Menurut Ibu Tugiyah, selaku Wakil Ketua I PKK Desa Bleberan, pada tahun ini ibu-ibu PKK Desa Bleberan mendapatkan kegiatan sesuai tema dari SGF yaitu pertanian dan pemberdayaan wanita. Pada program pertanian melibatkan ibu-ibu PKK yang juga tergabung dalam Kelompok Wanita Tani.
commit to user 88
Beberapa kegiatan yang melibatkan mereka antara lain pelatihan kepemimpinan, pengolahan makanan dari bahan lokal, kampanye gerakan ramah anak dan perempuan, dan pembuatan souvenir dari sampah plastik.
Selama tahun pertama implementasi, Ibu Tugiyah menilai respon ibu-ibu PKK cukup positif, mereka mendapatkan banyak ilmu baru dan peningkatan kreatifitas. Terlihat dari sejumlah ibu-ibu yang sudah mulai aktif membetuk usaha kecil.
Terkait program, menurut beliau pada dasarnya program-program yang dilaksanakan ini sudah menjadi program desa. Begitu pula dengan program yang direncanakan tahun depan. Sejauh ini pihak PKK juga belum pernah mengajukan suatu program atau menyusun rencana jangka panjang bersama dengan SGF dan sifatnya masih akan melanjutkan program yang sudah didapatkan dari pelatihan. Harapannya adalah pada tahun kedua nanti pihak SGF dapat memaksimalkan program pada pemberdayaan perempuan. Atas dasar pernyataan tersebut, terlihat bahwa beliau merasakan implementasi pada tahun pertama ini memang masih belum maksimal karena hanya berpacu pada program yang memang sudah jadi agenda desa. Walaupun pada pelaksanaan kegiatan untuk pemberdayaan perempuan sifatnya cukup membantu bagi ibu-ibu Desa Bleberan.
Setelah mendengar pendapat dari keempat perwakilan masyarakat Desa Bleberan, maka kita dapat melihat seperti apa hasil dari perkembangan implementasi Saemaul Undong di Desa Bleberan. Poin terpenting yang dapat
commit to user 89
kita lihat dari hasil implementasi tersebut adalah adanya partisipasi masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengimplementasian konsep Saemaul Undong di desa mereka. Namun pada aspek-aspek lain belum dapat terlihat hasilnya karena pada tahun pertama ini baru dilaksanakan sejumlah program pelatihan dan belum dilaksanakan pendampingan saat praktek langsung di lapangan.
Sesuai dengan target program ini untuk tahun pertama yaitu pelatihan peningkatan kapasitas dan perubahan pola pikir masyarakat.48 Sehingga tahun pertama ini memang difokuskan untuk melatih kapasitas masyarakat dan merubah pola pikir mereka tentang pembangunan agar masyarakat dapat memberikan respon positif pada kelanjutan pelaksanaan program ini. Maka jika mengacu pada target SGF untuk tahun pertama ini, pelaksanaan implementasi cenderung berhasil.
Berdasarkan buku karya Whang In Joung, Management of Rural Change in Korea: The Saemaul Undong, 1981, partisipasi masyarakat yang sangat besar pada implementasi Saemaul Undong di Korea Selatan terbukti dari kontribusi mereka untuk Saemaul Undong dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, tanah, dan sebagainya.49 Bahkan kontribusi masyarakat tersebut telah menjadi sumber daya utama bagi Saemaul Undong. Pada tahun 1972, 77% dari partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga kerja. Hingga pada pertengahan tahun 1970an bentuk utama dari partisipasi masyarakat adalah uang tunai. Ini menunjukkan komitmen dan kontribusi konkrit masyarakat terhadap prinsip self-help dalam program pembangunan Saemaul Undong. Hal tersebut juga membuktikan peningkatan instensitas partisipasi masyarakat.
commit to user 90
Wujud partisipasi masyarakat yang sangat besar telah berhasil menjadi salah satu faktor kesuksesan Saemaul Undong pada awal kesuksesannya. Pada tahun pertama implementasi Saemaul Undong di Desa Bleberan, hasil yang paling terlihat adalah bentuk partisipasi masyarakat dengan menghadiri kegiatan-kegiatan implementasi Saemaul Undong. Antusiasme masyarakat Desa Bleberan tentunya dapat menjadi potensi untuk menciptakan partisipasi yang lebih konkrit lagi terhadap pembangunan desanya. Hal tersebut akan memaksimalkan peran mereka sebagai suatu civil society yang mengupayakan pembangunan desanya. Pada implementasi Saemaul Undong di Korea Selatan, partisipasi masyarakat dipengaruhi sejumlah faktor, sebagai berikut:
1. Partisipasi masyarakat Korea Selatan untuk Saemaul Undong sudah didasari oleh motivasi mereka yang muncul sebagai hasil keikusertaan mereka dalam program pelatihan. Kemudian motivasi tersebut berlanjut melalui Saemaul Training Program yang memotivasi para kepala desa dan masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan pengaruh partisipasi mereka dalam komunitas masyarakat. Sejumlah kegiatan ditempuh seperti grup diskusi, studi kasus, dan pemberian kisah-kisah sukses.
2. Komitmen kepemimpinan pada setiap unit untuk kesuksesan Saemaul Undong.
3. Peran pemerintah dalam memobilisasi masyarakat. Pada awal implementasi Saemaul Undong di Korea Selatan, partisipasi
commit to user 91
masyarakat memang tidak sepenuhnya dilakukan secara sukarela tetapi melalui dorongan dari pemerintah.50
Apabila kita melihat kembali hasil yang didapatkan dari implementasi Saemaul Undong di tahun pertama ini berdasarkan pandangan strukturalis, maka terlihat bahwa implementasi untuk tahun pertama ini masih belum menyentuh hingga struktur masyarakat Desa Bleberan itu sendiri. Sehingga masyarakat tidak dapat merasakan perubahan yang signifikan selama satu tahun pengimplementasian Saemaul Undong. Sekalipun itu berupa ilmu yang didapatkan melalui pelatihan, tetapi pada prakteknya di lingkungan masyarakat masih belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Seperti contohnya adalah terlihat masyarakat dari kelompok PKK mulai mencoba usaha kecil sebagai hasil pengimplementasian ilmu yang didapatkan dari pelatihan bersama SGF. Tetapi terlihat bahwa masih belum dipahami seperti apa permasalahan sesungguhnya saat mereka melaksanakan praktek usaha kecil itu di lapangan.
Hal ini tentunya cukup kontradiktif dengan bagaimana konsep Saemaul Undong di Korea itu sendiri dimana pemahaman tentang kondisi atau permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam upaya pembangunan desanya menjadi sangat penting.
Atas dasar analisis tersebut maka diharapkan pada implementasi di tahun-tahun berikutnya akan ada fokus pada pendampingan untuk masyarakat di lapangan sehingga bisa sama-sama memahami kekurangan dan kelebihan dari program untuk menjadi evaluasi bersama. Selain itu ketika
commit to user 92
pengimplementasian dilaksanakan dengan bersama-sama memahami proses dan permasalahan di lapangan maka potensi keberhasilan dari suatu program juga akan lebih besar. Sehingga dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada struktur masyarakat dalam menghadapi pembangunan. Misalnya pada upaya peningkatan usaha pengolahan bahan makanan, apabila masyarakat mengetahui potensi keberhasilan usaha cukup besar maka akan semakin banyak pula masyarakat yang mengimplementasikannya. Sehingga dapat terus berlanjut dan cenderung berpeluang untuk mencapai sustainable development.
b. Dampak Implementasi Tahun Ke-1 (Desember 2015 - September 2016)
Setelah menganalisis hasil dari tahun pertama implementasi Saemaul Undong di Desa Bleberan, selanjutnya kita dapat menganalisis seperti apa dampak yang telah ditimbulkan dari implementasi Saemaul Undong bagi masyarakat Desa Bleberan. Bentuk dari dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan dampak negatif, berikut analisisnya: