• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Biaya

1. Pengertian biaya

Biaya adalah pengeluaran yang diukur dalam satuan moneter yang telah dikeluarkan atau potensial yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mencapai tujuan tertentu (Ahmad, 2011:34). Biaya (cost) merupakan satuan moneter atas pengorbanan barang dan jasa untuk memperoleh manfaat di masa kini ataupun di masa yang akan datang (Witjaksono, 2013:12).

Sedangkan menurut Mulyadi (2009:8) biaya merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan

terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas:

a. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi b. Diukur dalam satuan uang

c. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi d. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Menurut Bustami dan Nurlela (2010:7) biaya dalam akuntansi diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu:

a. Biaya dalam artian cost

Biaya (Cost) adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tetentu. Biaya ini belum habis masa pakainya dan digolongkan sebagai aktiva dan dimasukkan dalam laporan keuangan. Contoh: persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, persedian produk selesai dan supplies atau aktiva yang belum digunakan.

b. Biaya dalam artian expense

Beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis, biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Biaya ini dimasukkan kedalam laba rugi sebagai pengurang dari pendapatan. Contoh beban penyusutan, beban pemasaran, beban yang tergolong sebagai biaya operasi.

Cara membedakan antara biaya dan beban dapat dicontohkan sebagai berikut:

1) Pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan terhadap mesin yang akan menjadi beban.

2) Perlengkapan kantor yang masih tertinggal digolongkan sebagai biaya, sedangkan yang sudah terpakai digolongkan sebagai beban.

3) Persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, produk selesai yang masih tinggal dan belum terjual digolongkan sebagai biaya, sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan dan digolongkan sebagai beban. (Bustami dan Nurlela, 2010:8)

2. Biaya dalam hubungannya dengan pengendalian a. Biaya yang terkendali

Umumnya biaya variable dapat dikendalikan dan sebaliknya biaya tetap. Tetapi jika dikaitkan dengan cost center maka semua biaya yang biaya menjadi tanggung jawab center bersangkutan adalah terkendalikan. Sebagai pedomannya:

1) Jika manajer tertentu memiliki wewenang dalam input

2) Jika manajer tertentu juga berwenang atau tanggung jawab terhadap output

3) Jika manajer bertanggung jawab terhadap proses tertentu

b. Biaya yang tidak dapat dikendalikan

Biaya yang bukan tanggung jawab dan tidak dapat dipengaruhi pusat (center) tertentu. Contoh: semua gaji karyawan dibagian pemasaran ditetapkan oleh direksi, dan jika gaji belum memenuhi motivasi karyawan, sehingga terjadi penurunan produksi, maka manajer atau kepala bagian pemasaran tidak dapat diminta pertanggungjawaban atas kurangnya motivasi atau penurunan produksi.

c. Discrectionary atau Managed Cost atau Programmed Cost

Sifat biaya jangka pendek yang berarti kadang-kadang ada dan kadang-kadang tidak ada dan berubah-ubah bisa kecil atau dinaikkan atau tidak perlu dilaksanakan apa yang telah dianggarkan, jika memang keadaan harus demikian. Contoh: biaya iklan, promosi, riset atau pengembangan

d. Commited Cost atau Capacity Cost

Biaya ini sering pula disebut biaya bersiap atau biaya berjaga-jaga (stand by cost) meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi. Beban biaya secara berkala dibebankan ke rugi/laba. Misalnya biaya penyusutan secara periodik.

e. Avoidable dan Unavoidable Cost

Avoidable atau terhindarkan adalah suatu beban biaya yang bersifat tetap dan menjadi tanggungan sendiri oleh suatu bagian tertentu atau biaya yang tidak akan berlanjut.

Unavoidable cost sebaliknya merupakan biaya yang menjadi tanggungan bersama suatu organisasi atau biaya yang dirumuskan sebagai fasilitas atau jasa yang dinikmati bersama berdasarkan beban tertentu dengan metode alokasi.

f. Imputed dan Sunk Cost

Imputed cost ialah biaya yang menyatakan harga beli atau nilai dari suatu kekayaan yang diukur dengan nilai penggunaanya. Biaya ini tidak menyangkut pengeluaran kas yang sebenarnya dan juga tidak dicatat dalam buku-buku perusahaan, terutama dalam perusahaan perorangan. Sunk cost adalah biaya yang dalam situasi

tertentu tidak dapat diperoleh kembali. Pengeluaran yang telah dilakukan pada masa lalu, semuanya tidak dapat diperoleh kembali.

g. Opportunity Cost (biaya kesempatan)

Jika suatu keputusan sudah dibuat untuk melaksanakan salah satu alternatif, maka manfaat alternatif-alternatif lainnya akan lepas dari tangan. Manfaat yang lepas karena ditolaknya pilihan yang lain disebut biaya kesempatan dari pilihan yang telah dibuat itu. Karena biaya kesempatan itu tidak benar-benar dikeluarkan maka tidak dicatat dalam pembukuan. Namun biaya ini merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan, dan harus dipertimbangkan di dalam mengevaluasikan sesuatu alternatif yang dihadapi. Nilai hakiki dari biaya kesempatan itu sering kali sulit ditentukan, karena faktor-faktor lain ikut berperan. (Ahmad, 2011:45)

3. Objek biaya

Objek biaya atau tujuan biaya adalah tempat dimana biaya atau aktivitas diakumulasikan atau diukur. Unsur aktivitas yang dapat dijadikan sebagai objek biaya adalah:

a. Produk b. Produksi c. Departemen d. Divisi

e. Batch dari unit-unit sejenis f. Lini produk g. Kontrak h. Pesanan pelanggan i. Proyek j. Proses k. Tujuan strategis

Objek biaya tersebut dapat digunakan untuk menelusuri biaya dan menentukan seberapa objektif biaya tersebut dapat diandalkan dan seberapa berarti ukuran biaya yang dihasilkan (Bustami dan Nurlela 2010:8).

4. Sistem biaya

Sistem biaya merupakan organisasi dari formulir, catatan dan laporan yang terkoordinasi yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen. Sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Sistem biaya sesungguhnya

Sistem biaya sesungguhnya adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok produk atau pesanan atau jasa pada saat biaya tersebut sudah terjadi atau biaya yang sesungguhnya dinikmati. Penyajian hasil baru akan dilakukan apabila semua operasi sudah selesai pada periode akuntansi yang bersangkutan.

b. Sistem biaya ditentukan dimuka

Sistem biaya ditentukan dimuka adalah suatu sistem dalam pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan dihasilkan sebesar harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum suatu produk atau jasa selesai dikerjakan. (Bustami dan Nurlela, 2010:39-40)

5. Metode pengelompokkan biaya

Menurut Ahmad (2011:34) biaya perlu diklasifikasikan untuk menentukan metode yang tepat dalam menghimpun dan mengalokasikan biaya. Metode pengelompokkan yang penting dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi

1) Produksi: biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatau barang

2) Pemasaran: biaya yang dikeluarkan untuk menjual suatau barang atau jasa

3) Administrasi: pengeluaran untuk menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan

4) Keuangan: bagian pengeluaran yang dikaitkan dengan upaya mencari dana

b. Unsur-unsur

1) Bahan langsung: yaitu bahan baku yang merupakan bagian yang integral dari produk jadi

2) Upah langsung: upah tenaga kerja langsung untuk keperluan komponen produk jadi

3) Biaya umum pabrik: mencakup segala bahan, upah tidak langsung serta biaya produksi yang tidak langsung dapat dibebankan pada satuan, pekerjaan atau produk tertentu

c. Produk

1) Produk Langsung: yaitu biaya yang dibebankan kepada produk tanpa memerlukan alokasi lebih lanjut

2) Tidak langsung, biaya yang dialokasikan

d. Departemen

1) Produksi: ialah satu unit kegiatan yang dilaksanakan atas suatu komponen atau suatu produk yang biayanya dialokasikan lebih lanjut

2) Pelayanan/jasa: suatu unit yang tidak langsung terlibat dalam kegaitan produksi dan biaya pada akhirnya dibebankan kepada satuan produksi

e. Saat dibebankan kepada pendapatan

1) Biaya produksi: biaya–biaya yang dimasukkan pada waktu penghitungan biaya produksi. Biaya produk termasuk dalam persediaan dan dalam harga pokok penjualan apabila produk dijual.

2) Biaya periode: biaya yang berkaitan dengan perjalanan waktu dan bukan dengan jumlah produk. Biaya ini ditunjukkan pada biaya perhitungan rugi/laba setiap akhir periode karena tidak ada lagi manfaat yang diterima dimasa mendatang.

f. Kaitannya dengan volume

1) Variable: yaitu biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan yang bersangkutan. Biaya satuan tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh volume. 2) Tetap: biaya yang tidak berubah jumlahnya sekalipun volume

berubah. Harga satuannya akana turun bila volumenya meningkat.

g. Periode yang dicakup

1) Modal: yaitu biaya yang diharapakan akan memberi manfaat di masa mendatang dan diklasifikasikan sebagai aktiva.

2) Pendapatan: biaya yang diharapkan akan memberi manfaat pada waktu terjadi pengeluaran dan biasanya dianggap expense.

h. Tingkat Rata-Rata

1) Total: biaya kumulatif menurut kategori yang ditentukan 2) Satuan: keseluruhan jumlah biaya dibagi dengan unit/volume

6. Penggolongan biaya

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan konsep: “different costs for different purpose” (Mulyadi, 2009:13). Biaya dapat digolongkan menurut:

a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar adalah “biaya bahan bakar”. Sedangkan contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya ansuransi, biaya bunga, biaya zat warna.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan

Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran serta fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok.

1) Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah depresasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, bahan penolong dan lainnya. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering

pula disebut biaya konversi, yang merupakan biaya untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

2) Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan; biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

3) Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya fotocopy.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:

1) Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai. Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam deprtemen pemeliharaan merupakan biaya langsung departemen bagi departemen pemeliharaan dan biaya depresiasi mesin yang

dipakai dalam departemen tersebut, merupakan biaya langsung bagi departemen tersebut.

2) Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. Dalam hubungannya dengan departemen, biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi di suatu departemen, tetapi manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contohnya adalah biaya yang terjadi di departemen pembangkit tenaga listrik. Biaya ini dinikmati oleh departemen-departmen lain dalam perusahaan, baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan ekuipment yang mengkonsumsi listrik. Bagi departemen pemakai listrik, biaya listrik yang diterima dari alokasi biaya departemen pembangkit tenaga listrik merupakan biaya tidak langsung departemen.

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variable

Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semivariable

Biaya semivariable adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variable.

3) Biaya semifixed

Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi. Menurut Surjadi (2013:4) biaya tetap adalah biaya yang tidak akan berubah secara total untuk jangka waktu tertentu, sekalipun terjadi perubahan yang besar atas tingkat aktivitas atau volume yang terkait. Karakteristik biaya tetap adalah: biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dalam kisaran volume tertentu, cost per unit berubah dalam kisaran relevan, dapat dibebankan ke departemen-departemen dengan dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya arbitrer, dan tanggung jawab pengendalian berada di tangan manajemen eksekutif dari supervisor operasional.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya

Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode

akuntansi adalah satu tahun kalender). Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan sebagai aktiva, dan dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi, diamortisasi atau dideplesi. Contoh pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap, untuk reparasi besar terhadap aktiva tetap, untuk promosi besar-besaran, dan pengeluaran untuk riset dan pengembangan suatu produk.

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)

Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan, biaya tenaga kerja. (Mulyadi, 2009:13-16).

f. Biaya dalam hubungan dengan pengambilan keputusan 1) Biaya relevan

Biaya relevan adalah biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda. Biaya relevan terdiri dari lima bagian, yaitu:

a) Biaya diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan. Contoh: perusahaan mempunyai dua pilihan dalam penggunaan bahan yaitu logam dan besi, jika menggunakan logam biaya yang dikeluarkan sebesarRp. 100.000, sedangkan jika menggunakan besi biaya yang dikeluarkan Rp. 150.000. Dari kedua alternatif yang berbeda dengan dua biaya yang berbeda. Perbedaan tersebut adalah Rp.50.000. (Bustami dan Nurlela, 2010:17)

b) Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan untuk memilih suatu alternatif atau hilangnya keuntungan ketika pilihan yang diambil menghalangi keuntungan dari pilihan alternatif lainnya, ketika pabrik beroperasi sesuai kapasitasnya secara maksimal. Ketika biaya peluang bersifat relevan manager harus mempertimbangkan nilai kerugian penjualan sekaligus kontribusi pesanan dan barang yang baru. (Raiborn dan Kinney, 2011:56)

c) Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan. Contoh: biaya bunga.

d) Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternatif. Contoh biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar.

e) Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai. Contoh biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.

2) Biaya tidak relevan

Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Biaya tidak relevan dikelompokkan menjadi dua elemen:

a) Biaya masa lalu adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun. Contoh pembelian mesin.

b) Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali. Contoh kelebihan nilai buku atas nilai sisa supervisor pabrik dan penyusutan bangunan. (Bustami dan Nurlela, 2010:49)

Dokumen terkait