BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Analisis Data
Menganalisis data (Sanjaya, 2006: 117) adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk menjadikan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang telah diperoleh pada proses penelitian diolah secara sistematis untuk mengetahui hasil dari penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian yaitu menggunakan teknik analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif merupakan suatu karakteristik dari suatu variabel yang nilai-nilainya dinyatakan dalam bentuk numerikal (Sugiyono, 2012: 13). Teknik analisis data secara kuantitatif berupa data hasil evaluasi siswa, hasil kuesioner kemampuan berpikir kritis, dan hasil observasi yang diolah menjadi bentuk angka. Teknik analisis data kualitatif berupa data hasil wawancara mengenai pembelajaran dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB SDN Perumnas Condongcatur.
Data-data yang telah diproses tersebut digunakan untuk mengamati perubahan atau peningkatan yang terjadi di setiap siklus. Perubahan dapat dilihat dengan cara membandingkan hasil sebelum dan sesudah diberikan tindakan yang berkaitan dengan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur pada materi pengukuran waktu.
1. Hasil Belajar
Peneliti menggunakan tes evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan bentuk soal uraian sebanyak 15 soal uraian. Kemudian, soal diujikan disetiap akhir siklus dan evaluasi akhir dengan menggabungkan siklus I dan siklus II, hasil nilai setiap siswa dimasukkan kedalam tabel dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
a. Menentukan penskoran
Tes evaluasi yang berupa soal uraian pensekorannya dilakukan dengan memberikan nilai disetiap nomornya. Setiap nomor memiliki nilai yang berbeda dan disesuaikan dengan tingkat kesulitan soal.
b. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunakan rumus:
c. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:
d. Perhitungan persentase ketuntasan siswa dengan menggunakan rumus:
e. Membandingkan persentase evaluasi pada kondisi awal dengan akhir siklus satu, akhir siklus satu dengan siklus dua.
f. Menghitung kenaikan hasil belajar siswa antar siklus, terjadi peningkatan secara signifikan atau tidak dapat dilihat dari persentase ketuntasan maupun rata-rata kelas.
2. Kuesioner Berpikir Kritis
Analisis data dalam kemampuan berpikir kritis meliputi enam indikator sebagai fokus penelitian yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan. Berdasarkan 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut
� � ℎ = �ℎ � � ℎ �ℎ � � × 100 � � − � �= �ℎ � ℎ � �ℎ � NA = � ℎ � � � � � ℎ � ℎ � × 100%
kemudian dibuat kuesioner berjumlah 20 butir peryataan yang terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable).
Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner untuk mengumpulkan data kemampuan berpikir kritis matematika. Peneliti menentukan kriteria kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan PAP tipe 1 sebagai dasar acuan (Masidjo, 1995: 153) dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 3.13 PAP Tipe 1
Tingkat Penguasaan Kompetensi Keterangan 90% - 100% Sangat kritis 80% - 89% Kritis 65% - 79% Cukup kritis 55% - 64% Tidak kritis Dibawah 55% Sangat tidak kritis
Berdasarkan tabel 3.13 siswa yang dianggap mampu berpikir kritis adalah siswa yang memenuhi kriteria minimal Cukup Kritis. Peneliti menghitung data kuesioner dengan mencari rata-rata setiap indikator, persentase setiap indikator, rata-rata secara keseluruhan, dan persentase secara keseluruhan. Perhitungan data tersebut dapat dilihat berdasarkan langkah sebagai berikut:
a. Rata-rata Setiap Indikator (1) Menghitung skor rata-rata
Skor rata-rata = � ℎ �
(2) Rata-rata yang sudah diperoleh dikonversikan menjadi nilai kemampuan berpikir kritis dengan cara:
(3) Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK)
(4) Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis
b. Rentang skor kriteris berpikir kritis
(1) Menentukan skor setiap siswa per item.
(2) Mencari jumlah skor yang diperoleh dari setiap siswa dalam setiap indikator atau keseluruhan
(3) Jumlah skor siswa yang diperoleh, kemudian dimasukkan kedalam kriteria dalam PAP tipe 1 dengan sedikit modifikasi (Masidjo, 1995: 153) berikut:
a) Indikator 1
Indikator 1 terdiri dari 4 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 4 × 5 = 20 {(jumlah item) dikalikan (skor tertinggi setiap item)}.
Nilai = � �− � �
� � × 100
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK) : Jumlah siswa yang minimal cukup kritis + jumlah siswa yang kritis + jumlah siswa yang sangat kritis
Persentase = � ℎ � � � �
� ℎ � ℎ � × 100%
Tabel 3.14 Kriteria Indikator 1
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 18 - 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 - 17,8 Kritis 65% - 79% 13 - 15,8 Cukup Kritis 55% - 64% 11 - 12,8 Tidak Kritis
< 55% 4 - 10,8 Sangat Tidak Kritis
b) Indikator 2
Indikator 2 terdiri dari 2 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 2 × 5 = 10 {(jumlah item) dikalikan (nilai tertinggi setiap item)}
Tabel 3.15 Kriteria Indikator 2
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 9 - 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 - 8,9 Kritis 65% - 79% 6,5 - 7,9 Cukup Kritis 55% - 64% 5,5 - 6,4 Tidak Kritis
< 55% 2 - 5,4 Sangat Tidak Kritis
c) Indikator 3
Indikator 3 terdiri dari 2 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 2 × 5 = 10 {(jumlah item) dikalikan (nilai tertinggi setiap item)}
Tabel 3.16 Kriteria Indikator 3
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 9 - 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 - 8,9 Kritis 65% - 79% 6,5 - 7,9 Cukup Kritis 55% - 64% 5,5 - 6,4 Tidak Kritis
d) Indikator 4
Indikator 4 terdiri dari 6 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 30. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 6 × 5 = 30 {(jumlah item) dikalikan (nilai tertinggi setiap)}
Tabel 3.17 Kriteria Indikator 4
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 27 - 30 Sangat Kritis
80% - 89% 24 - 26,7 Kritis 65% - 79% 19,5 - 23,7 Cukup Kritis 55% - 64% 16,5 - 19,2 Tidak Kritis
< 55% 6 - 16,2 Sangat Tidak Kritis
e) Indikator 5
Indikator 5 terdiri dari 2 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 10. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 2 × 5 = 10 {(jumlah item) dikalikan (nilai tertinggi setiap item)}
Tabel 3.18 Kriteria Indikator 5
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 9 - 10 Sangat Kritis
80% - 89% 8 - 8,9 Kritis 65% - 79% 6,5 - 7,9 Cukup Kritis 55% - 64% 5,5 - 6,4 Tidak Kritis
< 55% 2 - 5,4 Sangat Tidak Kritis
f) Indikator 6
Indikator 6 terdiri dari 4 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 20. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 4 × 5 = 20 {(jumlah item) dikalikan 5 (nilai tertinggi setiap item)}.
Tabel 3.19 Kriteria Indikator 6
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 18 - 20 Sangat Kritis
80% - 89% 16 - 17,8 Kritis 65% - 79% 13 - 15,8 Cukup Kritis 55% - 64% 11 - 12,8 Tidak Kritis
< 55% 4 - 10,8 Sangat Tidak Kritis
g) Keseluruhan Indikator
Keseluruhan indikator terdapat 20 pernyataan, sehingga diperoleh skor maksimal sebesar 100. Skor maksimal tersebut diperoleh dari 20 × 5 = 100{(jumlah item) dikalikan (nilai tertinggi setiap item)}.
Tabel 3.20 Kriteria Keseluruhan Indikator
Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90% - 100% 90 - 100 Sangat Kritis
80% - 89% 80 - 89 Kritis 65% - 79% 65 - 79 Cukup Kritis 55% - 64% 55 - 64 Tidak Kritis
< 55% < 55 Sangat Tidak Kritis
(4) Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis.
3. Lembar Observasi
Analisis kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi, yang terdiri dari 6 indikator sebagai fokus penelitian, yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, dan (6) keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil pengamatan. Berdasarkan 6 indikator kemampuan berpikir kritis tersebut kemudian disusunlah lembar observasi. Observasi dilakukan sebelum dilakukan
tindakan yaitu pada kondisi awal dan selama proses pembelajaran siklus I dan siklus II.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam analisis data observasi:
a. Rata-rata Seluruh siswa
(1) Mencari rata-rata seluruh siswa siklus I yang diperoleh dari setiap siswa. (2) Rata-rata pada siklus I dimasukkan ke dalam kriteria dengan skor maksimal
3 (jumlah respon dalam lembar observasi) sebagai berikut
Tabel 3.21 Kriteria Rata-rata Observasi Seluruh Siswa
Tingkat Penguasaan
Kompetensi Rentang Skor Keterangan
90% - 100% 2,7-3 Sangat Kritis
80% - 89% 2,4-2,69 Kritis
65% - 79% 1,95-2,39 Cukup Kritis 55% - 64% 1,65-1,94 Tidak Kritis
< 55% 0 – 1,64 Sangat Tidak Kritis (3) Mencari rata-rata secara keseluruhan siklus II yang diperoleh dari setiap
siswa.
(4) Rata-rata secara keseluruhan dimasukkan ke dalam kriteria sesuai pada tabel 3.21.
b. Persentase Secara Keseluruhan
(1) Rata-rata siswa dimasukkan ke dalamkriteria sesuai pada tabel 3.21. (2) Menghitung jumlah siswa yang minimal cukup kritis.
(3) Mencari persentase siswa yang minimal cukup kritis dengan cara: Persentase = � ℎ � � � �
4. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis sesuai dengan judul yang sudah dipilih. Hasil belajar siswa diukur melalui soal evaluasi di setiap akhir siklus dan evaluasi akhir dengan menggabungkan materi dari siklus I dan siklus II. Hasil dari setiap siklus digunakan untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. Kuesioner digunakan untuk mengetahui terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika dari kondisi awal sampai akhir siklus II. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran matematika SDN Perumnas Condongcatur adalah 65, kemudian peneliti menaikkan KKM siklus I menjadi 70, siklus II menjadi 75, dan evaluasi akhir menjadi 80. Indikator keberhasilan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar
No Indikator Kondisi Awal Siklus Keterangan 1 2 1 Rata-rata kelas 63,38 70 75 Jumlah nilai seluruh siswa dibagi jumlah siswa seluruhnya 2 Persentase ketuntasan 42,85% 70% 75% Jumlah siswa yang tuntas dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%
Berdasarkan tabel 3.22 menunjukkan skor rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal adalah 63,38 dengan target pencapaian pada evaluasi 1 yaitu 70
meningkat pada evaluasi 2 sebesar 75. Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebesar 42,85% dengan target pencapaian siklus 1 sebesar 70%, target pencapaian siklus 2 sebesar 75% . Target tersebut ditentukan melalui diskusi peneliti dengan guru kelas VB. Pemerolehan target juga diperoleh dengan mengamati kemampuan siswa pada kondisi awal. Pengamatan tersebut berguna agar target dan hasil yang dicapai tidak memiliki selisih yang besar.
Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis Keseluruhan
No Indikator Kondisi Awal
Kondisi
Akhir Deskriptor 1 Rata-rata nilai berpikir
kritis 63,80 77,04
Jumlah nilai berpikir kritis dibagi jumlah siswa
seluruhnya
2 Persentase siswa 32% 88%
Jumlah siswa yang minimal cukup kritis dibagi seluruh siswa
dikalikan 100
Berdasarkan tabel 3.23 menunjukkan bahwa rata-rata nilai berpikir kritis pada kondisi awal 63,80 meningkat menjadi 77,04 pada kondisi akhir. Persentase siswa pada kondisi awal 32% meningkat menjadi 88% pada kondisi akhir.
I. Jadwal Penelitian
Tabel 3.24 Jadwal Penelitian
Kegiatan
Tahun ajaran 2015/2016
Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Mengurus perizinan
Membuat instrumen penelitian
Melakukan observasi dan wawancara Penyusunan dan pengajuan proposal skripsi Membuat rancangan tindakan Membuat RPP Pelaksanaan tindakan
Pengolahan data hasil penelitian Penyelesaian perlengkapan penelitian dan revisi Ujian skripsi Revisi akhir