• Tidak ada hasil yang ditemukan

berdasarkan akta Perubahan terakhir no.57 tgl 28 Maret

Dalam dokumen Bank Rakyat Indonesia Tbk 2014 (Halaman 63-65)

2012 persetujuan Menteri

hukum dan hak asasi

Manusia RI Surat Keputusan

no. ahu-ah.01.10-20726 tgl

8 Juni 2012, Pasal 3 ayat (2)

anggaran Dasar BRI adalah :

a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b. memberikan kredit;

c. menerbitkan surat pengakuan hutang;

d. membeli, menjual atau

menjaminkan atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: I. Surat-surat wesel termasuk

wesel yang diakseptasi oleh Perseroan selaku Bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan surat- surat dimaksud;

II. Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

III. Kertas perbendaharaan negara dan Surat Jaminan Pemerintah;

IV. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); V. Obligasi;

VI. Surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang- undangan;

VII. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

e. memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. menempatkan dana pada,

meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek atau sarana lainnya;

g. menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; h. menyediakan tempat untuk

menyimpan barang dan surat berharga;

i. melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. melakukan penempatan dana

dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di Bursa Efek;

k. membeli melalui pelelangan atau dengan cara lain agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Perseroan selaku Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dapat dicairkan secepatnya;

l. melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat;

m. menyediakan pembiayaan dan/ atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

n. melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

o. melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

p. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya,dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

q. bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan; r. melakukan kegiatan lain yang

lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan.

INFORM ASI BA GI INVEST TINJA U AN OPER ASIONAL ANALISIS D AN PEMBAHASAN M ANA JEMEN TA TA KEL OL A PERUSAHAAN TANGGUNGJA W AB SOSIAL PERUSAHAAN L APOR AN KEU ANGAN INFORM ASI PERUSAHAAN

Sekilas BRI

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”,“Bank”, atau “Perseroan”) dimulai sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah dengan nama “Hulp en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” yang setelah beberapa kali mengalami perubahan nama kemudian resmi ditetapkan menjadi Bank Rakyat Indonesia sejak 16 Desember 1968 berdasarkan UU No.21 tahun 1968. Sejak tahun 1992, status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan 100% kepemilikan BRI ditangan pemerintah Republik Indonesia yang kemudian pada tahun 2003, BRI melakukan Initial Public Offering (IPO) sehingga komposisi kepemilikan saham pemerintah di BRI menjadi 56.75%, sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik.

Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia.

Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI mampu mencatat prestasi selama 10 tahun berturut- turut sebagai bank dengan laba terbesar. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus menambah kompetensi, berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.

BRI terus berupaya menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat dengan senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Selain fokus pada segmen UMKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah 10.396 unit kerja termasuk 3 kantor cabang yang berada di luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online.

Dengan basis jumlah nasabah yang besar tercermin dari jumlah rekening yang lebih dari 49 juta rekening simpanan, BRI terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK dengan total jaringan e-channel ini telah mancapai 152.443 unit. BRI juga berupaya merambah layanan perbankan bagi pengusaha skala mikro yang beroperasi di dalam pasar-pasar tradisional melalui TerasBRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009. Teras BRI ini ditujukan untuk menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal. Pada tanggal 20 Desember 2013, sebagai bentuk komitmen BRI untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi nasabah, BRI meresmikan BRI Hybrid Lounge yaitu mesin hybrid yang dilengkapi dengan fasilitas self service banking pertama di Indonesia dan jaringan layanan e-channel terpadu yaitu ATM, CDM, EDC dan Internet Banking.

Cukup dengan menggunakan e-KTP sebagai sumber informasi data yang telah terkoneksi dan terintegrasi dengan data kependudukan milik Kementerian Dalam Negeri dan dengan mengisi electronic form, nasabah dapat melakukan pembukaan rekening tabungan hanya dalam waktu kurang lebih 4 menit. Bank BRI merupakan bank yang pertama mengimplementasikan e-KTP sebagai sumber data nasabah sebagai bentuk kerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri. Sebagai bank yang beroperasi ditengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI akan konsisten dengan tekadnya menjadi partner utama bagi masyarakat di Indonesia dalam mengembangkan perekonomiannya. Seluruh keunggulan BRI tersebut kini didukung posisi keuangan yang semakin kuat, sehingga diyakini akan semakin

meningkatkan kemampuannya dalam menstimulus laju pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.

Melalui 10.396 unit

Dalam dokumen Bank Rakyat Indonesia Tbk 2014 (Halaman 63-65)

Dokumen terkait