• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan Customer Response Index (CRI)

4.4. Deskripsi Objek Penelitian

4.4.1. Berdasarkan Customer Response Index (CRI)

Customer Response Index (CRI) berbentuk sebuah model pengukuran.

Sebuah model melalui penyederhanaan sesuatu yang mampu mewakili sejumlah objek atau aktivitas. CRI mencakup elemen-elemen respons yang bertingkat, mulai dari awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman), interest (ketertarikan), intentions (niat), dan action (tindakan). Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, berikut hasil model CRI yang didapat dari penelitian efektivitas media promosi event

sponsorship Indonesia Next Top Selfie pada masyarakat Surabaya.

Gambar 4.9. Customer Response Index (CRI) Sumber : Olahan Penulis, 2014

Dari model Customer Response Index di atas, dapat dilihat bahwa perolehan masing-masing persentase responden di tiap tingkatan respon nilainya

di atas 50%. Di tingkat awareness sebanyak 83%, responden menyatakan sadar akan adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu 17% responden tidak sadar pada event tersebut. Ditingkat comprehend sebanyak 94% dari responden yang sadar atau awareness menyatakan memahami mengenai event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya sebanyak 6% responden menyatakan tidak memahaminya. Ditingkat interest sebanyak 65% dari responden yang memahami atau comprehend menyatakan tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 35% responden tidak tertarik. Di tingkat intention sebanyak 63% responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat terhadap event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya sebanyak 37% tidak berminat. Ditingkat action sebanyak 59% orang dari responden yang menyatakan berminat atau intention telah mengikuti event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya 41% orang responden tidak mengikutinya. Dari angka-angka prosentase di tiap tingkatan tersebut, diperoleh nilai-nilai CRI yang didapat berdasarkan rumus berikut:

1. Unawarness = Persentase responden yang unaware

= 17%

2. No Comprehend = Awareness X No Comprehend = 83% X 6%

= 5 %

3. No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest

= 83% X 94% X 35% = 27.3 %

4. No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions

= 83% X 94% X 65% X 37% = 18.8 %

5. No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action

= 83% X 94% X 65% X 63% X 41% = 13 %

Action

= 83% X 94% X 65% X 63% X 59% = 18.9%

Nilai 83% awareness menunjukkan bahwa, media promosi event

sponsorship Indonesia Next Top Selfie dapat membuat responden sadar dengan

pesan iklan event Indonesia Next Top Selfie. Menurut Shimp (2000, p.615) dijelaskan bahwa, event sponsorship memiliki peluang keberhasilan karena, event menjangkau publik untuk menerima / mengetahui pesan dan menangkap pesan yang disampaikan melalui media massa.

Pada tingkat awal, yakni awareness, 83% menjawab aware dengan media promosi event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan 17% menjawab unaware dengan media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Dari pembagian responden berdasarkan awareness perlu diketahui dari manakah responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Dalam item pertanyaan ini, responden diperkenankan untuk memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

Tabel 4.7 Mengetahui dari media mana?

Media Sosial Facebook Twitter Website Teman Total

Jumlah 24 7 29 42

Persentase (%) 28,92% 8,43% 34,94% 50,60% 100%

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, 42 responden menyatakan mengetahui event Indonesia Next Top Selfie adalah dari teman. Sebanyak 29 responden dan 24 responden adalah dari Website dan Facebook. Perolehan terkecil adalah dari twitter.

Teman merupakan hasil terbanyak dari responden mengetahui event Indonesia Next Top Selfie ini dari mana. Teman menggunakan penyampaian sebuah berita melalui kata-kata yang diucapkan secara lisan sehingga, hal ini berkaitan dengan Word Of Mouth (WoM) Menurut Brown et al. (2005 : 125),

Words of Mouth (WoM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain

mengenai pendapatnya tentang suatu merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Menurut Dave Baltler dan John Butman dalam buku “The New Art of Word of Mouth Marketing” (2005 : 10), Prinsip dari Word of Mouth adalah medium yang digunakan secara lisan bukan dengan tulisan. Sebuah

Words of Mouth yang disampaikan dapat meningkatkan sebuah kepercayaan

kepada seseorang. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006 : 13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekspresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain.

Dampak dari WoM yang dapat menciptakan sebuah trust ketika, WoM disampaikan dengan ekspresi yang menggebu-gebu dan bersemangat dari komunikan sehingga, komunikator yang menerima pesan iklan dari event Indonesia Next Top Selfie dapat menerima pesan tersebut dengan baik. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Angel yang mengetahui media promosi

event Indonesia Next Top Selfie dari temannya menuturkan, ”Sebelumnya, saya

tidak tahu event ini. Lalu, saya diberitahu oleh teman saya yang mengetahui media promosi event ini dan dia mengajak saya untuk ikut event Indonesia Next Top Selfie ini. Dia cerita hadiah yang didapat dari event ini sambil menggebu-gebu dan bersemangat sekali.” (Angel, 21 tahun, 25 April 2014).

Pada tahapan kedua, yaitu comprehend. Pada tahapan ini mengalami kenaikan 94% yang menjawab comprehend terhadap event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini dijelaskan oleh Brannan (2005, p. 72) dimana, sebuah media promosi event sponsorship bukan hanya menimbulkan kesadaran merek tetapi, memberikan informasi dan pengetahuan yang membuat seseorang tertarik mengenai media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Sedangkan, 6% menjawab no comprehend terhadap media promosi dari event tersebut. Dari data ini, dapat dilihat bahwa, responden yang paham atau comprehend terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini memiliki jumlah dan presentase lebih banyak dibandingkan responden yang tidak paham atau no comprehend terhadap media promosi dari event ini.

Iklan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie merupakan jenis iklan informatif persuasif, dimana disebutkan oleh Kotler & Keller (2009, p.539) bahwa iklan informatif persuasif dibuat untuk memperkenalkan sebuah

event, menginformasikan cara tata cara keikutsertaan, menciptakan image atau

citra yang baik dari event tersebut, sekaligus menimbulkan tanggapan umpan balik / feedback. Dalam media promosi event ini, alasan responden no

comprehend pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah

ketidakpahaman mengenai logo dan isi tagline dari media promosi event Indonesia Next Top Selfie tersebut.

Jadi, sebanyak 5% dari responden tidak memahami maksud dari iklan media promosi event Indonesia Next Top Selfie dimana, iklan event ini adalah termasuk jenis iklan informatif persuasif yang memberikan informasi sebuah produk dan mempersuasi sehingga, memberikan respon positif.

Best (2012) menyebutkan bahwa kepahaman responden ditentukan pula oleh mampu atau tidaknya responden mengingat unsur-unsur pesan iklan dalam iklan tersebut. Untuk itulah, responden dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa checklist.

Pada tahapan berikutnya, 65% mengungkapkan bahwa, responden interest pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie dan 35% menjawab bahwa,

no interest pada media promosi event ini. Dari data ini dapat dilihat bahwa,

responden yang tertarik atau interest memiliki jumlah dan persentase lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak tertarik atau no interest. Hal ini disebabkan karena, pesan iklan yang ada dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah iklan informatif persuasif. Kotler dan Keller (2009, p.539) menjelaskan bahwa iklan informatif persuasif adalah iklan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang sebuah produk / event tertentu dan dirangkai untuk mempengaruhi khalayak untuk menyukai dan tertarik terhadap sebuah media promosi event tertentu. Iklan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini termasuk dalam iklan informatif persuasif karena, di dalam iklan ini bersifat menginformasikan tentang adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie sekaligus, mengajak untuk mengikuti ajang yang sedang menjadi trend saat ini. Tetapi, pada tahapan ini, hasil dari penghitungan Customer Response

Index, nilai dari no interest (lihat gambar 4.9) adalah yang paling tinggi, yaitu

27,3%.

Tabel 4.8 Alasan no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie

Pertanyaan Jumlah Prosentase(%)

Saya tidak tertarik dengan foto event Indonesia

Next Top Selfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan artis yang dipakai dalam

event Indonesia Next Top Selfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan hadiah yang didapatkan

dalam event Indonesia Next Top Selfie 44 89.80 Saya tidak tertarik dengan tema yang ada dalam

event Indonesia Next Top Selpfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, selfie dianggap terlalu berlebihan

41 83.67

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, tidak memiliki sosial media yang digunakan untuk mengupload foto

39 79.59

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next

Top Selfie karena, malu dengan orang-orang sekitar 39 79.59 Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next

Top Selfie karena, bukan merupakan hobby saya 39 79.59

Lain-lain 41 83.67

Sumber : Olahan Penulis, 2014

Berdasarkan tabel di atas, responden yang no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie terbanyak adalah karena, foto yang tidak menarik, artis yang dipakai tidak menarik, dan tidak tertarik dengan tema sebanyak 47. Sedangkan, sebanyak dengan angka 39 menunjukkan bahwa, mereka no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, tidak memiliki sosial media yang digunakan, malu dengan orang-orang sekitar, dan bukan merupakan hobby.

Di dalam gambar 4.9 Customer Response Index (CRI), responden yang no

interest pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah sebanyak

27,3%. Hal ini dikarenakan adanya foto, tampilan tema, dan juga artis yang digunakan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Gambar 4.10 Foto Event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Foto menjadi salah satu faktor yang membuat responden no interest terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Fotografi adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau yang lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya sehingga, dapat menarik perhatian (Deuschl, 2006, p.5). Foto yang dimaksudkan gambar model yang ada di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie.

Foto menjadi salah satu faktor no interest karena, fotonya tidak dapat dipahami dengan baik oleh responden. Hal ini diperkuat oleh wawancara dengan Andy, 23 tahun yang mengatakan bahwa,”Saya tidak tertarik dengan gambarnya karena, gambarnya jelek, modelnya juga tidak menarik. Saya juga tidak tertarik dengan model yang digunakan di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie ini.” (Sumber : Wawancara dengan Andy, 23 tahun, mahasiswa, 26 April 2014). Sedangkan, Nella juga mengatakan bahwa, “Saya tidak tertarik dengan gambar karena, ekspresinya dari model-model tidak heboh dan kurang seru.” (Nella, 20 tahun, mahasiswi, 25 April 2014).

Selanjutnya adalah intentions. Dimana, responden memahami media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini. Hal ini seperti diungkapkan oleh Brannan (2005, p.72) bahwa, kekuataan dalam sebuah event sponsorship adalah sampai pada tahapan pemahaman dari sebuah event tersebut. Intentions atau minat seseorang menurut Howard (1994) dalam Durianto & Liana (2004, p.44) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk membeli produk tertentu dalam periode tertentu. Minat dapat dikatakan sebagai sebuah pernyatan dari seseorang untuk merefleksikan rencana / maksud dalam melakukan sebuah tindakan. Pada tahapan ini mengalami penurunan dikarenakan, foto yang digunakan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie tidak menarik dan juga responden malu pada teman jika, mengikuti event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini diperkuat oleh wawancara dengan Antony, salah satu responden yang menjawab no intentions pada media promosi event ini karena malu dengan teman menuturkan bahwa, “Saya malu untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, kalau teman saya tahu, saya akan dijadikan bahan bercandaan buat mereka.” (Anthony, 21 tahun, mahasiswa, 24 April 2014).

Di dalam alasan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini terdapat beberapa komponen dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban / alasan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Tabel 4.9 Alasan no intentions terhadap event Indonesia Next Top Selfie

Pertanyaan Jumlah Prosentase (%)

Foto tidak menarik 57 83.82

Artis yang tidak terkenal 54 79.41 Hadiah yang didapatkan tidak

menarik 54 79.41

Tema yang ada tidak menarik 54 79.41 Selfie dianggap terlalu berlebihan 47 69.12

Malu terhadap teman 55 80.88

Malas menjadi terkenal 51 75.00

Pertanyaan Jumlah Prosentase (%) Diadakan oleh PT. XL Axiata 53 77.94

Sumber : Olahan Penulis, 2014

Alasan responden yang no intentios pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah foto tidak menarik, artis yang tidak terkenal, hadiah yang tidak menarik, dan tema yang tidak menarik menjadi alasan kedua terbesar. Foto yang tidak menarik karena, adanya kesalahan dalam pemilihan warna dimana, di dalam sebuah kegiatan pemasaran, menurut Louis Prang (1876) warna merupakan komponen yang menunjang seseorang untuk tertarik dan akan mencoba memahami sebuah event.

Artis yang tidak terkenal, hadiah yang tidak menarik, dan tema yang tidak menarik menjadi alasan terbesar kedua setelah foto seperti yang ada pada gambar 4.10 yang tidak menarik yang dipilih oleh responden yang no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini dikarenakan, mereka menganggap mereka tidak akan mendapatkan hadiah-hadiah dan hadiah yang disediakan terbatas sehingga, mereka hanya sampai pada tingkat interest terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Selain itu, tema yang digunakan membuat responden no intentions karena, dengan gaya bahasa anak-anak muda sekarang, mereka menganggap bahasa yang digunakan di dalam media promosi

event Indonesia Next Top Selfie terlalu berlebihan. Hal itu yang membuat mereka no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Hasil wawancara dengan Anita yang menyatakan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie karena tidak hobby menuturkan, “Saya tidak berminat untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, selfie bukan merupakan hobby yang saya sukai.” (Anita, 20 tahun, mahasiswa, 25 April 2014).

Selfie dianggap sebagai suatu hal yang berlebihan. Salah satu hal yang menunjang alasan mengapa responden no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Sesuai dengan fenomena komunikasi yang muncul bahwa, kegiatan selfie ini menimbulkan sebuah pro dan kontra. Alasan selfie merupakan suatu hal yang berlebihan adalah bentuk dari kontra masyarakat yang tidak menyukai kegiatan selfie ini.

Tahapan terakhir dari Customer Response Index (CRI) adalah action. Menurut Brannan (2005, p.72) bahwa, aktivitas dalam sebuah event sponsorship yang terakhir adalah dalam tahapan prefensi pembelian / melakukan tindakan. Prefensi pembelian / melakukan tindakan dalam penelitian ini adalah masyarakat untuk mengikuti atau tidak mengikuti event tersebut. Brannan mengungkapkan bahwa, tindakan terakhir adalah melakukan tindakan (action). Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya, foto di dalam event ini tidak menarik, event ini diadakan oleh PT. XL Axiata, atau juga karena, hadiah yang ditawarkan tidak dapat menarik perhatian sehingga, responden sudah intentions pada event ini tetapi, memutuskan untuk tidak mengikuti event tersebut.

Gambar 4.9 Customer Response Index ini perolehan angka action 59% (19 responden) dan no actions 41% (13 responden) karena, perolehan prosentase hampir seimbang. Perolehan action lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase

no actions. Actions tersebut lebih tinggi dapat dikarenakan, informasi yang

diberikan oleh PT. XL Axiata di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie bermaksud untuk mengajak dengan adanya kalimat ”Apa kamu jagonya foto selfie? Ayo ikutan Indonesia’s Next Top Selfie !” sehingga, 19 responden tersebut mengikuti event Indonesia Next Top Selfie. Alasan 19 responden memilih untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, event ini diadakan oleh PT. XL Axiata. PT. XL Axiata merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyajikan berbagai inovasi program yang menarik dan kualitas program yang terbaik sehingga, PT. XL Axiata dapat menjadi perusahaan yang disukai dan dipercaya oleh masyarakat (Kabar Bisnis, 2014).

Berikut ini merupakan hasil analisa data yang didapatkan dari masing-masing tingkatan Customer Response Index (CRI) :

1. Awareness

Berikut merupakan sebaran jawaban responden di tingkatan awareness. Pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui apakah responden aware atau

unaware pada tingkatan ini ialah, “Apakah Anda tahu tentang adanya media

Tabel 4.10. Customer Response Index Tingkat Awareness

Respon Jumlah Persentase%

Tidak 17 17

Ya 83 83

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 83 orang responden (83%) menyatakan sadar atau aware adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 17 orang (17%) responden menyatakan tidak

aware mengenai hal tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brannan, (2005,

p.72) bahwa, keberhasilan dalam sebuah event sposorship adalah terletak pada kekuatan dalam mendukung teknik komunikasi. Salah satunya adalah ketika menyampaikan sebuah kesadaran merek (awareness). Oleh sebab itu, kemampuan sebuah event sponsorship dikatakan efektif dalam membentuk awareness, maka sebanyak 83% responden dalam penelitian ini aware atau sadar pada media promosi event sponsorship Indonesia Next Top Selfie.

Dampak dari WoM yang dapat menciptakan sebuah trust ketika, WoM disampaikan dengan ekspresi yang menggebu-gebu dan bersemangat dari komunikan sehingga, komunikator yang menerima pesan iklan dari event Indonesia Next Top Selfie dapat menerima pesan tersebut dengan baik. Sebuah

Word of Mouth yang disampaikan dapat meningkatkan sebuah kepercayaan

kepada seseorang. Hal ini berkaitan dengan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekpresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain.

Dari pembagian responden berdasarkan awareness perlu diketahui dari manakah responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Dalam item pertanyaan ini, responden diperkenankan untuk memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

Tabel 4.11. Sumber Informasi tentang media promosi event Indonesia Next Top Selfie

Awareness dari mana : Frequency Percent (%)

Facebook 9 9 Twitter 2 2 Website 29 29 Teman 43 43 Facebook, Twitter 5 5 Facebook, Website 5 5 Facebook, Teman 4 4

Facebook, Website, Teman 4 4

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 83 responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie mayoritas sumber informasi berasal dari teman / WoM yaitu dengan prosentase sebesar 50,60% (42 dari 83 Responden), sedangkan responden lainnya menyatakan mereka mengetahui atau

aware mengenai event tersebut karena mengetahuinya dari media sosial seperti

facebook, twitter maupun melalui website.

Hal ini yang menyebabkan sebagian besar dari responden yang tahu dengan event Indonesia Next Top Selfie memperoleh informasi dari teman. Menurut Whitney (2008) WoM atau Word of Mouth merupakan sebuah kegiatan marketing yang dapat menunjang sebuah event yang ada dalam sosial media dapat tersampaikan dengan baik dan membentuk awareness di masyarakat. Menurut Dave Baltler dan John Butman dalam buku “The New Art of Word of Mouth Marketing” (2005 : 10), prinsip dari Word of Mouth adalah medium yang digunakan secara lisan bukan digunakan secara tulisan. Hal ini berkaitan dengan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekspresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain. Hal ini diperkuat dengan hasil

wawancara dengan responden Angel menyatakan mengetahui event Indonesia Next Top Selfie ini dari temannya yang bercerita tentang adanya event Indonesia Next Top Selfie kepadanya menuturkan, ”Sebelumnya, saya tidak tahu event ini. Lalu, saya diceritai teman saya yang tahu event ini dan dia ngajak saya untuk ikut

event Indonesia Next Top Selfie ini. Dia cerita hadiah yang didapat dari event ini

sambil menggebu-gebu dan bersemangat sekali.” (Sumber: Wawancara dengan Angel, 21 tahun, mahasiswi, 25 April 2014).

Dalam sebuah kegiatan promosi yang dilakukan di media sosial, event

sponsorship adalah salah satu kegiatan yang dianggap efektif sebagai sebuah

penunjang dalam memperkenalkan sebuah produk baru. Event sponsorship ini menggunakan media massa dengan cara memasukkan promosi seperti, foto, dan sejumlah informasi lainnya yang akan didengar, dilihat, dan dibaca oleh masyarakat (Jefkins, 1972, p.187).

Hasil dari responden yang menjawab sumber informasinya adalah teman karena, adanya kekuatan dari WoM yang menyatakan bahwa, WoM adalah kegiatan marketing yang dapat menunjang sebuah event yang ada dalam sosial media melalui medium lisan / yang sampaikan sehingga, sebuah event dalam sosial media dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini juga dapat disebabkan oleh promosi dalam bentuk facebook, twitter, maupun website yang kurang mengena publiknya / target marketnya.

Selain itu, website merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi di dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Di dalam Website event Indonesia Next Top Selfie tercantum berbagai informasi menarik mengenai event ini. Mulai dari hadiah, langkah-langkah hingga syarat dan ketentuan mengikuti

Gambar 4.11 Tampilan Website event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Sedangkan, yang paling rendah adalah twitter dimana, di Indonesia, hal ini dikaitkan dengan pengguna twitter yang lebih sedikit dibandingkan instagram atau facebook. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna twitter yaitu, 19,5 juta orang lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna facebook di Indonesia, yaitu 65 juta orang dan jumlah pengguna instagram mencapai 150 juta orang (Kominfo.go.id, 2014).

Hasil dari jawaban aware atau unaware responden kemudian

Dokumen terkait