• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air Irigasi Menurut

2.7 Metode Perhitungan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air Irigasi 38

2.7.2 Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air Irigasi Menurut

Permodelan Biaya Jasa Dasar Dengan Mempertimbangkan Faktor Kualitas Layanan dan Nilai Manfaat Ekonomi

Peningkatan jumlah penduduk dan taraf hidup yang terjadi selama ini tidak sebanding dengan jumlah air yang cenderung menurun signifikan. Urgensi

41

pengelolaan sumber daya air dibutuhkan segera. Pengelolaan sumber daya air melalui pembagian alokasi sumber daya air harus dilakukan agar tercipta manfaat bersih marjinal (marginal cost benefit) yang sama bagi keseluruhan pengguna (Anwar & Utomo, 2013).

Manfaat bersih marjinal adalah selisih kurva permintaan terhadap air dengan kurva biaya marjinal (Anwar & Utomo, 2013). Tercipta kenaikan manfaat bersih akibat transfer air dari pemanfaatan yang memberikan manfaat yang rendah menuju pemanfaatan yang memberikan manfaat yang tinggi adalah akibat dari tidak meratanya manfaat bersih marjinal. Dipakainya biaya marjinal dalam penentuan harga air di antara pengguna air diharapkan agar terjadi efesiensi pengalokasian sumber daya air. Berikut tata cara perhitungan dan rumus penentuan tarif air irigasi menurut Anwar dan Utomo (2013) yakni:

1. Full cost recovery

Metode penentuan tarif full cost recovery menggunakan prinsip umum biaya dengan tanpa memperhitungkan variabel layanan dan nilai manfaat ekonomi air. Full cost recovery menggunakan tarif kotor sebagai bahan awal. Konsep full cost pricing yang digunakan dalam metode ini membuat besaran satuan nilai BJPSDA yang sama antar pengguna air tanpa membedakan faktor kualitas layanan dan nilai manfaat ekonomi yang digunakan pengguna air. Rumusan full cost recovery antara lain:

BJPSDA irigasi = AFC + AVC (2.5)

BJPSDA irigasi = 𝐴𝐹𝐶+𝐴𝑉𝐶

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (2.6)

Di mana: BJPSDA irigasi

= Biaya jasa pengelolaan sumber daya air irigasi (Rupiah/m3) AFC = Average fixed cost (AFC) adalah rata-rata biaya tetap untuk

kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah)

42

AVC = Average variable cost (AVC) adalah rata-rata biaya variabel untuk kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah)

Jumlah air yang digunakan

= Penggunaan air yang dipakai tiap pengguna (m3/detik)

2. Subsidized cost pricing

Metode subsidized cost pricing hanya mempertimbangkan biaya variabel dalam penggantian biaya (cost recovery). Variasi penilaian dalam biaya variabel didapatkan dari prosentase tarif dan atau variabel eksternal. Biaya tetap dibuat sebagai subsidi dari pemerintah. Rumusan subsidized cost pricing

adalah sebagai berikut:

BJPSDA irigasi = AVC (2.7)

BJPSDA irigasi = 𝐴𝑉𝐶

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (2.8)

Di mana: BJPSDA irigasi

= Biaya jasa pengelolaan sumber daya air irigasi (Rupiah/m3)

AVC = Average variable cost (AVC) adalah rata-rata

biaya variabel untuk kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah) Jumlah air

yang digunakan

= Penggunaan air yang dipakai tiap pengguna (m3/detik)

3. Biaya pengelolaan jasa dengan pertimbangan perbedaan layanan

Penggunaan tarif kotor (gross tarif) diguankan pada metode penentuan biaya dengan pertimbangan variabel perbedaan layanan. Variabel layanan ini yang digunakan sebagai pembeda antar pengguna air. Variabel layanan di antaranya potensi konflik, kualitas layanan, dan kualitas produk. Rumus dari metode ini yakni:

Biaya jasa dasar = 𝐴𝑇𝐶

43

BJPSDA irigasi

= biaya jasa dasar x faktor kualitas layanan

(2.10)

Di mana: BJPSDA irigasi

= Biaya jasa pengelolaan sumber daya air irigasi (Rupiah/m3)

Biaya jasa dasar

= Biaya jasa pengelolaan irigasi akan dihitung sesuai dengan penggunaan air tiap pengguna manfaat air (Rupiah/m3)

ATC = Average total cost (ATC) adalah rata-rata total

biaya untuk kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah)

Jumlah air yang

digunakan

= Penggunaan air yang dipakai tiap pengguna (m3/detik)

Faktor kualitas layanan

= Tingkatan pelayanan air irigasi

4. Procentage tarif

Metode tarif prosentase (procentage tarif)menggunakan dasar rata-rata biaya pertambahan nilai. Biaya pertambahan nilai dalam hal ini adalah nilai manfaat ekonomi air dari tiap-tiap pengguna air. Rumusan metode tarif prosentase

(procentage tarif)adalah:

Biaya jasa dasar = 𝐴𝑇𝐶

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (2.11)

BJPSDA irigasi

= biaya jasa dasar + rata-rata NME

(2.12) Di mana:

BJPSDA irigasi

= Biaya jasa pengelolaan sumber daya air irigasi (Rupiah/m3)

Biaya jasa dasar

= Biaya jasa pengelolaan irigasi akan dihitung sesuai dengan penggunaan air tiap pengguna manfaat air (Rupiah/m3)

44

ATC = Average total cost (ATC) adalah rata-rata total

biaya untuk kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah)

Jumlah air yang

digunakan

= Penggunaan air yang dipakai tiap pengguna (m3/detik)

NME = Nilai manfaat ekonomi irigasi adalah manfaat yang diterima pengguna air pertanian di wilayah sungai. Perhitungan NME irigasi didapat dari profit keuntungan pertanian (jumlah pendapatan dikurangi biaya produksi)

Keempat metode tersebut dikombinasikan oleh Anwar dan Utomo (2013) menjadi satu rumusan penentuan biaya jasa pengelolaan sumber daya irigasi. Rumusan tersebut membutuhkan data primer dan data sekunder mulai dari aspek sumber daya air, pengguna dan masyarakat. BJPSDA irigasi dalam metode ini menggunakan prinsip cost recovery. Prinsip ini mengacu pada pengguna air irigasi menanggung biaya yang dipakai dalam hal pemanfaatan air pertanian. Pengguna air membayar BJPSDA atas dasar kualitas pelayanan air irigasi yang diterima dan nilai manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumber daya air irigasi. Adapun rumusan BJPSDA tersebut adalah:

BJPSDA irigasi =

(biaya jasa dasar x faktor kualitas layanan ) + NME (2.13) Di mana:

BJPSDA irigasi ideal

= Biaya jasa pengelolaan sumber daya air irigasi (Rupiah/m3)

Biaya jasa dasar = Biaya jasa pengelolaan irigasi akan dihitung sesuai dengan penggunaan air tiap pengguna manfaat air (Rupiah/m3)

45

ATC = Average total cost (ATC) adalah rata-rata total biaya

untuk kegiatan pengelolaan sumber daya air irigasi dalam beberapa tahun (Rupiah)

NME = Nilai manfaat ekonomi irigasi adalah manfaat yang diterima pengguna air pertanian di wilayah sungai. Perhitungan NME irigasi didapat dari profit keuntungan pertanian (jumlah pendapatan dikurangi biaya produksi)

Faktor kualitas layanan irigasi

= Penelitian ini menggunakan faktor kualitas layanan dengan mengacu pada kondisi pemenuhan kebutuhan air irigasi (faktor k) di Peraturan Menteri PUPERA No.01/PRT/M/2014.

Faktor k = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎

𝑄𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 (2.14)

Di mana:

Faktor k = Faktor kualitas layanan (%)

Q tersedia = Debit yang tersedia di pintu pengambilan (m3/detik) Q kebutuhan = Debit guna mengairi keseluruhan petak tersier

(m3/detik)