• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. ANALISIS DATA. 50 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. ANALISIS DATA. 50 Universitas Kristen Petra"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat PT. XL Axiata

PT. XL Axiata adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. Mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, XL saat ini adalah penyedia layanan seluler dengan jaringan yang luas dan berkualitas di seluruh Indonesia bagi pelanggan ritel (Consumer Solutions) dan solusi bagi pelanggan korporat (Business Solutions). XL satu-satunya operator yang memiliki jaringan serat optik yang luas. XL telah meluncurkan XL 3G pada 21 September 2006, layanan telekomunikasi selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. XL dimiliki secara mayoritas oleh Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,5%) dan publik (33,5%). Sebagai bagian dari Axiata Group bersama-sama dengan Robi (Bangladesh), Smart (Cambodia), Idea (India), Celcom (Malaysia), M1 (Singapore), SIM (Thailand) dan Dialog (Sri Lanka). Motto dari PT. XL Axiata adalah "It's XL", yaitu Integritas, kerja sama, dan pelayanan prima, menjadi kunci utama bagi XL Axiata untuk memenuhi komitmennya.

PT. XL Axiata Tbk (XL) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT. Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group – Pemegang saham PT. Grahametropolitan Lestari – dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui). Nama XL kemudian berubah menjadi PT. Excelmindo Pratama dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan telepon dasar.

Berdiri pada 6 Oktober 1989 dengan nama PT. Grahametropolitan Lestari, XL mulai beroperasi sebagai perusahaan perdagangan barang dan jasa umum. Pada tahun 1996, XL memasuki sektor telekomunikasi setelah mendapatkan izin operasi GSM 900 dan secara resmi meluncurkan layanan GSM. Dengan demikian, XL menjadi perusahaan swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon selular. Perseroan juga mengubah namanya menjadi PT Excelcomindo

(2)

Pratama, sesuai dengan perjanjian kerjasama antara Grup Rajawali dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui).

Setelah sembilan tahun menjadi perusahaan swasta, XL kemudian melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) pada September 2005 dan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada saat itu, XL merupakan anak perusahaan Indocel Holding Sdn. Bhd yang sekarang dikenal sebagai Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd., yang seluruh sahamnya dimiliki oleh TM International Sdn. Bhd. (TMI) melalui TM International (L) Limited. Pada tahun 2009, TMI berganti nama menjadi Axiata Group Berhard (Axiata). Pada tahun yang sama PT Excelcomindo Pratama Tbk juga berganti nama menjadi PT XL AxiataTbk.

Saat ini, sebagian besar saham XL dipegang oleh Axiata melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (66,6%) dan Emirates Telecommunications Corporation atau Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%), dan sisanya dipegang oleh masyarakat (20,1%). XL dikenal sebagai peloporlayanan selular kepada anggota masyarakat biasa di Indonesia melalui program tarif hemat “Rp. 1/detik” pada tahun 2007, yang memungkinkan lebih banyak penduduk berpenghasilan menengah ke bawah menikmati layanan telepon selular.

XL telah berkembang dari perusahaan kecil yang menjual layanan dasar telepon menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di tanah air, dengan infrastruktur jaringan dan layanan yang sangat luas di seluruh tanah air. XL menyediakan layanan untukpelanggan ritel dan menawarkan solusi bisnis kepada pelanggan perusahaan.

Jaringan XL menggunakan teknologi GSM 900/DCS 1800 dan IMT-2000/3G. XL juga memiliki beberapa lisensi, termasuk Closed Regular Network (leased line), Internet Service Provider (ISP), Voice over Internet Protocol (VoIP), dan Internet Interconnection Services (NAP). XL bahkan telah memperoleh lisensi untuk e-Money (uang elektronik) dari Bank Indonesia, yang memungkinkan XL menyediakan layanan pengiriman uang.

Sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, XL senantiasa berusaha meningkatkan layanan menyeluruh (end-to-end) dan terus berinovasi untuk memenuhi meningkatnya kebutuhan pelanggan. XL selalu

(3)

dinamis dalam mengelola dan menjalankan usahanya, bersedia belajar, cepat beradaptasi dengan perubahaan di industri atau keadaan pasar sehingga mampu memberikan atau menyediakan layanan berkualitas prima kepada pelanggan.

PT XL Axiata Tbk telah beroperasi di industri telekomunikasi selama lebih dari satu dekade, dan merupakan salah satu operator seluler terkemuka di Indonesia.

Penghargaan yang diraih XL Sepanjang 2013

Sepanjang tahun 2013, XL menerima banyak penghargaan sebagai bukti pengakuan dari berbagai kalangan. Berikut penghargaan yang telah diraih XL sepanjang tahun 2013:

Best Leader, Best Operation Manager, Best Recruitment Campaign, Best IT Support - The Contact Center World Asia Pacific

Contact Center Service Excellence Award 2013 Grade: Excellent Carre CCSL

Telecom Asia Awards - Best Operator in Emerging Market Kategori: The Best Emerging Market Carrier

Telecom Asia

Most Admired Companies 2013

The Third Winner in Infrastructure, Utilities, and Transportation Industry Fortune Indonesia.

Service Quality Awards 2013, Peringkat: EMAS Kategori: Industri Telco Selular – GSM

Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre-CCSL) dan Service Excellence Magazine

Best Social Media Program of The Year, Best Use of Knowledge Management, Customer Relationship Excellence Awards

APCSC (Asia Pacific Customer Service Consortium) Digital Business Leader

Hasnul Suhaimi - XL Chief Executive Officer

(4)

Lifetime Achivement Awards

Dian Siswarini - XL Chief Digital Service Officer

Bubu Awards v.08

Indonesia Service to Care Champion 2013

Kategori: Operator Selular

MarkPlus Insight

The Most Youthful Brand 2013

Ikatan Duta Budaya dan Pariwisata Indonesia (IDBUDPARINDO)

Indonesia Most Admired Companies 2013 (WIMACO 2013)

Warta Ekonomi

The Best Public Companies Based on WAI

Kategori: Layanan Telekomunikasi Majalah SWA dan Stern & Co.

4.1.2. Corporate Value 1. Integritas

Selain dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika profesi dan bisnis, segenap jajaran pimpinan dan karyawan XL Axiata harus:

Jujur dalam berbicara dan bertindak.

Konsisten antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Adil dalam memperlakukan pihak lain.

Berdedikasi terhadap perusahaan.

Dapat dipercaya dalam mengemban amanat maupun menjalankan tugas.

2. Kerja Sama

Saling mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan bersama, karena tidak semua pekerjaan dapat dilakukan secara individual. Selain itu, kerja sama memungkinkan kita untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, dan agar dapat berlangsung efektif, segenap karyawan XL Axiata harus:

Selalu berpikir positif dan terbuka terhadap masukan orang lain. Menghargai perbedaan.

(5)

Peduli terhadap pihak lain.

Komunikatif dalam membangun pengertian yang sama. Berbagi pengetahuan dan keterampilan.

Fokus kepada tujuan bersama.

3. Pelayanan Prima

Sepenuh hati memberikan solusi terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan, tidak hanya pelanggan eksternal yang berada di luar perusahaan, tetapi termasuk juga pelanggan internal yang mencakup rekan kerja, atasan atau bawahan, dan unit kerja lain di XL Axiata. Dalam usaha memberikan pelayanan prima, para karyawan XL Axiata harus:

Fokus kepada pelanggan dalam setiap pengambilan keputusan dan tindakan.

Berorientasi pada solusi terbaik.

Efisien dan efektif dalam menghasilkan solusi. Sepenuh hati dalam menjalankan tugas.

Berorientasi pada kualitas atas produk dan layanan yang diberikan. Proaktif dalam bertindak.

Inovatif dan kreatif dalam memberikan solusi

4.1.3. Visi dan Misi PT. XL Axiata

Visi PT. XL Axiata Tbk adalah menjadi juara seluler Indonesia, memuaskan pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.

Misi XL dituangkan dalam nilai-nilai yang yang menjadi fokus utama perusahaan sebagai alat untuk mencapai visi perusahaan tersebut. Nilai-nilai ini secara bersama-sama dijunjung oleh seluruh karyawan perusahaan, yaitu team work, integrity, dan service excellence. Kerja tim di PT. XL Axiata merupakan nilai dimana seluruh karyawan perusahaan harus saling mendukung dan secara aktif terlibat dalam mencapai tujuan bersama. Intergritas sebagai nilai adalah menjadi individu yang dapat dipercaya dan selalu mematuhi etika profesi dan bisnis. Memiliki keunggulan dalam pelayanan sebagai nilai ialah dengan sepenuh hati memberikan solusi yang terbaik untuk memenuhi harapan pelanggan.

(6)

4.1.4. Logo PT. XL Axiata

Logo perusahaan XL adalah suatu identitas merek. XL sebagai logo terdiri dari sebuah ikon, sangat dikenali dan saat melihat maka akan dengan mudah diingat sebagai simbol yang mewakili seorang juara. Logo bagi banyak orang dibuat untuk dengan pertimbangan makna filosofis sebagai harapan. Secara grafis, logo XL digambarkan dengan elemen manusia namun dibuat dengan bentuk yang bebas sebagai perwakilan dari nilai inovasi yang dimiliki oleh XL. Hal tersebut juga memungkinkan sebagai gerak fleksibilitas yang lebih besar. Sebab sebagai perusahaan telekomunikasi yang memiliki persaingan dan pertumbuhan yang cepat XL dituntut untuk mengikuti perkembangan inidengan dinamis dan fleksibel. Dari kesemuanya, logo XL menampilkan bentuk yang simple, straight forward, clean, dan profesional.

Gambar 4.1 Logo Perusahaan PT. XL Axiata Sumber : www.xl.co.id, 2014

4.1.5. Indonesia Next Top Selfie

Indonesia Next Top Selfie adalah sebuah event yang diadakan oleh PT. XL Axiata untuk mempromosikan peluncuran produk terbaru XL Internet Unlimited.

Event Indonesia Next Top Selfie adalah sebuah kompetisi foto self taken yang

ditujuan untuk anak-anak muda di Indonesia. Sejarah dari event Indonesia Next Top Selfie ini adalah kebiasaan selfie sudah menjadi trend untuk kebanyakan

(7)

anak muda di Indonesia dan mengunggahnya di sosial media. Kebiasaan ini agar menjadi sebuah kebiasaan yang berguna, maka perusahaan berinovasi untuk menciptakan sebuah event untuk menyalurkan kebiasaan selfie menjadi sebuah hal yang bernilai.

Berdasarkan wawancara dengan Putro Pamungkas, Corporate Communications (Public Relations) East Region di PT. XL Axiata, tujuan dari event sponsorship Indonesia Next Top Selfie adalah untuk menciptakan brand awareness di mata masyarakat terhadap event tersebut dan untuk menciptakan

dampak yang positif dari kebiasaan selfie yang dilakukan oleh masyarakat. Indonesia Next Top Selfie ini ingin menjadi ajang penyalur bagi masyarakat-masyarakat yang senang dan hobby dengan kebiasaan selfie mereka (Putro Pamungkas, Corporate Communications East Region PT. XL Axiata, Maret 2014). Selain itu, Indonesia Next Top Selfie ini merupakan bagian dari program terbaru dari PT. XL Axiata yaitu, XL Internet Unlimited.

Event ini merupakan sebuah ajang kompetisi ini diadakan mulai tanggal 10

Februari 2014 – 14 Maret 2014. Sedangkan Roadshownya sendiri yang digunakan hanya untuk menyosialisasikan program inovasi XL Internet Unlimited yang ditujukan untuk anak-anak muda di Indonesia mulai tanggal 17 Februari 2014 hingga akhir Maret 2013 di beberapa kota besar. Selain event Indonesia Next Top Selfie yang merupakan bagian dari program XL Internet Unlimited, PT. XL Axiata juga mengadakan sosialisasi di berbagai sekolah-sekolah perihal promosi XL Internet Unlimited, termasuk di Surabaya.

Gambar 4.2. Logo dari Indonesia Next Top Selfie Sumber : www.xl.co.id/selfunlimited, 2014

(8)

Gambar 4.3 Foto dari Indonesia Next Top Selfie Sumber : www.xl.co.id/selfieunlimited,2014

Dalam event Indonesia Next Top Selfie menggunakan media sosial Facebook, Twitter, dan Website untuk mempromosikan event ini.

Gambar 4.4 Media Promosi Indonesia Next Top Selfie melalui Facebook

(9)

Gambar 4.5 Langkah-langkah dalam mengikuti event Indonesia Next Top Selfie

Sumber : Facebook PT. XL Axiata, 2014

Gambar 4.6. Hadiah-hadiah dari event Indonesia Next Top Selfie Sumber : Facebook PT. XL Axiata, 2014

Gambar 4.7.Media Promosi Indonesia Next Top Selfie melalui Twitter Sumber : Twitter PT. XL Axiata, 2014

(10)

Gambar 4.8. Media Promosi Indonesia Next Top Selfie melalui Website Resmi PT. XL Axiata

Sumber : XL.co.id/selfunlimited, 2014

Dalam event Indonesia Next Top Selfie menggunakan Ananda Omesh sebagai bintang utama dalam event ini. Ananda Omesh yang berperan sebagai Jaka Tarub memiliki peranan penting dalam menentukan pemenang dari event Indonesia Next Top Selfie. Selain itu, ada tema-tema / konsep bagi anak-anak muda yang akan mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini yang dikutip dalam website PT. XL Axiata (www.xl.co.id/selfunlimited)

“ (1) 2 Pemenang Selfie Star 1 laki-laki & 1 perempuan yang ditentukan oleh juri dan vote "Love" paling banyak di gallery Joko Tarub's Choice, (2) Pemenang Selfie Unlimited yang meng-upload foto paling banyak, dan (3) Pemenang Nice Try Selfie yang ditentukan oleh vote "Nice Try" paling banyak. Selain itu, Beberapa konsep yang berbeda dalam setiap minggunya adalah (1) konsep Selfie with Something/Someone that you

love, konsep dengan meng-upload foto bersama orang tersayang. (2)

konsep Xtreme Selfie, Konsep ini merupakan konsep selfie dengan menggunakan gaya yang paling ekstrim. (3) Konsep Duck Face Selfie, adalah konsep selfie dengan menunjukkan gaya Duck Face. (4) Konsep Pura-Pura Gak Selfie, konsep dimana, kamu yang seakan akan lagi gak selfie atau gak liat kamera. (6) Konsep grup Selfie, konsep ini dimana,

(11)

kamu mengajak minimal 5 teman untuk ber’selfie’. (7) Konsep Mirror Selfie, konsep yang menggunggah foto selfie kamu di depan kaca atau cermin. Indonesia Next Top Selfie menggunakan media sosial facebook,

twitter, dan instagram sebagai media sosial pendukung untuk para peserta

yang ingin mengikuti kompetisi ini. Dalam event ini peserta tidak harus melakukan registrasi”.

Sedangkan syarat dan ketentuan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini adalah : (www.xl.co.id/selfunlimited)

1. Indonesia’s Next Top Selfie” (Selanjutnya akan disebut INTS) adalah sebuah kompetisi foto self taken atau biasa disebut selfie yang diselenggarakan oleh XL Axiata.

2. Periode pengiriman INTS berlangsung dari 7 Februari – 31 Maret 2014 3. INTS terbuka untuk semua warga Indonesia.

4. Mekanisme dan cara ikutan INTS:

a. Upload foto selfie kamu via Twitter atau Instagram dengan hashtag #SelfieUnlimited

b. Setiap foto akan dimoderasi terlebih dahulu oleh pihak XL sebelum disebarkan kepada umum

c. Proses moderasi akan dilakukan setiap hari pada jam 10.00, 15.00, dan 19.00

d. Setelah di moderasi, maka foto kamu akan ditampilkan di Galeri XL: www.xl.co.id/selfieunlimited

e. Joko Tarub akan memoderasi foto foto yang masuk kategori Selfie Star di Joko Tarub's Choices Gallery dan akan dibuka periode voting mulai tanggal 1 – 7 April 2014

f. Kamu juga bisa melakukan vote dengan pilihan "Love" dan "Nice Try" di semua Gallery dari setiap foto dan maksimal 1 kali untuk setiap foto untuk mendapatkan kesempatan memenangkan Lucky Voters

5. Untuk melakukan vote, kamu harus login Facebook dan like Fanpage XL Rame Atau bagi pengguna Facebook, bisa langsung mengupload foto kamu di www.xl.co.id/selfieunlimited

(12)

7. Pemenang yang berada di luar jakarta, harus menanggung sendiri biaya akomodasi ke Jakarta dan di luar tanggung jawab dari pihak PT XL Axiata Tbk.

8. Pihak penyelenggara berhak membatalkan hadiah apabila ada pemenang yang terbukti tidak memenuhi syarat atau melanggar ketentuan yang berlaku dan akan diberikan kepada pemenang lainnya. Semua karyawan PT XL Axiata Tbk dan agensi terkait tidak diperkenankan untuk memenangkan hadiah di INTS.

9. Pihak penyelenggara berhak membatalkan hadiah apabila ada pemenang yang terbukti tidak memenuhi syarat atau melanggar ketentuan yang berlaku. Semua karyawan PT XL Axiata Tbk dan agensi terkait tidak diperkenankan untuk memenangkan hadiah di INTS.

10. Gambar foto yang dikirim harus original, tidak boleh mengandung unsur SARA, pornografi, diskriminasi, muatan politik dan hal-hal serupa lainnya. Apabila ada gambar foto yang mengandung unsur tersebut, secara jelas maupun terselubung, maka peserta akan didiskualifikasi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

11. Peserta yang diketahui berbuat curang akan otomatis didiskualifikasi dari INTS dan segala jenis kompetisi yang diselenggarakan oleh PT XL Axiata untuk selamanya dan tidak berhak untuk memenangkan hadiah.

12. XL Axiata sebagai pihak penyelenggara berhak untuk mengubah dan/atau memodifikasi syarat dan ketentuan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 13. Hati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan XL dan INTS

sehubungan dengan berlangsungnya aktivitas ini. Karena baik peserta maupun pemenang tidak dipungut biaya apapun.

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan analisis data secara mendalam, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini valid dan reliabel.

(13)

4.2.1. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata ”valid” yang juga berarti “benar” atau “tepat” (Neuman, 2012, p. 119). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) adalah valid. Sehingga dengan kata lain, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012, p. 121).

Dalam uji validitas ini, peneliti membagikan 30 kuesioner kepada responden. Item-item pertanyaan dalam kuiesioner dinyatakan valid jika r hitung lebih besar daripada r tabel. Berdasarkan taraf signifikansinya 1% dan taraf kepercayaan 99%, serta jumlah sampel 30 responden, maka didapatkan nilai r tabel adalah 0,256. Menggunakan program bantuan hitung SPSS Statistics versi 16.0, berikut tabel perbandingan r tabel dengan r hitung masing-masing item pertanyaan:

Tabel 4.1. Uji Validitas Variabel Customer Response Index (CRI)

Indikator r hitung r tabel Kesimpulan Awareness 0,625 0,361 Valid Comprehend 0,797 0,361 Valid Interest 0,889 0,361 Valid Intentions 0,890 0,361 Valid Action 0,820 0,361 Valid

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel perbandingan r tabel dan r hitung di atas, dapat diketahui besarnya masing-masing r hitung tiap variabel adalah sebagai berikut ;

awareness 0,625, comprehend 0,797, interest 0,889, intentions 0,890, dan actions

0,820. Berdasarkan nilainya, nilai r hitung variabel intentions merupakan yang terbesar dibandingkan dengan variabel yang lain. Hal ini membuktikan bahwa variabel intentions validitasnya tinggi dibandingkan dengan variabel yang lain. Sedangkan r hitung terkecil adalah variabel awareness, dimana validitas variabel

(14)

Suatu variabel dinyatakan valid jika r hitung yang didapatkan per tabel lebih besar dari r tabel (Singarimbun & Effendi, 1985, p.137). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa, seluruh pertanyaan yang mendukung variabel dalam kuesioner penelitian ini valid. Validnya variabel ini mengindikasikan bahwa, data yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini dapat dipakai untuk mengukur Customer Response Index (CRI) untuk menentukan sebuah efektivitas media promosi event sponsorship Indonesia Next Top Selfie. Metode Customer Response Index (CRI) ini digunakan untuk mengukur efektivitas media promosi event Indonesia Next Top Selfie pada masyarakat Surabaya.

4.2.2 Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dikatakan reliabel bila mampu untuk terus menerus menghasilkan data yang sama dalam mengukur objek yang sama (Sugiyono, 2012, p. 121). Instrumen yang reliabel juga dapat disebut dengan instrumen yang dapat diandalkan atau dipercaya, dan konsisten dalam mengukur variabel operasionalnya (Neuman, 2012, p. 121). Item-item pertanyaan dalam kuesioner danggap reliabel juga r-alpha yang didapat > 0,60.

Dari 30 kuesioner yang dibagikan kepada responden, dapat dihasilkan uji realibilitasnya sebagai berikut adalah r-alpha yang didapat dengan menggunakan bantuan program hitung SPSS Statistics versi 16.0:

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Variabel Customer Response Index (CRI)

Cronbach’s Alpha Jumlah item

0,783 5

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai r-alpha yaitu 0,783 lebih besar dari 0,60, sehingga kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini mengandung item-item pertanyaan yang reliabel. Dengan demikian, pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini dapat mengukur variabel yang baik dan menghasilkan data yang akurat.

(15)

4.3 Deskripsi Data

4.3.1. Identitas Responden

Identitas responden adalah data-data yang didapatkan dari responden, yang menggambarkan karakteristik responden tersebut. Identitas responden dalam penelitian ini dibagi dalam kelompok usia, jenis kelamin, pengguna gadget atau tidak, dan penggunaan sosial media.

4.3.1.1. Usia Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang berusia 18 – 35 tahun. Karakteristik usia responden ini dipilih sesuai dengan target

market dari event Indonesia Next Top Selfie. Berikut ini tabel persebaran usia

responden:

Tabel 4.3 Tabel Usia Responden

Usia Jumlah Persentase

18 6 6% 19 13 13% 20 14 14% 21 20 20% 22 9 9% 23 7 7% 24 4 4% 25 2 2% 26 3 3% 27 4 4% 28 4 4% 29 3 3% 30 5 5% 31 3 3% 32 3 3% 33 0 0% 34 0 0%

(16)

35 0 0%

Total 100 100%

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel persebaran usia responden di atas, dapat dilihat bahwa, 20 responden dari 100 responden atau sebanyak 20% respoden adalah berusia 21 tahun. Usia kedua terbanyak adalah berusia 20 tahun sebanyak 14 responden dari 100 responden, atau sebanyak 14%. Usia terbanyak ke tiga adalah usia 19 tahun sebanyak 13 responden dari 100 responden atau 13%. Selanjutnya, 9 responden dari 100 responden atau 9% berusia 22 tahun dan 7 responden dari 100 responden atau 7% adalah berusia 23 tahun. Usia terbanyak ke enam adalah responden yang berusia 18 tahun sebanyak 6 responden dari 100 responden atau sebanyak 6%. Usia terbanyak ke tujuh adalah berusia 30 tahun sebanyak 5 responden dari 100 responden (5%). Usia terbanyak selanjutnya adalah tiga kelompok usia yang memiliki sebaran distribusi yang sama, yaitu usia 24 tahun sebanyak 4 dari 100 responden (4%), usia 27 tahun sebanyak 4 dari 100 responden (4%), dan usia 28 tahun juga sebanyak 4 dari 100 responden (4%).

Selain itu, kelompok usia yang memiliki sebaran distribusi yang sama selanjutnya adalah usia 26 tahun sebanyak 3 responden dari 100 responden (3%), usia 29 tahun sebanyak 3 responden dari 100 responden (3%), usia 31 tahun sebanyak 3 responden dari 100 responden (3%), dan usia 32 tahun sebanyak 3 responden dari 100 responden (3%). Usia 25 tahun sebanyak 2 responden (2%) dan yang terakhir adalah kelompok usia yang tidak mendapatkan sebaran distribusi adalah responden yang berusia 33 tahun, 34 tahun, dan 35 tahun.

Menurut Prof. dr. M. Djawad Dahlan (2001, p.3-4), usia 30-35 tahun adalah masa dimana, seseorang akan mengalami perubahan dalam hal sosial. Havighurst menjelaskan bahwa, masa dewasa lebih cenderung untuk memikirkan ke masa depan. Daniel Levinson (1978, 1980) dalam The Season of Man’s Life (Musim-Musim Kehidupan Manusia) menekankan bahwa tugas-tugas perkembangan harus dikuasai pada masing-masing fase. Pada usia 30-an, individu biasanya berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Pada tahun-tahun berikutnya pada periode ini, individu memasuki fase Becaming One’s Own man.

(17)

Hal ini yang menyebabkan pada usia 33, 34, dan 35 tidak mendapatkan persebaran kuesioner.

Dalam hal ini juga dikaitkan dengan teknik persebaran responden dimana, peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Di dalam teknik purposive

sampling, usia tidak dibatasi. Selain itu, hal ini bisa juga disebabkan oleh peneliti

dalam melakukan persebaran kuesioner. Peneliti melakukan persebaran kuesioner di tempat-tempat berkumpulnya anak-anak muda. Sehingga, anak-anak muda yang sedang menghabiskan waktunya di tempat tersebutlah yang mengisi kuisioner. Penyebaran dilakukan di tempat berkumpulnya anak-anak muda karena, target market dari event Indonesia Next Top Selfie ini adalah anak-anak muda.

Faktor lain yang mempengaruhi adalah pada usia 30 tahun ke atas akan lebih memfokuskan diri pada keluarga. Hal ini yang membuat mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk keluarga daripada mereka menghabiskan waktunya untuk hanya sekedar berbincang-bincang dengan orang lain / rekan kerja / kolega. Didukung dengan wawancara dengan Reni menuturkan, “Saya sibuk mengurusi pekerjaan rumah tangga, daripada saya harus nongkrong. Saya hangout juga bersama keluarga saya, yaitu suami dan anak-anak saya.” (Reni, 34 tahun, Ibu Rumah Tangga, 21 April 2014). Oleh sebab itu, seperti teori yang dikemukakan oleh Daniel Levinson (1978, 1980) dalam The Season of Man’s Life (Musim-Musim Kehidupan Manusia) menekankan bahwa pada usia 30-an, individu biasanya berfokus pada keluarga dan perkembangan karir.

Sedangkan, usia 21 merupakan usia terbanyak responden karena, menurut Menurut Prof. dr. M. Djawad Dahlan (2001, p.3-4), usia 18-25 tahun merupakan usia penyesuaian dengan pola-pola kehidupan yang baru dan harapan yang baru sehingga, mereka lebih aktif dalam bersosialisasi. Selain itu, pada usia 18-25 tahun merupakan masa dewasa dini yang kreatif, dewasa dini sebagai masa keinginan mandiri. Hal ini yang menyebabkan usia 21 tahun merupakan usia terbanyak karena, mereka lebih aktif dalam mencari tahu yang mereka inginkan sesuai dengan trend yang ada saat” ini dan sesuai dengan perkembangan jaman saat ini yaitu, trend selfie.

(18)

4.3.1.2. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

L 21 21

P 79 79

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden pada penelitian ini ada sebanyak 21 orang laki-laki (21%) dan sebanyak 79 orang (79%) perempuan. Disimpulkan bahwa mayoritas yang menjadi responden pada penelitian ini merupakan perempuan.

Menurut Data Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, masyarakat Surabaya yang berusia 18-35 tahun lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat Laki-laki usia 18-35 tahun. Jumlah dari masyarakat Perempuan pada usia 18-35 tahun adalah 474.780 jiwa, sedangkan jumlah dari masyarakat laki-laki di Surabaya pada usia 18-35 tahun adalah 459.598 jiwa (Surabaya.go.id, 2014). Sehingga, responden yang dipilih dalam penelitian efektivitas event Indonesia Next Top Selfie ini adalah dominan / lebih banyak dari masyarakat perempuan yang berusia 18-35 tahun.

Bukan hanya perempuan yang melakukan selfie tetapi, laki-laki juga melakukan selfie. OnePoll, lembaga survei di London, melalukan semacam wawancara dan uji coba. Dikutip dari situs The Telegraph, OnePoll melakukan percobaan kepada 2.000 pengunjung yang datang ke Samsung Electronics, London, hasil survei menemukan sebanyak 57 persen perempuan mengunggah fotonya ke sosial media, sedangkan pria hanya 45 persen (Rindu P. Hestya, Tempo.com). Oleh karena itu, baik laki-laki maupun perempuan dapat menjadi responden dalam penelitian ini

Berdasarkan teknik sampling yaitu, purposive sampling dimana, teknik ini merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan struktur penelitian, dimana pengambilan sampel dengan mengambil sampel orang-orang yang dipilih oleh penulis berdasarkan ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu (Djarwanto, 1998, p.273). Dalam teknik

(19)

purposive sampling ini, baik perempuan maupun laki-laki berhak untuk menjadi

responden sehingga, jumlah responden laki-laki dan perempuan tidak di tentukan.

4.3.1.3. Penggunaan Gadget

Tabel 4.5. Pengguna Gadget

Pernah Jumlah Presentase (%)

Ya 96 96

Tidak 4 4

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 100 orang responden 96 orang (96%) menyatakan bahwa mereka menggunakan gadget dalam kehidupan sehari-hari dan sisanya 4 orang saja (4%) yang menyatakan tidak menggunakan gadget.

Menurut Kuncoro (2009, p.137), Gadget adalah sebuah fitur berteknologi tinggi yang mempunyai fungsi dan tujuan praktis. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin berkembang. Manusia menjadi begitu tergantung dengan teknologi. Salah satunya adalah dalam hal teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi sangatlah pesat sehingga, teknologi komunikasi tidak hanya digunakan hanya untuk telepon atau SMS tetapi, untuk browsing, untuk bermain

game, dan untuk menghabiskan waktu mereka lebih kepada media sosial

diantaranya, facebook, twitter, instagram, dll. Gadget merupakan media yang digunakan untuk menunjang penggunaannya karena, menurut Kuncoro, gadget mempunyai teknologi yang tinggi dengan fungsi dan tujuan yang praktis.

Jadi, sebagian besar responden di dalam penelitian media promosi event

sponsorship Indonesia Next Top Selfie menggunakan gadget sebagai media

pendukung dalam melakukan browsing atau yang ada kaitannya dengan media sosial.

(20)

4.3.1.4. Penggunaan Media Sosial

Tabel 4.6. Pengguna Media Sosial

Sosial Media Frequency Percent (%)

Facebook 2 2

Facebook, Twitter 9 9

Facebook, Twitter, Instagram 11 11 Facebook, Twitter, Instagram, Path 43 43 Facebook, Twitter, Instagram, Path,

Kakaotalk 23 23

Facebook, Twitter, Path 1 1

Facebook, Twitter, Kakaotalk 2 2

Facebook, Instagram, Path 6 6

Facebook, Instagram, Path, Kakaotalk 3 3

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui 100 responden bahwa, pengguna terbanyak adalah pada sosial media Facebook, Twitter, Instagram dan Path berjumlah 43 responden (43%) sedangkan, dari responden yang menggunakan sosial media facebook, twitter, dan path hanya 1 responden saja

Menurut Gunelius (2011, p. 10), pemasaran media sosial adalah bentuk pemasaran langsung atau tidak langsung yang digunakan untuk membangun sebuah kesadaran, pengakuan, ingatan, dan tindakan untuk merek bisnis, produk, program yang dilakukan dengan menggunakan alat-alat dari Web sosial, seperti, jejaring sosial. Selain itu, sosial media marketing juga mencakup teknik teknik tertentu seperti berbagi kupon atau penjualan di facebook, atau bisa juga mengadakan sebuah event kompetisi sebagai bagian dari bentuk kegiatan pemasaran.

Dari hasil media sosial yang digunakan responden, 43 responden menggunakan sosial media Facebook, Twitter, Instagram dan Path terbanyak karena, 4 sosial media menjadi sosial media yang merajai di Indonesia. Hal ini terbukti dengan 65 juta orang yang menggunakan sosial media facebook, 19,5 juta

(21)

orang menggunakan sosial media twitter, 150 juta orang yang menggunakan instagram, dan 23 juta orang yang menggunakan sosial media path (kominfo.go.id, 2013). Hal ini dibuktikan dengan wawancara dengan responden yang menggunakan sosial media mengatakan, “Saya menggunakan media sosial facebook, twitter, instagram, dan path karena, saya takut dibilang ketinggalan jaman. Selain itu, setiap media sosial memiliki fungsi yang berbeda-beda.” (Anna, 21 tahun, responden, 25 April 2013).

Jadi dalam penelitian ini, mereka menggunakan facebook, twitter, instagram, dan path karena, merupakan media sosial yang banyak di gunakan oleh masyarakat. Selain itu, sosial media ini merupakan sosial media yang terbesar yang digunakan di Indonesia. Hal ini yang berkaitan dengan fungsi-fungsi dari media sosial tersebut.

4.4. Deskripsi Objek Penelitian

4.4.1. Berdasarkan Customer Response Index (CRI)

Customer Response Index (CRI) berbentuk sebuah model pengukuran.

Sebuah model melalui penyederhanaan sesuatu yang mampu mewakili sejumlah objek atau aktivitas. CRI mencakup elemen-elemen respons yang bertingkat, mulai dari awareness (kesadaran), comprehend (pemahaman), interest (ketertarikan), intentions (niat), dan action (tindakan). Berdasarkan data yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner kepada 100 responden, berikut hasil model CRI yang didapat dari penelitian efektivitas media promosi event

sponsorship Indonesia Next Top Selfie pada masyarakat Surabaya.

Gambar 4.9. Customer Response Index (CRI) Sumber : Olahan Penulis, 2014

Dari model Customer Response Index di atas, dapat dilihat bahwa perolehan masing-masing persentase responden di tiap tingkatan respon nilainya

(22)

di atas 50%. Di tingkat awareness sebanyak 83%, responden menyatakan sadar akan adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu 17% responden tidak sadar pada event tersebut. Ditingkat comprehend sebanyak 94% dari responden yang sadar atau awareness menyatakan memahami mengenai event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya sebanyak 6% responden menyatakan tidak memahaminya. Ditingkat interest sebanyak 65% dari responden yang memahami atau comprehend menyatakan tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 35% responden tidak tertarik. Di tingkat intention sebanyak 63% responden yang tertarik atau interest menyatakan berminat terhadap event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya sebanyak 37% tidak berminat. Ditingkat action sebanyak 59% orang dari responden yang menyatakan berminat atau intention telah mengikuti event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya 41% orang responden tidak mengikutinya. Dari angka-angka prosentase di tiap tingkatan tersebut, diperoleh nilai-nilai CRI yang didapat berdasarkan rumus berikut:

1. Unawarness = Persentase responden yang unaware

= 17%

2. No Comprehend = Awareness X No Comprehend = 83% X 6%

= 5 %

3. No Interest = Awareness X Comprehend X No Interest

= 83% X 94% X 35% = 27.3 %

4. No Intentions = Awareness X Comprehend X Interest X No Intentions

= 83% X 94% X 65% X 37% = 18.8 %

5. No Action = Awareness X Comprehend X Interest X Intentions X No Action

= 83% X 94% X 65% X 63% X 41% = 13 %

(23)

Action

= 83% X 94% X 65% X 63% X 59% = 18.9%

Nilai 83% awareness menunjukkan bahwa, media promosi event

sponsorship Indonesia Next Top Selfie dapat membuat responden sadar dengan

pesan iklan event Indonesia Next Top Selfie. Menurut Shimp (2000, p.615) dijelaskan bahwa, event sponsorship memiliki peluang keberhasilan karena, event menjangkau publik untuk menerima / mengetahui pesan dan menangkap pesan yang disampaikan melalui media massa.

Pada tingkat awal, yakni awareness, 83% menjawab aware dengan media promosi event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan 17% menjawab unaware dengan media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Dari pembagian responden berdasarkan awareness perlu diketahui dari manakah responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Dalam item pertanyaan ini, responden diperkenankan untuk memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

Tabel 4.7 Mengetahui dari media mana?

Media Sosial Facebook Twitter Website Teman Total

Jumlah 24 7 29 42

Persentase (%) 28,92% 8,43% 34,94% 50,60% 100%

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, 42 responden menyatakan mengetahui event Indonesia Next Top Selfie adalah dari teman. Sebanyak 29 responden dan 24 responden adalah dari Website dan Facebook. Perolehan terkecil adalah dari twitter.

Teman merupakan hasil terbanyak dari responden mengetahui event Indonesia Next Top Selfie ini dari mana. Teman menggunakan penyampaian sebuah berita melalui kata-kata yang diucapkan secara lisan sehingga, hal ini berkaitan dengan Word Of Mouth (WoM) Menurut Brown et al. (2005 : 125),

(24)

Words of Mouth (WoM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain

mengenai pendapatnya tentang suatu merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu pada orang lain. Menurut Dave Baltler dan John Butman dalam buku “The New Art of Word of Mouth Marketing” (2005 : 10), Prinsip dari Word of Mouth adalah medium yang digunakan secara lisan bukan dengan tulisan. Sebuah

Words of Mouth yang disampaikan dapat meningkatkan sebuah kepercayaan

kepada seseorang. Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006 : 13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekspresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain.

Dampak dari WoM yang dapat menciptakan sebuah trust ketika, WoM disampaikan dengan ekspresi yang menggebu-gebu dan bersemangat dari komunikan sehingga, komunikator yang menerima pesan iklan dari event Indonesia Next Top Selfie dapat menerima pesan tersebut dengan baik. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara dengan Angel yang mengetahui media promosi

event Indonesia Next Top Selfie dari temannya menuturkan, ”Sebelumnya, saya

tidak tahu event ini. Lalu, saya diberitahu oleh teman saya yang mengetahui media promosi event ini dan dia mengajak saya untuk ikut event Indonesia Next Top Selfie ini. Dia cerita hadiah yang didapat dari event ini sambil menggebu-gebu dan bersemangat sekali.” (Angel, 21 tahun, 25 April 2014).

Pada tahapan kedua, yaitu comprehend. Pada tahapan ini mengalami kenaikan 94% yang menjawab comprehend terhadap event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini dijelaskan oleh Brannan (2005, p. 72) dimana, sebuah media promosi event sponsorship bukan hanya menimbulkan kesadaran merek tetapi, memberikan informasi dan pengetahuan yang membuat seseorang tertarik mengenai media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Sedangkan, 6% menjawab no comprehend terhadap media promosi dari event tersebut. Dari data ini, dapat dilihat bahwa, responden yang paham atau comprehend terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini memiliki jumlah dan presentase lebih banyak dibandingkan responden yang tidak paham atau no comprehend terhadap media promosi dari event ini.

(25)

Iklan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie merupakan jenis iklan informatif persuasif, dimana disebutkan oleh Kotler & Keller (2009, p.539) bahwa iklan informatif persuasif dibuat untuk memperkenalkan sebuah

event, menginformasikan cara tata cara keikutsertaan, menciptakan image atau

citra yang baik dari event tersebut, sekaligus menimbulkan tanggapan umpan balik / feedback. Dalam media promosi event ini, alasan responden no

comprehend pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah

ketidakpahaman mengenai logo dan isi tagline dari media promosi event Indonesia Next Top Selfie tersebut.

Jadi, sebanyak 5% dari responden tidak memahami maksud dari iklan media promosi event Indonesia Next Top Selfie dimana, iklan event ini adalah termasuk jenis iklan informatif persuasif yang memberikan informasi sebuah produk dan mempersuasi sehingga, memberikan respon positif.

Best (2012) menyebutkan bahwa kepahaman responden ditentukan pula oleh mampu atau tidaknya responden mengingat unsur-unsur pesan iklan dalam iklan tersebut. Untuk itulah, responden dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa checklist.

Pada tahapan berikutnya, 65% mengungkapkan bahwa, responden interest pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie dan 35% menjawab bahwa,

no interest pada media promosi event ini. Dari data ini dapat dilihat bahwa,

responden yang tertarik atau interest memiliki jumlah dan persentase lebih banyak dibandingkan dengan responden yang tidak tertarik atau no interest. Hal ini disebabkan karena, pesan iklan yang ada dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah iklan informatif persuasif. Kotler dan Keller (2009, p.539) menjelaskan bahwa iklan informatif persuasif adalah iklan yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang sebuah produk / event tertentu dan dirangkai untuk mempengaruhi khalayak untuk menyukai dan tertarik terhadap sebuah media promosi event tertentu. Iklan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini termasuk dalam iklan informatif persuasif karena, di dalam iklan ini bersifat menginformasikan tentang adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie sekaligus, mengajak untuk mengikuti ajang yang sedang menjadi trend saat ini. Tetapi, pada tahapan ini, hasil dari penghitungan Customer Response

(26)

Index, nilai dari no interest (lihat gambar 4.9) adalah yang paling tinggi, yaitu

27,3%.

Tabel 4.8 Alasan no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie

Pertanyaan Jumlah Prosentase(%)

Saya tidak tertarik dengan foto event Indonesia

Next Top Selfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan artis yang dipakai dalam

event Indonesia Next Top Selfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan hadiah yang didapatkan

dalam event Indonesia Next Top Selfie 44 89.80 Saya tidak tertarik dengan tema yang ada dalam

event Indonesia Next Top Selpfie 47 95.92

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, selfie dianggap terlalu berlebihan

41 83.67

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, tidak memiliki sosial media yang digunakan untuk mengupload foto

39 79.59

Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next

Top Selfie karena, malu dengan orang-orang sekitar 39 79.59 Saya tidak tertarik dengan event Indonesia Next

Top Selfie karena, bukan merupakan hobby saya 39 79.59

Lain-lain 41 83.67

Sumber : Olahan Penulis, 2014

Berdasarkan tabel di atas, responden yang no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie terbanyak adalah karena, foto yang tidak menarik, artis yang dipakai tidak menarik, dan tidak tertarik dengan tema sebanyak 47. Sedangkan, sebanyak dengan angka 39 menunjukkan bahwa, mereka no interest dengan event Indonesia Next Top Selfie karena, tidak memiliki sosial media yang digunakan, malu dengan orang-orang sekitar, dan bukan merupakan hobby.

(27)

Di dalam gambar 4.9 Customer Response Index (CRI), responden yang no

interest pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah sebanyak

27,3%. Hal ini dikarenakan adanya foto, tampilan tema, dan juga artis yang digunakan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Gambar 4.10 Foto Event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Foto menjadi salah satu faktor yang membuat responden no interest terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Fotografi adalah menulis dengan bantuan cahaya, atau yang lebih dikenal dengan menggambar dengan bantuan cahaya atau merekam gambar melalui media kamera dengan bantuan cahaya sehingga, dapat menarik perhatian (Deuschl, 2006, p.5). Foto yang dimaksudkan gambar model yang ada di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie.

Foto menjadi salah satu faktor no interest karena, fotonya tidak dapat dipahami dengan baik oleh responden. Hal ini diperkuat oleh wawancara dengan Andy, 23 tahun yang mengatakan bahwa,”Saya tidak tertarik dengan gambarnya karena, gambarnya jelek, modelnya juga tidak menarik. Saya juga tidak tertarik dengan model yang digunakan di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie ini.” (Sumber : Wawancara dengan Andy, 23 tahun, mahasiswa, 26 April 2014). Sedangkan, Nella juga mengatakan bahwa, “Saya tidak tertarik dengan gambar karena, ekspresinya dari model-model tidak heboh dan kurang seru.” (Nella, 20 tahun, mahasiswi, 25 April 2014).

(28)

Selanjutnya adalah intentions. Dimana, responden memahami media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini. Hal ini seperti diungkapkan oleh Brannan (2005, p.72) bahwa, kekuataan dalam sebuah event sponsorship adalah sampai pada tahapan pemahaman dari sebuah event tersebut. Intentions atau minat seseorang menurut Howard (1994) dalam Durianto & Liana (2004, p.44) adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana seseorang untuk membeli produk tertentu dalam periode tertentu. Minat dapat dikatakan sebagai sebuah pernyatan dari seseorang untuk merefleksikan rencana / maksud dalam melakukan sebuah tindakan. Pada tahapan ini mengalami penurunan dikarenakan, foto yang digunakan dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie tidak menarik dan juga responden malu pada teman jika, mengikuti event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini diperkuat oleh wawancara dengan Antony, salah satu responden yang menjawab no intentions pada media promosi event ini karena malu dengan teman menuturkan bahwa, “Saya malu untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, kalau teman saya tahu, saya akan dijadikan bahan bercandaan buat mereka.” (Anthony, 21 tahun, mahasiswa, 24 April 2014).

Di dalam alasan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie ini terdapat beberapa komponen dan responden boleh memilih lebih dari satu jawaban / alasan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Tabel 4.9 Alasan no intentions terhadap event Indonesia Next Top Selfie

Pertanyaan Jumlah Prosentase (%)

Foto tidak menarik 57 83.82

Artis yang tidak terkenal 54 79.41 Hadiah yang didapatkan tidak

menarik 54 79.41

Tema yang ada tidak menarik 54 79.41 Selfie dianggap terlalu berlebihan 47 69.12

Malu terhadap teman 55 80.88

Malas menjadi terkenal 51 75.00

(29)

Pertanyaan Jumlah Prosentase (%) Diadakan oleh PT. XL Axiata 53 77.94

Sumber : Olahan Penulis, 2014

Alasan responden yang no intentios pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie adalah foto tidak menarik, artis yang tidak terkenal, hadiah yang tidak menarik, dan tema yang tidak menarik menjadi alasan kedua terbesar. Foto yang tidak menarik karena, adanya kesalahan dalam pemilihan warna dimana, di dalam sebuah kegiatan pemasaran, menurut Louis Prang (1876) warna merupakan komponen yang menunjang seseorang untuk tertarik dan akan mencoba memahami sebuah event.

Artis yang tidak terkenal, hadiah yang tidak menarik, dan tema yang tidak menarik menjadi alasan terbesar kedua setelah foto seperti yang ada pada gambar 4.10 yang tidak menarik yang dipilih oleh responden yang no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Hal ini dikarenakan, mereka menganggap mereka tidak akan mendapatkan hadiah-hadiah dan hadiah yang disediakan terbatas sehingga, mereka hanya sampai pada tingkat interest terhadap media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Selain itu, tema yang digunakan membuat responden no intentions karena, dengan gaya bahasa anak-anak muda sekarang, mereka menganggap bahasa yang digunakan di dalam media promosi

event Indonesia Next Top Selfie terlalu berlebihan. Hal itu yang membuat mereka no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie.

Hasil wawancara dengan Anita yang menyatakan no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie karena tidak hobby menuturkan, “Saya tidak berminat untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, selfie bukan merupakan hobby yang saya sukai.” (Anita, 20 tahun, mahasiswa, 25 April 2014).

Selfie dianggap sebagai suatu hal yang berlebihan. Salah satu hal yang menunjang alasan mengapa responden no intentions pada media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Sesuai dengan fenomena komunikasi yang muncul bahwa, kegiatan selfie ini menimbulkan sebuah pro dan kontra. Alasan selfie merupakan suatu hal yang berlebihan adalah bentuk dari kontra masyarakat yang tidak menyukai kegiatan selfie ini.

(30)

Tahapan terakhir dari Customer Response Index (CRI) adalah action. Menurut Brannan (2005, p.72) bahwa, aktivitas dalam sebuah event sponsorship yang terakhir adalah dalam tahapan prefensi pembelian / melakukan tindakan. Prefensi pembelian / melakukan tindakan dalam penelitian ini adalah masyarakat untuk mengikuti atau tidak mengikuti event tersebut. Brannan mengungkapkan bahwa, tindakan terakhir adalah melakukan tindakan (action). Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya, foto di dalam event ini tidak menarik, event ini diadakan oleh PT. XL Axiata, atau juga karena, hadiah yang ditawarkan tidak dapat menarik perhatian sehingga, responden sudah intentions pada event ini tetapi, memutuskan untuk tidak mengikuti event tersebut.

Gambar 4.9 Customer Response Index ini perolehan angka action 59% (19 responden) dan no actions 41% (13 responden) karena, perolehan prosentase hampir seimbang. Perolehan action lebih tinggi dibandingkan dengan prosentase

no actions. Actions tersebut lebih tinggi dapat dikarenakan, informasi yang

diberikan oleh PT. XL Axiata di dalam foto event Indonesia Next Top Selfie bermaksud untuk mengajak dengan adanya kalimat ”Apa kamu jagonya foto selfie? Ayo ikutan Indonesia’s Next Top Selfie !” sehingga, 19 responden tersebut mengikuti event Indonesia Next Top Selfie. Alasan 19 responden memilih untuk mengikuti event Indonesia Next Top Selfie ini karena, event ini diadakan oleh PT. XL Axiata. PT. XL Axiata merupakan sebuah perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menyajikan berbagai inovasi program yang menarik dan kualitas program yang terbaik sehingga, PT. XL Axiata dapat menjadi perusahaan yang disukai dan dipercaya oleh masyarakat (Kabar Bisnis, 2014).

Berikut ini merupakan hasil analisa data yang didapatkan dari masing-masing tingkatan Customer Response Index (CRI) :

1. Awareness

Berikut merupakan sebaran jawaban responden di tingkatan awareness. Pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui apakah responden aware atau

unaware pada tingkatan ini ialah, “Apakah Anda tahu tentang adanya media

(31)

Tabel 4.10. Customer Response Index Tingkat Awareness

Respon Jumlah Persentase%

Tidak 17 17

Ya 83 83

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 83 orang responden (83%) menyatakan sadar atau aware adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 17 orang (17%) responden menyatakan tidak

aware mengenai hal tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brannan, (2005,

p.72) bahwa, keberhasilan dalam sebuah event sposorship adalah terletak pada kekuatan dalam mendukung teknik komunikasi. Salah satunya adalah ketika menyampaikan sebuah kesadaran merek (awareness). Oleh sebab itu, kemampuan sebuah event sponsorship dikatakan efektif dalam membentuk awareness, maka sebanyak 83% responden dalam penelitian ini aware atau sadar pada media promosi event sponsorship Indonesia Next Top Selfie.

Dampak dari WoM yang dapat menciptakan sebuah trust ketika, WoM disampaikan dengan ekspresi yang menggebu-gebu dan bersemangat dari komunikan sehingga, komunikator yang menerima pesan iklan dari event Indonesia Next Top Selfie dapat menerima pesan tersebut dengan baik. Sebuah

Word of Mouth yang disampaikan dapat meningkatkan sebuah kepercayaan

kepada seseorang. Hal ini berkaitan dengan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekpresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain.

Dari pembagian responden berdasarkan awareness perlu diketahui dari manakah responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Dalam item pertanyaan ini, responden diperkenankan untuk memilih lebih dari satu pilihan jawaban.

(32)

Tabel 4.11. Sumber Informasi tentang media promosi event Indonesia Next Top Selfie

Awareness dari mana : Frequency Percent (%)

Facebook 9 9 Twitter 2 2 Website 29 29 Teman 43 43 Facebook, Twitter 5 5 Facebook, Website 5 5 Facebook, Teman 4 4

Facebook, Website, Teman 4 4

Total 100 100

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari 83 responden mengetahui adanya media promosi event Indonesia Next Top Selfie mayoritas sumber informasi berasal dari teman / WoM yaitu dengan prosentase sebesar 50,60% (42 dari 83 Responden), sedangkan responden lainnya menyatakan mereka mengetahui atau

aware mengenai event tersebut karena mengetahuinya dari media sosial seperti

facebook, twitter maupun melalui website.

Hal ini yang menyebabkan sebagian besar dari responden yang tahu dengan event Indonesia Next Top Selfie memperoleh informasi dari teman. Menurut Whitney (2008) WoM atau Word of Mouth merupakan sebuah kegiatan marketing yang dapat menunjang sebuah event yang ada dalam sosial media dapat tersampaikan dengan baik dan membentuk awareness di masyarakat. Menurut Dave Baltler dan John Butman dalam buku “The New Art of Word of Mouth Marketing” (2005 : 10), prinsip dari Word of Mouth adalah medium yang digunakan secara lisan bukan digunakan secara tulisan. Hal ini berkaitan dengan teori yang disampaikan oleh Sernovitz (2006:13), terdapat tiga motivasi dasar yang mendorong Word of Mouth. Salah satunya adalah Word of Mouth dilakukan dengan ekspresi emosi atau perasaan terhadap produk yang mereka gunakan atau yang mereka informasikan kepada orang lain. Hal ini diperkuat dengan hasil

(33)

wawancara dengan responden Angel menyatakan mengetahui event Indonesia Next Top Selfie ini dari temannya yang bercerita tentang adanya event Indonesia Next Top Selfie kepadanya menuturkan, ”Sebelumnya, saya tidak tahu event ini. Lalu, saya diceritai teman saya yang tahu event ini dan dia ngajak saya untuk ikut

event Indonesia Next Top Selfie ini. Dia cerita hadiah yang didapat dari event ini

sambil menggebu-gebu dan bersemangat sekali.” (Sumber: Wawancara dengan Angel, 21 tahun, mahasiswi, 25 April 2014).

Dalam sebuah kegiatan promosi yang dilakukan di media sosial, event

sponsorship adalah salah satu kegiatan yang dianggap efektif sebagai sebuah

penunjang dalam memperkenalkan sebuah produk baru. Event sponsorship ini menggunakan media massa dengan cara memasukkan promosi seperti, foto, dan sejumlah informasi lainnya yang akan didengar, dilihat, dan dibaca oleh masyarakat (Jefkins, 1972, p.187).

Hasil dari responden yang menjawab sumber informasinya adalah teman karena, adanya kekuatan dari WoM yang menyatakan bahwa, WoM adalah kegiatan marketing yang dapat menunjang sebuah event yang ada dalam sosial media melalui medium lisan / yang sampaikan sehingga, sebuah event dalam sosial media dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini juga dapat disebabkan oleh promosi dalam bentuk facebook, twitter, maupun website yang kurang mengena publiknya / target marketnya.

Selain itu, website merupakan salah satu bentuk kegiatan promosi di dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie. Di dalam Website event Indonesia Next Top Selfie tercantum berbagai informasi menarik mengenai event ini. Mulai dari hadiah, langkah-langkah hingga syarat dan ketentuan mengikuti

(34)

Gambar 4.11 Tampilan Website event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Sedangkan, yang paling rendah adalah twitter dimana, di Indonesia, hal ini dikaitkan dengan pengguna twitter yang lebih sedikit dibandingkan instagram atau facebook. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pengguna twitter yaitu, 19,5 juta orang lebih sedikit dibandingkan jumlah pengguna facebook di Indonesia, yaitu 65 juta orang dan jumlah pengguna instagram mencapai 150 juta orang (Kominfo.go.id, 2014).

Hasil dari jawaban aware atau unaware responden kemudian dicrosstabkan dengan usia responden. Tujuan peneliti menyajikan tabulasi silang ini adalah untuk mengetahui apakah usia responden memiliki hubungan di tingkatan ini, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan dan dianalisis. Berikut ini merupakan tabulasi silang antara aware / unaware dengan usia responden :

(35)

Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Respons Aware/Unaware Responden dengan Usia Responden

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabulasi silang di atas usia responden memiliki keterkaitan dengan tingkat awareness dari responden, seperti pada tabel responden yang masih berusia 21 tahun sebanyak 17 orang menyatakan sadar adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa, yang berusia 25 tahun dan 30 tahun hanya 1 orang responden saja yang menyatakan aware mengenai event tersebut. Jadi dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa event Indonesia Next Top Selfie tingkat aware dimiliki oleh responden yang cenderung berusia masih muda.

Hal ini sesuai dengan target market PT. XL Axiata dalam mengadakan

event sponsorship ini adalah anak-anak muda karena, anak muda memiliki pangsa

pasar yang besar dan mudah di pengaruhi (Yasa, 2013). Selain itu, PT. XL Axiata mengembangkan pasar anak muda ini dengan menawarkan berbagai program

Usia * Aw are nes s Cross tabulation

3 3 6 50.0% 50.0% 100.0% 0 13 13 .0% 100.0% 100.0% 1 13 14 7.1% 92.9% 100.0% 3 17 20 15.0% 85.0% 100.0% 1 8 9 11.1% 88.9% 100.0% 0 7 7 .0% 100.0% 100.0% 0 4 4 .0% 100.0% 100.0% 1 1 2 50.0% 50.0% 100.0% 1 2 3 33.3% 66.7% 100.0% 2 2 4 50.0% 50.0% 100.0% 0 4 4 .0% 100.0% 100.0% 0 3 3 .0% 100.0% 100.0% 4 1 5 80.0% 20.0% 100.0% 1 2 3 33.3% 66.7% 100.0% 0 3 3 .0% 100.0% 100.0% 17 83 100 17.0% 83.0% 100.0% Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia Count % w ithin Usia 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Usia Total Tidak Y a A w areness Total

(36)

yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan anak-anak muda yang selalu berkembang dengan menawaran program tarif murah dan XL menjadi operator termurah di Indonesia saat ini (Kabar Bisnis, 2014).

2.Comprehend

Berikut merupakan sebaran jawaban responden di tingkatan comprehend. Pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui apakah responden comprehend atau

no comprehend pada tingkatan ini ialah, “Apakah Anda memahami tentang media

promosi event Indonesia Top Selfie?”

Tabel 4.13.Customer Response Index Tingkat Comprehend

Respon Jumlah Persentase%

Tidak 5 6,1

Ya 78 93,9

Total 83 100

Sumber : Olahan Penulis, 2014

Tabel 4.14. Alasan Responden comprehend pada event

Pertanyaan Jumlah Prosentase(%)

Saya memahami maksud foto event Indonesia Next

Top Selfie 46 58.97

Saya memahami maksud logo event Indonesia Next

Top Selfie 31 39.74

Saya memahami tujuan artis yang digunakan dalam

event Indonesia Next Top Selfie 44 56.41

Saya memahami isi tagline yang dipakai dalam foto

event Indonesia Next Top Selfie 30 38.46

Saya memahami langkah-langkah untuk mengikuti

event Indonesia Next Top Selfie 53 67.95

Saya memahami syarat dan ketentuan yang berlaku

dalam event Indonesia Next Top Selfie 61 78.21 Saya memahami isi hadiah yang akan diperoleh dari

(37)

Saya memahami isi tema-tema yang digunakan dalam

event Indonesia Next Top Selfie 59 75.64

Saya memahami Indonesia Next Top Selfie diadakan

oleh PT. XL Axiata 51 65.38

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa sebanyak 78 orang responden dari 83 responden menyatakan paham atau comprehend adanya event Indonesia Next Top Selfie, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 5 orang (6,1%) responden menyatakan tidak paham mengenai hal tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa, event sponsorship bukan hanya menimbulkan sebuah kesadaran merek tetapi juga menimbulkan pemahaman pada pemasaran sebuah event / program sebagai sebuah kekuatan dalam mendukung teknik komunikasi (Brannan, 2005, p 72). Hal inilah yang menyebabkan responden comprehend karena event ini, ditujukan untuk memberikan informasi, dan pesan yang mudah dipahami.

Untuk menjelaskan sebaran data di atas secara lebih lanjut, berikut peneliti sajikan lebih dahulu hasil dari data pertanyaan-pertanyaan tambahan di tingkatan

comprehend. Responden melakukan pemahaman pada pesan iklan event Indonesia

Next Top Selfie.

Berdasarkan wawancara dengan Tito mengatakan,”Saya paham dengan iklan event Indonesia Next Top Selfie ini karena, bahaya yang digunakan untuk anak muda. Lalu, informasi yang diberikan juga mudah dipahami.”. Dikaitkan dengan teori event sponsorship bukan hanya menimbulkan sebuah kesadaran merek tetapi juga menimbulkan pemahaman terhadap pemasaran sebuah event / program sebagai sebuah kekuatan dalam mendukung teknik komunikasi (Brannan, 2005, p 72).

Dari tabel 4.14 diketahui bahwa ada 3 hal yang paling dipahami oleh responden tentang event Indonesia Next Top Selfie adalah pemahaman mengenai hadiah yang akan diperoleh pada event tersebut, kemudian baru mengenai tema

event dan langkah-langkah yang harus dilakukan responden untuk mengikuti event tersebut.

(38)

Gambar 4.12 Hadiah dari event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Gambar 4.13 Capture hadiah dari website PT. XL Axiata Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Dalam media promosi event Indonesia Next Top Selfie, hadiah dikemas dalam bentuk gambar dengan warna-warna yang dapat menarik perhatian. Selain itu, di dalam website PT. XL Axiata, hadiah dari Indonesia Next Top Selfie ini selalu muncul setelah foto dari event Indonesia Next Top Selfie ini muncul. Hal itulah yang mengakibatkan hadiah dari event Indonesia Next Top Selfie ini mudah untuk dipahami.

(39)

Gambar 4.14 Syarat dan Ketentuan pada Website PT. XL Axiata Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Sedangkan, dibawah ini merupakan tampilan dari tema-tema yang ada di dalam event Indonesia Next Top Selfie. Tampilan tema-tema ini berasal dari Website PT. XL Axiata.

Gambar 4.15 Gambar tema dari event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014 Tema Event Indonesia Next Top Selfie

(40)

Gambar 4.16 Tema dari event Indonesia Next Top Selfie Sumber : xl.co.id/selfunlimited, 2014

Berikutnya, tema dan syarat-syarat dari event Indonesia Next Top Selfie. Menurut Wells, Burnett, & Moriarty (1995, p. 496), pemilihan kata dalam sebuah komunikasi pemasaran harus memiliki maksud dan tujuan. Kata-kata yang digunakan harus dapat dipahami oleh masyarakat dan dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Oleh karena itu, tema dan syarat-syarat dari event Indonesia Next Top Selfie dapat mudah dipahami karena, menggunakan kata-kata sehari-hari dan terkesan anak muda dapat mudah dimengerti. Kata-kata yang dimaksudkan dalam tema event Indonesia Next Top Selfie ini “(1) konsep Selfie with Something / Someone that you love, konsep dengan meng-upload foto bersama orang tersayang. (2) konsep Xtreme Selfie, Konsep ini merupakan konsep selfie dengan menggunakan gaya yang paling ekstrim. (3) Konsep Duck Face Selfie, adalah konsep selfie dengan menunjukkan gaya Duck Face. (4) Konsep Pura-Pura Gak Selfie, konsep dimana, kamu yang seakan akan lagi gak selfie atau gak liat kamera. (6) Konsep grup Selfie, konsep ini dimana, kamu mengajak minimal 5 teman untuk ber’selfie’. (7) Konsep Mirror Selfie, konsep yang menggunggah foto selfie kamu di depan kaca atau cermin. Indonesia Next Top Selfie”. Tema Event Indonesia Next Top Selfie

(41)

Sedangkan untuk mengetahui ketidakpahaman responden atau no

comprehend perlu diketahui penyebabnya, berikut tabel yang bisa menjelaskan hal

tersebut:

Tabel 4.15. Alasan No Comprehend terhadap event

Pertanyaan Jumlah Prosentase(%)

Saya tidak memahami maksud foto event Indonesia

Next Top Selfie 20 90.91

Saya tidak memahami maksud logo event Indonesia

Next Top Selfie 22 100.00

Saya tidak memahami tujuan artis yang digunakan

dalam event Indonesia Next Top Selfie 21 95.45 Saya tidak memahami isi tagline yang dipakai dalam

foto event Indonesia Next Top Selfie 22 100.00 Saya tidak memahami langkah-langkah untuk

mengikuti event Indonesia Next Top Selfie 21 95.45 Saya tidak memahami isi syarat dan ketentuan yang

berlaku dalam event Indonesia Next Top Selfie 20 90.91 Saya tidak memahami isi hadiah yang akan

diperoleh dari event Indonesia Next Top Selfie 18 81.82 Saya tidak memahami isi tema-tema yang digunakan

dalam event Indonesia Next Top Selfie 18 81.82 Saya tidak memahami Indonesia Next Top Selfie

diadakan oleh PT. XL Axiata 19 86.36

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas diketahui bahwa ada 2 hal paling tinggi yang dianggap sebagai penyebab no comprehend atau ketidakpahaman responden mengenai

event Indonesia Next Top Selfie adalah ketidakpahaman mengenai logo event dan

Gambar

Gambar 4.3 Foto dari Indonesia Next Top Selfie  Sumber : www.xl.co.id/selfieunlimited ,2014
Gambar 4.8. Media Promosi Indonesia Next Top Selfie melalui  Website Resmi PT. XL Axiata
Tabel 4.1. Uji Validitas Variabel Customer Response Index (CRI)
Tabel 4.6. Pengguna Media Sosial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase drug loading dari produk hasil inklusi yang didapat cenderung naik dan kemudian menurun dengan meningkatnya temperatur saturasi air yang digunakan. Pada

Perlu kami ingatkan bahwa Perguruan Tinggi yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan Pendidikan Tinggi secara berkala dan memasukan data penyelenggaraan pendidikan tinggi

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Pasal 74 UU 8/2010 secara tegas juga menyatakan, “Penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal

Indonesia sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi uranium yang besar dan berkualitas baik di Kalimantan Barat, program pengembangan teknologi nuklir

Jadi dapat disimpulkan bahwa comfort zone atau zona nyaman adalah keadaan di mana seseorang merasa nyaman, terkendali, dan mengalami tingkat kecemasan yang rendah

Responden yang terhormat, Kami adalah mahasiswi Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra yang sedang membuat Tugas Akhir dengan judul “FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TAMU DALAM

Malang Nomor 29.1.34/UN32lKPl20L5 tanggal 29 Januari zoLs, dosen yang diberitugas tambahan sebagai Kepala Pusat Pengembangan Sumber Belajar (P2SB) Lembaga