• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Arah Kebijakan Kementerian Pertahanan Sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan Fungsi Pertahanan

2) Berhak mendapat perlindungan

Seorang diplomat dalam menjalankan tugasnya berhak mendapat perlindungan dari gangguan atau serangan atas kebebasan dan kehormatannya. Yang dilindungi tidak hanya diplomatnya, tetapi juga keluarga dan harta bendanya.

3) Memiliki wewenang untuk menolak bersaksi di pengadilan

Pejabat diplomatik mempunyai hak untuk menolak bersaksi di pengadilan, meskipun tidak mutlak. Dalam hal-hal tertentu, ia dapat menjadi saksi demi menjaga hubungan baik kedua negara.

4) Rumah tinggal dan gedung kedutaan bebas dari penggeledahan

Seorang duta besar bertempat tinggal di gedung kedutaan tempat melaksanakan tugasnya. Menurut perjanjian internasional rumah tinggal dan gedung kedutaan, halaman, tempat terpancang bendera dan lambang negara.

Pengirim disebut ekstrateritorial. Artinya, meskipun tempat tersebut berada di negara lain dianggap sebagai wilayah negara

commit to user

pengirimnya. Siapa pun yang masuk wilayah tersebut harus izin pada perwakilan diplomatik.

5) Kekebalan Surat - Menyurat Diplomatik

Kekebalan ini diberikan untuk melindungi segala dokumen atau arsip yang dimiliki dan untuk menjaga kerahasiaan surat-menyurat yang dikirim ataupun yang diterima. Kekebalan ini termasuk tas yang dibawa bepergian, baik melalui darat, laut, maupun udara. Seorang diplomat selain mempunyai kekebalan juga mempunyai keistimewaan diplomatik, seperti berikut ini:

a) Bebas dari kewajiban membayar pajak, misalnya pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan, pajak orang asing, pajak bumi dan bangunan, dan sebagainya.

b) Bebas dari kewajiban pabean atau bea masuk, bea keluar, cukai terhadap barang-barang yang masuk atau yang keluar untuk kepentingan dinas pejabat dilpomatik.

Perwakilan diplomatik Indonesia di luar negeri dapat berupa kedutaan besar yang ditempatkan pada suatu negara dan perutusan tetap yang ditempatkan pada suatu organisasi internasional.

1) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)

Kedutaan Besar Republik Indonesia dipimpin oleh seorang duta besar luar biasa dan berkuasa penuh. Duta besar diangkat oleh Presiden. Duta besar Indonesia ditempatkan pada negara yang menjalin hubungan dengan Indonesia. Kantor kedutaan pada umumnya terletak di ibu kota negara penerima.

2) Perutusan Tetap Republik Indonesia

Perutusan tetap Republik Indonesia ditempatkan pada suatu organisasi internasional. Perutusan tetap Republik Indonesia kedudukannya sama dengan duta besar luar biasa dan berkuasa penuh. Contohnya Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain duta besar dan perutusan tetap juga dikenal adanya kuasa usaha sementara yang merupakan Pejabat Dinas Luar Negeri

commit to user

yang ditunjuk oleh Menteri Luar Negeri. Mereka menjadi perwakilan diplomatik untuk sementara waktu karena mewakili duta besar yang tidak di wilayah kerjanya atau sama sekali berhalangan melaksanakan tugasnya. Dalam menjalankan tugasnya, duta besar dibantu oleh beberapa pejabat yang disebut atase dan terdiri atas berikut ini.

a) Atase Pertahanan

Atase Pertahanan dijabat oleh seorang perwira Tentara Nasional Indonesia dari Kementerian Pertahanan dan Keamanan yang ditugaskan pada Kementerian Luar Negeri. Atase Pertahanan ditempatkan di perwakilan diplomatik dengan status diplomatik untuk melaksanakan tugas-tugas perwakilan dalam bidang pertahanan dan keamanan.

b) Atase Teknik

Atase Teknik adalah pegawai negeri Kementerian Luar Negeri dan

Kementerian Pertahanan dan Keamanan atau lembaga

nondepartemen yang diperbantukan pada Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas kementerian atau lembaga pemerintah nondepartemen. Contohnya, Atase Perdagangan dan Atase Kebudayaan.

Tugas seorang diplomat, antara lain sebagai berikut:

1) Wakil negara Indonesia di negara penerima atau organisasi internasional dalam menjalin hubungan antardua negara

2) Melindungi warga negara Indonesia di negara tempat ia ditugaskan 3) Meningkatkan hubungan dengan negara lain

4) Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan membuat laporan

5) memberi bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang berada di negara tempat ia ditugaskan;

6) menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler, protokol, komunikasi, dan persandian

commit to user

b. Perwakilan Konsuler

Perwakilan Konsuler tugas pokoknya tidak jauh berbeda dengan tugas pokok Perwakilan Diplomatik. Perwakilan Konsuler merupakan wakil negara pengirim yang melaksanakan tugas dalam bidang-bidang tertentu sesuai dengan kebutuhan negara pengirim. Misalnya, mengurus bidang ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan, kebudayan, dan sebagainya. Perwakilan Konsuler di negara lain, seperti berikut ini.

1) Konsulat Kenderal yang dipimpin oleh seorang Konsul Jenderal. 2) Konsulat yang dipimpin oleh seorang konsul. (http://www. pasukan

perdamaian.ind.pol=article%.&said country. 12 okt 2010.16:00)

Negara Indonesia menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif

sehingga mempunyai peran penting dalam percaturan internasional.

Perkembangan dunia selalu berubah dengan cepat, permasalahan yang dihadapi juga makin kompleks. Hubungan luar negeri pemerintah Indonesia tidak hanya dengan pemerintah negara-negara lainnya, tetapi juga menyangkut berbagai organisasi internasional, seperti berikut ini.

1. Konferensi Asia Afrika

Sebagai negara merdeka, bangsa Indonesia prihatin terhadap negara-negara di Asia dan Afrika yang masih mengalami penjajahan. Untuk itu, Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamijoyo pada kesempatan menghadiri Konferensi Kolombo di Sri Lanka berpendapat pentingnya menggalang kerja sama di antara negara-negara di Asia dan Afrika.

Keberhasilan Konferensi Asia Afrika membawa banyak manfaat, diantaranya banyak negara di Asia dan Afrika yang dahulunya terjajah menjadi negara yang merdeka. Tidak hanya itu, ketegangan dunia mulai mereda dan perbedaan warna kulit mulai dihapuskan.

2. Gerakan Nonblok

Perang Dunia II selesai, di dunia ini muncul dua blok kekuatan di dunia, yaitu blok Barat dan blok Timur. Tujuan dari Gerakan Nonblok ada yang merupakan tujuan ke dalam organisasi dan adapula tujuan keluar dari organisasi. Tujuan ke dalam Gerakan Nonblok adalah mengusahakan dan

commit to user

mengembangkan kehidupan masyarakat angotanya dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial yang tertinggal dari negara maju. Adapun tujuan ke luar Gerakan Nonblok adalah meredakan ketegangan dunia akibat pertentangan dua negara Adidaya sehingga tercipta perdamaian dunia. Untuk melaksanakan tujuan tersebut maka negara anggota Gerakan Nonblok mengadakan pertemuan tingkat kepala negara dan pemerintahan (KTT).

3. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Pemerintah Indonesia pertama kali menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 27 Maret Tahun 1950. Selanjutnya pada tanggal 7 Januari Tahun 1965 pemerintah Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan Perserikatan Bangsa Bangsa. Hal itu berkaitan dengan sikap Perserikatan Bangsa Bangsa yang menerima Federasi Malaysia yang kala itu sedang bermusuhan dengan Indonesia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa. Pada tanggal 28 September Tahun 1966 pemerintah Indonesia kembali menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa. Sebagai anggota Perserikatan Bangsa Bangsa, Indonesia berusaha menciptakan dan menjaga perdamaian dunia. Salah satu caranya dengan aktif mengirimkan pasukan perdamaian di bawah komando Perserikatan Bangsa Bangsa. Pasukan penjaga perdamaian Indonesia disebut pasukan Garuda. Pasukan Garuda pernah bertugas menjaga perdamaian ke Mesir, Kongo, Vietnam, Bosnia, dan Libanon.

Peran Indonesia di dunia internasional tidak hanya dalam bidang politik saja, tetapi juga dalam bidang lain, misalnya bidang ekonomi. Di bidang ekonomi Indonesia aktif dalam Persetujuan Umum tentang Tarif dan

Perdagangan (General Agreement on Tariffs and Trade/GATT). Selain itu,

Indonesia juga ikut organisasi perdagangan dunia (World Trade

Organization/WTO) (Majalah Gatra. 2009. currently 4.12/5 rating:4.2/5(140

votes cast))

4. Arah Kebijakan Persenjataan Militer Sebagai Pelaksanaan Pertahanan Negara Dalam pelaksanaan tugas pertahanan negara, aparatur negara dipersenjatai dengan senjata militer yang diatur dalam peraturan yang berlaku.

commit to user

Akhir-akhir ini banyak peristiwa penggunaan senjata oleh aparat yang tidak pada prosedurnya, misalnya menembak mayarakat sipil, penjualan amunisi oleh aparat negara terhadap teroris, sehingga hal ini perlu diperhatikan dan kita telusuri kembali arah kebijakan Kementerian Pertahanan dalam persenjataan militer sebagai kebijakan dalam pelaksanaan pertahanan negara.

Teroris menggunakan senjata jenis amunisi seperti yang digunakan Tentara Nasional Indonesia atau POLRI. Hal ini dapat mengancam pertahanan dan keamanan negara. Diduga amunisi yang digunakan hasil penjualan anggota Tentara Nasional Indonesia terhadap teroris, hal tersebut sangat memprihatinkan perlu perhatian khusus dan kebijakan yang terarah mengingat sangat mempengaruhi pertahanan negara (Solo Pos, 24 sep 2010).

Arah kebijakan pertahanan menuju kepada sistem pertahanan yang pro kesejahteraan sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan perhatian kepada perumusan dan implementasi berbagai regulasi dan kebijakan pertahanan negara yang diamanatkan oleh Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

2. Mengintensifkan peran industri pertahanan sebagai bagian kekuatan ekonomi nasional untuk mendukung Tentara Nasional Indonesia dan instansi lain serta mampu memasok pasar luar negeri.

3. Memantapkan solidaritas dan kerjasama antara kementrian pertahanan dengan Tentara Nasional Indonesia dan mengembangkan jaringan kerjasama lintas kementrian dan simpul eksternal untuk tercapainya misi pertahanan negara.

4. Mengembangkan pola pengelolaan wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar.

Melalui Rapim Kemhan 2010 dimaksudkan untuk menguraikan arah kebijakan menteri pertahanan dalam menyelenggarakan managemen pertahanan negara dihadapkan pada situasi yang masih diwarnai dengan berbagai keterbatasan, sedangkan tujuannya adalah agar penyelenggaraan pertahanan negara dapat mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

commit to user

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Renja, salah satunya adalah terwujudnya penggelolaan industri pertahanan yang solid dan mendukung kebutuhan Tentara Nasional Indonesia dan instansi lainnya. Tahun 2009 terlaksananya penggadaan beberapa alutsista untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut yang dapat menambah kemampuan dan kesiapan Tentara Nasional Indonesia dalam menghadapi setiap ancaman. Dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis dan tantangan tugas yang semakin berat, Tentara Nasional Indonesia telah menyusun program pembangunan kekuatan (probangkuat) yang diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan kebijakan Menteri pertahanan 2010.

Prioritas yang ingin dicapai:

1. Melanjutkan probangkuat Tentara Nasional Indonesia berupa

pembentukan satuan baru dan peningkatan status satuan untuk mencapai kekuatan pokok minimum

2. Modernisasi alutsista untuk memantapkan dan mengembangkan kekuatan matra darat, laut dan udara

3. Meningkatkan profesionalisme personel.

Berkaitan dengan modernisasi alutsista Tentara Nasional Indonesia kementrian pertahanan pertahanan menggunakan produksi industri pertahanan dalam negeri. Kebijakan tersebut amat srategis, disatu sisi akan dapat mengurangi bahkan bila mungkin meniadakan ketergantungan dengan industri pertahanan negara lain. Sedangkan pada sisilain akan terbuka peluang untuk melakukan proses percepatan dan peningkatan alih dan penguasaan teknologi sekaligus profesionalisme prajurit (dsofandi.Dephan RI.DMC.5:PM)

commit to user

57

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan wewenang Kementerian Pertahanan hasil penelitian dan pembahasan mengenai arah kebijakan Kementerian Pertahanan sebagai pelaksana fungsi pertahanan mencakup permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan pertahanan sesuai dengan latar belakang permasalahan yaitu: Arah kebijakan remunerasi, remunerasi merupakan tunjangan kinerja untuk meningkatkan kinerja khususnya militer dalam peningkatan pertahanan negara. Dalam kebijakan tersebut salah satumya adalah peningkatan gaji terhadap anggota militer yaitu gaji pokok, tunjangan jabatan, uang makan dan lauk pauk. Namun untuk tahun 2010 hal ini belum terlaksana terkait kasus pajak dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang belum jelas dan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dan presiden belum terlaksana secara formil. Arah kebijakan reformasi tentara, dalam kebijakan ini terkait dengan menarik bisnis tentara agar tentara terfokus dalam menjalankan tugas utama pertahanan agar penigkatan pertahanan tercapai. Menghapus peran tentara dalam politik, tidak berhenti pada hilangnya jumlah kursi tentara di Dewan Perwakilan Rakyat melainkan harus berlanjut pada hilangnya dominasi militer dalam perumusan kebijakan politik Negara, namun keberadaan koter dan fungsi kekaryaan masih dibenarkan dalam undang-undang khusus tentara. Paradigma membuat tentara masih mempertahankan struktur komando Angkatan Darat padahal reformasi mencabut dwifungsi tentara yaitu peran sosial politik tentara dan struktur koter. Arah kebijakan diplomasi dengan negara Malaysia, yang dijalankan adalah demokrasi lunak yaitu tidak menggunakan demokrasi keras, hal ini dipertimbangkan dengan hukum positif yang belum jelas dalam batas laut dengan Malaysia. Arah kebijakan mengenai pasukan perdamaian sebagai konsekuensi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa untuk menjamin perdamaian dunia dan khususnya pertahanan negara sendiri dari bahaya dunia. Dalam hal ini tidak hanya pelaksanaan politik negara tapi juga berkaitan denga ekonomi negara

commit to user

yang juga mempengaruhi pertahanan negara. Arah kebijakan alat utama sistem senjata, hal ini berkaitan juga dengan profesionalisme tentara dalam menjalankan pertahanan. Kebijakan pemerintah dalam hal ini Indonesia memakai produk dalam negeri dan prosedur pemakaian yang diperbaiki agar tidak terjadi penyalahgunaan dari senjata tersebut, menggingat banyaknya kasus penjualan amunisi pada teroris dari anggota militer. Dari kebijakan Kementerian Pertahanan tersebut tidak lepas

dari strategi peningkatan pertahanan sesuai amanah Undang – Undang Dasar

Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 mengenai tugas negara untuk mempertahankan kedaulatan, dengan alat pertahanan melalui kebijakan pemerintah dalam bidang pertahanan. Untuk menjalankan peningkatan pertahanan harus sesuai dengan peraturan yang berlaku sesuai dengan unsur normatif

tertinggi yaitu konstitusi dan peraturan – pertaturan dibawahnya yang melahirkan

suatu kebijakan yang dijalankan secara empiris demi peningkatan pertahanan

sesuai amanah Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

commit to user B. SARAN

Berbagai permasalahan sebagai latar belakang penulisan dan pembahasan arah kebijakan Kementerian Pertahanan sebagai pelaksana fungsi pertahanan seharusnya pelaksanaan kebijakan tentara sebagai pelaksana pertahanan dilaksanakan secara serius seperti pelaksanaan remunerasi, hal ini menyangkut kesejahteraan anggota militer yang menjalankan secara langsung fungsi partahanan. Kebijakan - kebijakan lain di luar pertahanan memang penting, tapi pertahanan adalah hal yang paling penting sebagai konsekuensi negara yang merdeka untuk mempertahankan kedaulatannya. Sangat membutuhkan senjata yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan negara baik ancaman dari dalam maupun luar negara. Dan juga sistem senjata agar digalakkan mengingat era globalisasi banyak ancaman kedaulatan yang sangat membutuhkan senjata yang memadai untuk mempertahankan kedaulatan negara baik ancaman dari dalam maupun luar negeri. Dan juga mengenai pengiriman pasukan perdamaian agar ditransparansikan apa yang dilakukan pasukan dalam pertahanan negara, sehingga masyarakat mengetahui dengan jelas serta masyarakat bias mengontrol pelaksanaanya sesuai dengan amanah konstitusi nasional. Selain dalam bidang pertahanan juga dengan pemeliharaan lingkungan hidup sangat mempengaruhi petahanan yaitu pemanasan global yang berakibat pada pertahanan wilayah, pulau dan laut yang harus diseimbangkan secara universal.

commit to user DAFTAR PUSTAKA

Anak Agung. 2004. “Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Melalui Pembinaan

Teritorial”. Jurnal Komisi Nasional. Vol. 4 Hal. 2. Denpasar.

Anak Perwita. 2004. Journal of Security and Defence (GRN-SSR).

A.W. Bradley & K.D Ewing. 2003. ”Constitucional and Administration Law”

13th Edition.

Cucuk Danartono. “Antisipasi Serangan”. Solo Pos 24 September 2010

Dirangkum Dari Komnas HAM. 2000. Referensi Fundamental Diskursus Hukum

Kewarganegaraan. Komnas HAM. Jakarta

Defandi. 2009. DEPHAN RI.DMC.5:PM

Hendarmin Ranadireksa. 2007. Dinamika Konstitusi Indonesia. Bandung : Fokus

Media.

Gunawan. Media Indonesia. 31 Agustus 2010

Jimly Assidiqie. 2006. Kelembagaan dan Konsolidasi Lembaga Negara Paska

Reformasi. Jakarta : Setjen dan Kepaniteraan MK-RI.

_____________. 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta : Konstitusi

Press.

Joko Santoso. Kewenangan Pengelolaan Potensi Nasional Menjadi Agenda

Departemen Pertahanan. http:// www.dephan.go.id/modules.php?name=

news&file=article&sid=713 [30 Agustus 2010 Pukul 11.00 WIB].

Lampiran Naskah Evaluasi Reformasi Tentara Nasional Indonesia (1998-2008)

Lexy J. Moleong. 1993. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya.

Lili Romli. Jurnal Nasional. Universitas Diponegoro Fakultas Hukum.

Peter Mahmud. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta : Kencana Persada Media Group.

Rahmanto. “Gudang Senjata TNI/POLRI Diawasi Ketat Pola Penyerangan

Bergeser”. Solo Pos, 24 September 2010.

Reza Rahman. TNI Era Reformasi. http:// TNI.Go.Id/Articles September 2010

Rizal Ramli. Remunerasi Tetap Berlanjud. http://www.pro3rri.com/indeks.php?

commit to user

Rini Utami. Keselarasan Dalam Kebijakan Remunerasi.

http://www.informasi-training.com

Said. Pasukan Perdamaian. http://www.pol.artcle% said& content

Soerjono Soekanto. 2001. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.

Jakarta : UI Press.

_______________. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : UI Press.

Sofyan Efendi. Makalah Kebijakan.

Http://Www.Dephan.Go.Id/Buku-Putih/Bab-Ii.Htm

Said Zainal Abidin. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta : Yayasan Pancur Siwah.

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.

Yusuf Karim. Likuidasi Kebijakan Remunerasi. http://www.inilah.com/ news/read

/galeri-opini/2010/03/30/427402

Yusuf Kosim. ”Diplomasi”. Solopos, 23 September 2010

Zainal Abidin. http:// id.wikipedia.org/wiki/kebijakan-publik=9252. Z. Http://www//.Article. Politik Luar Negeri.History.pcf

Z. http://antikorupsi.org/indo(jawa pos,30 jan 2009(pukul 09.00 WIB 12

Dokumen terkait