• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kementerian Pertahanan Negara sebagai Pelaksana Fungsi Pertahanan

1. Gambaran Umum Mengenai Kementerian Pertahanan Negara Republik Indonesia

Kementerian Pertahanan merupakan lembaga negara yang dipimpin oleh menteri yang memiliki wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan pertahanan negara

berdasar kebijakan umum yang ditetapkan Presiden.

b. Menyusun buku putih pertahanan serta menetapkan kebijakan bilateral,

regional, dan internasional.

c. Menteri Pertahanan menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,

perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional serta pembinaan teknologi dan industri pertahanan yang diperlukan Tentara Nasional Indonesia dan komponen pertahanan lain.

Penyusunan buku puti oleh Kementerian Pertahanan mempunyai fungsi

sebagai berikut: The government, through ministry of defence,has

published on 31 Maret 2003 a defence white paper. The white paper, as some have argued, was a clear attemp to put the brakes on the ongoing security reform within the indonesian military (TNI). The paper titled defending the land and water at the start of the century was also a welcome attemp by the ministry of defence to become more transparent about its activity.

The mayor aims of the paper twofold. Nationally, the white paper is crucial to inform the country about national defence and the need for its integrated implementation. While, internasionally, it aims to inform the

internasional comunity abaut indonesia’s defence policy. The paper has

outlined the goverment’s perception of threat to indonesia and the

strtegies needed to deal with thess threat.

Pemerintah siap mempublikasikan buku putih pertahanan usaha kontrol militer. Buku putih yang diterbitkan berjudul mempertahankan tanah air memasuki abad ke-21. Dan juga Kementerian Pertahanan mengupayakan transparansi aktivitas pertahanan. Tujuan utama lebih mengenai seluruh negara Buku putih sangat penting memberitahu negara tentang pertahanan nasional dan dibutuhkan untuk pelaksanaan kebijakan selanjutnya. Saat dunia internasional, tujuannya untuk memberitahu komunitas internasional mengenai pertahanan Indonesia. Buku garis besar pemerintahan

commit to user

meneruskan persepsi dan strategi dibutuhkan perjanjian untuk meneruskannya (Anak Perwita, Journal of Security & Defence Law no.3/2004(GRN-SSR, 2004)).

Dalam Kementerian Pertahanan dibentuk lembaga independen dan mandiri yang mana dalam pelaksanaan tugasnya tidak diintervensi oleh kekuasaan lain yang berfungsi sebagai penasehat presiden dalam meningkatkan kebijakan umum pertahanan dan pengerahan komponenen pertahanan negara. Dalam hal ini lembaga yang dibentuk adalah Dewan Pertahanan Negara (http://www.dephan.go.id).

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pertahanan Negara mengatur mengenai tugas Dewan Pertahanan yaitu:

a. Menelaah, menilai, dan menyusun kebijakan terpadu Pertahanan Negara agar Kementerian Pemerintah, masyarakat beserta tentara dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung penyelenggaraan pertahanan negara.

b. Menelaah, menilai dan menyusun kebijakan terpadu pengerahan komponen Pertahanan Negara dalam rangka mobilisasi dan demobilisasi. c. Menelaah, dan menilai resiko dan kebijakan yang ditetapkan.

Dalam Kementerian Pertahanan memiliki komponen pertahanan yang merupakan aparat negara dalam bidang pertahanan yaitu Tentara Nasional Indonesia.

Tentara Nasional Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004. Dalam hal ini Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen pertahanan mempunyai komponen lebih spesifik yaitu:

a. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga negara Indonesia.

b. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

commit to user

c. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan indonesia yang bertugas demi kepentingan negara diatas kepentingan daerah, suku, ras, dan golongan agama.

d. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik, diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi, supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional, dan hukum yang telah diratifikasi. (Jimly Assidiqie, 2006:212).

Komponen Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu komponen pertahanan negara yang mempunyai tugas dan fungsi pertahanan negara sesuai ketentuan yang mengaturnya.

Fungsi Tentara Nasional Indonesia selaku alat pertahanan negara yaitu: a. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata

dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan negara.

b. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman.

c. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan keamanan.

Tentara Nasional dibagi menjadi tiga (3) angkatan yang masing-masing memiliki tugas sesuai matra. Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Pasal 8 masing-masing tugas tersebut adalah :

a. Tugas Angkatan Darat

1) Melaksanakan tugas Tentara Nasional Indonesia matra darat di bidang pertahanan;

2) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra darat;

3) Melaksanakan tugas dalam menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain;

4) melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan didarat. b. Tugas Angkatan Laut

commit to user

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional sesuai dengan ketentuan hukum internasional yang telah berlaku;

3) Melaksanakan tugas diplomasi angkatan laut dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan pemerintah;

4) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut;

5) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan. c. Tugas Angkatan Udara

1) Melaksanakan tugas matra udara dibidang pertahanan;

2) Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi; dan

3) Melaksanakan tugas dalam pembangunan dan pengembangan wilayah pertahanan udara.

Secara umum Tentara Nasional Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menegakkan kedaulatan negara;

b. Mempertahankan keutuhan wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

yang berdasar Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945; dan

c. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. (http://www.tni/modules.php?name=news&file=article&sid)

2. Landasan Hukum Pelaksanaan Pertahanan Negara Republik Indonesia

Pertahanan Negara meliputi keutuhan wilayah dan kedaulatan negara sebagai konsekuensi negara yang merdeka yang memiliki kadaulatan secara utuh untuk dipertahankan demi keberlangsungan negara. Pertahanan merupakan amanah yang turun temurun dan wajib dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Republik Indonesia seutuhnya. Mengenai hal tersebut landasan hukum pertahanan negara sebagai berikut:

commit to user

a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Pertahanan negara merupakan amanah konstitusi yang merupakan sumber dari segala sumber hukum atau hukum tertinggi, pertahanan diatur dalam Pasal 30 Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 yang ketentuannya sebagai berikut:

Pasal 30 ayat (1):

Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.

Pasal 30 ayat (2):

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI, sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

Pasal 30 ayat (3):

Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

Pasal 30 ayat (4):

Kepolisian RI sebagai alat Negara menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

Pasal 30 ayat (5):

Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Rebublik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI didalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait.

b. Undang-Undang yang berkaitan dengan pelaksanaan pertahanan negara Republik Indonesia.

1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 mengenai pertahanan negara menggantikan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara.

Secara substansial Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 mengatur wewenang dan tanggung jawab Menteri Pertahanan, peran dan tugas Tentara Nasional Indonesia, wewenang dan tanggung jawab Panglima Tentara Nasional Indonesia, nilai-nilai demokratis dan hak asasi manusia (http:// id.wikipedia.ast/wiki/substansi Undang-Undang No.3 thn 02 - publik=end).

commit to user

2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia.

3) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan. Dalam undang - undang ini mengatur mengenai asas kewarganegaraan secara khusus yaitu asas kepentingan nasional yaitu asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional, Indonesia yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan. Asas tersebut menegaskan bahwa sebagai warga negara indonesia wajib mempertahankan kedaulatannya sebagai warga negara seutuhnya milik negara Republik Indonesia (Dirangkum dari Komnas HAM,2000:367)

c. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

1) TAP MPR RI NOMOR VI TAHUN 2002 tentang Pemisahan Tentara Nasional Indonesia dengan Polisi Republik Indonesia.

2) TAP MPR RI NOMOR VII TAHUN 2000 tentang Peran Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia.

3. Tahap Pelaksanaan Kebijakan Secara Umum Kementerian Pertahanan sebagai pelaksanaan fungsi pertahanan:

a. Penyusunan agenda

Melihat dari realita yang ada, menanggapi kasus-kasus yang berkaitan dengan pertahanan negara yang meliputi keutuhan wilayah dan kedaulatan negara, kemudian dibuat susunan agenda untuk langkah selanjutnya; b. Formulasi kebijakan

Masalah-masalah atau isu-isu yang telah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh anggota pembuat kebijakan yang dalam hal ini adalah anggota Dewan Pertahanan Negara sebagai lembaga independen penasehat Presiden dan penyusun kebijakan dengan anggota Wakil Presiden, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri;

commit to user

c) Legitimasi kebijakan

Memberikan otoritas pada proses dasar pemerintahan; d) Penilaian atau evaluasi kebijakan

Kegiatan menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak dari kebijakan yang telah disusun bersama.

B. Arah Kebijakan Kementerian Pertahanan Sebagai Pelaksana

Dokumen terkait