karena keadaan yang berhubungan dengan telah diakuinya sebagai pengungsi telah tidak ada, dapat kembali ke
negara dimana sebeluranya ia bertempat tinggal tetap Sekali status sebagai pengungsi ditetapkan, hal itu akan tetap dipertahankan kecuali ia terkena salah satu klausula
"cessation"
Dari enara klausula "cessation" diatas empat yang per-tama menunjukan perubahan situasi pengungsi yang berasal dari dirinya sendiri,
Dua klausula yang lain didasarkan pada pertimbangan bahwa perlindungan internasional tidak lagi dibenarkan kare na perubaha-perubahan yang terjadi di negara dimana persekusi dikhawatirkan, oleh karenaitu alasan-alasan untuk menjadikan seseorang sebagi pengungsi telah dihentikan keberadaannya.
Klausula "exclusion" terdapat dalam pasal ID, E, dan F Konvensi 1951 yang berisi ketentuan untuk orang-orang yang tidak memiliki si fat sebagai pengungsi sebagaimana tersebut dalam pasal IA terdahulu, akan dikeluarkan dari statusnya
sebagai pengungsi, ^
Pasal ID berisi tentrmg seseorang yang telah menerima perlindungan atau bantuan dari PBB,
Pasal IE mengatur tentang orang-orang yang dianggap tidak memerlukan bantuan internasional yaitu orang yang telah di akui oleh pejabat yang berwenang di negara yang telah dijadl-kan tempat tinggalnya sebagai seorang yang mcmpunyai hak
V . ., . ;
dan kewajiban yang dikaitkan dengan pemilikan kewarganegaraan negara tersebut.
Pasal IF berisi tentang sejumlah kategori orang-orang yang dianggap tidak pantas untuk raendapatkan perlindungan internasional yaitu orang-orang yang melakukan kejahatan dan
tindakan yang bertentangan dengan tujuan dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa Bangsa.
Secara normal, selama proses penetapan status pengung-si seseoi’ang, fakta-fakta yang membenarkan pengeluaran dari klaucula ini akan muncul. Adakalanya fakta-fakta yang membe narkan pengeluaran baru diketahui setelah seseorang diakui se bagai pengungsi. Dalam hal ini seperti ini, keputusan sebe~ lumnya dibatalkan berdasarkan klausula "exclusion".
Dalam hal prosedur yang dipakai untuk menetapkan status pengungsi seseorang, baik Konvensi 19i?l maupun
Pro-tokol
1967 tidak memberikan pengaturan yang khusus mengenai
hal^ini. Untuk itu diserahkan pada setiap negara untuk me netapkan prosedur apa yang akhn digunakan.
Yang perlu mendapat perhatian ialah bahwa seseorang yang ingin memperoleh status pengungsi, pada umumnya berada pada situa-si yang khusus yang barangkali sama sekali. asitua-sing baginya. Karena itu seharusnya permohonannya diperiksa dalam kerangka yang khusus yang sesuai dengan kwalifikasi pribadi yang ber-sangkutan tentang pongetahuan dan peng^lamannya dan penger-tiannya tentang kocuknron dan keporluan yang khusus dari per-mohonan status pengungsi.
24
I Wayan Titib Sulaksana, Perlindungan Hak-Hak Azasi Pengungsi Vietnam! Menurut Hukum Internasional, Yurldika. No. 3, Th.IV, Mei-Juni 1989, dikutip dari Bruce Grant,. The Boat Peo p le. Penguin Books, Australia, 1979, p. 27.
•^B.M, Tsamenyi, The Boat People: Ane they refugees? , Australian Outlook. Volume 37, Number 1, April 1983, p.40.
10Ibid.. p. 41
.^ E n d i Rukrao, "Pengungsi Indochina: Latar Belakang, Aklbatnya. di Negara-negara ASEAN dan Usaha- Penyelesaiannya",
Ma.jalah Analisa, No,
8
Th. 1979, p. 674*iaibi.d,. p.676
l
3n>ld., p.677
■^B.M, Tsamenyi, loc .cit.
^■^Let, Kol, Drs, Kunarto, . ;Penreamatan dan . Perawatan Pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Jakarta, Juli 1980, p. 10.
^ " N e g a r a Yang Mengatur Kepergi'an "Boat People", Suara Pembaruan. 17 Januari 1989.
Tcamenyi, op. cit... p. 42.
1
ftSuara Pembaharuan, loc. cit. •^B.M. Tsamenyi, loc. cit.
Let. Kal. Pol, Drs, Kunarto, o~p. cit.. p. 5-6, 2 1
"Sebuah Penyelesaian Bagi Masalah Pengungsi Indochina", Angkatan Berseniata. 1 Maret 1989.
P P
"RI Berlakiakan Ketentuan Baru Bagi Pengungsi Vietnam", Merdekaf 17 Maret 1989.
py .
^"Hongkong Mestinya; Dapat Memberi Tempat Kepada Pengungsi", Kompas,15 Desember 1989*
^ " B a n j i r Manusia Perahu", Tempo. No. 12, Th. XX, 19 Mei 1990, p.16.
P.IV.
' Offico of tho UNIICR, Handbook on Procedures and
Creteria for Dotormininr: Refugees ^Status, Goneva, 1979}p. 9
27Ibid., p. 10.
^ I b i d . , p. 26.
BAB III
ANALISIS ATAS STATUS "BOAT PEOPLE" VIETNAM
1. Tin.iauan Yuridis
Sebelum membahas status "boat people" Vietnam, ada baiknya dikemukakan terlebih dulu ketentuan hukum yang men-dasarinya. Persoalan yang timbul adalah siapakah pengungsi itu menurut hukum internasional ? Hal ini muncul disebabkan karena menurut hukum internasional status pengungsi tidak
diatur oleh hukum kebiasaan internasional akan tetapi dituang-kan dalam konvensi-konvensi multilateral sehingga sulit un tuk membentuk satu pengertian.
Semenjak 1922, sejumlah treaty tentang pengungsi di-tandatangdni dengan'memberikan.pengertian atau istilah p§ngu-ngsi yang berbeda-beda. Secara yuridis seorang pengup§ngu-ngsi
tidak dapat diberikan satu pengertian yang ummm ‘jika tidak
mendasarkan pada sal ah satu konvensi.
Dalam skripsi ini, saya akan mengambil dasar pengerti an pada Konvensi 1951 dan Protokolnya 1967*
Menurut Konvensi ini, yang dimaksud pengungsi adalah berdasar
pada pasal l.A,(2) : .
For the purpose of the present Convention, the term "refugees" shall apply to any person who :
( 2 ) As a result of events occurring before 1 January
1951 and owing well-founded fear being persecuted for reason
of. race, religion, nationality, memberchipof a particular group .or political opinion,' is outside the country of his nationality and is unable pr, owing to such fear, is unwilling26
to avail himself of the protection of that country, or who, not having a nationality and being outside the country of his former habitual residence as a result of such events, is unable or, owing to such fear, is unwilling to return
to i t
.^1
Berdasarknn pengertian pengungsi menurut pasal. .A (2) Konvensi tentang status Pengungsi Tanun 1951 tersebut,- se seorang atau sekelompok orangodapat disebut sebagai pengung si adalah :
1
. Ia harusoberada di luar negara aaalnya atau negaradimana ia biasa bertempat tinggal kalau tidak memiliki kewar-ganegaraan/ (stateless) ;
d » ia harus berada di luar negara asalnya, karena
adanya rasa takut ditangkap pemerintan yang didasarkan pada perbedaan suku, agama, nasionalis, perbedaan pandangan
poli-tik atau Keanggotaan kelompok tertentu;
3. Kasa ketakutan pada butir 2
harus diakibatkan.olffh peristiwa politik dalam negeri.