• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPARIWISATAAN

C. Hambatan Dalam Pemberian Izin Kepariwisataan Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan

Penyelenggaraan pariwisata mengalami dinamika akibat silih bergantinya peraturan perundang-undangan, sehingga harus dilakukan penyesuaian terhadap izin yang telah diberikan. Penyesuaian ini menyebabkan ketidakjelasan status izin pengusahaan pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan mengalami beberapa hambatan yang sampai saat ini belum ditemukan solusinya.

Hambatan yuridis yang menghambat pemberian izin pengusahaan pariwisata di Kota Medan antara lain:

1. Hambatan sistem hukum, yaitu ketidaksesuaian ketentuan yang diatur dalam peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan pelaksananya

2. Hambatan asas hukum, yaitu berkaitan dengan asas kejelasan rumusan dan asas konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

3. Hambatan pelaksana (eksekutor), yaitu berkaitan dengan penentuan luas kawasan dalam izin tidak sesuai ketentuan; izin/ persetujuan prinsip diberikan yang sebelumnya sudah memiliki izin yang bersifat definitif, tidak ada

pengaturan lebih lanjut tentang tata cara pengawasan dan tidak tegasnya pengenaan sanksi.

Hambatan sosiologis yang menghambat pemberian izin pengusahaan pariwisata di Kota Medan antara lain:

1. Selama ini yang menjadi hambatan dalam kegiatan perizinan ada dua, yaitu hambatan internal yang berasal dari kurangnya kesadaran warga masyarakat sendiri untuk mau berizin, serta hambatan eksternal yang berasal dari pengusaha yang tidak mendapatkan persetujuan dari lingkungan sekitar untuk mengoperasikan usahanya. Padahal apabila tidak ada persetujuan dan kita tetap menerbitkan surat Izin Pariwisata maka nantinya yang kena sanksi Perda No 4 Tahun 2014

2. Kurangnya sosiolisasi dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan terkait sanksi yang diberikan kepada pengusaha apabila tidak mempunyai izin kepariwisataan.

3. Koordinasi dengan instansi yang terkait dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sebagai pihak yang berwenang baik dalam mengatur dan mengawasi serta meliputi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan lingkungan di wilayah Kota Padang sekaligus juga bertugas mengawasi mengendalikan pecemaran dan kerusakan lingkungan, dalam hal ini tidak dapat bekerja sendiri, ikut melibatkan banyak pihak terkait, jadi dapat dikatakan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan hanya mengawasi dan mengendalikan secara administratif yaitu mengatur secara yuridis.

4. Disebabkan karena persyaratan yang cukup banyak, maka pihak pengusaha sulit untuk mendapatkan persyaratan tersebut sebab persyaratannya ada di beberapa instansi yang berbeda, dan ini menyebabkan para pengusaha itu merasa jenuh dan malas untuk melengkapinya sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam hal penerbitan izin tempat usahanya.

5. Tingkat kepedulian aparat pemerintah dalam menangani berbagai keluhan masyarakat terhadap pelayanan kurang optimal, sehingga masyarakat jenuh dan apatis dalam mengurus perizinan.

D. Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Pemberian Izin Kepariwisataan Di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan

Dinas Pariwisata Kota Medan dalam mengatasi hambatan pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, yaitu secara yuridis yang dapat dilakukan antara lain:

1. Terkait dengan hambatan sistem hukum, yaitu sinkronisasi peraturan yang lebih tinggi dengan peraturan pelaksananya

2. Terkait dengan hambatan asas hukum, yaitu revisi dan pembentukan peraturan perundang-undangan tentang pengusahaan pariwisata alam

3. Terkait dengan hambatan pelaksana (eksekutor), yaitu melakukan revisi luas kawasan yang dibebani izin, tetap memberlakukan izin berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 094/Kpts-IV/88 dengan kewajiban melengkapi

persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru, menetapkan petunjuk pelaksanaan tentang pengawasan, dan penegakan hukum dalam pengenaan sanksi.

4. Penegakan hukum sanksi yang tegas terhadap setiap pelanggar. Untuk itu perlu mendorong aparatur pelaksana pusat/daerah. pengelola usaha, masyarakat sekitar untuk memperhatikan dan mentaati peraturanperaturan yang berlaku. Disamping meningkatkan inspeksi lapangan secara terpadu dan penertiban-penertiban terhadap penyimpangan yang terjadi.

5. Perlunya peningkatan pembinaan dan pemahaman rnasyarakat akan peraturan yang ada, melalui penyuluhan hukum dan seminar-seminar.

Solusi mengatasi hambatan dalam pemberian izin kepariwisataan di Kota Medan Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan, yaitu secara sosiologis yang dapat dilakukan antara lain:

1. Memberikan kesadaran kepada warga masyarakat akan pentingnya memiliki surat izin pariwisata memang sedang giat-giatnya diusahakan Pemerintah Kota Medan. Mengingat adanya otonomi daerah yang mengharuskan setiap Pemerintah Kabupaten/Kota mengurusi sendiri masalah keuangannya. Banyak hal ditempuh agar info seputar permasalahan ini bisa cepat sampai dan menjadi perhatian masyarakat.

2. Melalui sosialisasi seperti ini akan dijelaskan rangkaian dalam pelaksanaan permohonan pendaftarannya agar warga bisa lebih paham, serta berusaha meyakinkan warga akan pentingnya hal ini. Menjelaskan akan didapatnya beberapa keuntungan lain bagi pengusaha jika sudah memiliki surat Izin

Pariwisata, disamping memiliki izin resmi pendirian maka dua hal menarik lagi adalah tempat usaha mereka secara otomatis akan dipromosikan lewat katalog-katalog wisata Kota Medan.

3. Memberikan sanksi administratif kepada pengusaha yang melakukan pelanggaran izin. Peringatan harus ditujukan kepada orang/badan hukum yang memang telah atau sedang melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Orang/badan hukum yang telah atau sedang melakukan pelangggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang ber-laku harus mempunyai kemampuan untuk mengakhiri keadaan yang terlarang tersebut.

4. Dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan pelayanan publik dapat diberikan kepada pemberi layanan dalam bentuk subsidi atau kemudahan. Penataan kualitas pelayanan publik secara prima yang cepat, pasti, mudah, biaya layak, transparan dan akuntabel, dengan program perbaikan manajemen, sistem, ketentuan peraturan perundang-undangan, prosedur serta petugas pelayanan publik, dsna pencegahan praktik penyimpangan prosedur pelayaan

BAB V

Dokumen terkait