BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
3. Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis menurut Norris dan Ennis (dalam Fisher, 2008: 4) adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Berpikir kritis menurut pendapat Johnson (2007: 183) merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Richard Paul (dalam Kuswana 2012: 205) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu atau ranah berpikir.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir untuk memecahkan suatu masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.
b. Tujuan Berpikir Kritis
Tujuan berpikir kritis menurut Johnson (2007: 185) adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari. Pemahaman mengungkapkan akan sesuatu dibalik suatu kejadian. Cece Wijaya (1996: 72) menyampaikan bahwa tujuan berpikir kritis adalah untuk menemukan kesimpulan dan keputusan yang informatif, bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan, karena keputusan dan kesimpulan tersebut diperoleh dari analisis, asumsi, seta ide yang beragam.
c. Indikator Berpikir Kritis
Arikunto (dalam Achmad, 2007) mengidentifikasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
(1) Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir kritis, diantaranya: memerinci, menyusun diagram, membedakan,
mengidentifikasi, mengilustrasikan, menyimpulkan, menunjukkan, menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi (Arikunto, 2010: 138).
(2) Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian- bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pernyataan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadankan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir sintesis, diantaranya: mengategorikan, mengombinasikan, mengarang, menciptakan, menjelaskan, mengorganisasikan, menyusun, menghubungkan, merevisi, menuliskan kembali dan menceritakan (Arikunto, 2010: 138).
(3) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini adalah agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan mengenal dan memecahkan masalah diantaranya: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, mengoperasikan, meramalkan, menyiapkan,
menghasilkan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan dan menggunakan (Arikunto, 2010: 138).
(4) Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami bebagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru, yaitu sebuah kesimpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. Kata-kata operasional yang mengindikasikan kemampuan menyimpulkan adalah: menjelaskan, memerinci, menghubungkan, mengategorikan, memisah dan menceritakan (Arikunto, 2010: 138).
(5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu. Dalam taksonomi Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep. Kata-kata operasional yang mengindikasikan kemampuan mengevaluasi atau menilai adalah: menilai,
membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mendiskrisikan, menafsirkan, menerangkan, memutuskan (Arikunto, 2010:138).
Pendapat lain mengenai indikator berpikir kritis disampaikan Wowo (2012: 198) adalah sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan. (2) Menganalisis argumen
(3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan. (4) Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan. (5) Mengamati dan menilai laporan observasi.
(6) Menyimpulkan dan menilai keputusan
(7) Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). (8) Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan keputusan
Menurut Ennis (dalam Riyadi: 2008) terdapat 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Kemudian 12 indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis
Keterampilan
berpikir kritis Sub Keterampilan berpikir kritis Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) 1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisis argumen
3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang
Membangun Keterampilan dasar (basic support)
4. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria suatu sumber) 5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi
Menyimpulkan (interfence)
6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
7. Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi 8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan Membuat
penjelasan lebih lanjut (advanced clarification)
9. Mendefinisikan istilah mempertimbangkan hasil 10. Mengidentifikasi asumsi
Strategi dan taktik (strategies and tactics)
11. Memutuskan suatu tindakan 12. Berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan indikator dari tiga ahli, peneliti menuliskannya ke dalam tabel untuk melihat kesamaan yang nantinya akan diambil sebagai indikator dalam penelitian
Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Arikunto Wowo Ennis
Keterampilan menganalisis
Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan
Memfokuskan pertanyaan
Keterampilan mensintesis
Menganalisis argumen Menganalisis argumen Keterampilan
mengenal dan memecahkan masalah
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang
menantang Keterampilan
menyimpulkan
Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan
Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber
Keterampilan mengevaluasi dan menilai
Mengamati dan menilai laporan observasi
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (ikut terlibat dalam menyimpulkan) Menyimpulkan dan
menilai keputusan
Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi
Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang
mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar)
Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi
Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan Mengidefinisikan istilah, mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi asumsi Memutuskan suatu tindakan (mendefinisikan masalah)
Berinteraksi dengan orang lain
Berdasarkan indikator berpikir kritis menurut pendapat ketiga ahli, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kesamaan mengenai indikator berpikir kritis yang disampaikan oleh ketiga ahli tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan.