• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalsium karbonat 50.00 Pospor 5.00 Mangan 0.35 Iodium 0.20 Kalium 0.10 Cuprum 0.15 Sodium 22.00 Magnesium 0.15 Clorida 1.05

Sumber : Eka Farma (2005).

Garam

Garam yang dimaksud disini adalah garam dapur (NaCl) dan selain berfungsi sebagai mineral juga berfungsi sebagai pembatas konsumsi yang berlebihan bagi ternak, karena adanya rasa asin (Pardede dan Asmira, 1997).

Garam merangsang sekresi saliva. Terlalu banyak garam akan menyebabkan retensi air sehingga menimbulkan udema. Defisiensi garam lebih sering terdapat pada hewan herbivora daripada hewan lainnya, hal ini disebabkan hijauan dan butiran mengandung sedikit garam (Anggorodi, 1979).

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Garam dapur ditambahkan sebanyak 5% untuk menurunkan tingkat konsumsi konsentrat berenergi tinggi sampai menjadi 1,25-1,75 Kg/ekor/hari. Semula pengaruhnya terlihat meningkatkan konsumsi kemudian menurunkan sampai jumlah yang dikehendaki (Parakkasi, 1995).

Pakan Ruminansia

Kebutuhan ternak akan pakan dicerminkan oleh kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah nutrisi setiap harinya sangat tergantung pada jenis ternak, umur,

fase pertumbuhan (dewasa, bunting dan menyusui), kondisi tubuh (normal atau sakit) dan lingkungan tempat hidupnya serta bobot badannya

(Tomaszewska et al., 1993).

Jumlah bahan kering yang dikonsumsi seekor domba adalah sebesar 774 g atau 3,6% dari bobot tubuh, dimana jumlah ini telah mencukupi kebutuhan domba akan bahan kering. Namun dilihat dari jumlah protein kasar yang dikonsumsi yakni sebesar 55,18 g adalah rendah sekali atau 2,6 g per Kilogram bobot badan. Yang disarankan NRC (1968) yang dikutip Sabrani (1982) untuk domba yang mempunyai bobot badan 27 Kg adalah sebesar 145 g PK per 5,3 g per Kilogram bobot badan.

Dari penelitian yang pernah ada untuk domba didapatkan penggunaan ampas teh pada taraf 50 % yang di kombinasikan dengan kembang sepatu 50 % adalah yang paling baik (Setiani, 2002).

Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi zat makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Penyediaan pakan harus diupayakan secara terus-menerus dan sesuai dengan standart gizi menurut status ternak yang dipelihara (Cahyono, 1998).

Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan menggunakan tempat atau wadah pakan dengan maksud untuk menghindarkan terbuangnya ransum sehingga tidak terjadi pemborosan dan semua pakan betul-betul habis dimakan. Minuman berupa air bersih diberikan secara adlibitum (tersedia terus menerus) dan kualitas airnya harus dijaga agar tidak terkontaminasi oleh bibit-bibit penyakit

(Suparman dan Azis, 2003).

Tabel 9. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (g)

BB (Kg) BK Energi Protein Ca (g) P (g) (Kg) %BB ME (Mcal) TDN (Kg) Total (g) DD 5 10 15 20 25 30 0.14 0.25 0.36 0.51 0.62 0.81 - 2.50 2.40 2.60 2.50 2.70 0.60 1.01 1.37 1.80 1.91 2.44 0.61 1.28 0.38 0.50 0.53 0.67 51 81 115 150 160 204 41 68 92 120 128 163 1.91 2.30 2.80 3.40 4.10 4.80 1.40 1.60 1.90 2.30 2.80 2.30 Sumber : NRC (1995)

Tabel 10. Kebutuhan harian zat-zat makanan untuk ternak domba (%)

Berat badan (Kg) Konsu msi (Kg) Energi Prote in (%) Ca (%) P (%) Vitamin A I.V./Kg TDN (%) DE (Mcal) ME (Kg)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Domba jantan muda digemukkan

30 1.30 64 2.80 2.30 11.00 0.37 0.23 588 40 1.60 70 3.10 2.50 11.00 0.31 0.19 638 50 1.80 70 3.10 2.50 11.00 0.28 0.17 708 Domba jantan muda disapih awal

10 0.60 73 3.20 2.60 16.00 0.40 0.27 1417 30 1.40 73 3.20 2.60 14.00 0.36 0.24 1821 Sumber : NRC (1975)

Analisis Ternak Domba

Analisis dapat berarti suatu pemeriksaan. Pengertian analisis bisnis adalah suatu pemeriksaan terutama dibidang keuangan sehingga dapat diketahui sampai sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai, masalah apa saja yang timbul dan peluang apa saja yang ada, serta alternatif atau tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan keuntungan dari produk (Cahyono, 2002).

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak komersial. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha, baik menambah cabang usaha atau memperbesar skala usaha (Hermanto, 1996).

Analisis usaha ternak domba sangat penting bagi usaha ternak komersil. Dengan adanya analisis dapat dievaluasi dan dicari langkah pemecahan berbagai kendala, baik dalam usaha pengembangan, rencana penjualan maupun usaha menanggulangi pemborosan tersamar (Murtidjo, 1993).

Menurut Hadisapoetra (1973) dalam Suparman dan Azis (2003) bahwa suatu kegiatan usaha tani dikatakan berhasil apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

1. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar seluruh biaya usaha termasuk biaya alat-alat yang diperlukan

2. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk membayar bunga modal yang digunakan dalam kegiatan usaha tani tersebut, baik modal sendiri maupun modal yang berasal dari pinjaman

3. Usaha tani harus dapat menghasilkan pendapatan yang dapat dipakai untuk membayar upah tenaga kerja yang layak

4. Usaha tani harus memberikan pendapatan yang dapat menunjang kebutuhan hidup dan meningkatkan taraf hidup kepada pelaku usaha

Setiap usaha apapun dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Keuntungan dan kerugian ternak hanya mungkin bisa diketahui apabila seluruh ongkos dan biaya produksi bisa diperhitungkan (Sugeng, 1990).

Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) gambaran mengenai usaha ternak yang memiliki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang, lamanya modal akan kembali dan tingkat keuntunngan yang akan di peroleh.

Menurut Soekartawi et al. (1986) menyatakan tipologi usaha ternak dibagi berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak dan diklasifikasikan kedalam empat kelompok sebagai berikut : 1) Peternakan sebagai usaha

sampingan (<30 %); 2) Peternakan sebagai cabang usaha (30-70%); 3) Peternakan sebagai usaha pokok (70-100%); Peternakan sebagai industri (100%).

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Biaya adalah nilai dari semua korbanan ekonomis yang diperlukan yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan sesuatu produk. Biaya bagi perusahaan adalah nilai dari faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan output (Budiono, 1990). Lipsey et al. (1995) mendefinisikan pengeluaran atau biaya bagi perusahaan adalah sebagai nilai input yang digunakan untuk memproduksi suatu output tertentu. Sedangkan Kadarsan (1995) menyatakan bahwa pengeluaran perusahaan adalah semua uang yang dikeluarkan sebagai biaya produksi, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel atau biaya-biaya lainnya.

Biaya tetap adalah jumlah biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu, sedangkan biaya yang berkaitan langsung dengan output yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi disebut biaya variabel (Lipsey et al., 1995).

Biaya produksi merupakan sejumlah biaya yang dikeluarkan dalam suatu usaha ternak. Biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap atau biaya variable. Biaya tetap merupakan biaya yang dikeluarkan untuk sarana produksi dan berkali-kali dapat dipergunakan. Biaya tetap ini antara lain berupa lahan usaha, kandang, peralatan yang digunakan dan sarana transportasi. Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang yang antara lain berupa biaya pakan, upah tenaga kerja, penyusutan kandang, penyusutan peralatan, obat-obatan, vaksinasi dan biaya-biaya lain berupa biaya penerangan atau listrik, sumbangan, pajak usaha dan iuran (Siregar, 2007).

Sekitar 60-70 % dari seluruh biaya produksi tersedot untuk penyediaan pakan (Widayati dan Widalestari, 1996). Biaya pakan merupakan pembiayaan

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

yang terbesar (60,3-65,0 %) dan disusul kemudian bunga pinjaman (19,0-27,8 %) dan upah tenaga kerja (9,9-13,5 %). Sekiranya bunga pinjaman tidak ada, upah tenaga kerja merupakan biaya yang terbesar setelah biaya pakan (Siregar, 1994).

Kata produksi berarti suatu proses transformasi input dari sumber manusia dan fisik menjadi out put yang dibutuhkan manusia. Out put ini bisa berupa barang dan jasa. Faktor-faktor produksi itu harus diorganisasi sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan manusia. Setiap kegiatan manusia mempunyai tujuan dan perusahaan sebagai salah satu kegiatan, juga mempunyai tujuan. Mendapatkan uang ini merupakan tujuan yang pokok bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus mendapatkan laba bila ia mau hidup terus (Irawan, 1997).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa penerimaan merupakan total produk usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total usaha tani disebut pendapatan bersih usaha tani. Pendapatan adalah selisih antara nilai barang yang dijual perusahaan dengan biaya untuk memproduksi barang tersebut.

Menurut Kay and Edwards (1994) penerimaan dalan usaha tani meliputi seluruh penerimaan yang dihasilkan selama periode pembukuan yang sama, sedangkan pendapatan adalah penerimaan ditambah dengan biaya produksi. Untuk memperoleh ukuran pendapatan dan keuntungan usaha tani beberapa istillah yang penting antara lain :

1. Pendapatan bersih tunai usaha tani adalah selisih antara total penerimaan tunai dengan total pengeluaran tunai

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

2. Pendapatan bersih usaha tani adalah pendapatan tunai dikurangi pengeluaran tidak tunai ditambah nilai produk yang digunakan oleh rumah tangga

Analisis pendapatan berguna untuk mengetahui atau mengukur berapa besar pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Pendapatan tersebut dapat dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui seberapa besar keuntungan usaha yang dilakukan atau apakah pendapatan tersebut dapat memberikan sumbangan bagi kehidupan yang layak

Budiono (1990) menyatakan bahwa penerimaan adalah hasil penjualan output yang diterima produsen. Penerimaan dari suatu proses produksi dapat dihitung dengan mengalikan jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produksi tersebut.

Penerimaan perusahaan bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha, seperti panen tanaman serta hasil olahannya serta panen dari peternakan serta hasil olahannya (Kadarsan, 1995).

Analisis Rugi-Laba

Laporan rugi laba adalah laporan yang memuat ikhtisar dari pendapatan dan biaya-biaya dari suatu kesatuan usaha untuk suatu periode tertentu. Tujuan dari penyusunan rugi atau laba disini adalah untuk mengukur kemajuan atau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya (Tunggal, 1997).

Lipsey et al. (1995) keuntungan adalah selisih antara hasil yang diterima dari penjualan dengan biaya sumber daya yang telah digunakan untuk memproduksinya, jika biaya lebih besar dari penerimaan maka keuntungan negatif yang diperoleh dapat dinamakan rugi.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Keuntungan (laba) suatu usaha ditentukan oleh selisih antara total penerimaan (total reserve) dan total pengeluaran (total cost) atau secara matematis dapat dituliskan K = TR-TC (Soekartawi et al., 1986).

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. Laporan laba-rugi (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tertentu. Setiap jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun, perusahaan perlu memperhitungkan hasil usaha perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba-rugi. Hasil usaha tersebut didapat dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu. Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut (Kasmir dan Jakfar, 2003).

Laba atau rugi digunakan untuk menggambarkan kondisi suatu usaha bisnis dalam periode tertentu, akan menimbulkan laba atau rugikah hasilnya. (Rahardi et al., 1996).

B/C Ratio (benefit cost ratio)

Kadariah (1987) menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan dibagi besarnya korbanan, dimana bila :

B/C Ratio > 1 = efisien

B/C Ratio 1 = impas B/C Ratio < 1 = tidak efisien

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Analisis tingkat kelayakan usaha tani atau B/C ratio. Benefit Cost Ratio (B/C ratio) bisa digunakan dalam analisis kelayakan usaha tani, yaitu perbandingan antara total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.

B/C ratio = Total Pendapatan (Rp.) Total Biaya Produksi (Rp.)0 (Cahyono, 2002).

Soekartawi et al. (1986) menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan memberikan manfaat bila nilai B/C Ratio > 1. Semakin besar nilai B/C Ratio maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai B/C Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut. Rumus untuk mencari niali B/C Ratio dapat dituliskan sebagai berikut :

B/C Ratio = Output Input dimana :

Output adalah : keluaran yang diperoleh dari usaha tersebut yang berupa hasil penjualan, sedangkan

Input adalah : korbanan yang diberikan berupa biaya-biaya untuk proses produksi Analisis BEP (break even point)

Analisis titik impas atau pulang modal (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi ini, usaha tani yang dilakukan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian.

1. BEP Volume Produksi

BEP Volume Produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan, agar usaha tani tidak mengalami kerugian.

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Harga di Tingkat Petani (Rp./Kg) 2. BEP Harga Produksi

BEP Harga Produksi menggambarkan harga terendah dari produk yang dihasilkan. Apabila harga ditingkat petani lebih rendah dari pada harga BEP, maka usaha tani akan mengalami kerugian.

BEP = Total Biaya Produksi (Rp.) Total Produksi (Kg) (Cahyono, 2002).

BEP (break even point) adalah kondisi dimana suatu usaha dinyatakan tidak untung dan tidak rugi dan disebut titik impas. Jadi analisis BEP atau titik keseimbangan adalah suatu teknik yang digunakan seorang manajer perusahaan yang mengetahui pada jumlah produksi berapa usaha yang dijalankan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian (Sigit, 1979).

BEP (break even point) dimaksudkan untuk mengetahui titik impas (tidak untung dan juga tidak rugi) dari usaha bisnis yang diusahakan tersebut. Jadi dalam keadaan tersebut pendapatan yang diperoleh sama dengan modal usaha yang dikeluarkan (Rahardi et al., 1993).

IOFC (income over feed cost)

IOFC adalah selisih antara pendapatan usaha peternakan terhadap biaya pakan. Pendapatan ini merupakan perkalian antara produksi peternakan dengan harga jual, sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ternak tersebut (Prawirokusumo, 1990).

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya pakan. Pendapatan usaha merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam kilogram hidup), sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut. Apabila diperhatikan, tolok ukur ini hanya memperhatikan biaya pakan saja. Padahal dalam biaya variabel tidak hanya mencakup biaya pakan saja, tetapi ada juga biaya untuk pembelian bibit yang juga besar. Menurut hasil penelitian dan yang terjadi di Indonesia, biaya pakan ini merupakan 40-70 % dari keseluruhan biaya variabel itu. Jadi, itulah sebabnya tolok ukur ini hanya dibandingkan dengan biaya pakan saja (Rasyaf, 2004).

Selain pegangan berproduksi secara teknis juga diperlukan pegangan berproduksi dari segi ekonomi, beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk pegangan berproduksi adalah IOFC (income over feed cost) atau selisih pendapatan usaha peternakan dengan biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (Kilogram hidup) dengan harga jual. Sedangkan biaya pakan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kilogram bobot hidup (Hermanto, 1996).

ROI (return on investment)

ROI (return on investment) merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Ratio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikannya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya ratio ini diukur dengan persentase. Ratio ini menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah)

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

ratio ini semakin tidak baik, demikian pula sebaliknya. Artinya ratio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan

(Kasmir dan Jakfar, 2003).

Analisis tingkat efisiensi penggunaan modal ROI (return on investment) dalam analisis usaha untuk mengetahui keuntungan usaha, berkaitan dengan modal yang telah dikeluarkan. Besar kecilnya nilai ROI ditentukan oleh keuntungan yang dicapai dan perputaran modal, yang dapat dihitung dengan rumus :

ROI = Keuntungan Usaha Tani Modal Usaha

x 100 %

(Cahyono, 2002).

ROI digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi dari modal yang telah dikeluarkan. Makin kecil nilai ROI ini, makin tidak efisien penggunaan modal dari usaha tersebut. Dalam perhitungan ROI memiliki rumus :

ROI =

Modal Usaha Laba Usaha

Simon P.M : Pengaruh Pemberian Ampas Teh (Camellia Sinensis) Dalam Pakan Terhadap Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas Sapih Selama 3 Bulan Penggemukkan, 2010.

Dokumen terkait