalah teh hijau pilihan, dibuat dari pucuk teh (peko super) yang diambil dari perkebunan teh Parahyangan Jawa Barat, dengan penanaman yang sesuai pada ketinggian tanah dan suhu yang tepat sehingga menghasilkan pucuk teh yang berkualitas tinggi. Mengkonsumsi teh hijau secara teratur dapat mencegah berbagai macam penyakit (Hartoyo, 2003).

Produksi Ampas Teh

Minuman ringan yang berasal dari daun teh (Camellia sinensis) telah banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu industri besar yang memproduksi nya adalah PT. Sosro. Pengolahan minuman ringan ini menghasilkan limbah industri berupa ampas teh, dimana produksi dari PT. Sosro mencapai 470 ton per tahun. Produksi ampas teh yang tinggi tersebut berpotensi sebagai salah satu bahan pakan alternatif, terlebih lagi didukung dengan kandungan protein kasar yang masih cukup tinggi yaitu sebesar 27,42%, serta kandungan energi bruto sebesar 4994 Kkal/Kg (Istirahayu, 1993).

(25)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Komposisi Ampas Teh

Komposisi dalam setiap 100 g Teh Hijau terdapat 24 g kandungan protein, 10,6 g kandungan serat, 35,2 g kandungan gula dan kandungan lemak mencapai 4,6 g. Mengandung polifenol sebagai antioksidan yang 100 kali lebih efektif dari Vitamin C dan 25 kali lebih kuat dari Vitamin E (Ansyah, 2007).

Jenis polifenol pada teh yang telah teridentifikasi dan tingkat kandungan rata-rata adalah :

Senyawa Jumlah

Katekin, antara 63-210 mg% Flavanol, antara 14-21 mg% Tearubigin, antara 0-28 mg% Polifenol lainnya antara 266-273 mg%

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung - Jawa Barat Indonesia menunjukkan bahwa kandungan polifenol pada teh Indonesia yang merupakan komponen aktif untuk kesehatan ± 1,34 kali lebih tinggi dibanding teh dari negara lain. Katekin merupakan senyawa polifenol utama pada teh sebesar 90% dari total kandungan polifenol. Rata-rata kandungan katekin pada teh Indonesia berkisar antara 7,02-11,60%, sedangkan pada negara lain berkisar antara 5,06 - 7,47 % (Liplet Teh, 2007).

Teh selain mengandung polifenol hingga 25-35%, juga mengandung komponen lain yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain : metilxantin, asam amino, peptides, karbonhidrat, vitamin (C, E dan K), karotenoid, kalium, magnesium, mangan, fluor, zinc, selenium, copper, iron, calcium, metilxantin dan alkaloid lain (Prosiding Seminar Nasional dan Konggres PATPI, 2004).

(26)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

(Kondo et al., 2004). Pemberian ampas teh meningkatkan konsumsi dan retensi nitrogen (N) dan meningkatkan NH3 rumen. Peningkatan NH3 rumen ini dapat

berperan positif dalam mendorong fermentasi serat, bila ampas teh diberikan dengan bahan pakan lain yang kandungan seratnya tinggi (pakan dasar). Kandungan tannin pada ampas teh relatif tinggi, namun protein dalam ampas teh masih dapat dicerna pasca rumen oleh enzim yang disekresikan kelenjar pankreas. Pengolahan Ampas Teh Untuk Pakan Ternak Domba

Ampas teh untuk pakan ternak diperoleh setelah dari tahap pengeringan, penggilingan untuk dicampur dengan bahan makanan lain. Ampas teh harus tampak segar dengan warna tembaga yang merata, tidak hitam kecoklatan, suram/coklat tua (Kuntadi, 1992). Menurut Sartika (1986) pengolahan Ampas teh akan meningkatkan palatabilitas, melindungi zat-zat makanan yang terdapat dalam ampas teh, membunuh mikroorganisme dan menghilangkan bau. Pengolahan ampas teh ini sebaiknya dilakukan dengan cara pengeringan.

1. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau mengurangi kadar air bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup, sehingga bahan pakan menjadi awet dan tahan lama (Kuntadi, 1992). Sedangkan menurut pendapat Sartika (1986) pengeringan dengan sinar matahari merupakan cara alternatif terbaik, disamping biaya pengeringan murah, energi dan nitrogen yang hilang akibat pengeringan lebih kecil dibanding dengan oven. Selain itu pengeringan juga akan membunuh bakteri-bakteri yang terdapat dalam ampas teh, seperti

(27)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pengeringan (terutama dengan pemanasan) dapat menyebabkan penurunan kadar protein suatu bahan sebagai akibat adanya perubahan molekul protein karena pemanasan berupa agregasi dan degradasi molekul

(Muller and Tobin, 1980).

2. Penggilingan atau penumbukkan

Proses pengolahan selanjutnya adalah penggilingan atau penumbukkan, dimana bahan pakan dikurangi ukurannya dengan menggunakan alat penggiling atau penumbuk yang bervariasi dari yang halus seperti tepung hingga yang kasar seperti butiran pasir, disesuaikan dengan ukuran mesh atau lubang dari saringan yang digunakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Sartika (1986) menyatakan bahwa tujuan dari penggilingngan adalah untuk mempermudah metabolik pakan, serta kesukaan ternak terhadap pakan tersebut.

Pengolahan teh meliputi 4 fase pokok, yaitu pelayuan, penggulungan, fermentasi dan pengeringan. Proses diperolehnya ampas teh adalah sebagai berikut :

Pemetikan daun

Pelayuan

Perubahan fisik - Daun melemas - Pemekatan bahan

Perubahan kimia - Keaktifan enzim

- Kandungan kafein meningkat - Terurainya protein menjadi asam amino

(28)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Fermentasi (oksidasi enzimatis)

Pengeringan

(menghentikan proses oksidasi)

Produk sampingan (Ampas teh)

Pembuatan minuman teh botol (Istirahayu, 1993).

Pakan Berbasis Limbah Pertanian

Dedak Padi

Dedak padi adalah bahan pakan yang diperoleh dari pemisahan beras dengan kulit gabahnya melalui proses penggilingan padi dan pengayakan hasil ikutan dari penumbukkan padi (Parakkasi, 1985).

Tabel 3. Kandungan nilai gizi dedak padi

Uraian Kandungan (%)

Bahan kering 89.60

Protein kasar 11.90

TDN 67.00

Serat kasar 8.50

Lemak Kasar 9.10

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen PeternakanFP-USU (2001).

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Kelapa Sawit

Lumpur Sawit

(29)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

hasil akhir minyak sawit akan dihasilkan antara 2-3 ton lumpur sawit. Lumpur sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Sebagai bahan pakan ternak lumpur minyak sawit ini dapat diberikan langsung atau setelah mendapat perlakuan (Hutagalung dan Jalaludin, 1982).

Lumpur sawit dapat digunakan dalam pakan domba sebanyak 25-30% (Devendra, 1997). Pada ternak domba yang diberikan 10-60%, ternyata sampai 40% masih memberikan hasil yang baik. Kekurangan dari lumpur sawit ini adalah proses pengangkutan dan penyimpanannya, sehingga disarankan agar peternak yang dekat dengan pabrik kelapa sawit dapat memanfaatkannya (Hutagalung, 1978).

Tabel 4. Kandungan nilai gizi lumpur sawit

Uraian Kandungan (%)

Sumber: a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak IPB, Bogor (2000).

b Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).

Pelepah dan Daun Kelapa Sawit

Daun kelapa sawit bila dilihat dari kandungan protein kasarnya maka bisa dijadikan sebagai sumber protein dalam makanan ternak ataupun sebagai

pengganti sumber protein yang harganya relatif mahal. Kandungan serat kasarnya cukup besar sehingga mempengaruhi kecernaan bahan pakan (Sutardi, 1980).

(30)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Uraian Kandungan (%)

Sumber : a Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).

b Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor (2000).

Bungkil Inti Sawit

Menurut Devendra (1997) bungkil inti sawit adalah limbah ikutan proses ekstraksi inti sawit. Bahan ini diperoleh dengan proses kimia atau cara mekanik. Meski kandungan proteinnya agak baik tapi karena serat kasarnya tinggi dan palatabilitasnya rendah menyebabkannya kurang cocok untuk ternak monogastrik dan lebih cocok pada ternak ruminansia.

Tabel 6. Kandungan nilai gizi bungkil inti sawit

Uraian Kandungan (%)

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum yang komponen utamanya bungkil inti sawit dapat diperbaiki daya cernanya, serat kasarnya dan

palatabilitasnya dengan menggunakan molasses (Hutagalung, 1978). Dan

(31)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dalam ransum maka kenaikan berat badan perhari semakin besar, namun demikian pemberian yang optimal dari bungkil inti sawit ialah 1,5% dari berat badan untuk mempengaruhi pertumbuhan ternak domba. Batubara et al. (1992) melaporkan bungkil inti sawit dapat digunakan sebesar 40% dalam konsentrat domba yang ditambah dengan molasses 20%.

Pakan Berbasis Limbah Perkebunan Tebu

Molasses

Molasses atau tetes tebu adalah hasil sampingan pengolahan tebu menjadi gula. Bentuk fisiknya berupa cairan yang kental dan berwarna hitam. Kandungan karbohidrat, protein dan mineralnya cukup tinggi sehingga bisa juga dijadikan pakan ternak walaupun sifatnya hanya sebagai pakan pendukung. Disamping harganya murah, kelebihan lain tetes tebu terletak pada aroma dan rasanya (Widayati dan Widalestari, 1996).

(32)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

bahan pakan tambahan tunggal atau dalam bentuk campuran dengan bahan pakan lain meningkatkan laju pertambahan berat badan harian pada domba

(Batubara et al., 1993).

Molasses dapat dipergunakan sebagai pakan ternak. Keuntungan penggunaan molasses untuk pakan ternak adalah kadar karbohidratnya tinggi (48-60% sebagai gula), kadar mineral cukup dan rasanya disukai ternak. Tetes juga mengandung vit B-kompleks dan unsur-unsur mikro yang penting bagi ternak seperti Cobalt, Boron, Iodium, Tembaga, Mangan dan Seng, sedangkan kelemahannya ialah kadar kaliumnya yang tinggi yang dapat menyebabkan diare jika dikonsumsi terlalu banyak (Rangkuti et al., 1985).

Tabel 7. Kandungan nilai gizi molasses

Uraian Kandungan (%)

Sumber : Laboratorium Ilmu Makanan Ternak Departemen Peternakan FP-USU (2000).

Bahan Pakan Pelengkap

Urea

Anggorodi (1979) menyatakan bahwa urea CO (NH2)2 yang ditambahkan

(33)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dimanfaatkan sebagai pengganti protein butir-butiran. Urea juga dapat memenuhi kebutuhan protein untuk pertumbuhan dan produksi ternak ruminansia.

Menurut Utomo (1991) menyatakan bahwa penggunaan urea dalam ransum ternak domba sebanyak 4,5% dari pemberian konsentrat belum menunjukkan gejala keracunan. Namun apabila urea yang diberikan terlalu banyak akan menyebabkan kenaikan pH rumen dan serum darah yang

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme terhambat.

Ultra Mineral

Mineral adalah zat anorganik yang dibutuhkan dalam jumlah yang kecil, namun berperan penting agar proses fisiologis dapat berlangsung dengan baik. Mineral digunakan sebagai kerangka pembentukan tulang dan gigi, pembentukkan darah dan pembentukkan jaringan tubuh serta diperlukan sebagai komponen enzim yang berperan dalam proses metabolisme di dalam sel. Penambahan mineral dalam ransum domba dapat mencegah kekurangan mineral di dalam makanan (Setiadi dan Inounu, 1991).

Makanan yang diberikan untuk domba tidak akan sempurna bila tidak terdapat kandungan mineral, sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan gejala-gejala lain yang bersifat dari mineral itu. Secara umum mineral berfungsi sebagai :

- Sebagai bahan pembentuk tulang dan gigi yang menyebabkan adanya jaringan yang keras dan kuat

(34)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

- Sebagai aktivator sistem enzim tertentu - Sebagai komponen dari suatu sistem enzim

- Mempunyai sifat yang karakteristik terhadap kepekaan otot dan syaraf (Tillman et al., 1991).

Tabel 8. Kandungan beberapa mineral dalam ultra mineral

_________________________________________________________________

Uraian Kandungan (%)

Kalsium karbonat 50.00

Pospor 5.00

Mangan 0.35

Iodium 0.20

Kalium 0.10

Cuprum 0.15

Sodium 22.00

Magnesium 0.15

Clorida 1.05

Sumber : Eka Farma (2005).

Garam

Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dan selain berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang berlebihan bagi ternak, karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).

(35)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Garam dapur ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 Kg/ekor/hari. Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan sampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

Pakan Ruminansia

Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur,

fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya

(Tomaszewska et al., 1993).

Jumlah bahan kering yang dikonsumsi seekor domba adalah sebesar 774 g atau 3,6% dari bobot tubuh, dimana jumlah ini telah mencukupi kebutuhan domba akan bahan kering. Namun dilihat dari jumlah protein kasar yang dikonsumsi yakni sebesar 55,18 g adalah rendah sekali atau 2,6 g per Kilogram bobot badan. Yang disarankan NRC (1968) yang dikutip Sabrani (1982) untuk domba yang mempunyai bobot badan 27 Kg adalah sebesar 145 g PK per 5,3 g per Kilogram bobot badan.

Dari penelitian yang pernah ada untuk domba didapatkan penggunaan ampas teh pada taraf 50 % yang di kombinasikan dengan kembang sepatu 50 % adalah yang paling baik (Setiani, 2002).

(36)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan standart gizi menurut status ternak yang dipelihara (Cahyono, 1998).

Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat atau wadah pakan dengan maksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga tidak terjadi pemborosan dan semua pakan betul-betul habis dimakan. Minuman berupa air bersih diberikan secara adlibitum (tersedia terus menerus) dan kualitas airnya harus dijaga agar tidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit

(Suparman dan Azis, 2003).

Tabel 9. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (g)

BB

Tabel 10. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (%)

(37)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Domba jantan muda digemukkan

30 1.30 64 2.80 2.30 11.00 0.37 0.23 588

40 1.60 70 3.10 2.50 11.00 0.31 0.19 638

50 1.80 70 3.10 2.50 11.00 0.28 0.17 708

Domba jantan muda disapih awal

10 0.60 73 3.20 2.60 16.00 0.40 0.27 1417

30 1.40 73 3.20 2.60 14.00 0.36 0.24 1821

Sumber : NRC (1975)

Analisis Ternak Domba

Analisis dapat berarti suatu pemeriksaan. Pengertian analisis bisnis adalah suatu pemeriksaan terutama dibidang keuangan sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, masalah apa saja yang timbul dan peluang apa saja yang ada, serta alternatif atau tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan keuntungan dari produk (Cahyono, 2002).

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha, baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha (Hermanto, 1996).

Analisis usaha ternak domba sangat penting bagi usaha ternak komersil. Dengan adanya analisis dapat dievaluasi dan dicari langkah pemecahan berbagai kendala, baik dalam usaha pengembangan, rencana penjualan maupun usaha menanggulangi pemborosan tersamar (Murtidjo, 1993).

(38)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

1. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar seluruh biaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan

2. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar bunga modal yang digunakan dalam kegiatan usaha tani tersebut, baik modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman

3. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk membayar upah tenaga kerja yang layak

4. Usaha tani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha

Setiap usaha apapun dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan dan kerugian ternak hanya mungkin bisa diketahui apabila seluruh ongkos dan biaya produksi bisa diperhitungkan (Sugeng, 1990).

Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) gambaran mengenai usaha ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang, lamanya modal akan kembali dan tingkat keuntunngan yang akan di peroleh.

Menurut Soekartawi et al. (1986) menyatakan tipologi usaha ternak dibagi berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak dan diklasifikasikan kedalam empat kelompok sebagai berikut : 1) Peternakan sebagai usaha

sampingan (<30 %); 2) Peternakan sebagai cabang usaha (30-70%); 3) Peternakan sebagai usaha pokok (70-100%); Peternakan sebagai industri (100%).

(39)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan sesuatu produk. Biaya bagi perusahaan adalah nilai dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output (Budiono, 1990). Lipsey et al. (1995) mendefinisikan pengeluaran atau biaya bagi perusahaan adalah sebagai nilai input yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu. Sedangkan Kadarsan (1995) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan adalah semua uang yang dikeluarkan sebagai biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel atau biaya-biaya lainnya.

Biaya tetap adalah jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, sedangkan biaya yang berkaitan langsung dengan output yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi disebut biaya variabel (Lipsey et al., 1995).

Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variable. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi dan berkali-kali dapat dipergunakan. Biaya tetap ini antara lain berupa lahan usaha, kandang, peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-biaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Siregar, 2007).

(40)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

yang terbesar (60,3-65,0 %) dan disusul kemudian bunga pinjaman (19,0-27,8 %) dan upah tenaga kerja (9,9-13,5 %). Sekiranya bunga pinjaman tidak ada, upah tenaga kerja merupakan biaya yang terbesar setelah biaya pakan (Siregar, 1994).

Kata produksi berarti suatu proses transformasi input dari sumber manusia dan fisik menjadi out put yang dibutuhkan manusia. Out put ini bisa berupa barang dan jasa. Faktor-faktor produksi itu harus diorganisasi sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan manusia. Setiap kegiatan manusia mempunyai tujuan dan perusahaan sebagai salah satu kegiatan, juga mempunyai tujuan. Mendapatkan uang ini merupakan tujuan yang pokok bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba bila ia mau hidup terus (Irawan, 1997).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa penerimaan merupakan total produk usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total usaha tani disebut pendapatan bersih usaha tani. Pendapatan adalah selisih antara nilai barang yang dijual perusahaan dengan biaya untuk memproduksi barang tersebut.

Menurut Kay and Edwards (1994) penerimaan dalan usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama, sedangkan pendapatan adalah penerimaan ditambah dengan biaya produksi. Untuk memperoleh ukuran pendapatan dan keuntungan usaha tani beberapa istillah yang penting antara lain :

(41)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

2. Pendapatan bersih usaha tani adalah pendapatan tunai dikurangi pengeluaran tidak tunai ditambah nilai produk yang digunakan oleh rumah tangga

Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui atau mengukur berapa besar pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tersebut dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usaha yang dilakukan atau apakah pendapatan tersebut dapat memberikan sumbangan bagi kehidupan yang layak

Budiono (1990) menyatakan bahwa penerimaan adalah hasil penjualan output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produksi tersebut.

Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan serta hasil olahannya (Kadarsan, 1995).

Analisis Rugi-Laba

Laporan rugi laba adalah laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan dan biaya-biaya dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu. Tujuan dari penyusunan rugi atau laba disini adalah untuk mengukur kemajuan atau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya (Tunggal, 1997).

(42)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Keuntungan (laba) suatu usaha ditentukan oleh selisih antara total penerimaan (total reserve) dan total pengeluaran (total cost) atau secara matematis dapat dituliskan K = TR-TC (Soekartawi et al., 1986).

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Laporan laba-rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Laba atau rugi digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu usaha bisnis dalam periode tertentu, akan menimbulkan laba atau rugikah hasilnya. (Rahardi et al., 1996).

B/C Ratio (benefit cost ratio)

Kadariah (1987) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila :

B/C Ratio > 1 = efisien

B/C Ratio 1 = impas

(43)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Analisis tingkat kelayakan usaha tani atau B/C ratio. Benefit Cost Ratio (B/C ratio) bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.

B/C ratio = Total Pendapatan (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.)0 (Cahyono, 2002).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut. Rumus untuk mencari niali B/C Ratio dapat dituliskan sebagai berikut :

B/C Ratio = Output Input dimana :

Output adalah : keluaran yang diperoleh dari usaha tersebut yang berupa hasil penjualan, sedangkan

Input adalah : korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya untuk proses produksi Analisis BEP (break even point)

Analisis titik impas atau pulang modal (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.

1. BEP Volume Produksi

(44)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Harga di Tingkat Petani (Rp./Kg) 2. BEP Harga Produksi

BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Total Produksi (Kg) (Cahyono, 2002).

BEP (break even point) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisis BEP atau titik keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang manajer perusahaan yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit, 1979).

BEP (break even point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang dikeluarkan (Rahardi et al., 1993).

IOFC (income over feed cost)

(45)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya pakan. Pendapatan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam kilogram hidup), sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut. Apabila diperhatikan, tolok ukur ini hanya memperhatikan biaya pakan saja. Padahal dalam biaya variabel tidak hanya mencakup biaya pakan saja, tetapi ada juga biaya untuk pembelian bibit yang juga besar. Menurut hasil penelitian dan yang terjadi di Indonesia, biaya pakan ini merupakan 40-70 % dari keseluruhan biaya variabel itu. Jadi, itulah sebabnya tolok ukur ini hanya dibandingkan dengan biaya pakan saja (Rasyaf, 2004).

Selain pegangan berproduksi secara teknis juga diperlukan pegangan berproduksi dari segi ekonomi, beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk pegangan berproduksi adalah IOFC (income over feed cost) atau selisih pendapatan usaha peternakan dengan biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (Kilogram hidup) dengan harga jual. Sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kilogram bobot hidup (Hermanto, 1996).

ROI (return on investment)

(46)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ratio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya ratio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan

(Kasmir dan Jakfar, 2003).

Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal ROI (return on investment) dalam analisis usaha untuk mengetahui keuntungan usaha, berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang dicapai dan perputaran modal, yang dapat dihitung dengan rumus :

ROI = Keuntungan Usaha Tani Modal Usaha

x 100 %

(Cahyono, 2002).

ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien penggunaan modal dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :

ROI =

Modal Usaha Laba Usaha

(47)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Departemen Peternakan Jln. Prof. Dr. A. Sofyan No. 3 Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat 25 m dpl. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan September sampai November 2007.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan

• Dua puluh ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rataan bobot badan

awal X = 13,1 ± 1,23 Kg.

• Pakan, yang terdiri dari :

Pakan 1 : Ampas teh (0%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam dan Ultra Mineral

Pakan 2 : Ampas Teh (10%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam dan Ultra Mineral

Pakan 3 : Ampas Teh (20%), Pelepah dan Daun Kelapa Sawit, Lumpur Sawit, Bungkil Inti Sawit, Dedak Padi, Molasses, Urea, Garam dan Ultra Mineral

(48)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

dan Ultra Mineral

• Obat-obatan seperti obat cacing (Kalbazen), Vitamin B-Kompleks dan

Rodalon

• Air minum

Alat

• Kandang individual dua puluh unit dengan ukuran 0.75 m x 1 m

• Tempat pakan dan tempat minum

• Timbangan untuk menimbang bobot hidup berkapasitas 50 Kg dengan

kepekaan 200 g dan timbangan berkapasitas 5 Kg dengan kepekaan 20 g untuk menimbang pakan

• Alat kebersihan (ember, sapu lidi, karung goni plastik, sekop), alat tulis,

kalkulator dan alat penerangan.

Mesin pencacah pakan (chopper)

Mesin penggiling (grinder)

• Terpal plastik untuk menjemur bahan pakan

Metode Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Setiap ulangan terdiri dari empat ekor domba. Perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut :

P0 = Pakan tanpa Ampas Teh (0%)

P1 = Pakan dengan 10 % Ampas Teh

(49)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

P3 = Pakan dengan 30% Ampas Teh

Sedangkan ulangan didapat dengan rumus :

t (n-1) ≥ 15

4 (n-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

4n ≥ 19

n ≥ 4,75

n ≥ 5 (dibulatkan)

Model linear yang digunakan untuk rancangan acak lengkap (RAL) adalah :

Yij = µ + σi + ij

Dimana :

Yij = Nilai pengamatan yang diperoleh dari satuan percobaan dari

perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ = Rataan/nilai tengah

σI = Efek dari perlakuan ke-i

ij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

(Hanafiah, 2000).

Adapun susunan perlakuan setelah diacak adalah sebagai berikut : P02 P32 P35 P14

P25 P15 P13 P03

P34 P33 P24 P31

P05 P04 P11 P01

(50)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dimana : Perlakuan (P0, P1, P 2 dan P3)

Ulangan (1, 2, 3, 4 dan 5) Parameter Penelitian

Total Biaya Produksi

Total biaya produksi atau total pengeluaran yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk, diperoleh dengan cara menghitung :

- Biaya pembelian bibit - Biaya pakan

- Biaya obat-obatan - Biaya sewa kandang - Biaya peralatan - Biaya tenaga kerja Total Hasil Produksi

Total hasil produksi atau total penerimaan yaitu seluruh pendapatan dari penjualan produk yang dihasilkan dalam kegiatan ekonomi diperoleh dengan cara menghitung :

- Harga jual domba

- Harga jual kotoran domba

Analisis Ekonomi (Laba-Rugi)

(51)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

B/C Ratio (benefit cost ratio)

B/C Ratio diperoleh dengan cara membagikan total hasil produksi dengan total biaya produksi, atau dituliskan dengan rumus :

B/C Ratio = Output Input

Dimana :

Output : Pengeluaran yang diperoleh dari usaha yang diberikan berupa hasil penjualan

Input : Korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya

B/C Ratio > 1 = efisien

B/C Ratio = 1 = impas

B/C Ratio < 1 = tidak efisien

BEP (break even point)

BEP yaitu kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. BEP dibagi kedalam 2 bagian, yaitu :

a) BEP Harga Produksi

Diperoleh dengan cara membagikan total biaya produksi dengan bobot badan setelah pemeliharaan.

b) BEP Volume Produksi

(52)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

IOFC (income over feed cost)

IOFC didapat dengan cara menghitung nilai usaha peternakan yang didapat dari berat badan ternak (bobot akhir-bobot awal) di kali harga ternak/Kg dikurangi dengan biaya pakan (total konsumsi dikali harga pakan).

ROI (return on investment)

Didapat dengan cara membagikan nilai keuntungan produksi dengan besarnya biaya yang di keluarkan untuk produk.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Kandang

Kandang diperbaiki dan semua peralatan yang digunakan seperti tempat pakan dan tempat minum dibersihkan dengan menggunakan desinfektan.

Pengacakan Domba

Domba yang digunakan selama penelitian adalah sebanyak 20 ekor. Penempatan domba dilakukan dengan sistem pengacakan dengan tidak membedakan bobot badan. Sebelumnya dilakukan penimbangan bobot badan awal domba.

Pemberian pakan dan minum

Pakan yang diberikan adalah dalam bentuk tepung tanpa hijauan dimana semua bahan pakan yang digunakan dijadikan dalam bentuk seperti konsentrat. Pemberian pakan dan air minum secara ad libitum dimana air minum diganti setiap hari dan tempatnya dicuci bersih.

(53)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

(54)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 11. Rataan Total Biaya Produksi, Total Hasil Produksi, Laba - Rugi, B/C ratio, Break Even Point (BEP) Harga Produksi, BEP Volume Produksi, Income Over Feed Cost (IOFC) dan Return On Investment (ROI).

Total Biaya Produksi (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Biaya Bibit 291180.00 279220.00 318780.00 316480.00

2 Biaya Pakan 126351.79 125980.05 136719.39 147856.65

3 Obat-obatan 2000 2000 2000 2000

4 Sewa Kandang 20000 20000 20000 20000

5 Peralatan 29250 29250 29250 29250

6 Tenaga Kerja 13072.03 13072.03 13072.03 13072.03

Total A 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Total Hasil Produksi (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Penjualan Domba 519287.80 479821.93 556676.52 544213.61

2 Penjualan Feses Domba 10800 10800 10800 10800

Total B 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61

Laba-Rugi (Total B - Total A) (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61

2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Hasil 48233.98 21099.85 47655.10 26354.93

B/C Ratio (Total B/Total A)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Total Hasil Produksi 530087.80 490621.93 567476.52 555013.61

2 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

(55)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP Harga Produksi (Total A/Bobot Akhir) (Rp./ekor)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

2 Bobot Akhir Ternak

Domba 20 18.48 21.44 20.96

Hasil 24092.691 23476.104 25991.071 26432.934

BEP Volume Produksi (Total A/Harga Jual Ternak Domba/Kg) (Kg/ekor)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Total Biaya Poduksi 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

2

Harga Jual Ternak

Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39

Hasil 18.56 18.08 20.02 20.36

IOFC ((Bobot Akhir - Bobot Awal) x Harga Jual Ternak/Kg - Total Konsumsi x Harga Pakan Perlakuan/Kg)

No. Rincihan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Pertambahan Bobot

Badan 7.34 6.34 7.58 7.2

2 Harga Jual Ternak

Domba/Kg 25964.39 25964.39 25964.39 25964.39

3 Total Konsumsi 72.49 69.15 72.83 75.68

4

Harga Pakan

Perlakuan/Kg 1722.29 1796.71 1839.39 1911.57

Hasil 65729.821 40371.736 62847.303 42275.99

ROI (Laba Usaha/Modal Usaha x 100%) (%)

No. Rincihan

Perlakuan

P0 P1 P2 P3

1 Laba Usaha 48233.98 21099.85 47655.1 26354.93

2 Modal Usaha 481853.82 469522.08 519821.42 528658.68

Hasil 10.01 4.49 9.17 4.99

1. Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi adalah keseluruhan dari biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk yang diperoleh dengan cara menghitung : biaya pembelian domba bakalan (bibit), biaya pakan, biaya obat–obatan, biaya sewa kandang, biaya peralatan dan biaya tenaga kerja.

a. Biaya Pembelian Domba Bakalan (bibit)

(56)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

hidupnya ialah Rp. 23.000,- dengan berat bibit perlakuan yaitu : P0 = 63,3 Kg, P1 = 60,7 Kg, P2 = 69,3 Kg dan P3 = 68,8 Kg. Maka rataan biaya yang dikeluarkan untuk domba bakalan setiap ekor penelitian adalah P0 = Rp. 291.180,- P1 = Rp. 279.220,- P2 = Rp. 318.780,- P3 = Rp. 316.480.-.

b. Biaya Pakan

Biaya pakan ialah biaya yang diperoleh dari total konsumsi pakan selama penelitian dikali dengan harga per Kilogram dari pakan setiap perlakuan, sehingga didapat biaya pakan setiap ekor dalam setiap perlakuan yaitu P0 = Rp. 631.758,98,- P1 = Rp. 629.900,25,- P2 = Rp. 683.596,95,- P3 = Rp. 739283,25,-

c. Biaya Obat–obatan

Biaya obat–obatan adalah biaya yang diperoleh dari harga obat–obatan yang diberikan selama penelitian. Obat-obatan yang diberikan antara lain : Vitamin B Kompleks, Kalbazen dan Rodalon dengan total biayanya sebesar Rp. 40.000,- maka biaya keseluruhan obat–obatan untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp. 2000,- P1 = Rp. 2000,- P2 = Rp. 2000,- P3 = Rp. 2000,-

d. Biaya sewa kandang

Biaya sewa kandang yaitu biaya yang dikenakan dalam pemakaian kandang diperoleh dari total biaya sewa kandang selama penelitian dibagi jumlah ternak (20 ekor) yaitu Rp. 400.000,- selama 84 hari penelitian dan masa adaptasi. Maka biaya sewa kandang untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp. 20.000,- P1 = Rp. 20.000,- P2 = Rp. 20.000,- P3 = Rp. 20.000,-

e. Biaya peralatan

(57)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

lain seperti alat suntik, kebersihan, penerangan dan peralatan perbaikan kandang. Total biaya peralatan adalah Rp.585.000,- maka biaya peralatan untuk tiap ekor perlakuan adalah P0 = Rp. 29.250,- P1 = Rp. 29.250,- P2 = Rp. 29.250,- P3 = Rp. 29.250,-

f. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja diperoleh dari jumlah tenaga kerja dikali dengan UMRP Sumut (Upah Minimum Regional Propinsi Sumatera Utara). UMRP saat penelitian adalah sebesar Rp.761.000,-/bulan. Biaya tenaga kerja 1 (satu) hari adalah Rp. 25.366,66,-. Maka biaya tenaga kerja selama penelitian dalam waktu 84 adalah Rp. 2.130.799,44,-. Pemeliharaan ternak domba dilakukan secara intensif dimana satu tenaga kerja dapat memelihara domba sebanyak 163 ekor (Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan,1983) Maka untuk biaya tenaga kerja untuk tiap ekor perlakuan dikenakan biaya P0 = Rp. P1 = Rp. P2 = Rp. P3 = Rp.

13.072,39,-Dari keseluruhan biaya produksi di atas maka nilai total biaya produksi diperoleh seperti pada Tabel 12.

Tabel 12. Total Biaya Produksi Analisis Usaha Pemberian Pakan Ampas Teh (Camellia sinensis) pada Penggemukkan Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan (Rp/ekor).

Perlakuan Ulangan Rataan

1 3 4 5

P0 503727.03 481854.19 432734.37 464658.22 507122.44 481854.19 P1 508084.81 469522.44 485699.29 406696.57 443870.87 469522.44 P2 569367.63 519821.78 558263.37 436208.00 535698.19 519821.78 P3 499024.74 525466.18 533812.25 457452.70 548543.57 525466.18

Rataan 520051.05 499166.15 502627.32 441253.87 508808.77 499166.15

Gambar

Tabel. 1. Perkembangan populasi Ternak domba per Kabupaten/Kota di                   Sumatera Utara
Tabel 2. Kandungan nilai gizi ampas teh (Camellia sinensis)
Tabel 3. Kandungan nilai gizi dedak padi
Tabel 4. Kandungan nilai gizi lumpur sawit
+7

Referensi

Dokumen terkait

This would be values for the current block were calculated to be 48 and advantageous for diphenhydramine over lidocaine in that 86 m M for TTX-S and TTX-R sodium currents,

[r]

The tration of a -helical CRH 9 – 41 120 m g / kg i.v., as MAP finding that antalarmin had no effect on this peripherally values in this group were not statistically different

[r]

The effect of melatonin on the glycine receptor-mediated response was studied in cultured chick spinal cord neurons using the whole-cell voltage-clamp recording technique..

[r]

1. Rendahnya minat siswa untuk belajar IPS sehingga hasil belajar rendah. Strategi pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi. pembelajaran yang menyebabkan

Most of the time it is extremely difficult in order to obviously determine actual physical component geometry utilizing conventional dimension method. It is easy to see